Quantcast
Channel: kaoskakibau.com - by ron
Viewing all 341 articles
Browse latest View live

Maafin... Saya Alay di 'THE EXO'luXion' Singapura [PART 2]

$
0
0
Semuanya berasa kayak deja vu.

Semua memori yang terjadi di 7 September 2014 itu muncul lagi di kepala gue waktu gue, Sam, Marcel dan Bunga duduk di barisan terdepan di Standing Pen C. Ini tiket yang kami dapet memang ajaib banget. Ajaib banget sampai-sampai kita sendiri speechless. Mungkin kalau dijual, gue bisa beli tiket buat nonton yang di Jakarta kali. Tapi boro-boro kepikiran buat ngejual itu tiket. Udah nggak sabar buat masuk ke Singapore Indoor Stadium!

Berada di antrean terdepan tanpa perjuangan menginap semalaman seperti yang terjadi di Lapangan D Senayan dua tahun yang lalu ini rasanya bener-bener aneh. Rasanya kayak nggak perlu khawatir sama apapun. Hectic-nya nonton konser sama sekali nggak berasa. Gue emang sih, enggak pernah beli tiket yang langsung pake nomor antrean di konser di Jakarta. Tapi gue bisa ngebayangin akan kayak apa dari pengalaman di Singapura ini.

Gue adalah orang pertama yang berhadapan dengan petugas yang melakukan pemeriksaan tas. Tapi nggak dimacem-macemin, setelah itu gue buru-buru masuk ke venue. Kembali deja vu. Astaga... ini persis dua tahun yang lalu. Masuk ke lokasi konser, berlari-lari kecil menuju depan panggung, sementara suasana di sekitar masih kosong melompong. Bedanya, nggak ada adegan teriak-teriak nyari temen dan memastikan bahwa mereka sudah dapat posisi terbaik. Nggak ada adegan ngangkang-ngangkang di depan panggung demi nge-tag tempat buat mereka.

Kali ini lebih kasual... Sementara di 2014 tuh kayak...
Dito sudah ngangkang-ngangkang di depan pagar demi buat ngetag-in tempat untuk kami. Gue menyusul dan akhirnya kita ngangkang bareng.

Masih jelas banget di kepala gue gimana rasanya ngeliat panggung pertama kali dari depan. Gimana suasana Lapangan D Senayan yang akhirnya hanya tinggal beberapa jam lagi akan diisi oleh teriakan dan lighstick silver.

Masih jelas di kepala gue gimana sore itu semua orang pada fight demi posisi yang paling enak. Gimana gue ngangkang nggak karuan. Gimana gue hectic nyariin temen-temen gue.

"MBAK DEA MANA MBAK DEA! KAK DEWI KEI MANA KAK DEWI KEI!" gue teriak kayak udah stres banget. Sambil ngangkang.

Nggak ada yang jawab sama sekali orang nggak ada yang kenal siapa itu mbak Dea, Kak Dewi sama Kei kecuali gue sama Dito. Dito pun yang udah kayak menbung jadi nggak peduli siapa ngomong apa juga udah dicuekin.

Sekitar enam atau tujuh menit baru deh mbak Dea, Kak Dewi sama Kei masuk dan gue bisa berhenti ngangkang. Kak Tari kemudian menyusul masuk dan ambil tempat di sebelah gue sama salah satu temennya. Kak Ashya sama Dito dan kak Icha. Semua temen yang antre bareng sejak semalem udah berada di tempat terbaiknya di depan pagar. (Selengkapnya di sini)
*
Hal lain yang bikin perasaan nonton 'THE EXO'luXion' di Singapura kemaren persis kayak 'The Lost Planet' waktu di Jakarta dulu juga karena baju yang gue pake hari itu adalah baju yang sama dengan yang gue pake dia tahun lalu. Baju 'Overdose' merah pemberian Pink Red Project. Rambut gue lagi nggak pirang, omong-omong, karena Suho juga sedang nggak pirang. YA KARENA NGGAK ADA WAKTU JUGA BUAT WARNAIN RAMBUT. Tapi rambut Suho sejak 'Sing For You' superbagus. Nggak paham. Selain itu, gue juga membawa fanboard yang sama yang gue bawa dua tahun lalu.

SURENE.
*
Tahun 2014, photo by Guntur Rustiana (DIA ULANG TAHUN HARI INI! HAPPY BIRTHDAY!!!!)


Makanya kemaren ada feel kayak nostalgia banget.
*
A photo posted by RON (@ronzstagram) on

*
Gue sudah ada di dalam venue, di depan pagar Standing Pen C, persis di depan panggung utama, sekitar jam 16:45-an. Konser baru dimulai jam 18:00-an. Yah, yang namanya barisan terdepan kan selalu jadi inceran orang banyak ya. Mungkin karena memang lokasi itu juga strategis, karena kan semua member akan berdiri di panggung tengah di semua sesi Ment.

Gue sendiri sebenarnya nggak pernah kepikiran sama sesi Ment ini. Yang paling penting adalah, bagaimana caranya gue bisa bertahan selama kurang lebih tiga jam, berdiri di atas sepatu dengan insoles setinggi nyaris 5 cm. Belum lagi harus berhadapan dengan pagar yang keras, dan berpunggungan(?) dengan orang-orang di belakang yang nggak akan segan-segan dorong-dorongan. Dada udah sakit kena pager, belum lagi pundak yang sakit karena gendong ransel seharian. Gue juga harus dihadapkan dengan migrain ringan akibat pegal pundak itu.

Ah! Satu lagi sih yang harus ditanggulangi: bagaimana caranya fansite yang ada di belakang gue nggak resek.

Gue memilih untuk berdiri di tengah-tengah, sementara Sam, Marcel dan Bunga memilih untuk berdiri di bagian kanan. Akhirnya kita kepisah karena gue memang dari awal ngincer banget tempat ini. Karena kita kepisah, akhirnya slot di antara gue dan Sam diisi oleh orang asing. Kayaknya fans Jepang apa fans Tiongkok gitu. Tapi dia udah izin sama gue sama Sam, jadi nggak masalah. Nah di sebelah kiri gue ada fans-nya Chanyeol (HAHAHAHAHAHAHA TADINYA MAU NGUMPAT-NGUMPAT CHANYEOL SEPANJANG KONSER JADI GABISA DEH) yang tiba-tiba bisik-bisik ke gue.

"Kayaknya ini mbak-mbak yang di belakang mau mencoba buat nyerobot deh," katanya.

"Iya gue juga mikirnya kayak gitu. Soalnya berasa banget," jawab gue.

Kita sama sekali nggak kenal tapi udah ghibahin orang. Hebat sekali memang hubungan pertemanan di fandom ini. Gue dari awal sudah feeling kalau yang di belakang gue ini fansite. Mereka bergerombol tiga atau empat orang. Tapi gue nggak tahu fansite siapa. Yang jelas mereka ngomong Bahasa Korea.

"Trus kita gimana nih enaknya?" kata gue ke si cewek berambut panjang yang ngefans sama Chanyeol itu.

"Yaudah lo kalo mau mepet ke tempat gue nggak masalah. Kita mepet-mepet aja supaya dia nggak bisa maju," katanya.

Wah diajak mepet-mepet sama cewek nih.

"OKE!" kata gue sambil manggut-manggut.

Posisi gue udah bener-bener nyaman setelah beberapa menit menyesuaikan diri dengan keramaian. Posisi coat hitam punya Dito udah kayak jemuran di pager. Hape gue posisinya sudah dicas dengan power bank dan beristirahat di kantong kiri dan kanan coat itu. Tas gue udah ada di sisi lain pager, di bagian tangga pager yang biasanya dipake security kalau mau nyenter-nyenter yang bawa kamera. Semua sudah aman dan terkendali.
*
*
Sayangnya migrain gue makin parah. Gue lupa banget beli Panadol padahal di deket lokasi konser itu ada Mall yang ada supermarketnya. Bener-bener nggak kepikiran. Sejak awal dateng yang ada di kepala tuh cuma gimana caranya buat ngumpetin kamera. Padahal ujung-ujungnya kamera juga nggak bisa gue pake karena muka gue sama muka security depan-depanan dari awal sampai akhir konser. Sebagai pengalih perhatian dari rasa sakit ini, gue ngetik berita di hape. Sambil perhatiin ternyata fans yang ada di tribun udan mulai masuk. Di situlah gue juga baru perhatian sama panggung 'THE EXO'luXion' ini.

Kalau dibandingkan dengan 'The Lost Planet', panggung 'THE EXO'luXion' jauh lebih kecil dan kelewat biasa! Nggak ada pohon-pohon yang membingkai di panggung kiri dan kanan. Rasanya bener-bener kayak... yaudah... panggung konser biasa aja. Nggak ada panggung melingker kayak dulu yang membuat fans akhirnya bisa dengan leluasa melihat EXO seutuhnya dari berbagai sisi. Nggak ada jarak yang terlalu gimana-gimana banget walaupun hanya satu atau dua member yang ada di sana dan kebetulan lewat.

Panggung 'THE EXO'luXion' mentok di bagian tempat gue berdiri, dan di kiri - kanan tempat Sehun dan Kai basah-basahan pas 'Baby Don't Cry'. Terasa kurang megah aja kalau misalnya dibandingkan sama 'The Lost Planet'. Nggak main box-box lagi soalnya. Mungkin modal buat tur ini lebih sedikit dari 'The Lost Planet' mengingat negara tujuannya yang lebih banyak? Enggak tahu juga. Tapi Tony Testa pun udah nggak lagi jadi pengarah konsernya.
*
*
Lama menunggu konser mulai, gue mulai berasa laper. Padahal siangnya gue sempat makan ayam opor sama nasi putih banyak banget di restauran halal dekat hostel. Tapi gue biasalah nahen laper. Kalau haus nih kadang-kadang nggak bisa kekontrol. Tapi bersyukur, lagi-lagi bersyukur, ada salah satu staf konser yang ninggalin botol air minum setengah penuh di tempat gue naruh tas di pager. Karena nggak ada yang liat, gue umpetin aja itu di belakang tas gue, untuk gue minum nanti.

Terus si cewek yang nge-fans sama Chanyeol ini juga sempat ngobrol sama security soal air minum. Mereka kayak tawar-menawar gitu, kalau nanti misalnya mereka haus, boleh nggak minta air minum punya staf buat mereka minum.

"Yaudah, nanti kalo kalian haus, siapa yang haus, gue kasih air minum," kata security-nya. SINGAPURA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Gue cuma senyum-senyum sendiri. Meanwhile pas 'The Lost Planet' di Jakarta tahun lalu, banyak yang pingsan karena dehidrasi.

Tiga LED di depan panggung sudah nyala sejak kita belum masuk. Perasaan ketika melihatnya setelah ada di depan panggung tengah dengan posisi dada menempel di pagar itu bener-bener begajulan! Campur aduk! Gue masih nggak nyangka kalo perjalanan mendadak gue ke Singapura ini jadi oke banget. Bisa nonton EXO lagi, gratis pula! Dapet tempat di depan pagar pula! Aduh... mau teriak tapi malu. Mungkin karena itu gue migrain karena terlalu banyak memendam rasa.

MUAHAHAHAHAHAHAHAHA

Tapi migrain itu kayaknya sih ada hikmahnya juga. Soalnya kalau terlanjur kebawa perasaan, mungkin gue bisa nangis kali. Kalau dipikir-pikir, di tengah kejamnya dunia yang mengharuskan kita bekerja berjam-jam untuk gaji yang cuma habis sampai tengah bulan doang, masih ada gitu orang baik hati yang mau ngasih tiket konser seharga nyaris Rp 4 juta buat orang asing yang abru dia kenal. Bener-bener mengembalikan harapan banget dan bikin gue mikir kalau di dunia ini memang masih banyak orang baik. Di dunia ini nggak cuma ada orang yang pernah nusuk lo dari belakang, nyakitin lo, atau ngomongin lo di chat sama teman-temannya yang lain tapi di depan lo malah sok-sok malaikat.

MUAHAHAHAHAHAHAHHA KENAPA SINETRON BANGET.

Selama satu setengah jam sebelum konser dimulai itu, lagu-lagu EXO diputar random. Nggak ada yang terlalu histeris ketika lagunya disetel. Beda banget sama pas di Jakarta dua tahun lalu. Tiap ada lagu apa, heboh! Tiap ada lagu apa, nyanyi! Teriak! Ya pantesan aja setengah konser langsung pingsan. Udah capek duluan. Tapi ini akibat nggak boleh bawa air minum juga sih! Ayolah, promotor! Kan cuma air minum!

Berdiri terpisah dari Sam, Marcel dan Bunga bikin perhatian gue terpusat ke lagu-lagu EXO yang sedang keputer. Gue jadi menikmatinya. Secara nggak sengaja malah nyanyi 'What If..." dengan suara yang cukup kenceng kayaknya. Ketika 'Thunder' diputer, gue tiba-tiba ngomong ke si cewek fans Chanyeol, kayak yang random banget. "This is my favorite song from the album!" padahal kenalan juga belom. Dia kemudian sempat tanya siapa bias gue di EXO dan gue bilang aja Suho.

"Ini pertama kalinya lo nonton?"

"Nggak, ini kedua kalinya. Gue pernah nonton pas mereka ke Indonesia,"

"Dan lo ke sini cuma buat nonton EXO? Lihat Suho?"

"Ya gitu deh,"

"Wah cool."

Hening sejenak, gue kembali fokus melihat ke sekeliling venue. Ternyata dalamnya Singapore Indoor Stadium ini nggak jauh beda sama Istora Senayan. Mungkin yang bikin beda kayak bentuknya agak melingkar gitu. Dari luar, lokasi ini kayaknya kecil banget. Tapi pas masuk ternyata lumayan juga kalo nyapu sendiri mungkin pegel banget.

Gue nggak pernah ngerti deh, kenapa SM Entertainment tuh nggak pernah mau bikin konser di Istora Senayan? Padahal kalo diliat, kapasitasnya nggak terlalu jauh beda sama Singapore Indoor Stadium. Gue baca di Wikipedia, Istora Senayan bisa nampung sampai 15 ribu orang. Tapi kalo untuk konser biasanya maksimal 8.000. Nah, Singapore Indoor Stadium tuh menurut Wikipedia bisa menampung 7.306 sampai 7.968 orang di event konser. Kan nggak jauh banget bedanya.

Hmm... mungkin ada pertimbangan lain dari manajemen kali ya, kan nggak tahu juga. Walaupun Singapore Indoor Stadium ini sama besarnya kayak Istora Senayan, mungkin ada sesuatu yang dinilai manajemen sangat nyaman. Mungkin lokasi, mungkin teknoloi, mungkin juga backstage-nya, kan nggak tahu. Toh kalo dipikir-pikir, 'THE EXO'luXion' juga panggungnya nggak terlalu gede yang gimana-gimana. Sebenarnya kalo mau (maksa) di Istora Senayan kan oke aja. At least gak usah jauh-jauh ke ICE maksud gue. PR banget.
*
*
Mendadak sebel karena konsernya belum juga mulai. Kenapa sih waktu berjalan sangat lambat. Gue random banget lagi baru sadar kalau pandangan gue ke panggung terhalang oleh salah satu tembakan konfeti yang ada di atas panggung. Ah... tapi gue juga nggak bisa geser-geser lagi. Udah bener-bener sesak kondisinya.

"Salah sih tadi berdiri nggak perhatian sama panggungnya dulu!" kata gue dalam hati.

Tapi kemudian,

"Ah elah, yaudahlah, udah di depan panggung juga, ini juga posisi lo udah lebih enak dari yang ada di belakang-belakang. Nggak bersyukur banget deh!"

Kemudian berantem sama diri sendiri. Di saat itulah gue baru sadar kalau panggung Singapore Indoor Stadium ini nggak tinggi-tinggi banget. Jadi kita juga nggak capek buat dongak. Enak banget deh pokoknya pandangannya juga.

Sekitar jam enam lima belas, lampu di panggung utama tiba-tiba menyala. Seluruh stadium mendadak gelap.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriakan dari seluruh penjuru terdengar bener-bener bikin budeg. Sementara gue loncat-loncat kecil, nggak sabar. Mau teriak masih malu. Soalnya Sam dan yang lain nggak deket sama gue jadi nggak bisa teriak kalo nggak ada yang dikenal. Tapi pas VCR pertama dimulai. Gila... rasanya kayak mau nangis.

Gue akhirnya teriak kenceng-kenceng. "WHOOOOOOO!!!!!!!" tepuk tangan kenceng-kenceng "PRAK PROK PRAK PROK!" air mata rasanya udah mau jatuh nih! Tapi kan katanya kalo cowok tuh gak boleh nangis. Apalagi nangisin boyband. Masha Allah no future banget nih. Kenapa sih hidup begini banget stereotipnya. Yaudahlah, tepuk tangan aja sampai pegel.

Nonton VCR opening 'THE EXO'luXion' itu bener-bener mengingatkan gue sama opening-nya MV 'MAMA'. Feel yang ditawarkan bener-bener sama. Ada kesan misterius, gelap dan menegangkan. Yang bawain narasi juga serem banget suaranya kayak besok mau kiamat. Bisa dibilang VCR 'THE EXO'luXion' ini lebih bagus dari 'The Lost Planet'. Dan bisa dibilang juga lebih natural make up-nya tanpa tato dan tanpa eyeliner berlebihan (buat Baekhyun).

Kalau di 'The Lost Planet' mereka lari-larian di tebing dan menghancurkan batu-batu tanpa alasan yang jelas, kali ini EXO-nya lebih kalem. Yang nggak kalem sebenarnya teori yang mengantarkan kita ke penampilan member-member ini. Tapi kalo gue bilang, VCR 'THE EXO'luXion' ini lebih EXO banget.

Sebenarnya video ini juga udah ada sih di YouTube. Tapi secara singkat akan gue ceritakan deh. Intinya, EXO adalah objek (yang kalo di subtitle layar disebutnya 'elemen') misterius yang datang dari exoplanet yang juga misterius. Mereka ini punya kekuatan super. Kalau lo inget sama teaser 'Coming Soon 2015', nah ini VCR adalah lanjutannya. Karena ada... apa sih nyebutnya... batuan dari bulan? WAKAKAKAK Iya itulah pokoknya, yang berubah bentuk jadi kayak kristal warna hitam gitu. Benda itu muncul lagi dan berkelana dari planet ke planet, sampai akhirnya terdampar di salah satu sisi bulan.

Di sini dijelasin juga kenapa konsernya namanya jadi 'THE EXO'luXion'. Secara singkat, elemen-elemen yang jumlahnya 9 ini (pas Tao masih ada jumlahnya 10 di konser Seoul WKWKKWKW) dikasi nama EVOLUTION M-9. Nah karena elemen ini berasal dari exoplanet, jadilah EVOLUTION-nya dipelesetin jadi EXOLUXION. Gitu....

Setelah itu, muncul deh tuh masing-masing member pamer kekuatan. Dimulai dari Baekhyun (YANG LANGSUNG DISAMBUT TERIAKAN ORANG-ORANG KAYAK... YA ALLAH.... DI SINI BANYAK BANGET YA FANS BAEKHYUN PANTESAN DIA HAPPY BANGET HAAAAAAAAA) yang melakukan gerakan-gerakan aneh memainkan cahaya. Berlanjut ke member lainnya dengan kekuatan masing-masing. Ya sekali lagi bagian ini sebenarnya bisa dilihat di YouTube.

Nah, dari semuanya itu yang paling keren menurut gue sih Chen. Yang paling nggak nyambung sama semuanya sebenarnya Kai. Tapi dia yang paling dijagokan SM dari awal EXO debut jadi dia ditaruh paling akhir dan seolah-olah jadi kayak master of everything. Well, gue sekarang udah tidak se-nggak suka itu sama Kai jadi oke-oke aja. HAHAHAHAHAH

Video itu diakhiri dengan EXO lompat ke sebuah tebing dan kemudian mereka muncul di panggung.

A'UZUBILLAHI MINASYATIONIROJIM.

BISMILLAHIROHMANIROHIM.

ALLAHU LAA ILAHAILLA HUWAL HAYYUL QAYYUM...........................
*
*
Gue teriak kenceng banget, sampai gue nggak sadar sekenceng apa. Suaranya juga kalah sama suara musik yang udah mulai kedengeran. Teriakan gue diikuti dengan tepukan tangan gue yang saking kerasnya, gue baru sadar kalo itu sakit setelah lima menitan. Akhirnya gue memutuskan untuk kalem aja dan menonton dengan senang hati. Ya, ini adalah pengalaman nonton konser gue yang paling kalem. Bahkan pas gue liputan Infinite, gue nggak bisa kontrol pas mereka nyanyi 'Paradise'. Tapi buat EXO, gue rela kalem.

Yang paling seru ketika lo berdiri di depan panggung tengah dan di depan pagar adalah karena lo bisa melihat sebagian besar kejadian yang ada di panggung utama dari sudut pandang yang enak. Tapi nggak enaknya, kalo udah nyebar-nyebar ke bagian lain panggung, yaudah lo hanya bisa pasrah nontonin layar. Pasrah juga nunggu bakalan ada siapa yang dateng ke depan lo.

Lampu-lampu merah di awal penampilan itu adalah yang paling gue inget. Entah beneran merah atau gue lupa sebenarnya warnanya apa dan mendadak pikun. Tapi kalau dibandingkan dengan 'The Lost Planet', opening 'THE EXO'luXion' kurang WOW.

'Haka' + 'MAMA' itu adalah kombinasi yang bener-bener hebat dan oke banget. Sebagai konser pertama mereka, opening 'The Lost Planet' sangat membekas di hati. Karena kayak ini tuh goal-nya EXO sejak awal debut. Ya kan semua boyband pasti punya mimpi bisa tampil di panggung megah di sebuah konser tunggal kan. Makanya wajar kalau 'The Lost Planet' keliatannya lebih WOW. But anyway, since this is EXO and they're just like my bias, everything will be very fun until the end of the concert.

'THE EXO'luXion' dibuka dengan 'Overdose' dan 'History' dalam versi aransemen yang baru. Wah... udah deh... karena ini sangat personal, emosinya pun jadi bener-bener merusak suasana banget. Muahahahaha

Sedikit curhat, gue awalnya nggak terlalu suka 'Overdose' karena di era ini Kris keluar. Tapi setelah berbulan-bulan sejak lawsuit pertama itu nggak lagi kedengeran kabarnya, gue baru deh gandrung sama lagu ini. Kayak "LOH BAGUS YA TERNYATA? KEMANA AJA GUE SELAMA INI?!" Dan buat gue penampilan 9 member di 'THE EXO'luXion' ini bener-bener ngena. Kayak lo udah kehilangan banyak member, terus lo nyanyiin lagu yang sama yang pernah lo bawakan ketika member lo masih lengkap.

Kayak semacem lo baru putus, tapi diharuskan ketemu sama mantan lo di sebuah acara reuni. #apalah

"Lah ini kalau 'Overdose' aja baper, gimana 'History'?"

Lagu kedua itu justru semakin bikin baper. Ya gimana dong. 2012 kita nunggu EXO resmi debut, dikasihnya 'History' jadi salah satu MV pembukaan. Selama setahun lebih EXO perform lagu itu doang dari panggung ke panggung. Kemudian ketika satu momen mereka tampil ber-12, kita baru tahu kalo lagunya separo Mandarin separo Korea. Ya semua memori masa lalu dari masa pre-debut sampai debut itu keputer di kepala gue. Dan setelah sekian lama, akhirnya gue melihat lagi mereka tampil membawakan lagu itu, memposisikan tangan di bagian kantong celana kiri dan kanan, lalu digeter-geterin seperti sedia kala. Tapi udah nggak 12 lagi. WAH KAMPRET! KAMPREEEEETTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Tapi nih kalau harus milih lagu mana yang bisa mengalahkan 'Haka' + 'MAMA' di 'The Lost Planet', di antara tiga lagu pertama itu sih yang paling pecah ya 'El Dorado'. Wah... wah kacau... Ini hati rasanya diobrak-abrik Kim Jun Myeon terus dilepeh Byun Baekhyun. ARRRRGGHHHH!!!!!

Kalau lo baca review gue soal 'EXODUS', pasti ngerti deh betapa gue suka banget sama lagu itu. Betapa gue sangat ingin lagu ini dibuatin MV juga seperti 'MAMA' karena dalam bayangan gue jadinya pasti akan lebih epic. Karena 'El Dorado' ini lebih EXO banget ketimbang 'Call Me Baby'. Bahkan saking sukanya sama lagu ini, ringtone hape gue sampai sekarang masih aja 'El Dorado' sejak tahun lalu.

Cuma nih, setelah melihat penampilan mereka di 'THE EXO'luXion', gue jadi ngerti kenapa akhirnya 'El Dorado' cuma jadi side-track doang. KARENA LO HARUS LIAT PENAMPILAN MEREKA LIVE DI KONSER. ASTAGFIRULLAH. BENER-BENER BIKIN BEGAJULAN!!!!!!!

Seperti yang gue bilang di paragraf sebelumnya, ini adalah pengalaman nonton konser gue yang paling kalem. Sepanjang penampilan 'El Dorado' gue cuma bisa istigfar dalam hati. Inget betapa gue banyak dosa selama perjalanan ini. Tapi toh Allah tetap aja ngasih kebahagiaan walaupun ini semu. Mata gue fokus ke panggung sementara tangan gue, for the sake of making this performance last forever, megang hape dan ngerekam tanpa peduli ada security di depan gue. Well yeah, mereka membolehkan kita merekam pake handphone, tapi nggak pake kamera. Alhasil itu kamera cuma diem di dalam tas doang. Lebih ke karena gue nggak berani dan nggak mau disuruh mundur sih. Ini baru tiga lagu pertama men! Gila aja.

Dan di tiga lagu pertama itu, gue bisa menilai kalau semua member lagi dalam mood yang sangat oke banget di Singapura hari pertama itu. Ditambah lagi yang bikin amazed dari awal adalah mereka nyanyinya LIVE di tiga lagu. Lo bisa denger dengan jelas suara Baekhyun, Chen dan D.O yang bener-bener renyah banget di kuping. Soundsystem yang dipake emang terasa enak banget. Semacem bisikan surga nih dengerin suara mereka live lagi setelah sekian lama. SENENG BANGET!

Kenapa gue yakin mereka lagi good mood, soalnya Baekhyun (salah satunya) banyak banget improvisasi. Kayak sekedar teriak 'WOO!' di bagian yang dia seharusnya nggak teriak aja itu udah bikin seneng banget! Gila sih ini bias. Tapi emang kenyataannya kayak gitu. Berasa kok, kalo misalnya ada member yang kayaknya lagi bad mood, pasti di panggung juga bakalan yang yaudah biasa aja. Cuma kalo gue bilang sih ada yang ngantuk.

Uhuk. Suho. Uhuk.

Mungkin ada satu hal lain yang bikin penampilan opening 'THE EXO'luXion' ini istimewa: gue nggak pernah nonton fancam konser mereka sama sekali, kecuali 'Don't Go'. Yes! Gue menahan-nahan diri untuk nggak nonton satupun fancam 'El Dorado' supaya ketika gue menonton langsung, itu akan jadi yang pertama kali dan akan lebih berkesan. Jadinya? YA BENER-BENER BERKESAN! Walaupun ada bagian yang lightstick-nya mati, atau bahkan ada satu tangan yang nggak megang lightstick pas bagian ending lagu, tapi tetep aja penampilan 'El Dorado' ini perfect banget.

Di bagian gue berdiri, gue kebagian Xiumin, Chen sama Lay. Sementara Suho ada di sebelah kiri gue dan agak jauh, kemudian Baekhyun ada di tengah-tengah. Ya nggak masalah. Ngeliatin Xiumin nge-dance dengan lebay tapi nggak berasa lebay itu juga menyenangkan. Ngeliatin Lay dengan setiap patahan-patahan gerakannya di depan mata itu juga bener-bener nggak rugi sama sekali. Buat gue, 'El Dorado' ini lagi-lagi emosional. Walaupun ada bagian yang gue mau ketawa terlebih pas part "Sail~ Sail~ Sail~" itu kenapa gerakannya kayak kepiting.

Mungkin ekspresi gue sepanjang tiga lagu pertama ini senyum lebar banget sambil mangap-mangap. Dalam hati gue ngarep, kalo mereka ke Jakarta nanti, semoga juga mood-nya lagi bagus. Soalnya ya males aja kalo beli tiket mahal, terus mereka dikit improvisasi dan cuma rutinitas doang kan sebel juga. Dan ketika Yixing berdiri di depan gue untuk mengakhiri lagu itu, gue baru sadar kalau ternyata migrain gue udah hilang.

Wah.... LAY TERNYATA BENERAN PUNYA HEALING POWER YA WAH KACAU WAH WAH WAH WAH INI LAY APA PONARI. WAH WAH WAH!!!!!!!!!!!!!!!
*

2016.01.09 EXO - El Dorado (THE EXO'luXion Singapore)
2016.01.09 EXO - El Dorado (THE EXO'luXion Singapore)
Posted by KaosKakiBau on Monday, January 11, 2016
*

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]


Maafin... Saya Alay di 'THE EXO'luXion' Singapura [PART 3]

$
0
0
*
Gue nggak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan gue ketika melihat penampilan 'El Dorado'. Gue bener-bener takjub! Walaupun gue nggak teriak atau mengekspresikannya secara verbal saat itu, tapi di dalam hati dan pikiran, gue sudah melakukan gerakan mencakar-cakar dinding, gelindingan di jalan menanjak Meda - Berastagi yang gue lewatin Desember kemarin. Saking bahagianya.

"Mungkin gini kali ya, bedanya nonton konser dengan serius, ketimbang dateng ke konser dan sibuk motret? Feel-nya beda aja gitu..." gue ngomong sendiri. Untung nggak ada yang denger.

Gue jadi inget waktu 'The Lost Planet', bahkan sejak awal lagu, gue udah ngeluarin kamera buat motret. Hampir ketangkep tapi malah jadi aman karena banyak yang pingsan. Sampai akhirnya gue sadar kalau ternyata gue banyak sekali melewatkan momen di panggung karena terlalu fokus sama viewfinder kamera. Dan fokus nyari Suho berdiri di mana, Baekhyun pergi ke mana.

Yah, memang merekam di kepala, memasukkannya ke dalam bola-bola memori seperti 'Inside Out', lalu digelindingkan ke bagian long term memory memang lebih berkesan ketimbang merekam dengan kamera sendiri.

Kadang-kadang.

Karena memang nggak ada salahnya, memanfaatkan zoom kamera ketika mereka tampil di panggung utama. Karena jaraknya cukup jauh dari jarak pandang mata. Zoom kamera bisa sangat membantu. Atau kalau misalnya terlalu riskan mengeluarkan kamera, apalagi kalau misalnya lo berhadap-hadapan dengan security di depan pager, bisalah diakalin pake teropong.

Selesai 'El Dorado', EXO udah keliatan kepanasan. Kulitnya udah mengkilat-kilat karena keringet. Ketika formasi 'El Dorado' bubaran, gue langsung nyari-nyari Suho. Kocak! Mukanya udah basah, pipinya kayak merah-merah gitu macem kepiting rebus karena kepanasan, mulutnya monyong-monyong karena ngos-ngosan. Sesekali mengernyitkan jidat, menarik hidung(?) ke atas dan nyengir tanpa sengaja. Suho lalu berjalan gontai ke arah depan panggung, nyari-nyari boks berisi tisu dan air minum. Bahkan ketika dia berjalan mendekat aja rasanya nggak bisa teriak.

Nggak berani, soalnya sendirian. Jadinya jaim.

*
Gue sempat salah sangka beberapa detik. Belakangan ini gue memang suka salah lihat antara Kai sama Suho. Tapi di satu momen mereka lagi istirahat jelang Ment pertama itu, gue inget Jongin berjalan ke depan gue dan ngambil air minum. Beberapa member lainnya juga agak maju-maju waktu lepas jaket emas itu. Soalnya di depan mereka ada pengarah panggung jadi kayak sempat ada komunikasi di antara mereka.

Begitulah ketika semua member akhirnya berbaris dalam posisi Chanyeol di paling kiri, Suho di tengah-tengah, dan Sehun di paling kanan. Kalau gue memandang lurus ke depan, gue akan berhadapan dengan Xiumin dan Baekhyun. Dan alat tembak konfeti yang sangat mengganggu itu. Yah, tapi dari awal gue nonton ini sebenarnya memang ngincer Suho banget. Tapi saat itu gue belom berani ngeluarin fanboard. Kecepatan aja rasanya. Atau emang gue mager, karena harus merogoh tas.
*

GANTI BAJU 1

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
"WHAT'S UP SINGAPORE!" Chanyeol teriak memecah keheningan (yang sebenarnya nggak hening-hening banget sih). Sementara gue ketika Chanyeol teriak langsung dalam hati yang, "Halah mulai deh nih, mulai lebay nih abang-abang Gurun Sahara," dalam hati. Ya maafin, tapi belakangan ini Chanyeol berasa terlalu mendominasi EXO banget nih. Jadi agak sentimen sama abang-abangnya.

Mian an mian.

Terus Suho teriak "LONG TIME NO SEE!"

Dan di situ dia dikerjain habis-habisan karena sok-sok ngomong Bahasa Inggris. Bisa sih, beberapa kata, tapi abis itu blank. Terus jadi bahan ketawaan. MAU SAMPAI KAPAN SIH DI BULLY TERUS!
*
A video posted by RON (@ronzstagram) on

*
Dari Standing Pen C, jarak lo sama EXO di sesi Ment deket banget. Kalau menurut gue sih, kalo misalnya gue yang berdiri di panggung, pasti gue akan lihat siapapun yang bawa fanboard. Karena emang jaraknya deket banget. Cuma masalahnya mungkin membernya mager. Atau mungkin memang ada aturan untuk tidak jongkok atau duduk di lokasi itu. Karena dari awal sampai akhir konser, sama sekali nggak ada satupun member EXO yang duduk manis di panggung tengah di depan gue. Enggak tahu deh kenapa.

Kalo misalnya berdiri lama, wah juara. Kyungsoo berdiri lama banget di salah satu lagu yang mereka lagi pake baju 'Ice Cream Cake'. Chen apalagi. Cuma ya, kalau yang duduk-duduk kayak di pinggir-pinggir panggung gitu nggak pernah ada. Ada satu member yang suka banget ke pinggir kanan. Namanya Suho.

Sesi Ment memang waktu yang paling tepat buat menarik perhatian member dengan fanboard sih. Walaupun ya, chance untuk mereka untuk do something selain ngomong itu dikit banget. Gimana ya, kemaren pas Ment ya kayak fokus Ment aja. Paling ya cuma lambai-lambai tangan doang. Itupun nggak terlalu intens. Kebanyakan di sesi ini mereka ngomong satu sama lain malah. Kayak Baekhyun sama Sehun kalo lagi nggak giliran mereka bicara, gosip terus berdua. Mungkin alasan kenapa mereka nggak mau melakukan apapun ya supaya fans juga perhatiannya fokus ke yang lagi ngomong.
*

SUHO CRAB

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
Nah, sesi Ment ini juga bisa jadi adalah sesi yang paling menyebalkan KALAU di belakang lo ada fansite. Allahu akbar.... gue mending berhadapan sama alayers deh. Masih bisa nyambung dan bisa memaklumi. Tapi entah kenapa ini kalau udah berurusan sama fansite, rasanya kok kayak gondok banget.

Gue nggak tahu yang di belakang gue ini fansite-nya siapa. Atau mungkin malah bukan fansite, tapi orang yang berangkat ke konser dan motret buat disetor ke fansite. Tapi yang jelas, mereka ini cewek-cewek Korea.

Lama jadi fans, gue ngerti kalau mereka datang ke setiap konser karena memang itu kerjaan mereka. Tapi yang gu enggak habis pikir, kenapa mereka malah (maaf) betingkah ketika orang udah ngertiin mereka. Ya gimana coba nggak bikin kesel?

1. Sepanjang sesi Ment itu, mereka motret dan lensa kameranya kena kepala gue terus. Gimana rasanya lo ditoyor sama orang yang lo nggak kenal? Nggak cuma sekali, tapi berkali-kali. Jelas sangat mengganggu. Simpelnya gini deh, lo lagi naik bis, terus ada orang yang lo nggak kenal naruh dagunya di pundak lo dan bernafas dengan keras terus nafasnya bau. Apa iya lo mau diem aja? Paling enggak lo pasti bakalan menghalau mereka kan supaya pergi. Itulah yang berusaha gue lakukan. Tapi apa yang terjadi?

2. Ketika gue berusaha untuk menghindari kepala gue dari lensa kamera mereka, mereka malah ngumpat dengan kata-kata kasar dalam Bahasa Korea. Dan itu persis di belakang kepala gue. Ya gimana coba nggak kesel? Kalau misalnya gue nggak ngerti sih yaudah nggak apa-apa. Tapi ya ini gue ngerti mereka ngumpat apa, otomatis bete dong. Apalagi umpatannya keluar setiap kali gue mencoba untuk menghalau kamera mereka yang kena kepala gue.

3. Berisik. Karena posisi lensa kameranya itu persis di belakang kepala, deket juga sama telinga, jadi jepret-jepretannya bener-bener kedengeran. Stres banget!!!!!

Sekali lagi, gue nggak ada masalah sama sekali sama orang-orang yang moto-moto di konser. Ya gue juga kayak gitu. Tapi ya... kameranya juga jangan kena-kena kepala orang lah... Apalagi abis kenain, malah diumpat. Ya menurut gue ini sangat mengganggu dan tidak sopan aja. Padahal sudah sangat memaklumi karena itu pekerjaan mereka, tapi nggak terima aja kalau sampai mengganggu, terus nyolot, terus ngumpat, terus berkelanjutan.

Capek.

Gue sangat respek sama fansite-fansite. Ya gimana sih, perjuangan mereka ngumpetin kamera di selangkangan demi dapet foto buat di share ke fans kan udah oke banget. Apalagi gue juga suka bawa kamera ke konser walaupun kameranya nggak pernah bisa masuk selangkangan gue. Tapi gue tahu gimana rasanya kabur-kaburan dari security. Tapi kejadian hari itu, karena gue baru mengalaminya, citra mereka jadi sedikit tercoreng di kepala gue. Nggak cuma citra fansite-nya aja, tapi entah kenapa jadi malah mikir "Apa semua orang Korea suka ngumpat gini ya kalau terganggu?"

Nyebelin.

Tapi kemudian gue inget kalau gue nonton di tempat ini juga karena dapat tiket gratis, dan mereka bayar. Jadi gue nggak boleh mengeluh. Nggak tahu diuntung.
*
*
But anyway, pesan aja buat yang mau nonton konser EXO, jangan sampai gangguan-gangguan kayak gini (yang sialnya akan selalu ada) merusak kesenangan lo dan membuat uang lo melayang dengan sia-sia. Kalau mereka macem-macemnya masih bisa dimaklumi, yaudah cuekin aja, berusaha menikmati artisnya. Tapi kalau gangguannya udah sampe kena kepala, bahu lo dijadiin sandaran tangan mereka, kepala lo dijadiin tripod demi gambar bagus mereka, ya marah sangat manusiawi sih.

Walaupun mereka fansite, ataupun orang yang motret buat fansite, kalau mengganggu dan bikin sebel sampai kena-kena kepala, ya boleh kan kita marah. Orang mereka aja seenak jidat ngumpat-ngumpat elo, masa elo nggak mau marah-marah.

Tapi karena ini gratisan. Yaudah. Ikhlasin aja. Nanti akan ada balasannya.

Ketika konsentrasi gue sudah balik lagi ke EXO, ada momen di mana gue benar-benar merasa kayak "ANJIR INI UDAH LAMA BANGET GUE NGGAK LIAT KALIAN!". Padahal di Twitter foto-foto mereka seliweran terus. Gue pun mencoba untuk memperhatikan mereka satu per satu. Wah! Ternyata ada banyak banget yang beda dari ketika gue lihat mereka 2014 kemaren. Selain jumlah membernya yang berkurang drastis, badan beberapa member juga kayaknya beratnya berkurang. Sedih.... Pada keliatan kurus-kurus gitu....
*

GREETING

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
Xiumin keliatan lebih berotot dan lebih kekar dari tahun lalu. Sementara gue nggak melihat terlalu banyak perbedaan di Kai dan Sehun. Bukannya mereka emang kurus ya selama ini? Maksudnya nggak yang kerempeng gitu. Ya biasa aja. Kalau Chanyeol fix nggak mau komentar HAHAHAHAHAH. Entah kenapa cuma Lay yang keliatan sangat segar dan sehat hari itu. Padahal katanya sebelum konser sempat diinfus ya? Aneh aja, di antara semua member, cuma Lay dan Baekhyun yang keliatan segar dan berisi. Kayaknya Baekhyun punya pacar baru deh.

Suho makin keliatan kecil. Entah karena emang rajin olahraga dan berat badannya berkurang, atau karena efek rambutnya yang pendek jadi mukanya jadi makin keliatan kecil. Kalau dengan rambut mengembang pirang kayak 2014 kan ya mukanya jadi keliatan kotak banget. Tiba-tiba inget Sehun pernah post foto dan ada Suho di belakang pamer badan. Ternyata itu hanyalah masa lalu. Karena badan Suho ketika gue lihat kemaren kayaknya.... nggak jauh beda sama gue... WAKAKAKAKKA Maksudnya kurus-kurusnya. Ya gue malah kasian, kenapa dia jadinya malah kecil banget. Mana kulitnya ketimpa lampu gitu jadi makin pucat pasi. Mukanya sih ada semu-semu merah karena ngos-ngosan.

Tapi nggak ada yang lebih kasian dari Chen kalo gue bilang. Asli... kenapa Jongdae kurusnya nggak ketolong. MAKAN NGGAK SIH???!?!?!?! Ibarat kertas, Chen jadi kayak HVS 50 gram. Padahal pas 2014 kayaknya lumayan tuh HVS 100 gram.

Ketika gue ngeliat D.O, secara otomatis kepala gue langsung mikirin kejadian di satu malam, ketika gue di bash karena bilang "D.O gemukan!"
*

KYUNGSOO MACHINE

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
Ternyata, pas ngeliat langsung, apa yang muncul di foto terlihat sangat jauh berbeda dengan aslinya. Oke, D.O memang gemukan ketika gue di bash waktu itu. Tapi pas di Singapore kemaren, yang gemuk dan keliatan besar ternyata cuma bahu dan lengannya doang. Ternyata badannya tetap aja kecil. Entah apakah setelah syuting film kelar dia berusaha buat menurunkan lagi berat badannya atau gimana. Tapi proporsi badannya jadi keliatan lucu gitu. Badannya mini, tapi lengan sama bahunya besar. Cuma keliatan sih sekarang bagian leher ke kepala itu lebih tegas. Nggak se-squishy dulu lagi.

Yang palig squishy malam itu tetep sih, BYUN BAEKHYUN! Waduh... kacau. KACAAAAUUUUUU... Kayak bantal leher yang kalo dibejek-bejek itu enak banget gitu. AAAAAAAAAAARRRRGGGHHHHH!!!!! Dan ternyata fans Baekhyun di Singapura (ATAU CUMA DI BELAKANG GUE?!) itu banyak banget! Setiap kali dia melakukan pergerakan, kayak semua orang ber "KYAAA!!! KYAAA!!!!!!!" sampe amandelnya copot. Nggak paham.

Yang paling keinget di Ment pertama cuma Suho ngomong inggris yang aneh itu. Ya kalo gue karena bias sih jadi yaudah nikmatin aja. Tapi kan ada orang-orang yang bakalan langsung "ADOOOH APAAN SIH UDAHLAH SKIP AJA NI ORANG TUA SKIP AJAA!" persis ketika kalo misalnya gue denger Chanyeol ngomong. WAKAKAKAKAKAKAKKAKAKA Tapi lucunya, ketika Suho ngomong Inggris, nggak ada member yang ngecengin berlebihan gitu. Diketawain sih, tapi ya biasa aja. Kalo misalnya Tao yang ngomong Bahasa Inggris, sudah ketauan siapa yang bakalan berisik ngecengin dia kan HAHAHAHAHAHABAEKHYUNHAANAHAHAHAHA

Konsentrasi kembali buyar ketika 'Don't Go'. Nyerah sama Suho karena dia emang kayaknya nggak pernah ke depan situ, dan itu bukan wilayahnya dia. Tapi pas 'Don't Go' yang di depan gue langsung Xiumin. Pas 'El Dorado' juga banyak Xiumin. Wah kayaknya kalo gue fans Xiumin, pasti bakalan puas banget. Udah dari awal dia nongkrong di sana. Nah di 'Don't Go' giliran. Setelah Xiumin, ganti Lay. Sepanjang 'Don't Go' yang di depan ya yang dua itu.
*

2016.01.09 XIUMIN 'Don't Go' | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 XIUMIN 'Don't Go' | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016

*
Sementara gue sebenarnya ingin lihat Baekhyun pas penampilan lagu ini. Beruntung sih, dia ada di tengah-tengah. Jadi masih dalam jarak pandang mata yang wajar. Gue pernah lihat fancam 'Don't Go' dan koreografinya kan lucu banget tuh, apalagi pas niru kupu-kupu pake jari. Mana jari Baekhyun kan gitu banget. Kayak sumpit bakso yang terbuat dari gelatin. Suho sendiri ada di agak kanan-kanan. Karena kamera hape gue nggak bisa menangkap dengan jelas akibat efek lampu, yaudah nikmatin aja Lay dan Xiumin.
*

2016.01.09 ZHANG YIXING 'Don't Go' | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 ZHANG YIXING 'Don't Go' | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016

*
Ada tiga orang di EXO yang kalau mereka nge-dance, gue sangat menikmati banget nontonnya. Yang pertama jelas Kai (walaupun dulu sebete itu sama dia), yang kedua Baekhyun, yang ketika Xiumin. Tapi pas nonton ini, list-nya nambah satu: Lay.

Ngeliat Lay dance itu kayak bener-bener ngeliat orang yang niat banget buat menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Walaupun (katanya) kondisinya lagi nggak bagus, gue nggak pernah menangkap ada momen dia kayak lemes atau capek gitu. Dance-nya selalu maksimal banget. Nah, bedanya sama Xiumin, dia kalo dance agak kaku dan berlebihan. Nggak seluwes Lay. Tapi, ada daya tarik yang sangat aneh di gerakan-gerakan kaku dan berlebihannya itu. Malah jadinya sangat lucu.

Dan Baekhyun... wah... seneng banget karena di 'THE EXO'luXion' rambutnya nggak dimacem-macemin. Jadi pas loncat sedikit, rambutnya berkibar. Noleh sedikit, kibasan poninya cetar. Nontonin Baekhyun tuh kayak every moves he made was happiness. Dan malam itu kayaknya dia kebanyakan makan gula jadi bahagia banget. Bikin yang nonton juga seneng banget!
*
*
'Don't Go' abis, gue bener-bener sekip pas mereka nyanyi 'Playboy'. Karena bagian panggung di depan gue kayak kosong berkali-kali itu dan cuma jadi jalanan selewat doang. Mungkin ini nggak enaknya di Standing Pen C tempat gue, tengah-tengah panggung dan nempel pagar. Ketika penampilan EXO yang posisinya nggak sedang di panggung tengah (kayak 'Playboy' ini), kondisi panggung bener-bener bisa kosong melompong! Mungkin kira-kira kalau dalam satu lagu berdurasi 4 menit, ada sekitar 1 sampai 1,5 menit mereka berdiri di panggung tengah dan nyanyi beberapa baris lagu (bergiliran). Sisanya ya mereka nyebar.

Ya adil sih sebenarnya. Soalnya yang berdiri di barisan gue ini kan memang ketika Ment bisa melihat mereka langsung dan mendapatkan pemandangan yang nggak didapatkan yang ada di kiri, kanan, ataupun tribun sekalipun.

Jadilah ketika 'Playboy' gue cuma bisa melihat Jongin #MeliukSepertiNagini di sebelah kanan panggung sambil berusaha keras menoleh supaya nggak encok. Kamera gue julurkan sebagai pembantu penglihatan. Di sana dia meliuk-liuk bersama Sehun. Buat yang ngejer Jongin, silakan pilih sebelah kanan panggung. Karena seinget gue, Kai sering banget ke posisi itu.
*

2016.01.09 KAI, SEHUN 'Playboy' | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 KAI, SEHUN 'Playboy' | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016

*
Apalagi pas 'Baby Don't Cry', dia posisi basah-basahannya di sebelah kanan (dari posisi penonton). Boleh deh, kalo niat kena cipratan air campuran keringet dari kulit Jongin berdiri deh tuh di sana. Kalau Sehun pas 'Baby Don't Cry' ada di sebelah kiri. Sementara yang biasnya vocal line yaudah sabar pake teropong, karena mereka nyanyinya di panggung utama pas ini sampai 'My Answer'.

Suara jernih Baekhyun + suara rendah berat kayak abis nelen batu punya D.O + suara ngeden tapi oke punya Suho = gue menangis terkapar dalam hati dan tidak bisa melakukan apa-apa selain ngeliat ke panggung, sesekali ke layar besar, menyanyi di dalam hati dan tepuk tangan dalam diam.
*

KAI BABY DON'T CRY

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
'Baby Don't Cry' dan 'My Answer' di 'THE EXO'luXion' udah paling the best! Dari segi vokal mereka maksimal, dance basah-basahannya juga maksimal walaupun nggak keliatan. Baekhyun main pianonya oke banget (dan setiap pundaknya bergerak-gerak pas main piano tuh kayak penuh drama sekali rasanya sodara-sodara! ANGKAT TANGAN SODARA MAKA HUTANG-HUTANG SODARA AKAN LUNAS!!!!!!)
*
[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Maafin... Saya Alay di 'THE EXO'luXion' Singapura [PART 4 - Habis]

$
0
0
*
Hampir semua penampilan bisa gue ingat dengan baik. Walaupun mungkin ada yang nggak ngeh sama detailnya. Ketika mereka ngebawain 'The Star', ada rasa agak-agak baper dikit. Lagu ini adalah favorit gue di album 'MIRACLES IN DECEMBER'. Lagu ini juga mengingatkan gue sama solo stage-nya Luhan di 'The Lost Planet'. Di saat yang sama lagu ini juga membuat gue ingat kalau gue dulu suka sama rap-nya Kris di lagu ini.

GILAAAAAA. DUA HAL TERAKHIR YANG UDAH NGGAK BISA LAGI DINIKMATI SAMPAI KAPANPUN. Tapi ya karena dua member itu udah nggak ada lagi, sembilan member yang lain harus berusaha menutupi kekurangan itu. Dan kekurangan satu orang lagi yang terakhir keluar. Dan menurut gue mereka melakukannya dengan baik. Nah, di sesi penampilan setelah VCR kedua (di urutan 'The Star') sebenarnya yang paling tunggu-tunggu adalah 'Exodus' dan 'Hurt'.

Di album 'EXODUS', selain 'El Dorado' gue juga suka banget sama 'Exodus'. Pas lagunya bocor dulu, gue bahkan lebih suka 'Exodus' duluan ketimbang 'Call Me Baby'. Fix. Ketika mereka bawain lagu ini, hati tuh udah kayak teriak pake toa kenceng banget. Tapi tetep nggak kedengeran karena dalam hati.

Sayangnya posisi performance mereka di dua lagu ini di panggung utama. Soalnya ada panggung tambahan yang dari besi-besi gitu. Ada sih, bagian mereka turun ke panggung utama, tapi ya nggak terlalu deket sampai ke tengah.
*

XIUMIN

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!

*
Suka banget sama penampilan 'Exodus' karena bagian nyanyi Baekhyun yang di nada-nada tinggi enak banget di kuping. Setiap adlib-nya juga bener-bener bikin happy. Sementara di 'Hurt' fokus gue nggak cuma di nada tinggi, tapi ada bagian-bagian menyanyi member yang kayak harus ada cengkoknya gitu. Tahu sendiri kan lagu ini emang kayak kpop-dut-padang-pasir.

Suka banget cara D.O mengakali beberapa part yang dirasa nggak pas, bagaimana Chen menyanyikan part-nya dengan improvisasi dan membuat lagunya terasa berbeda, bagaimana Lay dan Xiumin dengan gerakan-gerakan dance yang semangat dan bikin nggak berenti pengen teriak. Walaupun jaim. DAN SENENG BANGET PAS BAGIAN"YOU HURTTTTTTT MEEE~~~~" ITU DANCE-NYA KAYAK CACING!
*

HURT

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!
*
Dan gue suka banget sama dance break-nya.

Di sinilah gue bener-bener mendengar kualitas suara D.O yang asli sama yang di CD tuh kayak sama. PERSIS.

Everything was perfect!

Sampai juga akhirnya VCR yang mereka jadi peri-peri tukang bikin kopi. EXO akhirnya naik panggung dengan topi merah dan baju garis-garis lucu itu. 'Xoxo' akhirnya mereka bawain di panggung utama dan di sekitaran runway. Di lagu ini sih waktunya memang lucu-lucuan. Kayak misalnya pas Sehun mau maksa Chen cium D.O itu.

Banyak juga momen yang mereka bikin sendiri dengan mengeluarkan suara-suara aneh di sela-sela lagu gitu. Karena lagunya juga kan sangat menyenangkan. Baekhyun ikut nge-rap pas bagian Sehun. Malah suara Sehun jadi ketutupan sama suara dia.

Oh iya, pas 'The Lost Planet', lagu ini kan dibawakan pas lucky fans tuh. Jadi inget juga, sesaat sebelum mereka mulai 'Ring Ding Dong', 'Dream Girl', 'Sorry, Sorry' dan 'Genie' itu, adalah momen ketika Suho ngeliat fanboard SURENE yang gue bawa, dan hilang fokus selama beberapa saat.

AH!

Sampai akhirnya EXO tampil di lagu ini, gue memutuskan untuk mengeluarkan fanboard yang gue bawa. Pertama yang gue keluarin yang SURENE yang lama. Sesekali gue balik ke Lay-Sooman. Abis itu gue ambil SURENE yang 'Dumb Dumb'. Sesekali gue balik ke IU-Baekhyun. Tapi ya gitu, selama mereka cuma melintas doang, ya dicuekin. Entah dilihat atau enggak, tapi hampir pasti setiap Suho lewat gue pasti sodorin itu SURENE. LOL
*

*
Feel-nya pas lagi angkat fanboard di depan Suho tuh kayak lagi nawarin katalog apartemen di mall-mall sama orang kaya yang udah nggak butuh apartemen, tapi lagi nyari pulau pribadi, tau gak.

'Xoxo' disusul 'Lucky'. LOH! HAHAHA KOK BISA PAS!

Di 'The Lost Planet', lagu ini kalo nggak salah dibawakan jelang akhir. Dan di lagu ini juga gue dapet momen sama Suho yang dia nunjuk-nunjuk kamera gue itu. Makanya lagu ini berkesan banget. Dan kenapa paaaasssss banget di 'THE EXO'luXion' SM naruh lagunya berurutan. KAMPRET KAN JADI BAPER! BERASA DIBAHAGIAKAN! HAHAHAHHA SEMU!!!!!!! Ah, sayangnya di 'THE EXO'luXion' Suho jarang ada di depan gue sih. Paling sering di kanan dan kadang-kadang ke kiri.
*
*
*
Dan di 'Lucky' ini juga pas mereka ganti-ganti baju di atas panggung itu. Okelah... ini adalah most awkward thing to see. Karena sibuk ganti-ganti baju, mereka nggak terlalu banyak nyanyi di lagu ini. Ya kan nggak cuma soal ganti baju doang. Tapi itu kabel-kabel clip on, earpiece dan microphone juga harus dipasang juga. Kalo nggak salah bajunya juga pake suspender gitu. Jadi ya agak ribet sampai-sampai mereka nggak nyanyi.

(GILA. SEJAK KAPAN GUE BISA MEMBACA PIKIRAN)
*

SILUET

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!
*
Cuma setengah kali mereka nyanyi.
*

LAY TOPLESS

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!
*
Bagian "UWUK! UWUK!" (yang entah dilakukan Byun Baekhyun atau Chanyeol) seperti tahun 2014 lalu juga kembali terjadi di lagu 'Lucky' ini. Pokoknya kalo Baekhyun seneng, yang nonton juga pasti seneng. HAHAHAHAHAHAHAH Pas bagian "OH MY GOD! REJEKI JOM PAP PAP!" itu Baekhyun menggerakkan bahu dan dadanya dengan bersemangat, terus dia ngelirik ke D.O terus D.O ketawa. WAH! BAHAGIA SEKALI BAEKSOO!!!!!!!!!
*
*
Dan sampai lagu ini berakhir, yang muncul di depan gue adalah Chanyeol dan Chanyeol dan Kai dan Sehun dan Chanyeol. Ah........................... WHY. Tapi ada momen sih mereka bersembilan mengelilingi panggung tengah gitu. Jadi satu per satu member bisa lewat di depan lo dan lo akhirnya bisa melihat mereka dengan jelas. Tapi tetep aja... Suho nggak pernah berdiri lama di sana T____T Waktu '3.6.5' D.O berdiri lama banget di panggung tengah sendirian. Bener-bener lamaaaaaaaa banget.

Di jelang akhir lagu, Chen sama Chanyeol muncul bergiliran dan lumayan lama juga. Dan ini berlanjut sampai 'Christmas Day' dan 'First Snow'. Walaupun pas 'Christmas Day' pandangan gue bener-bener terganggu karena security-nya lagi gencar-gencar razia kamera dan di belakang gue, setelah Ment pertama itu si fansite ngumpat-ngumpat terus pake Bahasa Korea. GRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRHHHHH!!!!!!!!!!!!

KESIMPULAN SEMENTARA: Sampai pertengahan konser yang sering ada di tengah adalah Chanyeol, Xiumin, Lay, D.O, Chen (pas 'Miracles In December' dia persis berdiri di depan gue, ya agak ke kiri dikit). Beberapa kali Kai dan Sehun tapi nggak terlalu banyak. Jadi nanti kalo pada mau nonton di Jakarta, silakan deh tuh ngumpul di tengah-tengah.
*
*
Penampilan selanjutnya kalo menurut gue adalah highlight dari konser ini. Bisa dibilang, deretan performances setelah 'Miracles In December' (yang katanya Lay nangis ya, karena gantiin Luhan. Ya padahal gue nggak liat karena fokus gue cuma ke Chen yang ada di depan gue aja. Lay sih jauh di sebelah kiri) adalah penampilan terkeren EXO di sepanjang konser ini.

HMMMMM OKE TERKEREN KEDUA SETELAH 'EL DORADO'.

DAN TOLONG SKIP SEMUA BAGIAN CHANYEOL KARENA SANGAT MENDOMINASI HAHAHAHAH LELAH.

(Sorry buat semua fans Chanyeol, sorry banget, tapi daripada fake nih, jujur-jujur aja nih yak kita yak)

Penampilan yang gue maksud adalah 'Beat Burger Remix' - 'Full Moon' - 'Machine' - 'Drop That' - 'Let Out The Beast' - 'Run'.

Subhanallah..... ini EXO berubah jadi geng boyband EDM!

Gue sebenarnya bukan penikmat EDM banget. Tapi kalo yang ngebawainnya EXO, ya gimana dong, udah bias. Harus telen juga mentah-mentah nggak apa-apa deh. Walaupun di 'Drop That' terlalu banyak Chanyeol, tapi deretan penampilan setelah itu bener-bener sangat bikin takjub! Feeling ketika melihat deretan penampilan ini nggak ada di 'The Lost Planet'. Lagu-lagu yang mereka bawakan di-remix semua ala-ala EDM. SERU DAN MENYENANGKAN!

Gue nggak terlalu ngeh sama 'Beat Burger Remix' dan 'Full Moon'. Tapi gue denger 'Full Moon' kayak 'Two Moons', tapi agak beda. Entahlah. Kalo 'Drop That' nggak terlalu suka karena---sigh---tapi!!! TAPIII!!!!! Ada momen pas 'Machine' di mana panggung hidrolik di tengah naik, dan dari atas turun kurungan gitu dan langsung membuat Chanyeol terjebak di dalamnya. YANG TERNYATA KURUNGAN ITU ADALAH MEJA DJ. YO YO YO! (apa sih ron).
*

CHANYEOL MACHINE

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!
*
Efek lampu dan laser sepanjang penampilan ini bener-bener breathtaking. Bener-bener menyenangkan dan mengundang teriakan banget. SCREAMABLE BANGET. Dan yang paling pecah adalah ketika 'Run', sebelum refrain terakhir, di-remix dan diselipin musik-musik DJ ala metro mini gitu. Panggungnya mulai naik lagi, dan EXO loncat-loncat di sana. WAH KACAU SIH INI BENER-BENER INDAH SEKALI. PENAMPILAN PALING BIKIN JEJERITAN! SEMUANYA BERDIRI DI PANGGUNG TENGAH LAGI PAS LAGU INI.
*

2016.01.09 BAEKHYUN, D.O 'LET OUT THE BEAST' | THE EXO'luXion ...
2016.01.09 BAEKHYUN, D.O 'LET OUT THE BEAST' | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016
*
AAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHH!!!!!! Nggak apa-apa deh, nggak dapet Suho banyak tapi semua member ngumpul di tengah. Ini tuh kayak posisi sarang penyamun. Paling adil di festival.

Di penampilan EDM ini juga ada adegan Lay nge-dance dengan senter laser gitu. Lampu-lampu yang berubah warna menghiasi Singapore Indoor Stadium dan bener-bener bikin panggung 'THE EXO'luXion' tuh kayak INDAH BANGET YA ALLAH!!!!!!!! Apalagi adegan ketika Baekhyun dan D.O naik sling, make jaket yang sudah ada senter lasernya. Pas mereka mulai melayang dan senter laser udah nyala.
*
*
"LINTAH KUDISAN!!!!!!!!! NAGINI BISULAAAAAN!!!!!!!!!!"

Makin histeris karena efek lampunya jadi makin keren! MAKIN GAK BISA KONTROL KARENA POSISINYA DI DEPAN MATA BANGET! AAAAAAAAAAAKKKKKK!!!! PECAH KEDUA ABIS 'EL DORADO' POKOKNYAAAAA!!!!!!!!!
*

2016.01.09 'Run' (Remix) | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 'Run' (Remix) | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016
*
VCR lagi. Gue lupa apa. Mungkin VCR yang menjelaskan teori 'EVOLUTION' jadi 'EXOLUXION'. Nggak ngeh. Ini udah mau abis konser dan masih deg-degan karena penampilan yang sebelumnya. Rata-rata durasi VCR mungkin 4 sampai 5 menit. Kalau gue biasanya di bagian ini benerin posisi berdiri, lemesin kaki, istirahatin pikiran sejenak, kalo sempat minum. Ngecek juga apakah tas ada di posisi yang baik dan nggak ada yang hilang. Nggak lama setelah itu mereka naik panggung lagi dan,

"E~ X~ O~~~~~~" mereka bawain 'EXO Dubstep'.

Yah... nggak heran. Karena ini yang bikin konser kan Beat Burger. Tentu saja ada adegan ini. Dan setelah itu mereka nyanyiin 'Growl'. Wah! Udah lama banget nggak dengerin 'Growl'! FACT: UDAH LAMA BANGET NGGAK DENGERIN ALBUM 'XOXO' sejak 'EXODDUS' keluar. Ada banyak banget yang beda. Nggak ada Luhan, nggak ada Kris, nggak ada Tao. Gue bahkan nggak pernah ngeh part-nya siapa diambil sama siapa. Bagian yang harusnya siapa tapi karena formasinya lain jadi dinyanyikan sama siapa. But anyway, penampilan 'Growl' itu jadi obat kanget banget sih buat gue nih.

Tapi feel-nya lagi-lagi MELEDAK ketika mereka nyanyiin 'Love Me Right'.

Ya Allah.

Kalo tadi pas EDM-EDM-an mereka udah loncat-loncat, di sini, pas performance'Love Me Right', stamina mereka bener-bener kayak udah reload dan FULL DIKELUARIN DI SATU LAGU INI. Kemanapun lo ngeliat, mau itu D.O sekalipun yang mukanya selalu datar, tapi pas 'Love Me Right', semuanya semacem bahagia banget. Mereka tampil ini di panggung tengah dan itu persis di depan gue dan bener-bener energi mereka tuh kayak berasa gitu loh masuk ke gue yang nonton.

Makanya pas udah masuk intro, karena gue suka lagunya, buru-buru gue ngeluarin hape dan ngerekam performance ini. Dan di situ, bersyukur banget gue dapet sinyal internet yang oke, makanya gue pas kelar performance itu gue langsung upload videonya ke Twitter. KARENA SEMUA YANG BELUM PUNYA KESEMPATAN BUAT NONTON HARUS LIAT KALAU EXO PAS PERFORMANCE INI TUH SENENG BANGET!!!!

Baekhyun loncatnya gila-gilaan. Gerakan bahu sampai kepalanya kacau banget!! Setiap kali Kai smirk, mungkin fans yang ada di depannya langsung say goodbye and see you on the other side. Xiumin makin menjadi-jadi, sementara Suho yaudah siapa sih, nggak perhatian banget sama fans yang udah ngarep dari tadi (HAAAAAAAAA) (MAKAN TANAH KUBURAN RONNNNN BIAR GEMUK). Bahkan ketika gue nonton lagi video rekaman gue, feel-nya masih sama. Happy-nya masih sama. Euforia ketika melihat langsung adegan itu tetap terasa.

EXO SARANGHAE NEOMU NEOMU JINJJA JONGMAL DEH!

Klimaksnya adalah di penampilan ini kembang apinya meledak dan bikin budeg langsung. Itu indoor, kembang api suaranya teredam di dalam dan gue berasa banget itu lantai bergetar. ANJIRRRR SEREM AJA KALO KEBAKARAN KAYAK PAS KONSER ERU DI JAKARTA HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAA AH BAHAGIA DEH POKOKNYA! Gue sampai nggak tahu lagi nih mau nulis apa WKWKWKWKWKWKWK
*

2016.01.09 'Love Me Right' | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 'Love Me Right' | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016
*
Dah abis ini kelar, terus mereka nyanyi 'Sing For You' sama 'Unfair' untuk pertama kalinya di panggung konser. Untuk pertama kalinya juga gue liat Lay tampil menyanyikan lagu itu karena selama ini kan sibuk syuting terus di Tiongkok. 'Promise' nggak dibawakan, padahal sudah ada project handbanner di lagu itu. Jadinya project-nya malah nggak jalan. Nggak heran banyak yang protes sama promotornya. Dan untuk Encore, mereka nyanyiin lagu 'Angel'.
*
*
Kalau sudah berdiri di depan panggung, kadang waktu nggak berasa banget berlalunya. Waktu gue nonton 'Super Show 4', dari opening sampai EXO-M tampil (dan gue teriak-teriak sambil heboh angkat banner 1 meter x 1 meter) dan closing, itu bener-bener nggak berasa. Setiap momen yang terjadi panggung kayak bikin waktu berjalan begitu cepat. Begitu juga dengan ketika gue nonton 'THE EXO'luXion' ini.

Jelas dong, ada perasaan yang nggak mau ini semua berakhir. Pengennya EXO tampil aja terus sampai akhir tahun. Ya daripada anak orang anfal di atas panggung, mending udahan. Ya yang namanya awal ada akhir, yang namanya comeback ada goodbye, yang pernah ber-12 akan jadi 9. Konser inipun harus berakhir.

Tapi gue merasa ada yang aneh. Ada yang ngeganjal. Ada yang kurang gitu: dari tadi sebenarnya gue nggak pernah ada momen apapun sama salah satu member. SAMA SEKALI NGGAK PERNAH.

"Padahal gue udah bawa fanboard nih. Udah disimpen dari 2014. Udah dibawa ke Merlion. Udah begadang ngerjainnya sampai jam 2 subuh. Udah diisolasi bagus-bagus. Masa iya udah gini doang? Gak seru banget..." kata gue dalam hati.

Kalau ngeliat fans-fans yang ada di kiri dan di kanan panggung kayaknya puas banget bisa ngerekam Suho sama Sehun sama Kai yang jongkok-jongkok di sana terus. Rekamannya jadi keliatan deket banget padahal juga di zoom dan tangan terjulur sepenuhnya (yang berarti tidak sedeket-deket itu banget jaraknya, tidak sedekat hasil rekamannya). Tapi tetep aja iri. Soalnya Suho jongkok di sana sementara di sini enggak.

Takabur.

Akhirnya ketika mereka mulai nyanyi 'Angel' itulah gue kepikiran sesuatu. Kalau mereka nggak ada momen sama gue selama hampir 3 jam gue berdiri di situ, ya gue harus bikin momen sendiri. Paling nggak ini fanboard nggak sia-sia deh.

Cuma ada satu cara: LEMPAR FANBOARD KE ATAS PANGGUNG.

Wah... kacau. Gue sama sekali nggak pernah berani melakukan ini di konser manapun. Soalnya ini bahaya banget. Kalo yang lo lempar boneka ya okelah, nggak sakit kalo kena. Ya ini mau lempar karton yang empat sisinya tajem-tajem. Kalo kena bisa ketusuk kan sakit juga. Gue jadi inget pas kapan konser Super Junior ada yang lempar bando terus kena muka Ryeowook. Ya kan kasian.

"Apa bener, gue harus lempar ini ke panggung..." kata gue dalam hati.

Sekarang masalahnya gini, ketika udah dilempar, apa iya bakalan ada yang ngeliat? Apa iya ada member yang ngambil? Gitu aja sih. Gambling banget. Karena kenyataannya nggak cuma gue doang yang ngelempar benda ke panggung. Ada banyak sekali benda jatoh di panggung hasil lemparan. Nah, perkara di ambil atau nggak itu kan ya Allah SWT yang ngatur.

Tapi emang, nggak ada yang tahu hasilnya gimana sebelum berusaha. Karena, kalo misalnya gue nggak lempar, bakalan sayang banget. Lah terus buat apa bikin fanboard kalo diliat sama yang dikasi fanboard aja enggak? Gue mengumpulkan niat dan keyakinan selama beberapa detik di awal lagu sampai akhirnya gue yakin gue harus lempar itu fanboard.

OKE FIX AKAN GUE LEMPAR!

Baru aja siap-siap ambil ancang-ancang, si Chanyeol muncul di depan gue, nyanyi agak lama. Ya, kalo gue lempar sekarang, terus salah-salah kena dia kan berabe juga. Udah gue lagi nggak suka sama dia, ntar malah dia yang nggak suka sama gue (HAAAAA KHAYALAN BABU HAAAAAAA). Akhirnya yaudah, tunggu sampai dia pergi dulu dari situ dan akhirnya,

WHOOOOSSSSHHHHHHH~~~~~~~~~~~~~~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Itu fanboard melayang dan mendarat mulus di atas panggung. Tanpa gue sadari, dari awal lagu 'Angel' itu sampai gue melempar itu fanboard, ternyata kerekam di hape gue. GUE AJA LUPA ITU HAPE UDAH KEPENCET RECORD APA BELOM.

Dan ketika itu fanboard sudah mendarat di panggung, gue baru sadar kalo ternyata Baekhyun tuh lagi ada di kiri panggung. Dan nggak beberapa lama setelah itu, dia kembali ke tengah panggung. Sehun nyamperin dia dan ngasih beberapa handbanner warna kuning. Baekhyun terima itu handbanner dan nggak beberapa lama setelah itu, dia liat sesuatu.

YA ALLAH.

YA ALLAH YA TUHAN. YA RABBAL ALAMIN.

Baekhyun membungkuk dan mengambil sesuatu di lantai.

YA ALLAH GUE GEMETERAN.

Gue hapal banget titik itu. Persis di tempat fanboard gue jatuh tadi. Dan bener aja pas Baekhyun bangkit dari posisi bungkuk itu.

ALLAHU AKBAR!

Kaki gue rasanya gemeteran. Mau teriak tapi nggak berani teriak. Yang teriak malah yang di belakang kenceng banget "YA!! BYUN BAEKHYUN!!!" apa gitu gue sampai nggak konsen. Tapi ya. YA! BAEKHYUN NGAMBIL FANBOARD ITU!!!!! DIA AMBIL FANBOARD ITU DAN MENJATUHKAN HANDBANNER YANG DIA AMBIL DARI SEHUN TADI TERUS DIA JALAN-JALAN KE TENGAH PANGGUNG SAMBIL NARUH FANBOARD ITU DI DEPAN MUKA DIA.

JACKPOT! Udah. Hidup gue berakhir sampai di sini.
*
Thank you PerfectBaek!
*
Ketika gue nonton lagi rekamannya, gue baru sadar ternyata gue teriak "Thats mine! Thats mine!" karena fans dari Jepang yang ada di sebelah kanan gue kayak histeris gitu juga pas itu fanboard diambil sama Baekhyun. Jadi gue ngerasa kayak kita sedang berada di topik yang sama jadi gue langsung aja ngakuin itu punya gue.

"Whoa!" kata dia.

"THATS MINE! THATS MINE!"

"YEA YEA! (I SAW YOU LEMPAR IT TO PANGGUNG YOU LITTLE IDIOT!)"

Dan setelah itu hanyalah teriakan-teriakan bahagia dalam hati sampai mereka kembali ke belakang panggung menghilang di balik layar.
*

2016.01.09 THAT GLORIOUS MOMENT | THE EXO'luXion Singapore
2016.01.09 THAT GLORIOUS MOMENT | THE EXO'luXion Singapore
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, January 13, 2016
*
Masih tetep ngerasa amazed sama kejadian ini, enggak tahu kenapa. Dari sekian banyak benda yang dilempar ke panggung, kenapa fanboard itu? Alhamdulillah. Rejeki emang nggak kemana!

Gue jadi deja vu lagi. Karena di 2012, hal yang kurang lebih sama terjadi juga sama gue. Tapi waktu itu pelakunya Donghae. Pas konser 'Super Show 4' gue bawa fanboard Lee Soo Man (karena tentu saja dia adalah orang penting dalam karier Super Junior) dan di belakang foto Soo Man itu ada foto Shindong (karena gue yakin, nggak akan ada yang bawa fanboard buat Shindong). Walaupun gue menyasar Leeteuk dan Shindong dengan fanboard itu, tapi yang ngeh duluan malah Donghae.

YA. LEE DONG HAE JONGKOK DI DEPAN GUE, NGULURIN TANGANNYA, MINTA ITU FANBOARD DARI GUE LANGSUNG, DAN YA UDAH GUE KASI AJA.

Dia bawa ke atas panggung dan......... PECAH!!!! (Selengkapnya)
*

Photo by Qudsi.

*
(Juga di konser yang sama temen gue, namanya Icha, gue bikin fanboard IU-Eunhyuk. PERSIS KAYAK IU-BAEKHYUN ini. Badan IU gue tempelin muka Eunhyuk. Abis itu, yang notice duluan Ryeowook. Ryeowook minta ke temen gue dengan jongkok di depan panggung. Temen gue kasi dan dia kasi liat ke Eunhyuk. Ya si Kunyuk malu-malu lah terus ketawa. Terus fanboard itu dibalikin lagi ke temen gue sama Ryeowook)

(Lihat kan siapa faktor X-nya)

(IU JJANG!!!!!!!!!!!!)
*
Photo by IUMushiMushi

+++

Kalau pas 'The Lost Planet' gue bilang kalau konser itu adalah KONSER TERBAIK YANG PERNAH GUE DATENGIN, maka gue juga harus lagi-lagi bilang kalo 'THE EXO'luXion' ADALAH KONSER TERBAIK YANG PERNAH GUE DATENGIN. Semuanya sangat istimewa. Terlebih karena memang para member sedang dalam mood yang sangat bagus sekali.

Konsernya berjalan dengan nyaman kecuali bagian diumpat fanbase. Antrean oke, petugas pemeriksa tas nggak berlebihan, security baik hati di dalam tapi ketatnya minta ampun. Jangan harap bisa motret karena si fansite yang di belakang gue itu (sempat sih dia motret) sempat ketangkep juga dan dikasih tiga atau empat kali warning gitu. Tapi ya namanya fansite udah pengalaman, tetep aja mereka bisa dapet gambar.
*
*
Singapore Indoor Stadium mengingatkan gue pada MEIS banget. Di mana lo nggak perlu susah-susah cari makan dan kelaperan. Karena deket sama Mall. Menyenangkan deh tempat konsernya. Asyik banget. Sayang aja MEIS harus ditutup dan ICE jauh dari mana-mana (ditambah kalo konser di sana suka ujan, kalo nggak panasnya kayak neraka jahanam). Kalo misalnya di MEIS kan toko-toko di dalem, kita gak perlu repot-repot keluar. AH KANGEN MEIS! BENCI ICE!

Gara-gara konser ini juga gue akhirnya mengambil risiko untuk pergi ke Singapura dan melakukan perjalanan sendiri (walaupun nggak sepenuhnya sendirian). Tapi gue yang pesen pesawat sendiri dan pesen hostel sendiri. Karena sudah pernah tinggal di hostel di Bandung dan Seoul sebelumnya, jadi udah ngerasa pengalaman dan nggak kagok ketika masuk hostel di Singapura. Walaupun memang suasananya sangat berbeda.
*
*
Memang, kalau untuk nonton konser di luar negeri biayanya nggak akan semurah nonton di negara sendiri. Itulah kenapa gue nggak pernah berani mengeluarkan biaya banyak untuk konser. Akumulasi tiket+pesawat+hostel+uang makan itu bikin nangis. Tapi ya, kalau memang uangnya ada dan sudah diniatin, kalian memang perlu mencobanya. Pengalaman itu mahal. Kalian akan punya cerita yang menyenangkan untuk dibagi ke orang-orang yang kalian sayangi.

(Gue akan menceritakan ini ke ponakan gue, namanya Nada umur 6 tahun dan Salman umur baru beberapa bulan saja, dan ngajarin mereka soal EXO!)

Kalau misalnya tulisan gue ini membuat kalian merasa "Apaan sih ini orang pamer banget!", gue mau minta maaf. Tulisan-tulisan ini dibuat bukan karena mau pamer. Tapi karena memang suka nyeritain pengalaman sendiri dan berbagi sama orang. Gue berharap ada hal yang bisa lo dapat dari tulisan gue. Positif atau negatif yang penting ada hasilnya. Maaf banget kalau misalnya yang bias Chanyeol merasa tersinggung karena beberapa kalimat.

Gue juga mau minta maaf atas curhatan soal fansite di atas. Tapi karena ini blog gue ya gue bebas mau ngomong apa.
*
*
Sekaligus mau berterima kasih buat kakak-kakak baik hati yang gue temui di Berastagi yang malah ngasih gue tiket nonton gratis 'THE EXO'luXion' di Singapura. Mau bilang makasih juga buat Sammy, Marcel dan Bunga (baru kenalan dan langsung hebohhhhhhhh). Kalau nggak ada temen-temen gila ini mungkin gue akan cengok aja di sana.

Ini kenapa jadinya malah kayak bagian thanks to album sih. Ah!
*

GREETING

Jiffier gifs. share your gifs with the world on the fastest gif hosting platform. Yes to playback controls, No to size limits!
*
Dan buat fansite dan fans yang sudah motret adegan Baekhyun bawa fanboard gue, GUE CIYUM SATU SATU! MAKASIH! Buat yang udah bikin fanart juga makasih (LAH KENAPA SIH RON KAYAKNYA LO SOK PENTING BANGET).

Buat kalian pembaca setia blog ini, semoga kalian kaya raya dan tetap bahagia.

Last but not least, thank you Byun Baekhyun.
*
Photo by Shadowz B
*
SEE YOU ON'THE EXO'LUXION' JAKARTA!
(kalau ada uang)
*
[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza

$
0
0
Posting-an ini adalah bagian keempat dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan, setelah selama bertahun-tahun hanya jadi khayalan babu. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini.

Oke, pertama-tama maafkan daku karena sudah sekip nulis cerita perjalanan ke Seoul ini akibat ngalay di Singapore dua (apa tiga?) minggu yang lalu (baca selengkapnya di sini). Padahal plot dari posting-an ini sudah kepikiran bahkan sebelum menginjakkan kaki di Singapore Indoor Stadium. Tapi baru bisa nulis sekarang.

Cut the crap. Let's continue the story!
*
*
Sekitar tiga jam muter-muter di MBC World ternyata menyenangkan juga. Yes of course, karena gue nggak perlu bayar KRW 18,000 buat merasakan semua atraksi yang ada di sana. Semuanya gratis! Karena bagian dari pekerjaan. Woohoo!!! That's why gue menunggu-nunggu saat untuk dikirim ke Korea buat liputan. Banyak penghematan yang bisa dilakukan. He he he...

Walaupun ada bagian-bagian yang gue nggak terlalu nikmatin di MBC World, tapi overall lokasi ini menyenangkan kok. Intinya sih cuma tempat buat foto-foto sama check in di Path (dan diteruskan ke Swarm, Facebook, Twitter, dan semua media sosial lain yang eksis di dunia ini). Alhamdulillah hari itu gue nggak dapet WiFi terus jadi cuma bisa check in sekali di Path. Itupun udah bangga banget baca tulisan 'From Seoul' di bawah posting-annya.

Keluar dari gedung MBC World, gue menyempatkan diri berdiri di tengah-tengah DMC lagi buat melihat sekeliling. Merasakan dinginnya udara sore itu dan berharap bisa ke sini lagi kapan-kapan. Setiap sudutnya gue liatin untuk terakhir kali sebelum bener-bener beranjak pergi. Masih kagum sama bagaimana Korea mengubah tempat penampungan sampah ini jadi lokasi yang bener-bener oke.

Gue sama mbak Swita jalan duluan ke bus yang masih nunggu di antara gedung SBS dan CJ E&M Center. Sementara yang lain masih di belakang, foto-foto di sekitar DMC. Sama patung biru yang lagi ngaca itu. Gue pas baru dateng udah ngalay duluan di situ, jadi sekarang sudah lelah. Kepala gue agak pening karena liat VR cowok-cowok pake celana dalem doang. Tapi berangsur-angsur membaik karena akhirnya adem pas keluar.

Sebenarnya gue berencana untuk cabs ke tujuan selanjutnya yang ada di itinerary gue. Tapi karena nggak enak sama yang punya hajat, akhirnya gue memutuskan untuk balik ke hotel dulu. Ya sekalian sholat ashar dan sholat maghrib. Nanti abis maghrib deh baru jalan-jalan lagi. Sebelum naik ke bus, gue sempat narsis dulu di seberang CJ E&M Center. Kapan-kapan deh masuk ya. Kapan-kapan kalo masuk, ketemu Eric Nam ya. Atau mungkin bisalah ketemu siapapun deh yang penting KPop. Biar badan makin bau KPop aja niii. Nggak masalah.
*

*
Setelah para jurnalis berkumpul dan naik bus, kitapun kembali ke hotel.

Pas perjalanan ke hotel itulah para jurnalis tiba-tiba merencanakan untuk pergi makan ramen gitu yang katanya paling pedes di kawasan Jongno. Kayak ada satu kios ramen yang terkenal dan pake level-levelan gitu loh, ala-ala Maicih. Banyak yang keliatannya excited sementara gue masih belum berani buat makan aneh-aneh dulu apalagi kalo sama orang banyak. Takut nggak punya pilihan trus makan babi. Sementara gue anaknya sangat mudah dipengaruhi.
BENTAR BENTAR NGEFANS EXO BENTAR BENTAR NGEFANS VIXX HEMPAS DATANG LAGI HEMPAS DATANG LAGI.

Akhirnya gue memutuskan untuk nggak ikut. Lagipula gue juga sudah punya rencana sendiri yang mau nggak mau memang harus dilakukan. Gue ada plan untuk mengeksplor sebagian kecil dari Seoul malam itu. Dan itu dimulai dari Dongdaemun Design Plaza (DDP). Sebenarnya gue pengen ke Gwanghwamun Square aja, tapi nggak tahu kenapa kayaknya lokasi itu gue rasa akan gue kunjungi di hari ketiga atau keempat, yaudah jadi ke DDP dulu aja. Waktu cek peta sih nggak seberapa jauh dari Euljiro, Jung-gu, lokasi Lotte Hotel Seoul.
"Orang tinggal lurus aja kok kalo naik subway," kata Mely di chat KakaoTalk ketika gue nanya jalan.

Yaa... tapi yang namanya orang nggak pernah kan tetep aja pasti ada perasaan parno dan sedikit kebingungan. Mana malam itu gue juga akan mencoba untuk naik subway untuk pertama kalinya. DAN SENDIRIAN! Wah bisa-bisa ni kalo kesasar bakalan ngehek banget. Makanya itu sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (walaupun akan seru sih kalo kesasar juga karena jadi bahan cerita) akhirnya gue menghabiskan sekitar setengah jam setelah solat maghrib buat mempelajari peta subway dan juga arah ke Dongdaemun Design Plaza.

Karena ini pertama kalinya gue akan naik subway di Seoul (dan sendiri) (lalu kemudian keputer lagu 'In The Subway'-nya Akdong Musician di kepala tiba-tiba) gue sangat excited. Akhirnya bisa merasakan bagaimana sih, naik subway di Korea yang katanya kalo ada idol ulang tahun suka ada poster mereka gitu di dalem. Gue juga sering lihat posting-an temen-temen gue yang liburan ke Seoul dan suka posting foto di dalam subway gitu. Nggak pernah nyangka kalo akhirnya bisa merasakannya sendiri.

Like seriously sendiri.

Tapi sebelum subway, gue masih punya PR: beli Olleh WiFi Pre-Paid Card dan isi ulang T-Money.

Buat orang yang tangannya akan gatel-gatel dan merasa hidupnya tidak akan indah lagi tanpa koneksi internet, Olleh WiFi adalah benda yang paling lo butuhin ketika lo jalan-jalan di Seoul. Benda ini keramat dan nggak bisa lo cuekin begitu aja. Apalagi lo tipikal orang yang freak banget sama media sosial kayak gue. Tapi sebenarnya nggak cuma buat eksistensi diri, WiFi akan lo butuhin ketika lo kesasar dan nggak tahu jalan. Ini adalah penyelamat utama tanpa perlu membuka omongan dengan orang yang nggak bisa bahasa Inggris karena lo nggak bisa bahasa Korea.

T-Money pun adalah hal wajib yang dimiliki ketika liburan di Seoul. Karena sistem transportasi Seoul sudah terintegrasi, jadi kartu ini bener-bener multi-fungsi banget. Kasarnya kalau di Jakarta, ini sama kayak Flash BCA gitu kalau misalnya mau naik TransJakarta. Walaupun nggak bisa lo tap di jidat abang-abang MetroMini sih kalo di Jakarta. Kegunaannya pun nggak cuma buat transportasi, tapi juga bisa lo pake buat belanja tergantung saldo yang ada di dalam kartunya. Buat beli kartu T-Money ini juga gampang banget. Tinggal ke Seven Eleven atau G25 atau toko kelontong yang bisa lo temukan di pinggir jalan. Atau juga bisa beli di mesin yang ada di stasiun subway-nya. Karena gue orangnya panikan dan nggak tahu kalao ternyata mendapatkannya sangat mudah, akhirnya gue minjem punya temen gue dari Jakarta dan sampai sana tinggal isi ulang.
"Bilang aja mau 'reload' gitu di Seven Eleven-nya. Ngerti kok mereka," kata Mely ke gue masih lewat chat.

Kamera, coat, sweater, sarung (yang rencananya mau gue pake buat jadi syal), dompet, peta, lap kaca mata, paspor dan sebotol air minum dari hotel sudah masuk ke ransel. Waktunya berangkat!

Tujuan pertama malam itu adalah Myeongdong. Soalnya satu-satunya Seven Eleven yang gue tahu lokasinya ya di situ karena tadi siang udah lewat sana. Males buat nyari yang lain karena gue adalah orang yang males nyari jalan alternatif kalau misalnya masih ngeraba-raba, mending lewat jalan yang biasa aja walaupun lebih lama. Tapi Myeongdong juga nggak jauh dari hotel kok. Yang nyakitin sebenarnya udara dinginnya.

Ngecek aplikasi Weather di ponsel adalah hal sederhana yang paling menyenangkan yang bisa lo lakukan ketika liburan di Seoul pas musim dingin. Ngeliat tulisan satu digit derajat itu bener-bener pengalaman langka. Dan malam itu bener-bener deh dingin banget. Antara 3 sampai 1 derajat gitu. Ya ini sih drastis banget kalo dibandingkan sama Jakarta yang biasanya berkisar 27 sampai 30 derajat.
*
Keluar dari pintu hotel, gue bengong sebentar ngeliat bagian depan Lotte Hotel Seoul di malam hari. Ternyata indah banget. Pohon-pohon kering yang tadi siang ada di situ sudah berubah jadi pohon-pohon berkilauan karena dikasih lampu. Daerah itu jadi bagus gitu buat foto-foto. Instagram-able banget. Hihihih... Karena gue sedang jalan sendiri, jadi gue nggak mungkin minta fotoin sama bellboy kan, jadi yaudah gue foto pemandangannya aja. The art of traveling alone. Nggak sih. Mager aja.

Hujan rintik-rintik mendadak turun. AIGU... makin dingin aja malam itu. Gue berjalan dengan agak cepat ke arah Myeongdong. Berbekal kosakata bahasa Korea yang sederhana dan dasar banget. Penampilan gue sebenarnya bisa dibilang biasa banget. Apalagi gue pake coat hitem. Bahkan abang-abang delivery aja lebih stylish daripada gue kayaknya. Jarang banget ngeliat orang pake coat hitem di lokasi itu. Kebanyakan warna-warnanya kalem dan pastel gitu. Gila gue mungkin keliatan kayak teroris. Mana itu coat kan kebesaran dan berat banget.

Karena gue nggak pake topi dan nggak pake syal (dan terlalu malu dan males mengalungkan sarung ke leher padahal nggak ada juga yang peduli) jadinya gue cuma pake sarung tangan doang. Ya Allah... LA HAULA WALA QUWATA ILA BILLAH.... dingin banget!!!!!!! Kepala gue rasanya kayak dielus-elus kuntilanak. Kuping gue udah kayak beku kali kalo dipegang kayak keripik singkong tinggal remuk aja karena dingin. Jadilah gue berjalan semakin cepat dan berusaha membenamkan sebagian wajah gue ke dalam kerah coat yang memang agak tinggi tapi sama sekali nggak menghasilkan apa-apa. Tetep aja dingin.

Gue jadi inget pas belum berangkat gue sempat bertanya-tanya seperti apa suhu nol derajat itu. Malam itu bahkan belum sampai nol derajat tapi gue udah bisa menebak bahwa nol derajat akan lebih menyakitkan. Gimana kalo minus coba?
Tips: Kalau ke Korea musim dingin (kalau misalnya belum pernah dan pengalaman pertama), bawa coat yang ringan dan hangat. Sekarang banyak dijual di UNIQLO atau H&M yang teknologi Jepang gitu. Tipis dan ringan tapi hangat. Memang agak mahal. Mbak Swita beli sekitar Rp 1 juta. Kalo lo nggak punya banyak uang kayak gue, silakan pinjem dari yang punya. Wkwkwkwk

Dalam perjalanan ke Myeongdong itu juga gue baru menyadari bahwa apa yang ditampilkan di drama Korea itu memang bener-bener nyata. Orang-orang di Seoul terutama yang jalan-jalan di kawasan Jung-gu ini stylish-stylish banget! Beberapa dari mereka memang keliatan pake baju yang tebel. Tapi ada juga yang pake bajunya biasa aja dan bikin gue bingung sendiri. Apa mereka nggak kedinginan? Sementara gue udah kayak kerikil Ciliwung.
*

*
Pas pintu masuk underground Myeongdong keliatan, gue mengembuskan napas lega dan buru-buru masuk demi kehangatan. Gue lewatin lagi itu toko merchandise KPop tapi gue nggak berani nengok takut lama ntar kalo udah masuk. Gue masih inget jalannya dan kelur dari sana, belok kiri, terus sampai di Seven Eleven.

Seven Eleven di Myeongdong ini beda banget sama kebanyakan Seven Eleven yang ada di Jakarta (atau di bagian lain Seoul--tapi karena ini Seven Eleven pertama yang gue kunjungi, jadi gue langsung bandingin sama yang di Jakarta). Kalau di Jakarta, kita bisa bergerak dengan leluasa di dalamnya. Atau bahkan bisa nongkrong di luarnya. Tapi di Myeongdong inituh Seven Eleven-nya sempit banget. Mungkin kayak kosan gue versi lebih banyak barang di dalamnya. Kalau mau jalan di antara rak tuh nggak berani banget tiba-tiba balik badan. Apalagi dalam kondisi sambil bawa ransel. Takut raknya kesenggol terus barang-barangnya jatoh. Kondisinya pas gue dateng (karena memang Myeongdong juga lagi rame) padat banget. Mau buka kulkas aja mesti mundur beberapa langkah dulu.

Walaupun gue biasanya nggak tahu malu, tapi kalo ada dalam kondisi rame dan di luar negeri kayak gitu gue bisa berubah jadi orang yang sangat pemalu. Itulah kenapa gue berdiri lama sekali di sana sambil sok-sokan lihat barang padahal tujuan gue sebenarnya langsung ke kasir dan nanya soal Olleh WiFi dan T-Money. Tapi rasa malu gue mendadak luntur ketika seorang turis Tiongkok muncul dan ngomong sama kasir. Turis ini menyadarkan gue bahwa apapun yang terjadi, ketika lo di negara orang dan jalan-jalan sendiri, nggak ada yang bisa bantuin lo selain diri lo sendiri. HAHAHAHAHA

Jadi si turis Tiongkok ini tuh mau nanya sesuatu ke kasir, entah beli sesuatu atau apa, tapi dia nggak bisa bahasa Korea. Kasirnya juga nggak bisa bahasa Tiongkok, tapi dia bisa bahasa Inggris yang sederhana. Sayangnya si turis nggak bisa bahasa Inggris.

"I don't speak Chinese!" kata kasir itu berkali-kali dengan aksen Korea. Sampai akhirnya turis itu pergi dan mungkin mukanya agak kesal. Ya enaknya di Myeongdong gitu, banyak penjualnya ngerti Inggris walaupun ala-ala.

Sampailah giliran gue.

"Hi, I wanna buy Olleh WiFi," kata gue pake bahasa Inggris. Padahal Mely udah ngajarin bahasa Korea-nya di KaTok tapi tetep aja gue nggak berani ngomong Korea. Takutnya nanti pas dia jawab bahasa Korea, gue malah nggak bisa jawab balik. LOL Jadi mending belagak begok aja deh (lah emang).

"Which one? KRW 3,000 for 1 days or KRW 9,000 for 4 days?" katanya. Well, ucapannya cukup dimengerti sih walaupun pake aksen juga.

Gue berdiri lama sekali di situ. Mikir dulu enaknya gue beli yang mana. Karena gue mikir kelamaan jadinya gue bilang nanti aja deh gue belinya. Terus gue isi ulang T-Money aja.

"Maybe later then. I want to reload my T-Money," kata gue lagi sambil nyodorin kartu T-Money-nya.

"How much?"

"KRW 30,000," gue jawab sambil ngasih duitnya ke dia. Nggak berapa lama saldonya udah masuk dan gue kemudian keluar dari situ karena udah banyak orang yang antre.

Pas keluar rasanya mau teriak "YES BERHASIL HORE!" kayak Dora. Tapi karena rame jadi nggak berani. Hujan kayaknya semakin deres. Jadi gue melipir ke pinggir di antara Seven Eleven sama Nature Republic dan berteduh di sana. Satu PR udah selesai, tinggal masalah Olleh WiFi ini doang ni. Ya kenapa gue juga pake lama mikir sih tadi, gue nggak tahu. Mungkin karena deg-degan pertama kali berinteraksi sama orang Korea dan belanja gitu jadi agak malu-malu WKWKWKWKWK
*
*
Yang tadi bikin mikir sebenarnya berapa lama gue akan berada di Seoul yang merujuk pada paket yang mana yang harus gue beli. Sebenarnya simpel sih, kalo misalnya gue di Seoul 7 hari, berarti kan tinggal beli paket yang KRW 9,900 buat 4 hari itu. Lagipula 4 hari itu udah full service nggak ada batasan kuota selama berada di kawasan yang terjangkau sinyal Olleh WiFi. Simpel. Kenapa tadi mikirnya malah lama?

Gue akhirnya masuk lagi dan antre lagi. Setelah berhadapan lagi sama kasir yang tadi, dengan lantang gue langsung bilang, "Olleh WiFi, 4 Days," terus ngasih duit KRW 10,000. Dia cuma jawab kalo uangnya nggak bisa di-refund kalo pemakaiannya nggak selama 4 hari. Ya gue ngerti bagian itu. Jadi yaudah, tinggal aplikasi ke hapenya aja. Karena tadi gue lupa minta struk yang pas beli T-Money, gue pun minta ke kasirnya. Untungnya dia masih simpen jadi gue bisa buat laporan ke kantor.

Tips: selama 7 hari di Seoul, idealnya memang butuh 2 kartu Olleh WiFi yang masing-masing buat 4 hari. Memang kalau dihitung-hitung mungkin akan ada momen lo nggak make WiFi-nya ketika di hotel/hostel atau di lokasi yang menyediakan WiFi gratis. Tapi just in case lo butuh, nggak ada salahnya buat beli. Jadi selama 7 hari di Seoul gue menghabiskan 2 kartu Olleh WiFi seharga KRW 9,900 (total KRW 19,800). Sementara buat T-Money, gue deposit KRW 30,000 cuma buat transportasi doang. Dan itu bener-bener pas buat keliling Seoul selama 7 hari di itinerary gue. Gue cuma nambah KRW 5,000 pas pulang ke Jakarta naik kereta ke bandara dari Hongik ke Incheon.

Nah, dua PR udah kelar. Sekarang PR selanjutnya adalah mengaktifkan itu Olleh WiFi. Pesan penting: susah sinyal di Myeongdong! Sebel deh. Katanya Korea Selatan ini internet di mana-mana. Tapi masa di Myeongdong yang eksis banget itu aja si Olleh WiFi ini malah susah banget dapet sinyal! SEBEL!
*
Sumber: smartblog.olleh.com

Setelah lo beli kartunya, ada bagian abu-abu yang harus digosok di belakang dan nanti dapet pin. Pin ini buat registrasi di awal doang dan nanti (ada pilihan) selama empat hari lo pake nggak perlu lagi registrasi (perintahnya pake English kok so no worry). Nah masalahnya adalah, untuk melakukan registrasi ini, lo harus tersambung ke WiFi-nya Olleh. Nah makanya itu sebel karena nggak ada sinyal sama sekali di Myeongdong.

Agak panik nih. Sementara gue harus ke DDP sebelum makin malam dan hujan semakin deras. Semakin malam berarti semakin dingin. Gila banget deh ini pertama kalinyag ue merasakan hujan sedingin ini. Anginnya bener-bener nusuk sampe ke mata. BUSET.

Berhubung di Myeongdong gue nggak dapet sinyal, setelah berdiri lama di depan Seven Eleven itu akhirnya gue mutusin buat jalan balik ke hotel. Siapa tahu di deket-deket sana dapat sinyal. Isi kepala gue saat itu adalah bagaimana ini Olleh WiFi bisa berfungsi dulu sebelum gue cabs ke DDP. Karena kalo nggak ya gue ribet juga nggak bakalan bisa ngecek jalan dan segala macem walaupun sesimpel itu padahal dari Euljiro 1-ga ke DDP. Eh, taunya pas sampai depan Lotte Department Store, sinyalnya makin nggak ada. SEBEL! PAYAH NIH OLLEH!!! Kesel banget. Beberapa kali mondar-mandir di sana tetep aja nggak dapet sinyal. EMOSI.

Sampai akhirnya gue sadar kenapa gue mau marah-marah dan emosi berlebihan: gue laper.

Ponsel dan kartu WiFi yang baru gue beli itu gue masukin ke kantong dan buru-buru ke street food yang nggak jauh dari situ. Ngeliat Tteokpokki kok kayaknya enak banget sih.... Pengen.... tapi takut itu ada babinya dan segala macam. Mau nanya juga nggak yakin ahjumma-nya bisa bahasa Inggris.

Tips: belajarlah bahasa Korea meskipun sedikit sebelum eksplor Korea supaya nggak cengok.

Gue akhirnya makan yang aman-aman aja. Fish cake kayaknya oke. Duh! Pas megang gelas berisi kuah mecin itu kok enak banget hangat di tangan gitu. Cuek aja sama kaca mata yang sudah berembun, gue makan itu fish cake yang tusuk satenya gede banget. Sampai di lambung rasanya nyaman dan hangat. Karena belom kenyang, karena masih ingin makan nasi, akhirnya gue memutuskan untuk beli kimbab yang sudah dipotong kecil-kecil. Gue nggak tahu deh isinya apakah ada daging atau cuma sayur. Tapi pas gue liat-liat sih sayur doang. Yaudah gue beli.

Kimbab ini ukurannya nggak segede yang di drama-drama. Ditaruh di piring styrofoam terbuka dan kondisinya sebenarnya udah membeku.

"ANJIR INI MAH GUE MAKAN ES BATU!" kata gue dalam hati. Tapi gue makan juga dengan lahap bahkan sampai susah nelen karena seret. Tangan udah kena minyak semua karena kimbab-nya. Mau buka tas jadi takut tasnya belepotan. Tapi ini butuh minum anjir apa gue mangap aja ke langit mumpung masih hujan. Tapi karena takut dikira orang gila akhirnya gue ambil air minum juga di tas.

Pas mau bayar, ternyata harganya cukup mahal juga ya. Kimbab itu harganya KRW 6,000. Sementara kalo kata Mely, normalnya kimbab harganya KRW 3,000. Mungkin karena itu lokasinya di Jung-gu dan dekat Lotte jadi apa-apa mahal ya. Sebel.

Tips: Kalo jalan ke kawasan Jung-gu dan pengen makan street food, mending tahan sampai jauh dari kawasan itu supaya street food-nya dapet yang agak murah. Kalo emang lo pengen perjalanan yang murah sih. Kalo bawa duit banyak ya cus aja. Myeongdong banyak yang murah dan Myeongdong deket dari situ.

Karena nggak mau dikalahkan oleh emosi akibat rasa lapar, yaudah makan dulu yang penting. Abis itu baru deh mikirin bagaimana caranya menyelesaikan masalah WiFi yang nggak mau konek ini. PRINSIP: PANTANG JALAN-JALAN SEBELUM PUNYA WIFI SUPAYA BISA EKSIS!

Tapi bangke bener dah. Olleh WiFi di situ bener-bener nggak dapet sinyal sama sekali. Karena lokasinya di depan Lotte Department Store persis, yang nangkep sinyalnya malah Lotte terus. Mana kenceng lagi. Tapi karena itu Olleh WiFi nggak bisa didaftarkan kalo pake sinyal lain. KAMBING KUDISAN! Ya mau nggak mau tetep usaha nyari Olleh.

Tips: kalo kepepet pas lagi jalan di Myeongdong atau Lotte Hotel Seoul, boleh mampi ke depan Lotte Department Store karena WiFi-nya gratis dan open for public.

Akhirnya nyerah. Yaudah mending ke DDP aja deh Bismillahitawakaltualallahu... Gue kantongin itu hape dan kartu lalu jalan ke pintu masuk stasiun subway Euljiro 1-ga. Nanti-nanti aja deh itu ngurusin WiFi kampret.

PRINSIP: PANTANG JALAN-JALAN SEBELUM PUNYA WIFI SUPAYA BISA EKSIS!
*
Salah satu iklan di subway. Abang saya terkasih Jo In Sung.
*
Meniti tangga turun ke stasiun subway gue deg-degan. Ini pertama kalinya soalnya jadi agak-agak alay. Boro-boro mau ngeluarin kamera, mikir sehat aja susah nih di tengah udara dingin yang menusuk. Terus megang hape dengan sarung tangan juga susah banget karena sarung tangan yang gue pake bukan yang bisa nembus ke touchscreen hapenya. Bawaannya parno pengen jatoh aja. Tapi demi keselamatan dan kehangatan gue pake juga itu sarung tangan.

Sampai di underground subway, ada banyak toko makanan dan souvenir di sana. Ada juga toko yang jualan syal sama topi yang mana sangat gue butuhkan. Aduh... dilema. Gue masih keukeuh bakalan pake sarung solat buat syal. Jadi ketika gue lihat ada syal harganya KRW 8,000 yang mana murah karena di Myeongdong harganya KRW 10,000 gue jadi ngiler sendiri. Tapi akhirnya malah nggak jadi gue beli. Terus ada topi-topi penghangat yang lucu yang dulu selalu gue sebut 'Topi Chanyeol' karena pas awal-awal debut EXO Chanyeol tuh suka banget pake topi kayak gitu.

(Padahal gasuka Chanyeol tapi yang diinget Chanyeol) (Ehem)

Menggiurkan nih topi-topi centil. Tapi tetep aja gue nggak jadi beli. Fokus ke DDP dulu aja.
*
*
Makin deg-degan ketika sudah ada di depan mesin tap buat masuk ke subway station-nya. Karena ini pertama kalinya jadi masih takut kalau-kalau kesasar. Walaupun Euljiro 1-ga sama DDP cuma lurus aja, tetep aja parno. Gue padahal sudah membekali diri gue dengan aplikasi bernama Subway (Jihacheol) yang gue download di Play Store.

Tips: WAJIB DONLOT INI KALO MAU KE SEOUL.

Aplikasi ini bener-bener membantu untuk urusan subway. Update dan nggak bakalan bikin lo kesasar. Tapi mungkin pas ke DDP nggak terlalu berasa. Pas ke Nami baru deh berasa banget. Akan gue ceritakan di bagian lain kisah 'Finally Seoul' ini.


Gue akhirnya tap T-Money gue di mesin dengan perasaan penuh drama. Kemudian nyari-nyari peron harus naik di mana. Parno itu sebenarnya merusak konsentrasi. Jadi sebaiknya percaya diri saja ketika mau bepergian naik subway. Gue memutuskan untuk membuka sarung tangan gue demi megang ponsel supaya nggak jatuh. Grip-nya jadi lebih firm kalo nggak pake sarung tangan. Aplikasi Subway udah kebuka.

Yang gue temukan di pengalaman pertama naik subway adalah, petunjuk jalan dan stasiun apa ke stasiun apa di sana memang tertulis huruf roman-nya. Itu sangat membantu buat yang nggak bisa baca hangul. Gue bisa sih, tapi kalo ditawarkan hangul versus romanization ya mending roman kan. Nah, yang kadang bikin gue bingung di kali pertama ini, next station-nya kadang-kadang nggak tertulis di petunjuk jalan yang ada di atas. Tapi yang ditulis entah stasiun transit atau stasiun akhir. Kalo next station biasanya ada di depan peron.

Makanya pas gue masuk ke Euljiro-1 ga, butuh sekitar lima sampai sepuluh menit buat gue mengerti sama petunjuk jalan ini. Tulisan stasiun tujuan gue [Dongdaemun History & Culture Park] nggak nampak. Tapi yang ada (kalo nggak salah inget) [Wangsimni].

"Eh bentar deh ini bener gak nih lewat DDP nih takut-takut salah nih!" kata gue dalam hati. Gue inget pernah beli buku yang Seoul Travel itu kan dan emang kalo mau ke DDP ini ada stasiun yang langsung keluar langsung DDP. Tapi karena nggak ada di petunjuk jalan gue jadi ada perasaan meragu.

Sialnya perasaan meragunya itu ketika sudah naik subway di Euljiro 1-ga. YA GIMANA SIH RON! KALO RAGU KENAPA NAIK!

Gue panik banget rasanya. Terus gue perhatiin lagi itu aplikasi Subway sedetail mungkin supaya gue nggak salah jalan. Karena gue takut kesasar, gue akhirnya memutuskan untuk turun dua stasiun setelah itu. Persisnya di Euljiro 4-ga. Pas turun udah berapa lama gue baru sadar. BARU BANGET SADAR BAHWA GUE SUDAH MELAKUKAN KEBODOHAN. KENAPA TURUN DI SINI ORANG UDAH TINGGAL SATU STASIUN LAGI SAMPE! ITU ADA TULISANNYA DI PERON KALO NEXT STATION DONGDAEMUN HISTORY & CULTURE PARK.

Superpabo.
*
*
Di situlah kemudian gue mengerti bahwa aplikasi Subway ini jauh lebih bisa diandalkan untuk pendatang baru ketimbang petunjuk jalan yang ada di langit-langit stasiun. Selain itu aplikasi ini juga memberikan lo petunjuk bagaimana caranya transit, harus keluar di Exit berapa, lokasi toliet di mana, estimasi biaya, estimasi tiba jam berapa dan jadwal yang di update hampir setiap hari. Bahkan ketika gue buka lagi aplikasi ini pas ngetik posting-an ini, aplikasinya ngasih pemberitahuan soal update jadwal.

Tips: Sebelum berangkat, ada baiknya mengakrabkan diri dengan aplikasi Subway karena akan sangat membantu.

Tips: Satu stasiun subway punya banyak sekali pintu keluar (Exit), dan lokasi tujuan kalian tergantung pada Exit berapa. Kalau salah keluar bisa muter kejauhan. Inget, subway di Seoul nggak kayak Stasiun Manggarai yang cuma punya satu pintu keluar.

Setelah melakukan kebodohan itu gue naik lagi dari Euljiro 4-ga dan turun di Dongdaemun History & Culture Park. YES! AKHIRNYA SAMPAI DONGDAEMUN DESIGN PLAZA! YEHET! Terus ada apa sih di sini?

Gue sering banget denger DDP ini disebut-sebut sama temen gue yang udah pernah ke Korea. Tapi gue nggak kebayang sebenarnya ini tuh apa sih? Pas sampai di sana gue baru tahu kalo ternyata ini semacem kompleks penuh karya seni gitu yang mana sangat tidak gue mengerti karena mungkin sense of art gue nggak terlalu ada di level yang mencukupi atau gimana. Yang gue tahu cuma satu hal: lokasi ini adalah tempat ngalay yang lain yang bisa lo temukan di Seoul.
*

*
Berada di DDP tuh kayak sedang ada di planet yang berbeda gitu. Bangunan utamanya berasa kayak lagi di film 'Tomorrow Land'. Walaupun dinginnya kebangetan, tapi gue memanfaatkan momen itu buat memuji lagi orang-orang Korea yang jenius ini. Kalau menurut Wikipedia sih, dulunya ini stadion sepakbola sama bisbol. Ya pantes bentuk bangunannya ala-ala dome gitu. Tapi sekarang fungsinya sudah beralih jadi lokasi pameran seni.

Menilai DDP di kali pertama mengunjunginya sih bagus-bagus aja. Tapi ya bagusnya sebatas yaudah. Nggak terlalu yang bikin berdebar berlebihan atau sampai jaw drop saking bagusnya. Nggak bisa juga lo bilang tempatnya jelek. Hmm.. gimana ya, mungkin komentar terjahat yang bisa lo keluarkan kayak, "Oh yaudah, gitu aja tempat foto-foto alay, terus pacaran. Yaudah."

Ya.

Pacaran.

Malam itu pas gue dateng kenapa sih banyak banget orang pacaran! Kayaknya hampir semua orang datang dengan pasangannya masing-masing. Ya cowok sama cewek, ya cewek sama cewek, ya cowok sama cowok. Semuanya kayaknya bahagia banget. Kayak pas gue lagi jalan sendirian ke salah satu sudut di DDP dan nemu ada dua orang cowok akrab banget lagi foto gilir-giliran. Selfie-selfie bahagia.

"SERU BANGET LOH KALIAN TUH!" hampir gue teriakin. Tapi karena takut diludahin jadi nggak jadi.

Jadilah gue hanya mengarungi lahan seluas 85 ribu meter persegi itu sendirian. Walaupun nggak ke semua bagiannya juga sih. Ke tempat-tempat yang keliatan aja.

Keluar dari stasiun subway, DDP menyambut dengan bangunannya yang berwarna abu-abu dan memberikan kesan futuristik. Ada nuansa silver mengkilat di dinding bangunannya. Sementara bagian lain kayak jembatan gitu-gitu nggak dikasih warna tapi warna asli semen betonnya aja. Harus agak mendaki kalau mau melihat sebagian besar DDP. Ya wajar dong, kan subway adanya di bawah tanah gimana sih Ron.

Ada dua pilihan jalan yang bisa dititi (DJ KALI TITI), ada tangga, ada juga jalanan yang menanjak rata gitu. Gue milih jalan yang rata aja karena naik tangga kesannya melelahkan walaupun sama-sama menanjak juga. Petualangan pun dimulai.
*
*
Ada banyak benda-benda seni yang dipajang di berbagai titik. Yang paling sering ada di situs-situs soal DDP sih kayaknya patung polkadot warna-warni yang nggak jauh dari pintu keluar subway. Kalau misalnya sudah sampai di atas, kita bisa melihat gedung-gedung bertingkat di sekitar Dongdaemun yang kalau malem lampunya indah dipandang mata.

Selain gedung utamanya, di sekitar DDP ini ya kayak taman gitu. Ada pohon-pohon meranggas, ada tempat-tempat duduk, ada banyak tempat yang berumput, dan ada juga benda-benda seni yang dipajang kayak misalnya gerbong kereta dan semacamnya. Di salah satu sisi juga ada Curiosity Cabinet yang bentuknya kayak koper besar banget gitu dan emang bikin curious sih. Pas gue deketin ternyata toko (entah apakah toko souvenir atau bukan) tapi sedang tutup.
*
*
Ketika gue baru sampe ke DDP, dari kejauhan kedengeran suara orang nyanyi gitu. Gue berusaha mencari sumber suara. Siapa tahu kan lagi ada idol siapa lagi promosi atau showcase gratisan. Ternyata lokasinya di seberang jalan. Menurut informasi dari Zest, di lokasi ini memang sering banget ada grup-grup baru yang showcase gratisan gitu.

Tips: Nggak ada salahnya kalau malem-malem ke DDP dan mampir ke seberang jalan dekat pusat perbelanjaan besar yang ada di sana, suka ada panggung buat grup baru. Siapa tau mereka terkenal abis itu kan jadi ada cerita, "EH GUE LIAT TUH MEREKA PAS MASIH NUGU!" Mayan hiburan gratis juga.

Gue sempat ke seberang jalan dan nontonin sebuah grup yang gue nggak tahu namanya tapi mereka grup ballad terus membernya dua atau tiga orang gitu. Banyak banget orang nontonin di sana tapi nggak ricuh dan rusuh sih. Dan gue cuma betah berdiri selama lima menit sebelum akhirnya menggigil dan memutuskan untuk berjalan lagi ke sekitaran kawasan Dongdaemun. Siapa tahu nemu sesuatu yang lucu-lucu gitu.
*
*
Gue masuk ke sebuah pusat perbelanjaan yang ngejual baju-baju cewek. Pas banget di deket pintu yang dijual beha. Ya awkward. Akhirnya jalan terus tanpa peduli sampai nemu pintu keluar dan nembus lagi ke deket panggung tadi.

Karena gue merasa belum puas mengelilingi kawasan DDP, gue kembali ke DDP tapi kali ini tidak dengan menyebrang jalan melainkan lewat stasiun subway yang ada di dekat panggung itu. Kan nembus tuh ke lokasi Exit yang gue ambil pas gue sampai di DDP. Nah pas gue masuk ke sini, underground mall-nya juga ternyata menawarkan sesuatu yang berbeda lagi. Di DDP beberapa lokasi dibuat kayak galeri untuk seniman gitu. Ada juga tempat-tempat makan yang lucu, tempat nongkrong yang keliatannya gemes aja kalo masuk. Tapi karena jalan-jalan sendiri sudah cukup menyedihkan, gue nggak mau masuk dan makan sendiri.

Nggak kok, jalan-jalan sendiri itu sebenarnya sangat menyenangkan. Mencoba drama aja mumpung lagi di negeri drama.

Keluar dari kawasan underground, gue menjelajah lagi ke bagian lain dan secara tidak sengaja menemukan ladang LED Rose. OMG! Hampir aja gue lupa! Gue sempat baca di brosur yang gue dapet di hotel kalo di DDP lagi ada eksibisi LED Rose ini. Beruntung malam itu gue nggak menyerah hanya karena kesendirian dan hujan.
*
*
Dari atas, LED Rose-nya keliatan bagus banget. Unik banget. Ada kesan yang romantis juga. Nggak heran di sepanjang jalan itu ada aja orang pacaran yang peluk-pelukan terus foto. Hmmm... Indah banget sih! Semacem relationship goal banget berdiri di pinggi LED Rose Garden terus selfie. MENYENANGKAN!

Dari semua hal yang gue lihat di DDP malam itu, LED Rose ini adalah yang paling WOW sih. Melihat ribuan mawar palsu yang ditanam di atas lahan terbuka, bercahaya putih dan serasi banget sama warna dinidng DDP, wah.... ingin banget punya yang kayak gini di Jakarta terus warnanya merah putih. Pasti bakalan indah banget! Seoul lagi-lagi sukses memanfaatkan lahan kosong tak terpakainya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bisa menarik perhatian turis.

Someday, gue yakin Bandung akan kayak gini dan gue akan semakin yakin untuk pindah ke Bandung. TUNGGU SAYA KANG EMIL! TUNGGU SAYA ALAY DI BANDUNG!
*

*
Setelah puas mengalay sendiri di LED Rose Garden dan menjadi saksi cinta banyak sekali pasangan, gue menyerah pada cuaca dingin itu. Tangan gue udah mati rasa. Kuping gue udah makin kayak keripik casava. Akhirnya gue memutuskan untuk pulang sekitar jam sembilan malam. Nggak boleh malem-malem hari ini karena besok gue masih ada kerjaan buat ketemu sama Song Seung Hun dan Lee Young Ae.

OMG!!! OMG!!!! GUE HARUS TIDUR CEPET MALAM INI!

Bener-bener harus tidur cepet karena besok berangkatnya jam setengah 5 pagi dan gue nggak boleh telat sama sekali. Ketika masuk ke stasiun subway, gue kembali penasaran dengan Olleh WiFi itu. Keinget kalo belom berhasil digunakan.

"Oh, mungkin di sini bisa," kata gue. Dan pas gue cek list WiFi yang ada, BUSET DAH SINYALNYA KOK YA FULL BANGET DI SINI. HEOL. Gue pun berhasil melakukan registrasi dan akhirnya itu Olleh WiFi bisa digunakan. Pas gue turun ke peron, gue menemukan fakta lain bahwa ternyata Olleh WiFi sinyalnya lebih kenceng di subway station ketimbang di luaran sana.

Tips: setelah beli Olleh WiFi, kalau susah nemu WiFi Olleh yang kenceng di pinggiran jalan, silakan ke subway station terdekat karena dijamin sinyal WiFi di sini sangat memadai! Bahkan di dalem kereta sekalipun! LUV BANGET SAMA SEOUL KALO UDAH PUNYA WIFI!!!!!!!!!

Sesampainya gue di Euljiro 1-ga, gue ngeliat lagi itu syal sama topi yang tadi sempat pengen gue beli. Tapi ah... apakah bener-bener gue butuhkan? Sejauh ini masih bisa nahan sih sama udara dinginnya. Masih hari pertama soalnya. Ntar-ntar aja deh belinya. Kata gue dalam hati.

Tips: Kalo ke Seoul di musim dingin dan nggak punya syal sama topi, JANGAN TUNGGU NEXT DAY UNTUK BELI. MENDING LANGSUNG BELI AJA! KARENA LO NGGAK AKAN BISA NEBAK CUACA BESOK KAYAK GIMANA.

Kayak misalnya gue besok-besoknya langsung ketemu salju.

Dan awkward.

Karena kedinginan.

SEBEL!
*

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Ke Gangneung [Part 1]: Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju

$
0
0
Posting-an ini adalah bagian kelima dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Peace, Love, and Gaul!
*
Waktu kecil, gue selalu iri sama apa yang anak-anak lain punya, tapi gue nggak punya. Pernah nggak sih, lo ngerasa bete sama orangtua lo karena anak tetangga lo bisa punya Nintendo seri terbaru sementara lo bahkan sekedar GameBoy aja nggak punya? Game console yang pernah gue punya pas kecil paling banter cuma Tetris. Itu aja udah syukur, masih bisa denger umpatan "Bego lu!" kalo misalnya salah-salah pas lagi main.

Nggak pernah punya game console bikin gue cari pelarian ke hiburan yang lain. Gue jadi suka baca-baca buku cerita gitu, yang berujung bikin gue jadi suka ngayal. Tapi gue bersyukur, karena dengan ngayal, paling nggak gue bisa sedikit kabur dari segala penolakan dunia sekitar karena gue nggak bisa main bola atau karena gue nggak bisa nerbangin layangan. Gue bisa bikin dunia baru yang nggak diketahui orang-orang, dan nggak ada orang jahat yang bikin gue takut buat masuk kelas kayak pas SMA misalnya.

Emaap curhat.

Kebanyakan buku cerita yang gue baca adalah kisah-kisah dongeng Eropa. Kesukaan gue sama cerita-cerita dongeng ini kemudian memperkenalkan gue pada film-film kartun Disney. Yang mana kebanyakan pemeran utamanya adalah Princess. Kecuali Aladdin. Dan Simba. Tapi ya, masa kecil gue memang diisi dengan 'Beauty and the Beast', 'Little Mermaid' dan 'Lion King'. Sambil sesekali melakukan reka adegan ketika Ariel nyanyi di atas batu di pinggir pantai setelah dia menyelamatkan Erik kemudian deburan ombak pecah di belakangnya. Atau adegan ketika Rafiki mengangkat Simba tinggi-tinggi di Pride Rock pas dia baru lahir kemudian para binatang bersorak.

Kucing gue jadi Simba, gue jadi Rafiki (KENAPA MALAH GUE MILIH JADI BABON SIH) kemudian temen-temen gue jadi binatang yang lain. Alhamdulillah masih punya temen. Sebenarnya sih sepupu.

Astagfirullah...

Di banyak film kartun (dan film-film Natal yang diputar di TV) yang gue tonton pas kecil, ya selain Ariel dan Simba, hampir selalu ada adegan-adegan di musim dingin. Nah, kalo udah musim dingin biasanya pasti ada salju. Kalau udah ngeliat salju biasanya pelampiasannya adalah kulkas. Membuka freezer dan kemudian menggerus bunga es yang ada di dalam freezer. Di taruh di tangah, dibikin bola-bola kecil, dimasukin ke mulut, ditaruh di kepala, atau iseng dimasukin ke baju temen di bagian belakang. Demi untuk merasakan sensasi salju yang secara takdir tidak pernah turun di Indonesia.

Belum pernah turun. Sampai sejauh ini.

Om, tante dan dua orang sepupu gue pernah menghabiskan beberapa tahun di Australia. Suatu ketika gue liat foto mereka sedang ada ditengah-tengah salju dan main-main salju, rasa iri berlebihan itupun kembali timbul.

"GUE JUGA MAU MAIN-MAIN SAMA SALJU!"

Kecintaan gue yang berlebihan sama musim dingin ini membuat gue jadi sangat menanti-nantikan 25 Desember. Di era tahun 1997 sampai 2005 dulu, di setiap 25 Desember hampir selalu diputar film-film kartun bertema Natal yang pasti ada adegan salju-saljuan. Setiap apa-apa yang punya unsur musim dingin pasti akan gue suka. Dan setiap ada perilisan film edisi natal dari Princess Disney juga akan gue tonton.

Astagfirullah (2)

Saking delusinya gue soal salju, bahkan gue pernah berpikir kalau di luar negeri, di manapun itu, salju pasti turun di setiap bulan Desember. Dan betapa bodohnya gue hidup dengan keyakinan ini sampai kelas 2 SMP, sampai ketika salah satu temen gue memberitahukan fakta menyakitkan bahwa ternyata nggak semua negara di luar negeri itu turun salju.

"Ron, ini Singapura kok bisa minus 7 derajat ya, udaranya?" kata temen sebangku gue pas pelajaran Bahasa Inggris. Kita disuruh bikin ramalan cuaca.

"Karena mau salju," jawab gue santai.

"Tapi Ron, Singapura itu tropis juga sama kayak Indonesia. Jadi nggak mungkin salju." kata dia lagi.

Dan Ron pun merasakan patah hati untuk pertama kalinya. Sakit. Terpelanting dan hancur berkeping-keping. Dan ketika Ron ke Singapura langsung, patah hatinya pun akhirnya membaik, karena kemudian dia tahu kenyataan bahwa Singapura panasnya kayak Margonda, Depok.

Kecintaan gue yang berlebihan pada salju dan musim dingin sempat menghilang selama beberapa tahun. Setelah kuliah, semuanya seperti baik-baik saja, sampai di tahun 2013 sebuah film (lagi-lagi dari Disney dan lagi-lagi Princess) berjudul 'Frozen' dirilis dan.... sudahlah.... hancur sudah harga diri.

ELSA FOR PRESIDENT! ELSA! ELSA! ELSA!

Semakin bertambah tahun, entah kenapa gue semakin malas untuk menaruh harapan terlalu tinggi pada hidup. Gue nggak punya target. Prinsip hidup gue sekarang adalah: kalau ada tawaran, ambil dan jalani. Kalau nggak ada, yaudah mari makan Indomie. Dengan begitu stres yang ada di kepala dan gumpalan-gumpalan keinginan membara yang ada di dada nggak akan terlalu menghancurkan ritme hidup sehari-hari.

Tapi ada satu prinsip lain yang belakangan ini gue pegang juga: percaya bahwa mimpi-mimpi itu bisa jadi nyata.

Gue pengen banget bisa lihat salju!

Itu adalah salah satu mimpi gue. Dan di tahun 2015 kemaren, mimpi sederhana seorang bocah dari kampung yang nggak bisa main bola apalagi nerbangin layangan dan baru punya Play Station 2 ketika dia naik kelas 2 SMA (karena dapat ranking 1 dan dijanjiin sama bapaknya) itu pun terwujud.

(Insert suara angin berhembus kencang)
*
*
Kaki gue agak cenut-cenut sepulangnya gue dari Dongdaemun Design Plaza, Minggu, 29 November 2015. Mungkin karena efek insoles yang bertemu dengan udara dingin membeku Seoul yang nggak tahu deh itu udah nol derajat atau belum. Mana lagi pas gue pulang naik subway, gue sempat keliyengan dan muter-muter nyari kereta arah sebaliknya. Karena pas udah ada di stasiun subway semua kereta kok kesannya kayak bergerak ke satu arah yang sama. Mau pulang mau pergi kok kayaknya semua ke kanan. Nggak ada yang ke kiri. Bingung sendiri.

Setelah muter-muter selama kurang lebih sepuluh sampai lima belas menit, gue pun menemukan cara kembali ke Euljiro 1-ga. Syukur Alhamdulillah stasiun subway itu ada di bawah tanah (YA NAMANYA SUBWAY GITU RON) (E TAPI PAS GUE KE NAMI ADA YANG DI ATAS TANAH KOK!) (YAUDAH SANTAI AJA SIH!) (YA ELO YANG MULAI DULUAN KAMPRET PAKE HURUF BESAR!) (YAUDAH MAAF!) jadi udaranya hangat. Bahkan sempat agak keringetan juga. Tapi pas meniti tangga naik di Exit subway, langsung menggigil lagi.

Buru-buru lari ke lobby hotel dan ngeluarin kunci kamar. Setelah aman berada di dalam kamar supernyaman dan mahal (tapi gratis) di Lotte Hotel Seoul itu, buru-buru lepas baju dan mandi air hangat lalu tidur. Karena gue yakin besok pagi gue nggak akan sempat mandi karena akan bangun terburu-buru. Meanwhile tim dari Oh!K Channel sudah memberikan ultimatum kalau kita harus kumpul di lobby jam setengah 5 pagi untuk perjalanan ke Gangneung.

Asyik!
*
*
Sebenarnya inti dari liputan gue ke Korea itu ya perjalanan ke Gangneung ini. Gue akan bertemu dengan aktor Song Seung Hun dan aktris Lee Young Ae (pemeran Jewel in the Palace) untuk interview. Rencananya sih demikian. Tapi ya kita lihat nanti saja. Pun kalau nggak jadi wawancara sebenarnya nggak terlalu masalah. Ketemu aja udah seneng banget. Pun kalau nggak ketemu juga nggak masalah. Udah ada di Korea aja udah seneng banget.

Nggak ada yang namanya sia-sia tuh... Nggak ada...

Gue nggak tidur dengan nyenyak karena ternyata AC kamar gue terlalu dingin dan selimut tebal yang ada di atas kasur itu nggak cukup menghangatkan. Jadilah gue uring-uringan. Mungkin baru bisa tidur lewat tengah malam dan hanya tidur dua sampai tiga jam sebelum akhirnya cuci muka lagi, sikat gigi, terus siap-siap untuk perjalanan ke Gangneung.

Kita sudah dikasih tahu di awal sama penyelenggara kalau udara di lokasi tujuan kita nanti berkisar antara 7 derajat sampai belasan derajat. Wah, berarti kan nggak akan sedingin malam ini. Tetap dingin, tapi sepertinya kalau segitu masih bisa hidup dengan tenang dan senyum ceria ketika selfie lah intinya. Walaupun begitu, ya gue juga nggak mau sok-sokan bakalan tahan sama cuacanya. Tetap aja hari itu gue pake atasan lapis lima. Baju dalam tipis, t-shirt, sweater, jaket merah huruf R yang selalu gue pake kemanapun gue pergi kalau di Jakarta, dan coat hitam yang gue pinjem dari Dito. Semoga ini cukup lah ya.

Untuk liputan ini gue juga udah persiapan dua power bank dan dua kamera. Jaga-jaga kalau misalnya yang satu baterenya abis, bisa pake yang lain. Sementara untuk tujuannya, pasrahin aja sama Allah SWT. Sekali lagi: yang penting udah di Korea ini.
*
A photo posted by RON (@ronzstagram) on

*
Yang jelas selain akan ada interview sama Song Seung Hun dan Lee Young Ae, agenda di hari Senin, 30 November 2015 itu adalah datang ke press conference 'Saimdang - The Herstory' dan nonton syuting salah satu adegan drama Korea yang bakalan tayang di Oh!K Channel kuarter ketiga 2016 itu. SET VISIT! Itu sih yang paling gue tunggu-tunggu. Sebagai lulusan jurusan broadcasting, walaupun gue nggak pernah tertarik buat kerja di TV dan jadi orang di balik layar, tapi gue selalu suka ngeliat lokasi syuting dan ke-riweuh-an para kru. Kesempatan kali ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Persis jam 5 subuh kita sudah ada di bus dan siap berangkat ke Gangneung, Provinsi Gangwon. Menurut pihak penyelenggara, perjalanan ke Gangneung ini bisa makan waktu 3 sampai 4 jam dari Seoul. Wah lama juga. Jadi pagi itu setelah dibagiin sarapan ala-ala di dalam bus, gue langsung tidur aja karena emang nggak kuat kalau harus melek selama itu. Lagipula gue adalah tipikal orang yang masuk mobil langsung tidur. Kalo nggak tidur nanti mabok trus muntah.

Jalanan di sekitar Jung-gu pagi itu masih sepi. Nggak macet. Jalanan agak basah karena hujan semalam. Suasananya tenang banget. Gue jadi inget perjalanan singkat dari New York ke New Jersey ketika liputan di Amerika bulan September tahun lalu. Itu juga naik bus dan perjalanannya menyenangkan sekali.

Busnya melaju kencang. Tiba-tiba udah masuk ada di jalan tol. Dan tiba-tiba gue udah ngantuk aja. Dan..........

Wasalam.

Ketiduran.
*
*
Gue nggak tahu gue udah tidur berapa lama. Rasanya males ngeliat handphone dan lihat jam, kalau misalnya nggak ada yang bisa dibuka. Di bus itu nggak ada WiFi. Di jalan tol nggak akan ada WiFi yang bisa konek sama si Olleh. Pas gue buka mata, bus itu masih ngebut aja di jalan tol yang entah kenapa gue merasa cuma ada bus itu yang lewat di situ. Jarang banget ngeliat mobil atau bus lain yang melintas atau mendahului. Heran juga.

Dari jendela langit di luar sudah keliatan agak cerah. Matahari sudah mau terbit rupanya. Kita dari tadi bergerak ke arah timur. Pemandangan di jalan tol kali ini cukup berbeda dengan pemandangan di jalan tol dari Incheon ke Seoul. Kali ini pemandangannya lebih Korea. Dengan gunung-gunung dan bukit-bukitnya. Dari jauh, keliatan rumah-rumah yang ada di pedesaan. Indah banget walaupun sekelebat-sekelebat. Dan ketika bus itu keluar dari salah satu terowongan, mata gue langsung putih.

NGGAK.

NGGAK.

GUE NGGAK KERACUNAN POTASIUM ATAU DIRACUNI SIANIDA. NGGAK. INI PANDANGAN GUE BENER-BENER PUTIH.

SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WA LA ILLA HAILALLAH....

Senyum gue mengembang secepat itu dan tangan gue mendadak gemeteran. Gue mendekatkan muka gue ke kaca bus dengan harapan bisa melihat lebih jelas. Tapi malah kaca mata gue kepentok dan sakit banget di bagian hidung.

SIAL!
*
My First Snow
My First Snow
Posted by KaosKakiBau on Tuesday, January 26, 2016

*
Gue melirik ke mas Aryo yang sedang tidur-tidur ayam di kursi di seberang gue. Di barisan belakang ini cuma gue sama mas Aryo yang dari Indonesia. Sementara Mbak Dian, Swita dan Dinda ada di kursi barisan depan. Kalau udah dalam kondisi yang kayak gini, gue nggak akan bisa menyembunyikan excitement yang ada di dada gue. Gue harus mengutarakannya dan harus meluapkannya.

"MAS ARYO! MAS ARYO!" gue setengah berteriak ke mas Aryo yang akhirnya tidurnya terganggu karena si anak kurang ajar ini. Entah mas Aryo menjawab atau cuma mengerang gue nggak perhatiin, karena setelah gue panggil dia, pandangan gue kembali lagi ke kaca jendela bus.

"Kenapa Ron?"

"MAS! SALJU, MAS! SALJU!" kata gue lagi.

Percaya sama gue (HAHAHAHA PERCAYA MAH SAMA TUHAN RON), mas Aryo juga ternyata excited karena dia buru-buru mengubah posisi duduknya dari yang setengah tidur jadi duduk tegak, lalu menyingkap gorden yang ada di sampingnya buat ngeliat salju juga.

Gue mungkin nggak bisa melihat ekspresi muka gue sendiri tapi gue bisa merasakan kebahagiaan dan keceriaan yang menggebu-gebu di dalam hati ketika melihat gunung-gunung yang tertutup salju itu. Nggak cuma gunung-gunungnya aja, jalanan dan atap-atap rumah yang ada di sepanjang jalur jalan tol itu juga tertutup salju, ketika lewat di bukit-bukit yang ada pohon keringnya, tanah-tanah di sekitaran pohonnya pun putih karena salju.

MASHA ALLAH! SO BEAUTIFUL!
*
*
Mungkin kalo ada yang mergokin muka gue dari balik kaca, tampilannya udah kayak yang di Meme-Meme itu, yang mulutnya terbuka lebar, matanya berkaca-kaca.

AKHIRNYA GUE LIHAT SALJU!

Dan lo tahu apa yang paling membahagiakan dari momen ini? Bus itu tiba-tiba aja berhenti di rest stop.

"MAS ARYO KITA HARUS TURUN DAN FOTO! AYOLAH MAS!" kata gue lagi-lagi setengah berteriak. Nggak peduli deh mau siapapun ngira alay atau gimana. Lah emang alay ya mau gimana lagi.

Buru-buru gue pake jaket merah gue dan pake lagi itu coat hitam. Di dalem bus itu masih hangat banget, jadi kalo pake semua benda itu di sana pasti bakalan sesek dan keringetan. Logikanya kan kalo salju pasti dingin. Tapi sekali lagi gue belum pernah ada di suhu minus dan nggak tahu seperti apa rasanya. Cuma, kalo Seoul aja yang tiga derajat udah bikin merinding, ya gimana kalau nol? Gimana kalo minus?

Tapi gue pikir gue kuat menghadapi serangan berbagai macam cuaca. Akhirnya gue buru-buru turun dari bus dan nggak make sarung tangan karena "Ah, pasti akan sangat merepotkan ketika akan motret dan selfie." Pas sampe di depan bus.

WHOOOSSSSSHHHHH.

Kebas. Seketika. Tangan gue. Kebas. Seketika.

Gue sempat turun beberapa langkah dari bus sampai akhirnya gue sadar kalau udara ini nggak bisa gue hadapi dengan tangan polos. "ANJRIT! INI DINGIN BANGET DEMI APAPUN!" Nggak cuma tangan gue yang kebas kayaknya, muka gue langsung kebas juga. Nggak sampe dua menit berdiri di depan pintu bus itu, bibir gue udah gemeteran. Udara dinginnya emang nggak nembus ke badan, tapi di leher berasa banget membekunya. DEMI ALLAH INI DINGIN BANGET.

"Mmmmaasss.... bbbeeennnttaaarrr aammbbiiiillll sssaaarrrungggg taaangggaaaan duluuuu," kata gue buru-buru masuk ke dalam bus lagi dan ambil sarung tangan. Semoga itu membantu memberikan sedikit kehangatan. Pas gue keluar lagi.

SAMA AJA ANJIR INI DINGIN BANGET ASTAGFIRULLAH YA ALLAH YA TUHAN KATANYA NERAKA ITU PANAS.

Tapi gue nggak boleh lemah. Karena ini pertama kalinya gue ngeliat salju, setidaknya pertemuan kita harus menyenangkan dan meninggalkan kesan. Tapi udaranya bener-bener menusuk banget. Bahkan gue udah pake long john sebagai bawahan di balik celana jins ketat yang akhirnya gue punya untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir itu nembus banget dinginnya.

Gue lari-lari kecil, berusaha untuk mengeluarkan keringat. Masih amazed sama pemandangan putih-putih yang ada di depan gue. Padahal tuh cuma kayak taman kecil di pinggir rest area yang tertutup salju. Tapi tetep aja gue excited. Di belakang taman itu, ada tangga turun ke bawah yang tembus ke pemukiman gitu. Terus di sana ada tanah lapang yang semuanya ketutup salju.

"Mas mau foto!" kata gue ke Mas Aryo. Minta difotoin karena kalo selfie pasti hasilnya nggak akan lebih bagus daripada difotoin sama seorang wartawan senior dari surat kabar besar di Indonesia. Kalo biasanya gue khawatir foto yang dipotret orang lain hasilnya jelek, tapi kalo mas Aryo yang motret mah gue nggak bakalan takut hasilnya tidak memuaskan.

Akhirnya kita berdua jalan ke tangga menuju pemukiman itu buat sekedar foto doang. SENENG BANGET!!!! Gue bahkan masih nggak bisa menyembunyikan rasa seneng gue padahal bibir gue udah menggigil kedinginan karena belum terbiasa dengan udaranya. Di tengah udara dingin kayak gini muka udah nggak bisa berekspresi. Tapi harus berekspresi demi hasil foto yang bisa di-share di Instagram. YA HARUS GIMANA TAPI INI DINGIN BANGET! UDAH KAKU NIH MUKA! SEBELLLLL!!! TAPI SENENGGGG!!!!!
*
*
Setelah selesai di tangga menuju pemukiman itu dan memutuskan untuk tidak berjalan lebih jauh karena takut nanti dicariin sama penyelenggara yang di bus (ya namanya juga rest area kan bakalan lama-lama di situ), akhirnya kita naik lagi dan kembali ke taman kecil yang ada di deket bus kita parkir. Di situlah gue baru sadar kalo kita sedang berada di daerah Pyeongchang. Daerah ini memang paling bersalju (kayaknya sih) di Korea dan jadi lokasi untuk Olimpiade musim dingin di tahun 2018 nanti.

Gue memanfaatkan momen itu sejenak untuk melihat-lihat sekitar. Merekamnya di memori terdalam kepala gue. Sesekali motret sambil gemeteran. Kamera yang gue bawa kebetulan bisa merekam beberapa detik sebelum foto dipotret. Pas gue nonton lagi videonya, gue ketawa-ketawa sendiri. Jadi terkenang lagi bagaimana feel-nya ketika pertama kali ngeliat salju.

"Gue mau pegang saljunya..." kata gue ngedumel sendiri. Karena ini kali pertama gue megang salju, gue pun nggak mau pake sarung tangan. Bodo amat deh kalo misalnya dingin. Ya namanya salju kan emang sudah pasti dingin. Akhirnya gue copot sarung tangan kanan gue dan............ ANJROOOOOT DINGIN BANGET UDARANYA! PADAHAL ITU JUGA BELOM MEGANG SALJUNYA!

Cepet-cepet gue duduk di pinggir taman itu, terus nyolek-nyolek saljunya dengan mesra. Setelah itu gue gali-gali dan kemudian gue genggam-genggam.

ALHAMDULILLAH. SATU DAFTAR DI BUCKET LIST SUDAH DICORET.

Walaupun ternyata tekstur-nya nggak jauh beda sama bunga-bunga es yang gue keruk dari kulkas pas jaman bocah dulu, feel pas pertama kali megang salju yang bener-bener salju itu sangat tidak terlupakan. Setelah gue pegang-pegang, gue kemudian penasaran bagaimana rasanya nginjek salju. Karena gue nggak mungkin membuka sepatu gue di situ, akhirnya gue injeknya pake sepatu aja.

Kayak nginjek kerupuk. Ada suara kremes gitu.

KOCAK! ALAY!! KAMPUNGAAAN!!!! TAPI AKU BAHAGIA!!!!!!!!!

Gue nggak pernah nyangka kalau ternyata impian masa kecil gue bisa terwujud dengan cara yang tidak terduga-duga. Gue selalu membayangkan kalau misalnya pengalaman pertama gue "berinteraksi" dengan salju adalah ketika gue, entah kapan, tinggal di sebuah rumah di Amerika atau Inggris, nebeng sama orang setempat karena pertukaran pelajar atau semacamnya, dan di suatu musim dingin, gue akan buka pintu dan sudah disambut dengan hamparan salju di depan rumah. Kemudian gue akan tidur-tiduran di sana, lempar-lemparan sama foster brother, bikin boneka salju, kemudian berakhir bahagia.
*
*
Pertemuan pertama gue dengan salju malah terjadi ketika gue secara tidak terduga ditugaskan untuk kerja di Korea Selatan selama beberapa hari di akhir musim gugur dan di awal musim dingin, dan datang ke lokasi paling bersalju di Korea Selatan, walaupun cuma di rest area-nya doang. Tapi walaupun tidak terduga, tetap penuh kesan. Walaupun sejenak doang, tapi tetap menyenangkan. Walaupun awkward, tapi di ingatan melekat kuat.

"Gue mau di sini aja mas, nggak mau ke SEAMARQ Hotel bisa nggak?" kata gue ke mas Aryo sebelum kita naik lagi ke bus. Tapi nggak dijawab. Mungkin emang nggak perlu dijawab. Mungkin kata mas Aryo dalam hati, "Ya mati konyol lah kau di bawah salju!" begitu sambil berlalu dan meniti anak tangga ke dalam bus lagi.

Ah ya... kata Afgan 'Jodoh Pasti Bertemu'. Kalau emang nanti jodoh sama salju, pasti akan ketemu lagi.

Nice to meet you, Salju-nim!
*
*
Sekarang waktunya kerja. Halo, Song Seung Hun & Lee Young Ae!
*

My Top 5 (or More) Memorable Item(s) in 2015!

$
0
0

Gue termasuk orang yang suka banget belanja dan nggak akan bosen kalau nemenin orang lain belanja. Tapi permasalahan terbesar gue adalah kalau belanja, gue mikirnya suka lama. LAMA BANGET KAYAK YANG TOKO UDAH MAU TUTUP TERUS GUE BELUM MUTUSIN APAKAH GUE AKAN BELI ATAU NGGAK INI BARANG. Padahal sebenarnya barang itu udah gue pengenin banget, tapi ketika udah ada uangnya, terus udah sampe di tokonya, pikiran-pikiran sampah kayak "Apa iya lo butuh?""Apa iya ini berguna?""Bisa loh duitnya disimpen buat beli yang lebih berfaedah!" suka muncul di kepala gue. Yang akhirnya, walaupun gue sudah berdiri lama di toko sampai jelang tutup, gue pun nggak jadi beli itu barang.

SEBEL.

Suatu hari misalnya gue sama Dito iseng masuk sebuah department store di sebuah mall dan kita sama-sama tertarik sama beberapa t-shirt yang kayaknya kok lucu dan juga murah. Ada juga yang buy 1 get 1 gitu. Menarik deh pokoknya buat dibeli. Udah nih, muter-muter di toko, milih-milih kayak hampir 1,5 jam. Setelah mutusin mau ke kasir, akhirnya malah nggak jadi karena alasan yang nggak jelas.

MAKIN SEBEL.

Kayak sebelum gue berangkat ke Seoul kemarin (baca beberapa cerita yang sudah gue post di sini) gue sudah punya itinerary ke Namsan Tower (belum gue tulis ceritanya hahahah). Otomatis kalau udah mikirin Namsan, pasti akan kepikiran sama Huang Zi Tao gembok dong. Karena kan di sini orang-orang pada buang-buang gembok dengan harapan-harapan manis ala drama Korea. Palsu sih, tapi gue juga penasaran. Akhirnya karena kata temen gue barang-barang di Korea itu lebih mahal harganya daripada di Indonesia, gue pun memutuskan untuk beli gembok dulu sebelum berangkat.

Berdirilah gue di salah satu supermarket di kawasan Blok M. Di depan deretan gembok-gembok berbagai ukuran. Ada yang superkecil sampai yang besarnya kayak telapak tangan Suho ada. Padahal udah jelas-jelas nih, dari kosan mikir akan beli gembok dan gue akan butuh, tapi tetep aja berdiri di situ bisa satu jam. Nggak cuma buat nentuin mau beli gembok yang harganya Rp 30 ribu atau Rp 17 ribu. Tapi mikir apakah emang gue butuh gembok ini atau nggak sih? Sepenting apa sih masang gembok di Namsan? LO YAKIN MAU PASANG GEMBOK PADAHAL LO NGGAK PUNYA PASANGAN? 

Bangke. 

Setelah satu jam lebih lima belas menit berkutat dengan pikiran-pikiran semacam itu, akhirnya gue beli juga.

Sekarang kelemahan gue nggak cuma ngeliat Irene sama Park Bo Gum doang. Tapi juga ngeliat barang-barang yang dipajang di situs belanja online. Apalagi kalau buka apps-nya di handphone tuh kayaknya semua pengen di klik dan masukin keranjang. Belakangan ini hobi gue sebelum tidur adalah scrolling itu apps belanja online dan masukin semua barang yang gue suka ke whistlist. Di beli? Nggak. Cuma menuruti nafsu dan hasrat belaka. Sama kayak window shopping.

Sepanjang tahun 2015 kemaren, ada beberapa item yang akhirnya gue putuskan untuk beli, just because I can't hold this feeling inside my heart (halah). Dan kalau mau di list, ini dia:


1. Kulkas Panasonic NRA-198 G Silver



Waktu pertama kali memutuskan untuk ngekos pas zaman awal kuliah, selalu ngebayangin kalau kosannya akan asyik karena akan ada dapur yang bisa digunakan untuk masak-memasak. Eh tapi kenyataannya nggak seperti harapannya. Dapurnya sih ada, tapi nggak berguna sama sekali. Yang pertama karena cowok-cowok di kosan itu nggak mau patungan buat beli gas. Yang kedua, karena lokasi dapurnya ada di puncak tangga gelap yang katanya kalo malem suka ada cewek nangis-nangis gitu. Kan kampret!

Setelah pindah ke kosan kedua, gue sudah mengubur dalam-dalam harapan untuk punya dapur sendiri. Begitu juga ketika pindah ke kosan ketiga di Warung Buncit. Boro-boro ada dapur, kamarnya aja segede kamar mandi. Ya mau gimana. Jendela pun cuma ada satu dan itu di deket pintu. Pengap banget kayak apartemennya Na Bong Sun di 'Oh My Ghost'.

Nah, waktu pindah ke kosan keempat, gue akhirnya punya kesempatan untuk bikin dapur kecil. Seneng banget! Walaupun di luar ekspektasi, tapi tetep aja jadinya punya space buat naruh kompor dan deretan panci dan penggorengan untuk sekedar bikin tumis sayur. Untuk sayur itulah gue pikir gue butuh tempat penyimpanan yang bisa bikin awet: kulkas. Berhubung Dito baru bikin kartu kredit, akhirnya dia menawarkan gue untuk kredit aja kulkasnya. Yes! Akhirnya gue pun punya kulkas dan jadi rajin masak.

Selama beberapa bulan.

Sekarang cuma jadi tempat naruh air putih sama coklat.

Tapi tetap berguna karena kalau malem-malem pengen buat es teh manis jadi bisa. Yay!

Pilihan gue jatuh ke Panasonic NRA-198 G Silver. Sebenarnya gue pengen beli nih kulkas Samsung yang gede banget yang pintunya ada dua yang kalo Jakarta lagi panas-panas banget gue bisa masuk dan tidur di dalamnya semalaman. Tapi karena duitnya nggak cukup dan budget gue di bawah Rp 2 juta, pilihan gue pun jatuh ke kulkas ini. Ukurannya yang nggak terlalu besar dan juga nggak terlalu kecil pun membuat gue jatuh hati. Luv!

Oh iya, setiap barang yang ada di kosan gue punya nama. Kulkas ini namanya Mikael. Terinspirasi dari Malaikat Mikail yang mengatur rezeki. Yah kira-kira ini kulkas isinya rezeki aja pokoknya. Setiap dibuka ada makanan. Setiap dibuka ada minuman enak. Setiap dibuka ada coklat. LUV LUV!

2. Sweater & Syal


Waktu dikasih tugas jadi TKI beberapa hari ke Korea Selatan, gue kelabakan banget karena fakta bahwa lemari gue sama sekali nggak punya stok-stok baju hangat. Ya iyalah. Jakarta panasnya udah kayak tetanggaan sama neraka. Buat apa beli baju-baju hangat gitu? Kata gue setiap kali ngeliat sweater-sweater lucu di apps online shop. Tapi ternyata... emang butuh juga untuk kondisi-kondisi seperti ini.

Akhirnya gue menelusuri salah satu apps dan cari mana yang termurah deh! Perkara hangat atau nggaknya nanti aja dipikirinnya. Karena gue sendiri saat itu masih belum tahu sedingin apa Korea Selatan. Yaudah... akhirnya beli dua sweater, yang satu warna abu-abu dan yang satu warna hijau. Gue lebih suka yang abu-abu sih, karena belakangan ini lagi seneng banget sama yang warna-warna agak gelap kayak gini.

Nah pas di Korea karena nggak sanggup dengan udara dinginnya, jadilah gue beli syal lagi buat menambah kehangatan. Item pertama yang gue beli di Seoul setelah dua hari berada di kota KPop.

3. CD KPop


I'm an avid KPop fans! Ke Korea kalau nggak beli CD KPop kayaknya agak kurang gimanaaaa gitu ya. Walaupun gue sendiri sebenarnya tetep aja mikir lama apakah gue mau beli atau nggak, tapi toh akhirnya gue beli juga. Waktu ke COEX gue beli album 'THE RED'-nya Red Velvet (DAN DAPET PC IRENE!!!! JODOH GAK SIH GUE SAMA DIA! #GAK) di SUM Store.

Di hari hari terakhir, gue mampir ke toko buku paling besar di Seoul yang ada di stasiun Gwanghwamun dan di situ gue beli CD IU 'Last Fantasy' sama yang 'Chat-Shire'. Lemah sih kalo udah masuk sini karena semua CD yang lo pengen pasti ada. Tapi gue memilih buat beli IU sama BTOB karena Desember tahun lalu gue ada rencana buat ketemu BTOB di Berastagi (next story! Tunggu ya!).

Pas balik ke Jakarta, eh EXO ternyata rilis album 'Sing For You'. Karena udah bias jadi nggak ada pilihan lain, harus beli. Akhirnya gue pun beli dua versi seperti biasa, versi Mandarin sama versi Korea-nya. Yang Mandarin gue beli cover Baekhyun, yang Korea gue beli yang cover Suho.

Guilty pleasure. NGELUH TERUS GAK PUNYA UANG TAPI BELI CD TEROS! SEBEL BANGET SAMA KPOP-KPOP INI!

4. Botol Minum EXO


Memanfaatkan momen ke Korea, nggak sah kalo nggak mampir ke SMTOWN COEX Artium. Akan gue ceritakan detailnya di posting-an 'Finally Seoul'. Yang jelas, gue mengeksplor seluruh lantai SMTOWN COEX Artium dan sampailah di Liverary Cafe yang ada di lantai 4. Rencananya sih, di sana nggak mau beli apapun. Nggak mau makan apapun. Tapi waktu ngeliat ada menu yang namanya Artist Ade, dengan botol-botol lucu bertuliskan lirik lagu artisnya, ya gue lemah.

Pertama, gue belum punya botol-botol kayak gitu yang padahal udah tren dari tahun 2014. Kedua, karena momen lagi di COEX aja nih, kalo nggak beli kayaknya nggak afdol. Atas dukungan dari Anissa, gue pun beli juga itu EXO Ade. Minumannya jus apel, dan dapet botol juga. Di botolnya ada tulisan 'Shawty Imma Party Till The Sundown'.

YO MABUK YO!

5. Earpiece/Headset


Masih di Korea Selatan, gue baru sadar kalau ternyata earpiece/headset gue hilang. Nggak tahu di mana. Yang jelas selama dua hari pertama di sana gue nggak pernah pake lagi semenjak turun dari pesawat. Jadi gue nggak tahu deh itu headset/earpiece hilang di mana. Karena memang kondisinya nggak urgent, jadi gue cuekin aja. Tapi berasa kosong pas udah mau balik lagi ke Jakarta.

Makanya sesampainya di Incheon untuk pulang, gue sempetin mampir ke duty free buat beli headset/earpiece di sana. Untunglah duty free di bandara bisa pake USD. Karena Won-nya udah gue tuker sebelum check in, jadilah gue beli headset/earpiece Sony yang harganya USD 9. Kalau di Jakarta kok kayaknya mikir ngeliat headset harganya Rp 150 ribuan. Tapi kalo udah kepepet gini, di luar negeri harga dollar dibeli juga.

Udah gesrek emang si Ron Ron ini.

Nah, itu deh kira-kira beberapa item memorable gue sepanjang tahun 2015 kemaren. Terus... kalau tahun 2016 ini kayaknya gue punya beberapa wishlist untuk dibeli. Salah satunya adalah Instax Polaroid Camera yang pernah gue punya tapi dicuri maling dulu. Sama pengen beliin handphone buat Mamah dan kakak cewek gue. Ada rekomendasi gak, handphone android yang murah meriah tapi bagus dan menyenangkan? Atau ada yang mau ngasih buat endorse? Boleh tinggalkan komen deh... *wink* *wink* *dimuntahin*

Handphone impian tahun 2016^^v

Anyway, kalau kalian punya barang-barang yang sepanjang tahun 2015 sangat berkesan dan bermakna sekali dalam hidup, apalagi ada cerita di belakangnya, bisa banget loh buat ikutan #ShopeeThrowback di Twitter. Pake aja hashtag-nya, tweet foto barangnya, siapa tahu dapat hadiah Samsung A8 dan voucher belanja Rp 500,000! WAH GILAK! Hari gini siapa sih yang mau ngasih duit segitu buat belanja? #AKUSIHYES!

Dan kalau emang kalian suka banget belanja nih gengs, jangan alay kayak gue deh, yang harus jalan ke Blok M dulu, megang barangnya, baru yakin buat beli. Musim ujan gini, Jakarta macet, males banget kan. Mending sambil ngeteh herbal, download dan scrolling apps Shopee dari rumah.

Scrolling, masuk keranjang, bayar, tunggu barang di rumah. FREE ONGKIR! FREE ONGKIR!!!!!

Mumpung di bulan ini juga lagi ada #ShopeeCuciGudang yang diskonnya sampai 90% loh WOHOOOOOOOOOO!!!! LET'S GO! CUS! Belanja di Shopee! 

Biar hits kayak Raisa.

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Semua yang Kamu Perlu Tahu Soal Game SM Rookies Entertainment!

$
0
0
Kalau gue nggak salah inget, sekitar November 2015 kemaren, SM Entertainment udah ngumumin kalau mereka akan fokus buat pengembangan game yang terinspirasi dari bagaimana sebuah boyband terbentuk. Mulai dari merekrut trainee, ngejalanin training, sampai akhirnya muncul produk boyband-nya. Untuk itu, SM pun lalu meluncurkan SM Rookies Entertainment. Mereka nyebutnya game Social Producing, yang kemudian mereka klaim sebagai yang pertama di dunia.

Secara singkat gue jelaskan ulang, game ini adalah menciptakan sebuah boyband. Tapi untuk itu, kita harus menjalani semua proses yang gue tulis di atas: recruiting, training, kemudian producing. Tagline-nya 'A Star Made By Me', jadi literally memang game ini akan membuat kita merasakan seperti apa jadi Lee Soo Man. Detail lebih jelas untuk latar belakang game bisa dibaca di sini: Apa Itu SM Rookies Entertainment?


Nah, yang belum gue jelasin di situ adalah bagaimana hubungan game SM Rookies Entertainment ini dengan NCT (New Culture Technology), boyband baru SM Entertainment yang akan debut di tahun 2016. Secara sederhana gue menyimpulkan bahwa konsep NCT ini:

1. Punya 40 trainee yang akan dijadikan member beberapa boyband,
2. Beberapa boyband ini akan debut di beberapa region yang berbeda yaitu di Korea, Jepang, Tiongkok, Amerika Latin dan *DRUM ROLL PLEASE* ASIA TENGGARA!
3. Boyband-boyband ini akan dibentuk dengan jumlah member yang tidak fix. Artinya, akan ada member yang ditambahkan, akan ada member yang dioper ke sub-unit lain.

Contoh sederhana: Jaehyun, Doyoung, Taeyong, Hansol, Johnny (misalnya) debut sebagai sub-unit pertama di Korea dan Jepang. Kemudian mereka aktif di sana. Lalu, sub-unit kedua debut di Tiongkok. Ternyata di Tiongkok banyak yang suka sama Jaehyun. Jaehyun bisa aja dioper juga ke sub-unit Tiongkok.

Contoh kedua: Ten misalnya akan didebutkan di Korea juga sama lima orang yang namanya udah gue sebutin di atas. Kemudian SM mengumumkan sub-unit ketiga NCT yang akan aktif promosi di Thailand. Bisa aja Ten dioper ke sub-unit ketiga karena dia dari Thailand supaya menarik fans lokal lebih banyak.

Kira-kira kayak gitu. Jadi bukan boyband yang anggotanya 40 orang dan tampil sama-sama 40 orang. Gue juga ragu sih mereka akan bikin big performance kayak gitu. Paling buat di awal aja. FYI akan ada kemungkinan mereka debut dengan lagu yang sama tapi bahasa yang berbeda. Tapi yang ini kita tunggu aja nanti gimana.

Terus hubungannya NCT sama game ini apa? Jadi, kalau menurut gue, game ini bisa dibilang sebagai tempat survey juga buat SM Entertainment. Sebenarnya, formasi seperti apa sih yang paling pengen dilihat sama fans? Siapa aja sih yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit A, siapa aja yang harus gue masukkan ke dalam sub-unit B? Jadi SM bener-bener pengen tahu fans tuh maunya apa. Lewat game ini, kita kan bisa bikin grup sesuai kemauan kita tuh (sebagai goal akhirnya). Nah dari situlah SM akan menilai.

Analisa gue sih. Bisa aja nggak bener. Hahahaha

Selain juga memang SM Rookies Entertainment ini mengajak kita untuk lebih intens dan dekat lagi dengan para member SM Rookies sebelum mereka debut dan dipisah-pisah sebagai sub-unit. Intinya supaya kita tetap put our eyes close to them dan menjaga "keintiman" dengan masing-masing member (KARENA KAN BANYAK BANGET NIIIIII MEMBERNYA).

Ya kurang lebih demikian.

Terus gimana cara mainnya? Skrol terooosss!

Instalasi & Registrasi

1. Sebelum main, tentu saja kalian harus Install dulu kan. Buat pengguna Android, silakan download di sini. FYI, nggak seperti SMTOWN Superstar, SM Rookies Entertainment sudah available di seluruh negara yang bisa mengakses Google Play Store. Jadi proses instalasi dan update nanti nggak perlu rebek pake qooApp lagi.

Perlu diperhatikan ponsel Android kalian harus sudah dibekali Android versi 4.2 (Jelly Bean) ke atas (Kit Kat dan Marsmallow bisa juga).

Besar file instalasinya 43 MB. Kalau dengan internet yang mumpuni bisa selesai dalam waktu 2 - 3 menit. Waktu itu gue pake WiFi kantor dan selesai dalam waktu sekitar 5 menit karena internetnya agak gangguan.

Game ini free tapi di dalamnya akan ada pilihan untuk membeli item-item kalau memang dibutuhkan. Sama aja kayak SMTOWN Superstar.

Buat pengguna iPhone/iOS silakan download di sini.



2. Setelah aplikasi terinstal, cus, buka aplikasinya dan kita akan disambut oleh beberapa halaman pembuka. Halaman pembuka ini ngasih informasi dasar sebenarnya game ini tuh maunya apa sih? Geser terus ke kanan kita akan dikasih tahu info soal CASTING, TALKING, TRAINING, lalu PRODUCING. Geser ke kanan lagi akan muncul ARCHIVE, lalu di halaman terakhir adalah MASTER PD.

Di bagian ini, kita dikasih tahu final goal dari aplikasinya. Bahwa kalau kita berhasil jadi PD yang paling berpengaruh atau sukses lah gitu ya, nama kita akan masuk ke album debut NCT dan bisa dapet kesempatan ketemu langsung sama mereka. SOUNDS INTERESTING RIGHT? HAHAHAHA


3. Setelah beberapa halaman itu, akan muncul halaman login/sign up. Kalau kalian sudah punya akun SMTOWN (yang kalian gunakan buat game SMTOWN Superstar atau buat EXO-L International Fanclub) itu bisa digunakan di sini. Kalau kalian lupa ID/Password-nya apa, bisa klik 'FIND ID/PW'. Kalau belum punya akun bisa klik 'REGISTER'. Kalau sudah punya, ya ketik email sama passwordnya terus login. Centang login automatically supaya nant gak repot-repot buat login lagi ke depannya.


4. Setelah berhasil login, akan muncul halaman TERMS OF SERVICE. Sampai sini memang masih pake Bahasa Korea. Cuekin aja. Langsung centang di bagian yang butuh di centang. Abis itu silakan upload foto kalian dan pilih username. Username maksimal 8 huruf dan silakan cek dulu apakah available atau tidak untuk digunakan. After all set, klik DONE.


Nanti akan muncul notifikasi kalau akun SMTOWN kita sudah diverifikasi. Lalu muncul halaman seperti di bawah ini:


5. Setelah itu, akan muncul dialog lain yang menginformasikan kalau kita harus meng-casting seorang (atau lebih) rookie.


Yang penting untuk diingat:

a. Kita dibekali COOKIES (nama lain buat koin untuk bertransaksi) sebanyak 2000 untuk merekrut trainee kita.
b. Satu trainee harganya 1000 COOKIES. Jadi dengan uang itu kita bisa beli dua (tapi gue beli satu dulu buat percobaan waktu itu).

6. Pilih Rookies yang kalian suka. Masing-masing Rookies punya popularitas sendiri-sendiri. Yang perlu diingat adalah bahwa game ini bukan cuma sekedar "OH! INI BIAS GUE! GUE PILIH DIA!" semata. Tapi kalian bener-bener harus memposisikan diri sebagai seorang produser yang akan mendebutkan sebuah boyband.

Jadi, masing-masing member yang kalian rekrut haruslah sesuai dengan visi kalian ke depannya. Itulah kenapa ada informasi lengkap di belakang foto masing-masing Rookies yang isinya:

a. Gender Ratio. Sederhananya bagian ini menjelaskan bahwa member rookies pilihan kalian ini disukai oleh berapa persen COWOK dan berapa persen CEWEK sih?
b. Age Ratio. Sederhananya bagian ini menjelaskan bahwa member rookies pilihan kalian tuh lebih disukai sama orang di range umur berapa sih?


Dengan dua pertimbangan ini, kalian akan bisa membayangkan, sebenarnya nanti boyband yang akan kalian produksi lewat aplikasi ini bakalan menyasar ke siapa dan di rentang usia berapa. Nah, ini kan baru satu nih, nanti kan kalian akan rekrut banyak rookies, jadi di situ bakalan jadi lebih ribet lagi.

Gue kasih contoh deh...

Gue rencananya mau bikin boyband yang PRIMER-nya menyasar cewek-cewek usia 15 sampai 25 tahun. Nah, SEKUNDER-nya adalah cewek/cowok antara 10 - 14 tahun dan 26 -50 tahun.

Sekarang kita liat Gender dan Age Ratio-nya Doyoung. Sebagai member, dia disukai oleh 20% COWOK di rentang usia 20 sampai 30 tahun, dan 80% CEWEK di rentang usia 10 sampai 30 tahun dan ada juga yang di rentang usia 50 tahun ke atas.

Dari situ bisa dilihat kalau dari boyband yang mau gue bikin, Doyoung udah sesuai dengan target PRIMER gue yang ingin menyasar cewek-cewek usia 15 sampai 25. Sekaligus juga masuk ke target SEKUNDER gue yang ingin menyasar fans cowok/cewek di antara usia 10 - 14 dan 26 - 50 tahun.

Masing-masing rookies punya appeal yang berbeda di Gender dan Age Ratio. Jadi pertimbangan pribadi kalian kayak gimana, silakan diaplikasikan langsung ke game-nya.

Ribet ya? Iya. Kan jadi Lee Soo Man nggak mungkin gampang juga. Ya seribet ini. Ini juga sebagian kecil dari pekerjaan dia.

Setelah kalian menentukan pilihan, klik CASTING. Setelah itu, akan muncul notifikasi kayak gini:


7. Sesudah kalian merekrut Rookies, kalian akan keluar lagi dari halaman yang tadi. Kalian sekarang sudah jadi INTERN PD. Nantinya level ini akan naik dan terus naik sampai MASTER PD. Dan itu progres dari bagaimana kalian menangani trainee kalian. Setelah perekrutan akan muncul tampilan seperti ini:


Dari situ, tinggal drag dan drop ID card PD kalian ke mesin, tunggu beberapa lama sampai garis ungu yang ada di sekitar mesin full (nanti muncul tulisan SCANNING), terus nanti kalian akan disambut dengan teriakan "PD-NIM ANNYEONGHASEYO!" Karena gue pilih Doyoung, jadi yang teriak Doyoung.


8. Oke, sebelum lanjut ke yang lain, gue sarankan kalian untuk mengganti bahasa dulu. Klik BURGER MENU yang ada di kanan atas, nanti akan muncul kayak gini:


Terus klik SETTING, nanti akan muncul berbagai pilihan buat ganti profile PD, buat edit account dan bisa juga pilih mau disapa sama siapa pas mulai tap ID Card. Tapi yang penting, ganti bahasanya jadi ENGLISH dulu.

9. You're done! Sekarang waktunya ke rutinitas!

Menu Dasar dan Sehari-hari

Setelah registrasi selesai dan semua step di atas kalian lakukan, sekarang ya waktunya untuk menjalin hubungan baik dengan trainee kalian. Hubungan baik di sini maksudnya, sebagai PD, kalian harus perhatian sama mereka. Ya mengingatkan mereka untuk makan, istirahat, memberikan semangat, dan yang lainnya. Simpelnya, kalian setiap hari harus mengecek apa yang ada di Burger Menu aja pokoknya.


BADGE
: Isinya pencapaian kalian selama jadi PD. Semacem penghargaan kalau kalian sudah berhasil rekrut 1 trainee, 3 trainee, 5 trainee, atau semua rookies yang available. Termasuk pencapaian kalau kalian sudah berhasil menjalin kedekatan dengan para trainee dengan melakukan TALKING.


ARCHIVE: Isinya semua reward foto yang kalian dapat setelah menyelesaikan satu hari training. Masing-masing reward dari para trainee bisa dilihat di sini. Gue sejauh ini udah punya 3 trainee yaitu Doyoung, Jaeyun dan Ten. Ini contoh archive dari training Doyoung selama jadi rookies gue.


PD PAGE: Berisi informasi soal kalian sebagai PD. Mulai dari status kalian apakah INTERN PD atau JUNIOR PD atau MASTER PD, nama kalian, status kayak di LINE gitu, indikator level, ranking kalian di seluruh pemain game ini, jumlah COOKIE, Rookie, Badge, dan berapa kali kalian mendapatkan COOKIE dari jadwal per jam para rookies yang ada di bawah manajemen kalian.

CASTING
: Adalah menu untuk merekrut rookies yang isinya profile rookies seperti yang gue jelaskan di atas (ketika memilih Doyoung)

TALKING
: Nah ini yang gue maksud dengan menjalin kedekatan dengan trainee. Di bagian ini, masing-masing rookies punya 100 pertanyaan yang harus kalian jawab. Dalam sehari kalian hanya bisa menjawab 5 pertanyaan karena kalian diberi modal 5 kunci perhari. Kunci ini bisa kalian beli dengan COOKIES atau dengan Rupiah di store (logo keranjang di bagian bawah Burger Menu). Kunci untuk menjawab pertanyaan TALKING akan diisi ulang setiap jam 10 malam WIB (00:00 KST).


Pertanyaan-pertanyaan di TALKING ini bener-bener random yang gue sendiri heran. Kayak "Lagu apa yang dinyanyikan Doyoung pas SMP?" atau "Binatang kesukaan Doyoung?" dan pertanyaan-pertanyaan lain yang kalo lo nggak tahu banget soal SM Rookies mungkin akan salah terus jawabnya. Hahahah gue juga gitu kok. Salah terus, tapi kalau beruntung ada juga yang benar. Jadi kalau kita jawab benar, kita dapat reward experience yang akan berpengaruh untuk kenaikan level (lihat indikator di bawah tulisan LV.1 INTERN PD warna hijau di Burger Menu, itu akan bertambah dari 0 sampai 100 setiap kali kita berhasil jawab pertanyaan atau berhasil menyelesaikan satu hari training). Kalau salah, yang berkurang cuma kuncinya aja. COOKIES gak akan berkurang. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini sudah beredar di media sosial. Silakan cari sendiri.


TRAINING: Menu ini yang setiap hari juga harus lo cek. Menu ini isinya kalender harian yang dibagi per jam. Jadi selama sehari itu satu rookies bisa banyak kegiatan. Mulai dari dance lesson, vocal lesson, Chinese lesson, dan sebagainya. Ada juga jam-jam istirahat. Setiap hari training dimulai jam 10 pagi (KST, jadi di WIB jam 8 pagi) dan berakhir jam 8 malam KST (jam 6 sore WIB).
Lo harus cek setiap jam (untuk melihat jadwal perjam, klik TODAY SCHEDULE setelah klik TRAINING di Burger Menu).


Kenapa harus dicek setiap jam?? Karena ada jadwal latihan yang menyediakan 20 COOKIES. Jadi lo bisa nabung buat beli rookies yang lainnya. Misalnya kalau dalam sehari mereka full jadwal dari jam 10 sampai jam 8 malam, bisa ada 2 sampai 3 COOKIES di satu rookies. Berarti kalian bisa nabung 60 COOKIES setiap harinya. Semakin banyak rookies yang kalian punya, semakin produktif juga COOKIES kalian. Tapi pelan-pelan aja dulu.

Jadwal yang sudah dikerjakan akan jadi abu-abu (kayak yang gue screencaps di bawah ini), yang belom akan berwarna ungu. Kalau COOKIES yang sudah diambil akan ada ujung yang kegigit. Kalau belum diambil akan utuh bundar. Tapi COOKIES ini hanya bisa diambil ketika training sedang berlangsung (JADWAL MASIH BERWARNA UNGU). Makanya kita harus cek tiap jam.


Nah, setiap selesai training, kalian akan diminta buat SIGN (tanda tangan--bebas, nggak harus tanda tangan asli juga). Tulisan 'CHECK OUT MY SIGN' di atas akan muncul setelah kalian memberikan tanda tangan untuk latihan rookies kalian per harinya. Kalau sebelum di tanda tangan nanti tulisannya jadi SIGN terus warnanya UNGU bukan ABU-ABU. Kalau diklik, akan muncul tampilan kayak gini:


Kalian bisa tanda tangan bebas, terus nanti klik CONFIRM (di foto di atas udah ke-confirm jadi yang muncul OK, dan tanda tangan sesudah di confirm gak bisa diganti. Tapi bisa di RESIGN sebelum di CONFIRM, artinya kalian bisa hapus kalo tanda tangan kalian jelek dan diganti yang baru, baru CONFIRM). Nah setelah kalian Confirm, kalian akan dapat reward harian kalian sebagai PD yang menunjukkan kalau latihan hari ini sudah selesai.


Reward-nya berupa experience (untuk kepentingan penambahan level) dan juga COOKIES. Per training kalian dapat 100 COOKIES. Makanya semakin banyak punya rookies, makin banyak COOKIES yang kalian dapatkan per hari buat transaksi ke depannya. Selain itu, kalian juga akan dapat reward foto eksklusif yang nantinya akan otomatis ke ARCHIVE yang sudah kita bahas di atas.

Oh iya, di bagian TRAINING juga ada kolom komentar. Setiap hari kalo bisa kalian tulis aja komentar buat rookies kalian. Kata-kata penyemangat gitu. Untuk semakin mempererat hubungan antara kalian. Di bagian komentar ini kalian juga bisa baca langsung komentar harian dari si rookies yang bersangkutan. Misalnya hari ini gue meninggalkan pesan untuk Jaehyun setelah latihannya selesai:


PRODUCING: Menu ini hanya bisa kalian akses setelah kalian jadi PD MASTER. Jadi ya, silakan rekrut sebanyak-banyaknya rookies, naikin level, dan nanti kita akan bahas ini setelah gue juga bisa mengaksesnya hahahahaha.

Tulisan ini akan gue update setiap kali ada hal yang baru yang belum gue tulis. Sampai di sini, kalau ada pertanyaan silakan tulis aja di kolom komentar, gue akan bersedia menjawabnya sesuai pengalaman gue.

Buat yang mau berbagi jawaban dari TALKING juga boleh di kolom komentar ya! Have fun guys!
*

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Ke Gangneung [Part 2]: Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea

$
0
0
Posting-an ini adalah bagian keenam dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan klik di sini untuk baca cerita sebelumnya. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi ke beberapa bagian. Klik di sini untuk baca bagian pertama. Peace, Love, and Gaul!

Sebenarnya gue nggak mau melanjutkan perjalanan hari itu dan pengen stay aja di rest stop bersama salju dan berkhayal berbicara dengan Olaf. Ah... HAHAHAHAHA... mumpung lagi di Korea nih, kalu ngomong sendiri pake bahasa sendiri kan nggak ada yang ngerti. Apalagi di kawasan yang jauh dari Seoul gitu. Paling banter dibawa ke kantor polisi. Kalau beruntung bisa ketemu artis lagi wamil jadi polisi.

Makin nggak jelas khayalannya.

Singgah di rest stop emang nggak terlalu lama. Tapi pertemuan pertama dengan salju itu membekas banget di hati. Walaupun gue pengen lama-lama aja di sana, tapi mengingat udaranya yang sangat dingin dan bikin menggigil itu jadi gue nyerah aja. Yuk lanjut lagi perjalanan ke kerjaan hari ini.

Entah satu atau satu setengah jam setelah pertemuan yang awkward dengan salju di rest stop di Pyeongchang, bus yang gue dan rombongan Oh!K Channel pun tiba di Gangneung, Provinsi Gangwon, Korea Selatan. ALHAMDULILLAH! AKHIRNYA PANTAT SEKSI DAN PEGEL INI BISA BERNAFAS LEGA!

Jam di ponsel gue sudah menunjukkan pukul 8 pagi waktu Korea Selatan. Waktu turun dari bus, udaranya ternyata beda banget sama yang di rest stop. Nggak cuma udaranya sih, sekitar juga keliatan beda banget. Kalo tadi masih ada nuansa putih karena salju, sekarang bener-bener kering dan bersih kayak lagi musim panas. Kaget aja ternyata Gangneung jauh lebih hangat daripada di rest stop tadi.

Separo hati gue agak nyesel, kenapa Gangneung nggak saljuan aja gitu. Jadi biar bisa keterusan ngalay sepanjang hari dan mengenal lebih dekat salju, dari hati ke hati. Tapi separo hati ini juga merasa bahagia. Soalnya kan hari ini akan ada kerjaan di set drama 'Saimdang - The Herstory' yang berarti, kalau set visit-nya dalam kondisi bersalju, ada dua kemungkinan yang akan terjadi:

1. Gue akan mati kedinginan,
2. Gue akan mati kedinginan sambil alay main salju.

Ya syukuri saja karunia Allah SWT. Udaranya di sini emang pas banget buat kerja. Nggak dingin banget, nggak gerah banget. Tapi coat yang gue pake itu mendadak jadi agak sumuk sih. Jadi gue memilih untuk membuka satu lapis yang ada di dalam.

Angin di Gangneung nggak terlalu dingin yang sampe membeku. Tapi sejuk sepoi-sepoi kayak lagi di Lembang. Lokasi yang kita tuju pertama ini adalah SEAMARQ Hotel. Bisa dikatakan ini salah satu yang mewahlah di kawasan Gangneung. Logikanya sih, kalo nggak mewah, nggak mungkin dua artis top Korea itu mau singgah di situ. YES! Hari ini mau ketemu dan rencananya wawancara Song Seung Hun dan Lee Young Ae (pemeran Dae Jang Geum - Jewel In The Palace)! Hari ini juga akan ada press conference drama 'Saimdang - The Herstory'. SO EXCITED!!!!

Setelah semua jurnalis turun dari bus, kita sama-sama masuk ke lobby yang luas dan lapang dengan konsep minimalis namun tetap artsy. Ada banyak sofa yang nyaman ada di sebelah kiri dan kenan, di tengah-tengah ada meja panjang dari kayu dan banyak kursi kecil kayak di perpustakaan, tapi perhatian gue justru tertuju ke pintu lain yang ada di seberang pintu masuk, yang membawa gue ke kawasan balkon yang pemandangannya langsung ke salah satu pantai di Gangneung.


Pemandangannya not bad. Tapi nggak yang istimewa banget. Ya... tipikal pantai gimana sih, ada air, ada batu karang, ada pasir. HAHAHAHA YA MASA ADA GODZILLA KAN SEREM JUGA. Nggak terlalu impressive sebenarnya (dibandingkan sama Lombok sih jauh!!!!). Cuma karena lagi di Korea Selatan aja jadi kesannya istimewa. Kebetulan memang gue nggak pernah berniat mengunjungi pantai di negara ini sampai gue bisa mengeksplor semua pantai yang ada di Lombok satu per satu dan menulis di blog ini soal itu.

Pemandangan pagi itu semakin oke karena matahari kebetulan baru banget terbit. Jadi dari ufuk timur, cahaya malu-malunya di balik kumpulan awan yang agak gelap memanjakan mata banget. Anginnya enak, bau anginnya enak. Campuran antara aroma bersih sama aroma pantai. Langit sudah mulai keliatan biru dan awan-awan putih juga sudah mulai tampak. A perfect day to start our work today!

Ngeliat pemandangan yang lumayan oke dikit membuat gue pengen difoto. Akhirnya gue menyogok mbak Swita. Gue potret dia duluan, baru deh abis itu gue minta di foto. By the way, baru ngeh kenapa nama hotelnya agak alay pake Q gini. SEAMARQ. Baru ngeh juga maksudnya SEAMARQ karena dekat pantai ya. Hmm...


Pas nulis ini anehnya gue masih bisa inget sedingin apa udara pagi itu. Nggak menusuk tapi sejuk. Dan aroma khas pantai juga kecium banget. Kita nunggu beberapa menit di balkon sebelum akhirnya disuruh masuk ke lobby untuk briefing. Ada perubahan rencana. Ternyata wawancaranya batal (YAAAHHHHHHH TT___TT) dan kita hanya boleh masuk untuk mendengarkan mereka diwawancara oleh pihak Oh!K Channel.

Ah yaudah... yang penting ketemu Song Seung Hun lah.

Setelah foto-foto alay selesai, kita kemudian meniti tangga melingkar yang dinding pegangannya warna putih dan anak-anak tangganya dari kayu warna cokelat. Entah itu di lantai dua, tiga atau empat agak lupa juga. Karena tangga memutar itu bener-bener jauh sih dari lobby. Kalo loncat pasti sakit pas jatoh. Setelah sampai di sana, kita nunggu lagi di dekat ruangan yang lebih kecil, calon tempat kami mendengarkan wawancara dari Song Seung Hun dan Lee Young Ae.

Walaupun bukan pengalaman pertama ketemu langsung sama artis Korea, tapi tetep aja ada perasaan yang campur aduk gitu. Antara deg-degan karena takut salah ngomong, sama deg-degan karena takut kalah ganteng (EA) (YANG INI MAH KEBANTING DARI LAHIR JUGA) (BERKEPING-KEPING). Tapi gue akuin sih, perasaan deg-degan ketemu Song Seung Hun dan Lee Young Ae hari itu jauh lebih kecil ketimbang ketika gue wawancara Song Ji Hyo sama HaHa di 2014 dan wawancara BTOB di 2015 kemaren. Buset... yang dua itu feeling-nya kayak lagi mau ngelamar kerja pertama kali.

Berdiri salah, duduk salah. Pertanyaan wawancaranya gue baca ulang berkali-kali tapi nggak bisa juga lancar ngomongnya. Beruntung pas udah di depan mereka berjalan lancar. Walaupun yang pas BTOB sempat nahan ketawa karena diliatin semuanya kayak "Ya mas, mau nanya apa? Jangan nanya skandal ya."More story later.

A photo posted by RON (@ronzstagram) on

Gue curiga sih kenapa gue agak santai dalam menghadapi pertemuan dengan Song Seung Hun ini karena gue ngantuk. Gue butuh kopi tapi nggak berani ngopi takut mules. Mood gue pagi itu sebenarnya nggak yang kacau-kacau banget, tapi karena ngantuk bawaannya malah nggak konsen. Mood kadang nggak bisa diajak kompromi.

"Artis terkenal loh ini, Ron!"

"Iya tahu. Tapi ngantuk."

DIHAJAR ALTER-EGO.

Mungkin juga karena gue nggak terlalu ngefans atau ngikutin perjalanan kariernya dia. Sekedar tahu dia aktor Korea, tapi nggak yang ngeh sama apa aja sih yang dia kerjakan selama ini? Selain masalah dia pacaran sama aktris Tiongkok sama pernah main film 21+ yang ada adegan seks di dalam mobil. Tapi toh dua hal itu nggak bisa ditanyakan (karena memang nggak ada wawancara juga sih) jadi yaudah, kemenarikan berkurang 90%.

DIHAJAR FANS SONG SEUNG HUN.

Kalau someday gue wawancara Kim Soo Hyun atau Park Bo Gum (AMININ LAAAH PLISSS) mungkin nggak bisa tidurnya udah dari seminggu sebelumnya. Pas hari H mungkin nggak bakalan bisa diem. Kayak pas Park Bo Young kemaren misalnya (klik di sini untuk cerita lengkapnya), untung translator sama Park Bo Young-nya sendiri bener-bener baik hati dan BAIK HATI dan BENER BENER BAIK HATI (gue kehabisan kata dalam bahasa Indonesia mendadak untuk mendeskripsikannya) jadi proses wawancara pun berjalan dengan lancar dan nggak beban. Bahkan bisa foto bareng. YA KAN BAHAGIA.

Tapi untuk yang kali ini, kita udah dikasi ultimatum: NO PHOTOS, NO VIDEOS, NO SELFIE.

Kalo kata promotor GOT7 pas preskon "BEHAVE! BEHAVE!"

Dan ya... gue totally behave kok hari itu.


Ruangan tempat kita nunggu itu sebenarnya nggak terlalu besar untuk jumlah media dan kru yang bisa 25-an orang. Keliatannya memang penuh sesak. Mungkin itu awalnya kenapa proses wawancara ini jadi diulur-ulur. Mungkin abangnya takut kalau kena gores sama kamera wartawan. Padahal ini kita udah nempel banget sama lemari dan udah yang 'WILL NO HARM ANYONE' mode on banget. Gede ruangannya mungkin kayak ruang rapat medium, dinding di sebelah barat sama utara diganti kaca tembus pandang yang langsung menuju ke laut. Indah banget sih, makanya nggak heran ini hotel dipilih jadi lokasi.

Agak gerah di ruangan itu padahal tas sama coat semua udah di luar ruangan demi memberikan space lebih buat bergerak. Pas lagi ngipas-ngipas, nggak ready banget pokoknyalah, si Song Seung Hun ini dateng, masuk ke ruangan ditemani sama satu atau dua staf yang pake jas ala-ala tim intel gitu. BUSETTT INI SEBENARNYA AKTOR APA POLITIKUS PENTING DUNIA. Ya tapi pas dia masuk, wartawan yang kebanyakan cewek langsung pada cengok.

"AIGUUUUUUUUUUUUU SONG OPPAAAAA!!!!!" sayangnya nggak ada yang bisa teriak kayak gitu karena disuruh behave. Toh kita juga konteksnya kan kerja. WAKAKAKAK inilah susahnya kalo jadi jurnalis merangkap fans. Pilihan yang berat antara mau terlihat profesional sebagai jurnalis atau heboh sebagai fans. Gue sih seringan heboh. Nggak pernah bohong sama narasumber kalo gue fans mereka. Kayak pas ngecengin Park Bo Young dan nunjukkin kalau gue anaknya nonton 'Oh My Ghost' banget. Sampai mungkin dalam taraf yang annoying. LOLS MIANE.

Oke, Song Seung Hun orangnya kayak gimana dari deket?

Pertama, seperti halnya semua aktor Korea, wajah dan badan mereka di kamera itu 20 - 30 persen lebih "bengkak" daripada aslinya. Kim Soo Hyun kalo nonton di drama kesannya montok banget. Pas liat aslinya di fanmeeting Jakarta ternyata kurus-kurus aja. Suho kalo di kamera juga berotot banget, pas liat aslinya ya kecil-kecil juga. Sama, Song Seung Hun juga gitu. Pas nonton dia di film bener-bener kayaknya tuh berotot keker lah ya gitu, tapi aslinya tetep aja sebatang bambu yang terawat. Mungkin proporsional kalo kata orang sih.

Kedua, auranya emang artis banget. Dandanannya maksimal. Dengan manner yang juga profesional. Dia hari itu pake kemeja putih, dilapis rompi, dilapis jas item, pake dasi juga. Kalo lagi berdiri, kancing jas dikait, kalo duduk kancing jas dibuka. Terus badannya tegap, baik ketika berdiri ataupun duduk. Rambutnya 100% kaku dan keras dan angin tornado pun tak akan bisa menggoyahnya. Jidatnya kalah lebar sama jidat gue tapi mulusan dia soalnya pake make up. Kharismatik sih. Sosok yang emang kalo misalnya temen-temen cewek lo lagi sama di Mall terus liat dia tiba-tiba lewat pasti langsung digosipin.

Tipikal om-om baik hati sih kalo kata gue. "Hmm, mungkin om Song mau angkat saya jadi ponakan? Lumayan niii saya bisa ngepel, nyapu, masak mie instan dan lagi butuh uang buat bayar kosan!" sempat kepikiran buat jabat tangan dan bilang gitu. Tapi nggak jadi. Daripada dipancung lalu dideportasi dalam kantung jenazah.

Tinggi gue mungkin cuma sampe bahunya si Song Seung Hun. Iya, abang-abang ini tinggi banget. Efek rambutnya yang berdiri juga sih di bagian depan, jadi tingginya bertambah beberapa sentimeter. Hari itu wajah dia agak aneh sih kalo gue bilang. Antara mau senyum tapi nggak senyum. Mau marah tapi nggak keliatan marah. Kalau disimpulkan mungkin muka-muka nahan pipis dan buang air besar. Mungkin karena efek capek kali ya. Nggak tahu juga. Mungkin juga berantem sama kekasih yang LDR-an kan biasanya suka salah paham tuh.

(PENGALAMAN BANGET? SOTOY DEH!)

Ngeliat dia dari jarak setengah meter tuh kayak yang Ya Allah... apakah sesampai Seoul gue harus operasi plastik aja... Ya apalah gue kalo sebelahan sama Song Seung Hun mungkin di kira kaleng sarden.

Poin dari adanya gue dan jurnalis lain di ruangan saat itu adalah mendengarkan wawancara dia sama Oh!K Channel untuk promosi 'Saimdang - The Herstory'. Sebenarnya nggak terlalu lama, nggak sampai setengah jam. Pertanyaannya juga sedikit jadi bukan yang menggali lebih dalam si aktornya. Lagipula wawancaranya nggak pake translator jadi gue ada di situ pun sebenarnya nggak ngerti dia ngomong apa. Bengong aja cuma ngerti bagian yang "Jangan lupa nonton!" sama "Minta dukungannya!" Ya gitu... gue jadi makin gatel pengen kursus bahasa Korea. Kemaren nggak dapet kelas sedih ngets.

Kelar sama Song Seung Hun, kita sudah harus dikejar dengan jadwal liputan berikutnya. Lee Young Ae ternyata jadwalnya agak siangan. Jadi setelah ini, kita akan preskon 'Saimdang - The Herstory'. Buru-buru banget keluar dari ruangan itu, pindah ke lokasi lain dari SEAMARQ Hotel. Lokasinya kayak diujung banget, turun dua kali eskalator jadi kayak ruang bawah tanah di pinggir pantai gitu? Nggak ngerti. Mungkin memang lobby-nya di atas bukit jadi ya ini sekarang ruangannya sejajar sama pantai kali. Ya disitulah ruangan preskonnya.

Eh bentar.... BENTAR.... ASTAGAA !!! INI FOR THE FIRST TIME PRESKON DRAMA KOREA DI KOREA LANGSUNG!!!


Baru sadar!

Sebagai jurnalis KPop cupu, nggak banyak event press conference yang gue rasakan selama tiga tahun terakhir. Tapi cukup bisalah buat gue membandingkan apa bedanya preskon artis Korea di Jakarta sama preskon artis Korea di Korea-nya langsung

Pengalaman pertama gue masuk ruangan press conference sebagai jurnalis KPop adalah di tahun 2013 buat konser 'One Great Step'-nya Infinite. Makasih banyak banget sih buat Synergism Entertainment yang superbaik banget dan press conference-nya niat dan rapi dan menyenangkan. Pengalaman pertama gue jadi bener-bener maksimal. Dari situ juga gue belajar membandingkan promotor mana yang kalo press conference tuh enak, mana yang nggak enak. (Perbandingan press conference Infinite di 2013 dan 2015 sempat gue tulis di blog ini. Klik di sini cus deh).

Banyak yang mikir kalau, "Jurnalis tuh pasti gampang deh masuk press conference artis KPop di Jakarta!" padahal sebenarnya nggak juga. HAHAHAHA Ya kalo lo nggak dikasih akses masuk sama promotor yaudah nggak dikasi aja. Lo nggak bakalan bisa protes. Bukan mentang-mentang punya ID media trus bisa selonjoran di ruang press conference. Karena proses sebelum masuk situ juga kayak beli tiket konser di situs online juga. Rebutan. Apalagi sekarang... beuh... kalau 2012 dulu sih, setiap konser pasti ada preskon. Sekarang boro-boro. Ni manajemen KPop udah tau kalo artisnya pasti dicari. Jadi males kali bikin preskon WAKAKKAKAKA

Oke lanjut ke press conference'Saimdang - The Herstory'.

Suasananya bener-bener beda banget sama press conference yang pernah gue datengin di Jakarta. Skalanya kali ini lebih besar, yang mana bikin gue jadi merinding sendiri. Mengingat ini adalah pengalaman pertama gitu kan. Hari itu yang diundang sama SBS ('Saimdang - The Herstory' ini dramanya SBS by the way) nggak cuma jurnalis Korea aja. Tapi juga dari Tiongkok, Jepang, Taiwan, Malaysia, Singapura dan juga Indonesia. Pas baru sampai di depan hall preskon, kita harus registrasi dan dikasih alat untuk translator. Semacem walkie-talkie satu arah gitu, yang bisa dipilih channel bahasa sesuai preferensi si jurnalis. Setelah menerima alat itu, gue sama Mbak Swita masuk ruangan dan ternyata udah rame aja.



Kalau di Jakarta kan biasanya pas preskon jurnalis berebut untuk duduk di kursi terdepan. HAHAHAHAH kalo di sini mah udah pasrah aja. Mau berebut takut dikira alay. Alay di negeri orang memang sih nggak ada yang kenal. Tapi lokasi alaynya juga harus diliat-liat kan. Ini bukan Myeongdong Ron! Gitu sih teriak naga-naga dalam hati yang sudah bergejolak untuk rebutan kursi paling depan. Kondisinya memang rame karena kan tadi kita ketemu Song Seung Hun dulu di atas, sementara orang-orang yang ada di sini mugkin sudah stand by dari beberapa jam yang lalu.

Enam atau tujuh meja panjang di barisan terdepan sudah diisi sama jurnalis yang siap dengan laptop mereka. Osen, Newsen, Sport Seoul dan sebagainya pasti ada di situ. Di depan banget, di panggung, sudah ada banner besar sama podium. Artisnya belum masuk karena kayaknya preskonnya agak resmi jadi bakalan banyak kata-kata sambutan gitu. Perhatian gue sih tertuju sama kamera-kamera besar yang ada di bagian belakang. Sementara gue duduk di kursi jurnalis, bukan fotografer.

"Bakalan boleh foto nggak ya?" gue membatin.

Soalnya kalau di Jakarta, preskon tuh bener-bener kalo mau foto (kecuali lo pinter curi-curi) harus di momen-momen tertentu. Kayak pas preskon GOT7 deh. Fotonya cuma beberapa detik di depan pas mereka baru masuk ke ruangan doang. Setelah itu nggak boleh foto lagi (sekali lagi kecuali lo pinter curi-curi dan gak ketahuan).

Gue sama mbak Swita duduk di barisan ke delapan kayaknya. Di sebelah gue ada jurnalis dari Tiongkok atau Jepang gitu udah sedia sama laptop dan modem. Sementara gue cuma bawa hape, dua kamera (satu yang lensa zoom-nya panjang satu yang pocket) sama notes kecil doang. Ya cuslah yang penting bisa buat laporan. Tapi yang menyebalkannya, gue jadi makin ngantuk. Buset... Sebel banget deh ini kalo kerja terus ngantuk gini. Karena di situ nggak ada kopi, jadi mari sugesti diri sendiri untuk bertahan selama preskon ini berlangsung.

Earpiece walkie-talkie satu arahnya sudah gue pake di telinga kanan. "This channel is for English."kata operatornya. Wah, seru. Ini pertama kalinya juga gue preskon pake ginian. Biasanya kan preskon di Jakarta translatornya udah stand by di samping meja artis buat ngomong gilir-giliran sama artisnya. Preskon pun dimulai dengan kata-kata sambutan dari pihak rumah produksi 'Saimdang - The Herstory', SBS, dan juga pihak sponsor. Setelah itu, barulah Song Seung Hun sama Lee Young Ae naik ke panggung.



Baru aja mereka keluar dari pintu di pinggir panggung, suara shutter kamera langsung JEPRAT JEPRET JEPRAT JEPRET nggak ada abisnya. Gue pun nggak mau kehilangan momen jadi kamera juga udah standby dari tadi nungguin si abang sama si eneng keluar dan naik ke panggung. Karena nggak ada isyarat atau aturan buat jurnalis yang duduk untuk tidak memotret atau gimana, ya gue cuek aja. Setelah mereka naik panggung, seperti biasa ada sesi foto juga.

"Kita mulai dari sebelah kiri dulu," kata MC. Terus Song Seung Hun sama Lee Young Ae ngeliat ke kiri. "Terus ke tengah," lalu mereka lihat ke arah tengah. Posisi gue persis sih di tengah-tengah mereka, tapi agak belakang. Dengan kamera seadanya gue juga mencet shutter nonstop pake mode burst aja biar cepet. "Teris ke kanan," lalu mereka lihat ke kanan. Terus udah, mereka duduk di kursi di tengah panggung.

Dan sesegera itu juga foto dari news portal Korea dirilis. GILSSSSSSSS.

Photo by Newsen.com


BRB. INSTAGRAM.

BAHAHAHAHAHAHHAK

Tapi jepretan gue nggak kalah lah ya sama Newsen nih :")


Sebagaimana halnya preskon ya pasti ada tanya jawab. Sebelnya sih gue nggak bawa laptop jadi harus nulis di notes poin-poinnya aja. Karena kalau nulis panjang lebar, takutnya tulisan gue nggak kebaca karena terlalu cepet gerakin pena-nya.

PENA! HAHAHAHAHHAHA BANGKE LO RON.

NGUMPAT DIRI SENDIRI.

Ada momen-momen yang gue capek nulis dan niat mau nyontek aja nanti sama Mbak Swita terus gue foto mereka pas lagi duduk dan ngomong megang mikrofon. Dan nggak dimarahin dong! WAH ASYIK BANGET SIH PRESKON DI SINI! NGGAK ADA LARANGAN HAHAHAHHAHAHA SEDAAAAPPPP!!!

Gue coba foto pake flash. Nunggu reaksi. Nggak ada. WAH NGGAK DIMARAHIN HAHAHAHAHAHAHHAHA!!!!!!

Gue coba motret berdiri, mau fokus ke Song Seung Hun close up, terus Lee Young Ae close up. Nunggu reaksi. Nggak ada. WAH NGGAK DIMARAHIN WAKAKAKAKAKAKAKAKAKA!!!!!!

BUSET DAAAAHH Asik banget preskon di sini. Coba kalo di Jakarta kayak gini juga kan asyik ya. WKWKWKKWKW Akhirnya puas dapet seratusan foto. Lalu makin ngantuk. Lalu berusaha untuk nggak tidur. Lalu ketiduran sebentar. Lalu acara berakhir JENG JENG.

Tapi kerjaan belum kelar. Masih ada Lee Young Ae menunggu di atas.

Jarak pandang kamera gue tanpa zoom. Foto yang di atas itu di zoom maksimal 50x. Gue nggak pake DSLR anyway, pake yang pernah gue pake buat TLP. MANTEB! Tapi nggak sebagus DSLR tenang aja. Murmer.

Setelah beres-beres, ngembaliin earpiece, memastikan nggak ada yang tertinggal, gue, Mbak Swita, Mas Aryo, Mbak Dian dan Mbak Dinda balik lagi ke atas sama yang lain. Ke ruangan yang tadi lagi. Melihat proses wawancara yang sama juga seperti Song Seung Hun, tapi kali ini sama Lee Young Ae.

Yang ternyata cantik banget. Asli. Udah empat puluh lebih. Tapi...... KENAPAAAAAAAAAAA..... TANTEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.

Lee Young Ae ini nggak keliatan kayak ibu-ibu anak dua yang udah 10 tahun berumah tangga loh! Posturnya tetep apik aja gitu. Terus yang gue suka lagi, nggak cuma wajahnya aja yang keliatan ramah, tapi orangnya juga ternyata ramah banget. Ketika dia masuk ke ruangan, dia langsung nyapa semua orang yang ada di situ. Meanwhile... si abang tadi..... kayaknya......

Abis itu, dia wawancara nih, beberapa kali take di adegan terakhir. Pas udah kelar, kita kan mau beres-beres, karena tadi pas abangnya kelar, yaudah kelar aja. Tapi Lee Young Ae malah langsung nyamperin kita dan bow gitu. Ngomong pake Bahasa Inggris yang fasih.

"Thank you for coming from all over the world. I hope you have a great time in Korea." katanya.

Gue bengong.

Terus dia membungkuk lagi sebelum keluar dari ruangan itu.

Kita semua yang "Yes, thank you so much!""Wow you're so beautiful!""See you on the shooting location!" gitu. Sementara dia senyum nggak abis-abis.

WOW.

Sementara tadi... abang-abangnya.....

Ah....

Mungkin emang lagi ada pertengkaran rumah tangga karena LDR.

Selepas itu, kita kembali lagi ke bus dan siap-siap menuju Ohjukheon, lokasi syuting 'Saimdang - The Herstory' yang ternyata adalah rumah dari Shin Saimdang sendiri. Nggak sabar ngeliat Song Seung Hun sama Lee Young Ae beradegan di depan kamera.

Dan hey! INI PENGALAMAN PERTAMA JUGA LIAT SYUTING DRAMA KOREA!!

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Ke Gangneung [Part 3 - Habis]: Ke Lokasi Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon

$
0
0
Halo hehehehe Apa kabar? Semoga baik-baik saja. Hehehehe Sebelum lanjut membaca posting-an ini, izinkan saya untuk minta maaf dulu kepada semua pembaca setia blog ini--yang belum punya nama bagaikan fans EXO di dua tahun lamanya--karena saya mendadak menghilang dari blog selama beberapa waktu. Bukan... bukan karena saya lupa password blog saya. Tapi karena saya hanyalah manusia biasa yang hanya bisa berencana tapi Tuhan juga yang menentukan.

(Duduk di antara dua sujud)

Belakangan ini kondisi badan saya benar-benar aneh! Seaneh itu sampai-sampai kalau saya berbaring sedikit maka saya akan tidur selama dua sampai tiga jam! Sebel! Kalau malam ngantuknya luar biasa, kalau pagi makin luar biasa. Kalau siang akhirnya cuma bisa tidur di kursi di depan meja kerja. HAHAHAHAHAHAHAAHHAA Alhamdulillah kantor saya masih boleh tidur siang selama pekerjaan selesai dengan baik.

Tapi karena jam tidur yang mendadak muncul di kantor itulah yang membuat saya pada akhirnya harus pulang telat dari kantor juga. WKWKKWKW Duh lah, Februari ini benar-benar penuh tantangan. Mungkin karena efek Tahun Kabisat.

(Apa)

(Nyalahin Tahun kabisat)

Belakangan gue banyak mikir soal bagaimana gue bisa mengejar target menulis di blog ini sambil mengejar target menulis untuk kantor dan mengejar target menulis untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Tapi ternyata terlalu banyak berpikir membuat gue nggak bergerak. LOL Malah kebanyakan wacana. Jadi ya gue akan kembali ke prinsip hidup gue sebelumnya: makan nggak makan yang penting ngeblog tetep jalan.
Dan ya, posting-an ini adalah bagian ketujuh dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini. Perjalanan ke Gangneung terlalu panjang untuk dijadikan satu bagian, jadi akan saya bagi tiga dan ini bagian yang terakhir. Salam BaekYeon Shipper!

Kalau yang baru kenal kaoskakibau, baca dulu yuk, klik judul part lain di bawah ini sebelum masuk ke part ini:

Bertemu dengan aktor Song Seung Hun dan aktris Lee Young Ae tuh kayak bener-bener pengalaman yang nggak terlupakan buat gue. Kalo Bahasa Inggrisnya sih "It was such an honor!" Yoi, berada di satu ruangan sama mereka, walaupun cuma ngeliatin dan nggak bisa melakukan apa-apa karena dilarang sama pemberi kerja juga nggak masalahlah. Yang penting udah pernah menghirup udara di ruangan yang sama dengan dua orang itu aja udah harus disyukuri. Ya, mau kesel gimana sih orang ke Koreanya aja udah gratis. Masa iya mau marah-marah. Kan nanti dikira nggak bersyukur.

EA.

Nggak lah. Gue mah Alhamdulillah banget udah bisa dapat kesempatan untuk liputan luar negeri juga. Gue pun nggak bisa berhenti bilang makasih ke Oh!K Channel karena sudah mau ngundang gue ke acara ini. Superbahagia! Ya karena nggak cuma bisa ketemu sama dua selebriti terkenal Korea Selatan aja (yang juga ganteng dan cantik ya gimana sih kalo yang nulis cuma tutup botol kecap mah apalah dibandingkan sama Song Seung Hun), tapi juga bisa ngerasain pengalaman masuk ke press conference drama Korea untuk pertama kalinya.

Egilak! Jadi bermimpi someday bisa kembali lagi ke sana dan dateng ke press conference dramanya salah satu member EXO kek siapa aja deh boleh. Tolong diaminkan.

AAAAAAMIIIIIIIIIIIIIIIIIIN.

Target gue dalam tahun ini sih ketemu Park Bo Gum.

AAAAAAAAAAAAAMIIIIIIIIIIIIIIIIIIIN.

Setelah pekerjaan di SEAMARQ Hotel selesai hari itu, Senin (30 November 2015), gue dan tim jurnalis dari Oh!K Channel berkumpul lagi di lobby untuk sama-sama naik bus. Karena jadwal liputan selanjutnya sudah menunggu. Duh! Seneng deh kalo liputan ke luar negeri tuh karena berasa banget jalan-jalannya. Nggak ada yang keburu-buru kalo bikin laporan. Jadi bisa ngalay-ngalay dulu. Seperti apa yang gue lakukan misalnya. Setiap ada apa yang menarik pasti motret. Tapi jarang selfie. Makanya kalo jalan-jalan sendiri tuh pasti kamera isinya pemandangan semua, nggak pernah muka sendiri.

Jadwal liputan selanjutnya siang ini adalah lokasi syuting 'Saimdang - The Herstory' yang masih ada di sekitar Gangneung situ. Tapi lumayan jauh dari hotel. Lokasi syuting ini namanya Ohjukheon. Perjalanan dari SEAMARQ Hotel ke Ohjukheon nggak makan waktu lama sebenarnya. Mungkin sekitar lima belas sampai sembilan belas menit empat puluh sembilan detik. Cukuplah untuk menikmati suasana pedesaan di Gangneung dari dalam bus yang ternyata memang jauh banget bedanya sama Seoul.

Ya iyalah!

Daerah pinggiran gini lebih berasa eksotis. Gedung-gedung tinggi di sana cuma hotel doang. Selain itu banyak tanah lapang dan areal persawahan. Masih banyak ruang kosong untuk bisa menikmati langit. Nuansanya persis kayak drama-drama Korea yang punya setting kampung. Kayaknya sih di 'Pure Love' suasananya bakalan begitu. Hihihihi... Yang serunya lagi adalah ngeliat sepanjang jalan itu bersih banget. Seneng sih sama Korea karena bersih.

Setiap kali bus berbelok di persimpangan gue selalu ngayal. Siapa kek gitu lewat di depan situ. Artis siapa kek yang keliaran di situ. Biar berasa makin dramatis. Paling seru emang ngayal pas lagi di perjalanan tuh. Berasa satu film jadi kali di kepala tanpa repot-repot nyiapin properti dan macem-macem.

Nggak lama setelah tikungan demi tikungan dan sinar matahari siang yang teduh di penghujung musim gugur itu, kamipun sampai di Ohjukheon.


Ada alasan kenapa Ohjukheon (yang di situs resmi Visit Korea ditulis dengan The Ojukheon House) ini dijadikan lokasi syuting 'Saimdang - The Herstory'. Karena di tahun 1504 sampai 1551, Ohjukheon adalah tempat tinggal dari sosok Shin Saimdang, perempuan yang jadi inspirasi drama ini. Jadi, 'Saimdang - The Herstory' ini diangkat dari kisah nyata Shin Saimdang yang hidup di tahun 1500-an. Saimdang adalah sosok yang sangat istimewa buat orang-orang Korea karena dia tuh semacem wonder woman gitu deh.

Nggak, dia nggak bisa berantem sama penjahat dan monster. Tapi dia bisa berantem sama kenyataan bahwa dia cuma ibu rumah tangga biasa tapi tetap bisa menjadi istri yang bijaksana dan patuh sama suaminya dan juga jadi ibu dari anak-anak yang cerdas. Sepanjang hidup Shin Saimdang didedikasikan buat keluarga. Kalau kata Lee Young Ae, dia itu simbol 'working mom' buat semua orang Korea. Saking istimewanya sosok Saimdang ini, dia jadi satu-satunya perempuan yang dicetak di lembaran uang Won pecahan 50 ribu.

Selain itu, Saimdang juga ibu dari seorang scholar Konghucu di era Dinasti Joseon. Salah satu hal lain yang bikin Saimdang ini sosok istimewa. Karena salah satu (dari--katanya--7 anaknya) jadi scholar terkenal di Korea. Dalam sebuah kalimat singkat, "Keren nggak sih ada ibu rumah tangga yang sayang anak sayang suami dan anaknya bisa jadi scholar Konghucu paling jenius sepanjang sejarah Korea padahal dia cuma di rumah doang ngelukis?" gitu. Iya Saimdang ini katanya suka banget ngelukis. Anaknya (namanya Yi I, bisa dicek di Wikipedia) juga ada di mata uang pecahan 5000 Won.
Sumber: photobucket.com via dramabeans.com
Sepenting itu sosok Shin Saimdang ini sampai-sampai SBS memilih dia sebagai karakter utama di drama terbaru mereka 'Saimdang - The Herstory' ini. Gue sih sejujurnya agak malu mengakui kalau ternyata gue pun nggak terlalu banyak tahu soal pahlawan dari negara gue sendiri. Sedih. Gue lebih hapal cerita Harry Potter daripada sejarah hidup Pattimura.

But anyway, kalo di Indonesia, Saimdang ini mungkin bisa dibilang kayak Kartini-nya gitu. Gue nggak banyak tahu soal Kartini selain "Habis gelap terbitlah terang". Mungkin habis ini harus banyak baca lagi soal sejarah bangsa sendiri nih supaya nggak terus-terusan dicekokin Korea wkwkwkwkwk.

(NGGAK NASIONALIS!) (KAFIR KAMU RON!)

Yasudah. Kafir juga ciptaan Tuhan, bukan Alien.

ASTAGFIRULLAH. AKU GAK KAFIR.

Kembali ke drama Saimdang, walaupun terinspirasi dari sosok yang beneran asli hidup di tahun 1500-an, tapi drama televisinya tetap dibumbui sama fiksi. Tapi ya fiksi sekalipun, produksinya tetap harus menggambarkan kenyataan dong. Itulah kenapa 'Saimdang - The Herstory' memilih lokasi syuting di Ohjukheon karena di situlah sosok Saimdang yang nyata menghabiskan hidupnya.

Seru ya, lokasi dari tahun 1500 masih ada! Tenang aja, kita juga punya banyak kok. Nggak usah terlalu kagum gitulah sama Korea. Bedanya ya cuma mereka bisa aja mengemas sejarah itu jadi suguhan yang enak buat ditonton. Nggak cuma sekedar drama TV soal tukang bubur naik haji yang bangga banget berapa ribu episode padahal yaudah gitu-gitu aja juga ceritanya.

#TEAMCINTAFITRI



Kita sampe di Ohjukheon sekitar jam dua siang. Cuaca jelang musim dingin di akhir November itu bener-bener bikin udaranya adem banget walaupun baru lewat tengah hari. Duh, suka banget sama udara kayak gini. Matahari terik tapi sama sekali nggak menyengat. Dingin tapi tetap bisa hangat. Angin sepoi-sepoinya berasa enak aja kena muka tuh. Tapi kalo keterusan nikmatin angin sih ya masuk angin juga lama-lama. Makanya itu baju anget bener-bener harus diberdayakan sebaik mungkin sampai nutupin leher. Tapi tetap sih nggak ada yang bisa ngalahin rest stop Pyeongchang yang dingin banget itu.

Mungkin gue terlalu kepedean ketika Oh!K Channel ngajak kami semua ke lokasi syuting, dengan berpikir kalau yang ada di situ cuma kami. Tapi ternyata WKWKWKWKWKWKW weleh-weleh, isinya wartawan semua bro! Dari yang masih muda sampai yang tua ada. Dan nggak bisa dibedain mana yang bener-bener jurnalis mana yang lagi liburan ke situ. Soalnya semua pada bawa kamera.

"Lah, tadi sepanjang perjalanan dari hotel kayaknya cuma bus kita doang deh yang ada di jalan?" kata gue dalam hati. Hancur sudah khayalan gue untuk berdiri dan motret tanpa gerabak gerubuk grasak grusuk sama wartawan lain. Ya, harapan memang terkadang selalu berbanding terbalik dengan kenyataan. Banyak banget orang di situ. Nggak cuma dari Indonesia aja (gue, mbak Dinda, mbak Swita, mbak Dian dan mas Aryo) tapi juga dari negara-negara Asia yang lain.

Bus kita parkir agak jauh dari lokasi syutingnya. Jadi harus jalan sekitar lima puluh meterlah. Dan sepanjang jalan itu pemandangannya bener-bener seru banget aduh. Kalo bisa punya waktu lebih pengen banget eksplor lokasi di sana barang sejam dua jam. Tapi jadwal yang padat membuat semuanya nggak mungkin. Jadilah hanya bisa berdiri dari kejauhan dan motret pohon-pohon meranggas, jalan tol, genangan air dan matahari yang bersinar dengan bijaksana di atas sana.



Kita masuk lewat pintu belakang Ohjukheon. Beberapa mobil yang sepertinya adalah mobil artis yang sedang syuting udah parkir di sana. Baju-baju kostum syuting juga kegantung leluasa di bagian belakang mobil. Sementara rombongan kita udah siap-siap di depan pintu masuk bagian belakang yang sudah padat sama wartawan yang siap liputan juga.

Masuk ke kawasan Ohjukheon, di dalem sana ternyata sudah disiapkan semacem bazaar gitu sama panitia. Beberapa stand makanan gratis berdiri dijaga ahjumma-ahjumma yang gue yakin nggak akan bisa gue ajak ngomong dalam Bahasa Inggris. Lokasi stand makanan ada di depan museum yang sayang sekali nggak sempat gue eksplor entah karena terlalu excited sama proses syutingnya atau karena gue yang nggak ngeh kalo itu ternyata menarik. Di belakang stand makanan ada alun-alun yang luas buat foto-foto. Sementara dari alun-alun itu kita bisa lihat ada rumah-rumah tradisional di pinggir hutan yang dijadikan lokasi syuting drama 'Saimdang - The Herstory'.

Kita nunggu komando dari yang punya acara sebentar di sana, sebelum akhirnya dibagiin earpiece lagi sebagai alat untuk mendengarkan instruksi saat syuting berlangsung dan liputan dimulai. Yang kedengeran nanti tuh kayak "Mundur dikit ya, jangan terlalu dekat!""Harap tenang!""Syuting akan dimulai jadi tenang ya!""Jangan pakai flash kalo motret!" dan sebagainya. Semua perintah dari earpiece itu pake Bahasa Inggris karena kan liputannya dari banyak negara.

"Syutingnya udah mau mulai, semua yang bisa mendengar ini bisa berangkat sekarang ke lokasi," begitu kata perintah yang kedengeran di situ. Marsha, salah satu tim dari Oh!K Channel kemudian mengajak kita semua untuk jalan ke lokasi syuting yang agak mendaki sedikit.



Gue sama sekali nggak terbiasa jalan-jalan dengan baju tebel dan coat kayak gitu. Jadi aduh sebel banget deh pokoknya rasanya harus menanggung beban sebanyak itu. Belom lagi ransel yang beratnya bukan main. Tapi ya harus bagaimana. Semua harus dihadapi dengan lapang dada kan. Jadilah itu mendaki bukit berasa kayak lagi gendong karung beras.

Setelah beberapa menit kita semua sampai di lokasi yang yah, khas tempat syuting, sudah ada reflektor sebagai pengganti lampu, udah ada kamera dan segala macam. Di sana kerumunan jurnalis udah membentuk setengah lingkaran. Sementara kita yang baru datang kebingungan mau ambil spot di mana.

Gue, khususnya, yang punya badan pas-pasan tingginya, makin bingung. Apakah gue harus naik ke pohon, ataukah nyelonong lewat selangkangan orang-orang supaya gue bisa ngeliat apa yang terjadi di depan sana? Tapi kedua pilihan itu akhirnya gue coret dan berusaha ikhlas dengan kenyataan bahwa gue nggak bisa liat apapun dari belakang sana. Sampai akhirnya Tuhan berkehendak dan memudahkan jalan gue sehingga terbukalah celah gue bisa nyelip ke depan.

Ada mas-mas pake hanbok berdiri di sana dari tadi. Gue bingung itu siapa tapi semua orang motret dia. Oh mungkin dia orang penting. Jadi yaudah gue ikut-ikutan potret juga sekalian. Sambil bertanya, "Lah mana Song Seung Hun-nya?"

Setelah beberapa lama gue baru sadar kalo mas-mas yang pake hanbok itulah Song Seung Hun. BUAKAKAKAKKA ASTAGA EFEK DINGIN. Gue sama sekali nggak ngenalin dia. Sama sekali. Karena tadi pas di hotel penampilannya necis banget pake jas gitu. Sekarang pake hanbok dan ditambah dengan berewok. Bener-bener nggak ngenalin sampe gue cek berkali-kali hasil fotonya baru bisa ngeh kalo ternyata itu memang dia.



Jelas Song Seung Hun jadi pusat perhatian di situ karena ternyata di adegan yang sedang diambil gambarnya tersebut Lee Young Ae nggak ada. Proses syuting yang kita lihat berlangsung nggak lama sebenarnya. Dan adegannya pun nggak banyak. Ya kalo banyak kan pasti takut spoiler dong. Jadilah itu adegan yang kita tonton cuma pas Song Seung Hun jalan di tengah hutan dengan muka serius maju mundur maju mundur cantik. Terus udah.

Nggak sampe setengah jam syutingnya. Tapi heboh nyari posisi motretnya ada kali sempat puluh lima menit sendiri. Untungnya kamera yang gue bawa (bukan DSLR) bisa di zoom maksimal dan hasilnya lumayan bagus buat di-publish, ya di kantor, ya di Instagram. WKWKWKWKW Nggak ada dialog sama sekali di adegan itu. Jadi bener-bener pure si Song Seung Hun-nya cuma berdiri, jalan beberapa langkah, terus mundur lagi. Terus adegan diulang dua sampai tiga kali.

Padahal awak berharap ada adegan naik kuda gitu kan. Atau ngapain kek yang agak seru. Memanah kek. Atau apa kek. HAHAHAHAHA Tapi yah, meski syutingnya sesederhana itu, tapi pengalaman pertama selalu meninggalkan kesan sih. Sampai-sampai hutan yang sebenarnya nggak ada apa-apanya juga itu tetap aja jadi lokasi menarik buat foto.

"At least kita punya foto di lokasi syuting 'Saimdang - The Herstory' sebelum tayang mbak!" kata gue ke Mbak Swita yang lagi-lagi gue sogok dengan motret dia duluan sebelum dia motret gue.



Kelar di lokasi syuting hutan-hutan, kita semua kembali ke depan museum dan area alun-alun. Sekarang waktunya untuk menunggu syuting adegan kedua yang akan menampilkan Lee Young Ae. Nggak ada koordinasi kapan adegan kedua akan dimulai. Jadi kita semua menunggu saja di sana sambil mencicipi makanan-makanan kecil dari ahjumma-ahjumma yang buka stand makanan di sana.

Gratis! Senang!

Nggak jelas nama makanannya apa. Yang jelas kalo keliatannya kayak tepung dan nggak berdaging, Insha Allah itu halal. Jadi dimakan aja.

Yang paling bikin penasaran sebenarnya adalah Kkot Cha alias Teh Bunga. Kayak di 'Running Man' dan 'Secret Garden' (harusnya yang kedua yang disebut duluan), akhirnya gue bisa merasakan Teh Bunga itu. Ada beberapa teko yang isinya bunga yang beda. Pas diminum ternyata enak juga. Kayak ada manis-manisnya, tapi juga ada sensasi pait kayak makan daun mentah. Tapi pas nafas, idung tuh lega banget gimana sih kayak ada nuansa abis nelen parfum. Walaupun sensasi setelah minum itu jadi berasa Suzanna yang suka banget makan bunga melati setiap malam Jumat.

Selain Teh Bunga ada juga Teh Hijau yang asli baru ditumbuk terus diseduh. Duh, wangi teh-tehan ini bener-bener bikin siang yang terik tapi dingin itu jadi hangat. Tapi minum teh-tehan di tengah udara dingin begini juga bikin beser ternyata. Dan beser dalam kondisi menggunakan pakaian berlapis-lapis itu sama sekali nggak nikmat. Nggak menyenangkan.

"Mbak gue harus ke toilet nih," kata gue ke Mbak Swita dengan posisi kaki yang tiba-tiba udah menyilang nahen pipis.

"Yaudah pergilah. Kenapa laporan sama gue?" katanya ketus.

"Ya lo tahu nggak di mana toiletnya?" tanya gue.

"Belum ke toilet dari tadi," balas mbak Swita.

"So I think this is your chance to practice your Korean, Ron," kata salah satu jurnalis dari Malaysia yang dari tadi nongkrong bareng kita di situ.

Wah bener juga. Kalo nanya toilet di mana sih gue jago. Tapi pas mereka jawab arahnya nanti gue bingung juga karena nggak ngerti. Yang gue tahu cuma Wencok, Orencok. Itu aja gue masih bingung yang mana belok kiri dan yang mana belok kanan.

"Ok then, I'll try," kata gue. Akhirnya gue samperin salah satu ahjumma yang lagi bagi-bagi cemilan gratis dan nanya toilet di mana.

Dalam bahasa Korea.

Sok-sokan.

Terinspirasi dari drama Korea nih ya, thanks banget. Aku akhirnya bisa memulai percakapan dengan ahjumma-ahjumma diawali kata "Jogiyo."

"Jogiyo, ehmmm anu, apa itu namanya, hwajangsil, odiimnika?"

Terus dijawablah sama dia. Panjang. Dan nggak ngerti gue dia ngomong apa. Gue menunggu kata-kata wencok atau orencok itu tapi kok nggak muncul-muncul. Mungkin dia tau kali gue nggak ngerti walaupun tadi gue bertanya dalam Bahasa Korea yang sok bisa. Akhirnya dia menyerah dan menjawab dengan bahasa Inggris seadanya.

"You go there, in, in, kerigu, left, left," katanya.

Ya nunggu jawaban itu aja gue udah makin kebelet. Akhirnya gue lari ke toilet dan Alhamdulillah ada bilik yang kosong. Ampun deh sampai sekarang gue masih nggak pernah bisa pipis di tempat yang berdiri yang ada di toilet cowok itu. Nggak ngerti hahahahahaha Walaupun di dalam bilik tetap berdiri juga sih karena kalo duduk rasanya terlalu cantik, tapi entahlah, lebih nyaman ngapa-ngapain di dalam bilik tertutup daripada berdiri di luar.



Ngapa-ngapain pun ini di toilet makin ribet karena coat yang gue pake. Belom lagi kamera gue pake jatoh ke lantai dengan suara yang lantang dan diikuti jeritan Astagfirullah dari gue yang dilanjutkan dengan Astagfirullah kedua karena gue ingat di toilet nggak boleh nyebut-nyebut yang kemudian dilanjutkan dengan Astagfirullah ketiga karena gue sadar kalo tadi gue sudah nyebut di toilet. Hasrat ingin pipis mendadak berkurang karena shock kamera jatoh. SEBEL. Untung nggak rusak.

Setelah menyelesaikan urusan dengan pakaian berlapis-lapis itu, gue pun keluar dari toilet dan kondisi sudah berubah. Orang-orang yang tadi sama gue nggak ada di lokasi berdiri mereka tadi dan sekarang PR banget gue harus nyari ke mana. SEBEL. MAU NANYA SIAPA JUGA MEREKA PASTI NGGAK TAHU.

YA GUE JUGA NGGAK BISA BAHASA KOREA.

MAKIN SEBEL.

Setelah pasrah kepada Allah SWT, gue memilih untuk berjalan ke tengah-tengah alun-alun dan duduk di sana sampai ada orang yang nyamperin gue dan sadar kalau daritadi gue menunggu mereka dalam kegundahan. Karena sepertinya intip syuting adegan kedua belum dimulai, jadi yaudah gue bisa selonjoran dulu sambil ngetik berita. Bener aja, nggak lama setelah itu, mas Aryo muncul dengan sendirinya dan akhirnya dia malah motret gue yang lagi serius ngeliat hape.

A photo posted by RON (@ronzstagram) on


Ketika lagi duduk ngeleseh di alun-alun itu gue baru merhatiin sekitar jadinya. Alun-alun Ohjukheon luas banget. Mungkin seluas dua lapangan tenis. Sekali lagi tempat itu bersih. Banget. Sampai-sampai mungkin bisa tayamum kali di paving block-nya. Ada dua pintu masuk besar di bagian depan dan samping. Dua-duanya punya nuansa Korea yang khas. Kayak pintu masuk kerajaan gitu. Jelang sore itu makin banyak turis yang dateng walaupun Ohjukheon mau tutup juga. Matahari pun sudah menjelang terbenam. Tapi liputan kedua belum juga dimulai.

Di sisi lain dari alun-alun ada museum tempat gue pipis tadi. Dan di sisi satunya adalah rumah-rumah tradisional di pinggir hutan itu. Ini sebenarnya adalah hari terakhir kerja sama Oh!K Channel, jadi agak gimana juga rasanya karena besok sudah mulai perjalanan sendiri-sendiri. Gue berusaha untuk nggak memikirkan bagaimana cara ke Nami besokannya karena hari itu aja belom selesai, pikir gue. Jadi yaudah mari kita rampungkan liputan hari ini dan kembali ke Seoul segera.



Rombongan wartawan dari Asia ini ternyata emang banyak banget. Beberapa kloter akhirnya dibagi-bagi untuk ke Song Seung Hun setelah kloter gue selesai. Ketika ada heboh-heboh di tangga, kita semua pun kembali disuruh pasang earpiece dan menerima perintah untuk naik ke salah satu pintu masuk ke halaman belakang rumah tradisional Korea di sana. Berdiri di belakang garis barikade, kameramen SBS heboh banget ni di belakang gue sampe kameranya kena-kena kepala. Sebel sih. Tapi ya kapan lagi kepala kena kamera SBS. Alhamdulillah-in aja.

Kita lagi nunggu Lee Young Ae sebenarnya. Tapi ahjumma cantik jelita itu kayaknya masih syuting di bagian lain dari rumah tradisional. Gue pikir adegan selanjutnya akan dilakukan di tempat orang-orang berkumpul itu. Tapi ternyata nggak. Ya karena sama sekali nggak ada kamera yang sama dengan yang digunakan di lokasi Song Seung Hun tadi, jadi gue yakin nggak ada syuting adegan di tempat kita kumpul itu. Tapi akhirnya dia muncul dan cuma menyapa wartawan aja.

Sejepret dua jepret udah dapetlah. Walaupun itu juga nggak fokus ke wajah Lee Young Ae-nya tapi seadanya aja. But anyway, mission completed! Liputan hari ini kelar juga.



Sisa menunggu perjalanan pulang itu kita manfaatkan dengan foto-foto untuk liputan terakhir. Gue bersyukur ternyata yang alay itu nggak cuma gue. Tapi hampir semua jurnalis yang ada di situ juga kalo liat kamera pasti mau begaya. Kalo diajak selfie pasti mau bikin pose aneh. Dan sebagainya. Yah kembali lagi bahwa kita semua manusia yang butuh eksis di media sosial.

Gue juga mencoba jalan keluar alun-alun dan menemukan lokasi lain yang menarik. Ada dua bangunan tradisional di sana dan patung Shin Saimdang-nya juga. Wah! Setelah dikulik-kulik, ternyata di sana juga adalah makam dari Kartini-nya Korea itu. Sempat foto-foto sebentar dan melihat matahari sudah semakin dekat ke peraduannya (HALAH!!!!!!!!) gue pun dipanggil untuk kembali ke bus dan kita siap menerjang jalan tol lagi berjam-jam untuk menuju Seoul.




Hanya beberapa jam di Gangneung menyisakan cerita yang bener-bener mungkin nggak bisa gue lupakan. Itu pertama kalinya gue ke Korea, ke Gangneung, ketemu Song Seung Hun, ketemu Lee Young Ae, ngerasain press conference drama Korea, ngeliat syuting drama Korea, minum teh bunga, sampai mengunjungi Ohjukheon. Hanya beberapa jam aja udah berapa poin pengalaman pertama yang gue dapet dan akan terus gue kenang sampai kapanpun karena emang memorable banget.


Duh!

Photo by Amirul, jurnalis Harian Metro Malaysia yang ternyata penyanyi juga hahahahahahahahahahahaha T___T

Terima kasih Oh!K Channel! Terima kasih Gangneung! Ku akan kembali lagi, 2017, 2018, 2019. Kapanpun deh sesempatnya!

Dan malamnya, di Lotte Hotel Seoul, kamipun kembali disibukkan dengan laptop masing-masing, kembali ke pekerjaan yang sebenarnya: nulis berita. Sebelum akhirnya kita ngelayap lagi ke Myeongdong dan gue memutuskan untuk beli syal dan topi penghangat untuk bekal ke Pulau Nami besokannya.

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

101 'The EXO'luXion' Serpong [1 - 50]

$
0
0
(friendly reminder: SUPERLONG POST!)


Semua EXOfansyorobun pasti nungguin konser EXO di Jakarta. Jelas. Nggak semua orang bisa nonton ke luar negeri kan. Gue pun kalo kemaren nggak dapet tiket gratisan nonton di Singapura (dengan mengorek-ngorek celengan untuk tiket pesawat dan bayar penginapan) juga pasti nggak akan mau nonton di luar Jakarta.

Ada perasaan yang beda aja gitu kalo nonton di negeri sendiri. Setidaknya, gue bisa alay sampai level maksimum kalo konsernya di negeri sendiri.

Ada kekhawatiran gue pribadi soal EXO yang nggak akan mampir ke Jakarta untuk 'THE EXO'luXion' ini sebenarnya. Makanya pas dapet tiket di Singapura langsung diterima dengan lapang dada. Walaupun toh akhirnya confirmed juga.

Sehari.

Dan itu pasti datang hari ini pulang besok.

Ya lo pada jangan heran kalo mereka nggak ada momen menyenangkan yang bisa di-share di media sosial masing-masing. Orang datengnya aja udah kayak kutu loncat. Nggak bijaklah heboh-heboh marah ke mereka karena nggak nge-post tentang Indonesia. Karena mungkin pada kenyataannya Indonesia nggak semenarik itu buat di Instagram-in.

#EA #SIAP #DIBACOK #KOMANDAN!

But that is the sad truth about the concert. Jakarta cuma jadi persinggahan sesaat saja. Beda sama negara lain yang mereka bisa jalan-jalan dulu. Foto-foto dulu di Times Square. Happy-happy dulu di Marina Bay Sands. Ya kita apa sih? Cuma sekedar pangsa pasar besar untuk menambah pundi-pundi duit mereka doang.

#EA #SIAP #DIBACOK #LAGI #KOMANDAN!

Tapi terima aja. Yang penting kan mereka ke sini. Dan mereka akan tetap ke sini karena mereka cinta dengan uang kita. Tenang aja. Asal kalian siap lagi aja dibilang alay sama stand up comedian yang kemaren masuk AllKPop.

(emotikon menangis sambil tertawa)

Anyway, ketika membaca judul posting-an ini apa yang terpikir di kepala kalian? Dalmatians? Panduan nonton konser? Panduan membuat fanboard? Atau Ron yang lagi-lagi cerita random soal pengalamannya nonton konser?

Bisa jadi semua itu benar. Tapi kalau kalian baca posting-an ini dan berharap gue akan merangkum semua momen dan kejadian di atas panggung 'THE EXO'luXion' Serpong, 27 Februari 2016 kemaren, silakan duduk manis di pojokan sambil memeluk lutut.

Because that won't happen. Sorry guys.

Men, gue bukan fanbase!

Tapi, kalau kalian datang lagi ke blog ini, mengklik link dari Twitter gue dan membawa kalian ke posting-an ini, lalu membacanya sampai habis hanya karena kalian sudah jatuh jauh ke perangkap bau gue (yehet!) dan terpesona dengan setiap kalimat-kalimat gue (MUNTAHET!), sini gue ciyum satu-satu!

Di bawah ini adalah 101 hal yang terjadi [DI KEHIDUPAN SAYA] sebelum - saat - dan sesudah konser 'THE EXO'luXion' di Serpong:

Fasten your seatbelt, and let's go!

1. Timing yang Nggak Pas!

Gue sangat khawatir EXO nggak akan datang ke Jakarta tahun 2016 ini. Timing-nya memang sangat sempit sekali. Karena gue bukan orang yang punya kenalan orang dalam promotor atau siapapun pihak yang berhubungan langsung dengan event konser ini, gue tentu saja clueless. Setiap kali ketemu sama temen yang sesama fans EXO, kita selalu ngebahas hal yang sama: akankah EXO dateng ke Indonesia?

"Yakin gue, Januari akhir!" kata gue di suatu hari ketika tanggal konser di Singapura sudah keluar. Kalau nggak salah itu pas Desember gitu.

"Tapi biasanya tuh Indonesia dapetnya sebelum Singapur, kan?" kata salah seorang temen gue.

"Yaudah kalau gitu Februari," kata gue lagi.

"Nggak bisa dong, Februari kan mereka tur Amerika!"

"Yah... berarti nggak ke sini dong?"

Dan di situlah akhirnya gue sangat galau. Dan memutuskan untuk mencari cara untuk nonton ke Singapura. Yang Alhamdulillah berhasil, dan, tiketnya gratis. Wohooo!

2. You Know What? Disaster Sometimes Happened In Life


Oh hell yeah, ketika gue sudah mengeluarkan semua tabungan gue untuk terbang ke Singapura, konser di Jakarta pun diumumkan. LINTAH KUDISAN! Seperti halnya semua fans di luar sana yang penghasilan perbulannya hanya cukup untuk mengisi perut dan kebutuhan sehari-hari, gue pun berteriak, "GUE HARUS DAPET DUIT DARI MANA?!?!"

Gue bukan orang yang seberuntung itu dalam hal kuis. Dan sudah lama sekali gue nggak memasukkan alternatif pilihan itu ke dalam planning menonton konser gue. Pilihannya cuma dua: pake uang sendiri atau nggak usah nonton sama sekali.

Hampir saja gue menyerah.

3. OMG THE SEAT PLAN!

Semua orang heboh banget urusan seat plan yang belum dirilis. Padahal, kalo dipikir-pikir, ngapain juga heboh soal seat plan. Kalau memang sudah punya uang, ya why worried? Memang sih, beberapa dari kita orang lebih ngerasa tenang setelah melihat harga. Tapi kembali lagi ke masalah yang tadi gue tulis di kalimat sebelumnya, kalau memang sudah punya uang why worried?

Mengutip kalimat dari salat satu orang yang gue follow di timeline Twitter: "Nabung harusnya bukan baru setelah seat plan diumumin, harusnya emang dari dulu-dulu!"

Ya, gue setuju. Tapi kembali ke poin nomor dua, hidup tuh nggak melulu soal konser, kan pastinya kita juga punya kebutuhan pribadi yang harus ditunaikan. Dan ketika melihat seat plan-nya gue hanya bisa tersenyum getir.

"No, I don't have money that much. Goodbye."

Jadi fans EXO nggak pernah murah.

4. OMG THE SEAT PLAN (AGAIN!)

Dan ketika seat plan keluar, semua orang bingung! "Harus beli section apa?"Here's a little tip for you guys for the next concert: beli yang paling mahal.

Terlebih kalau misalnya semua section-nya berdiri. Beli yang paling mahal nggak akan rugi. Karena view-nya pasti bagus. Kalau beli yang paling murah, walaupun promotor bilang "Kita udah atur supaya semuanya bisa liat di section manapun!" bullshit. Tetep aja yang lo liat di kelas paling mahal sama kelas paling murah akan beda.

Tapi, pun, kalau misalnya nggak bisa beli yang paling mahal, sesuaikan semuanya sama budget. Karena nonton di tempat paling murah pun lo akan bisa merasakan sensasi konsernya kok (walaupun sebagian besar lo akan nonton di layar) dan ya tetep aja nggak senikmat di kelas yang mahal.

Tapi, untuk urusan dapet momen sama member manapun, itu rejeki masing-masing. MAKE YOUR OWN MOMENT! DO EVERYTHING SUPAYA YOUR BIAS NENGOK KE YOU! PERSETAN SAMA MEREKA YANG BANYAK BICARA! MEREKA CUMA IRI!

5. OMG THE SEAT PLAN (AGAIN! AGAIN!)

Seat plan konser 'The EXO'luXion' Indonesia beda banget sama yang di Singapura. Walaupun sebenarnya perbedaannya sangat menguntungkan fans Indonesia (at some points). Stage-nya lebih besar. Suasananya pun harusnya akan jadi lebih hidup. Tetapi kemudian agak membingungkan buat gue karena gue berniat ngejer Suho dan Baekhyun yang sudah berusaha gue hapal lokasi-lokasinya di Singapura. Ketika stage-nya ganti, otomatis lokasi berdiri mereka akan berubah.

"Eh tapi... kan gue belum tentu nonton..."

Kemudian geletakan di Jalan Sudirman.

6. Jadi Calo Buat Temen Is A Must!

I'm talking about my friends from Lombok, yang niat banget terbang jauh ke Jakarta buat nonton EXO. Karena gue tahu koneksi internet di sana nggak akan secepat di kantor gue di Jakarta, jadilah gue menerima titipan beli tiket mereka. Padahal kondisinya saat itu gue sama sekali belum punya uang buat nonton.

"GIMANA PERASAAN LO BELIIN TIKET ORANG SEMENTARA TIKET LO SENDIRI BELOM JELAS KABARNYA??!?!?!"

Separo hati gue merasa yakin untuk nggak usah nonton aja. Tapi separo yang lain merasa rindu pada Kim Jun Myeon dan jidatnya yang mengkilat itu. Jadi ketika gue menerima permintaan tolong teman-teman gue itu, gue juga iri. Kenapa gue harus nggak punya uang di saat sepert ini...

Gue harus cari cara untuk bisa nonton (bukan kerja)! Tapi nggak bayar! Dan ya, itu akan dipikirkan nanti saja.

Gue ikut perang pembelian tiket malam itu. Demi teman-teman gue itu, gue rela deh diliatin orang-orang karena duduk di depan ATM, di pinggir jalan, sambil memangku laptop jelang jam 7 malam WIB demi melakukan pembayaran dengan cepat. Walaupun... LOL... tetep aja ternyata gue nggak bisa bayar karena permasalahan beda bank.

7. Offline Sale is Way Better

Waktu 'Super Show 4' tahun 2012, gue nginep di Twins Plaza Hotel CUMA BUAT BELI TIKET SUPER JUNIOR. Buset. BUSEEEETTTTTT SENIAT ITU. Tapi puas, karena pengalaman nginep buat beli tiket itu bener-bener jadi cerita yang sangat menyenangkan untuk ditulis. Hahahaha

Yang gue benci dari penjualan tiket online adalah karena kita nggak pernah bisa menebak kondisi koneksi internet. Bisa aja satu jam sebelum penjualan dibuka internetnya kenceng, pas penjualan dibuka malah down. Belum lagi kalo masalah situsnya yang down. JIJIK!

Makanya gue lebih suka beli tiket offline aja. Walaupun harus antre semalaman dijabanin deh. Karena offline itu simpel: dateng, antre, pulang sudah bawa tiket fisik. Online kan harus pake voucher dulu, tuker di lokasi, ahelah....

Walaupun waktu itu Indotix buka penjualan offline juga, tapi penjualan offline-nya 1 hari setelah penjualan online. Ya absurd aja. Orang-orang kan pengen rebutan nomor antrean yang KATANYA kalo beli lebih cepat nomor antreannya pun lebih awal. Ya ribet deh pokoknya nih konser yang satu ini dunno why.

8. Indotix vs Yes24

Satu, gue belum pernah beli online dan bayar via ATM di Indotix, jadi gue nggak bisa menjelaskan apakah pembayarannya simpel atau ribet. Tapi, gue pernah beliin temen gue tiket konser KRY di situs ini tapi pake kartu kredit. Jadi prosesnya nggak ada transfer ATM dan segala macam pembayaran. Kesimpulan: pake kartu kredit tax-nya mahal, tapi cepet. Situsnya down cepet banget. Bahkan Facebook-nya pun bisa down sama sekali nggak kebuka.

Dua, gue sangat merekomendasikan beli offline di Indotix.
PS: MEREKA PUNYA JATAH NOMOR ANTREAN BAGUS KATANYA.
PS LAGI: NOMOR ANTREAN BAGUS, YAKIN BERGUNA?

Tiga, yes24 is definition of ribetbanget for me. Gue nggak punya rekening di BCA dan beberapa bank lain yang partner sama Yes24 untuk pembayaran via Virtual Account. Transfer dari bank berbeda ke nomor virtual account di Yes24 tidak memungkinkan. Pembelian tiket di Yes24 tidak semudah pembayaran tiket di Traveloka atau beli magic com di Lazada. Lo harus punya rekening bank yang bersangkutan untuk pembayaran.

RIBET! RIBET! RIBET!

9. Nomor Antrean? PFFFFTTTT

Terobosan sih, memang, sekarang kalo nonton konser KPop sudah dapet nomor antrean. Efektifkah? Iya dan tidak.

Kalau dari sistem pembelian tiket dan pembagian nomor antrean menurut gue nggak efektif. Karena ticket box-nya aja ada tiga. Nomor antrean diumumkan secara manual lewat situs promotor (yang mana pasti proses pemberian urutan pembeli pertama itu dilakukan dengan mengurutkan secara manual dibantu komputer), setelah itu untuk mengambil nomor antrean harus antre lagi di venue pas hari H atau H-1.

Wah? Ribet aja? Mana ada waktu bolak-balik rumah-venue di H-1 cuma buat ambil nomor antrean?

Singapura menjual tiket konser di satu ticket box yang berarti mereka dengan leluasa bisa memberikan cap nomor antrean langsung di tiket ketika kita beli tiketnya. Jadi nggak ada lagi itu yang namanya antre H-1 untuk ambil nomor antrean apapun bentuknya mau pin kek mau kalung kek, terserah.

Kita belom siap sama sekali dengan sistem nomor antrean ini karena beberapa alasan. Menurut gue sih ya. Tapi kalo yang kemaren nonton dan merasa nomor antreannya sangat berguna, Alhamdulillah, semoga lancar terus sampai ijab qabul. Yang merasa nomor antreannya nggak berguna sama sekali, semoga ke depannya tetap berkah aja hidupnya.
PS: Nginep di venue sih udah paling bener dan berkesan :p Kecuali ada yang tengah malem datengin antrean nginep lo dan minta nge-tag 20 orang sih ya siram aja pake air raksa.

10. I STILL HAVE NO TICKET! YA ALLAH! NAE MUSTI OTOKE!

Gue berusaha sebisa mungkin untuk mengorek-ngorek tabungan gue supaya bisa beli tiket konser ini. Mengurangi jatah makan sehari yang awalnya sekali jadi setengah kali. Tapi Ya Allah... nggak ada yang bisa dikorek sama sekali! Gila.

Maret gue ada dua plan liburan ke luar kota. Mana bisa... Kecuali pasir bisa dimakan dan batu bisa digoreng mungkin gue akan sentausa hidupnya.

Gue juga berusaha untuk ikhlas atas kenyataan bahwa Singapura sudah memberikan kebahagiaan tak terhingga buat gue dan Jakarta biarlah jadi cerita yang nggak akan pernah gue tulis di blog ini soal 'The EXO'luXion'. Tapi tetep aja... nggak bisa...

"GUE HARUS NONTON! APAPUN YANG TERJADI! NONTON DI BLUE!"

Yang H-25 itu masih berupa khayalan babu.

11. Drama Virtual Account

Gue butuh temen yang punya rekening BCA ketika gue sudah berhasil membeli 4 tiket Blue (untuk temen gue) dan 1 tiket Pink (yang juga untuk temen gue) di malam penjualan tiket itu. Yang pertama kali muncul di kepala gue adalah Dito. He is the one who really close to me for the last 2 years. LOL Dan gue tuh kalo apa-apa pasti ke Dito.

"Hana bakke opso!" istilahnya gitu.

Ketika malam itu gue gagal mentransfer antar bank dan gagal juga transfer lewat ATM bank yang bersangkutan, akhirnya gue telepon Dito dengan harapan gue bisa pinjem ATM dia sebagai jembatan untuk membayar tiket-tiket ini. Karena nomor antrean kan ditentukan sesuai jam pembayaran, jadi harus cepet.

Tapi yang terjadi malam itu bener-bener drama. Gue lagi ngos-ngosan karena habis lari dari sisi jalan yang satu ke seberang jalan untuk mencari ATM BCA walaupun akhirnya harus gagal. Gue duduk dan menelepon Dito, berniat nanya dia lagi di mana dan apakah gue bisa susulin dia untuk pinjem ATM-nya.

Telepon tersambung.
"Halo,"

"KAK! GUE JATOH!"

"HAH?! ANJIR,"

APA-APAAN. GUE BELOM JUGA NGOMONG APA-APA!

"KENAPA LO?!"

"IYA KAK GUE JATOH INI GUE DI DEPAN FX GUE JATOH DARI MOTOR!"

"EH SERIUS LO? YAUDAH TUNGGUIN GUE KE SITU DEH!"

Dan ketika gue ke sana, kondisinya udah yang ngenes banget. Tangannya patah walaupun badannya masih sehat walafiat. Tapi gue jadi malu buat pinjem ATM dia apalagi buat bayar tiket konser. Kondisi dia lagi kayak gitu. Walaupun akhirnya....
"Dit.. sebenarnya gue...."

...

"GILA YA LO! GUE LAGI KAYAK GINI MASIH AJA MIKIRIN EXO!"

Dan drama pun dimulai. Walaupun akhirnya dia minjemin juga sih ATM-nya walaupun mikirnya lama. Dia kira gue mau nilep uangnya kali :"(

12. Check In!

Belum punya tiket, tapi gue sama beberapa temen gue sudah nge-tag hotel sebelah ICE. Tidak mau mengambil risiko perjalanan jauh dan terburu-buru dari Jakarta, nginep di dekat venue adalah jalan terbaik.

Biasanya sih gue akan nginep di depan pintu masuk. Tapi karena ICE ini wilayah banyak begal (nggak deng, tapi serem aja jauh dari mana-mana berasa tidur di Gurun Sahara), nggak berani. Aman-aman ya di hotel aja.

Tenang aja. Hotel yang harusnya buat 2 orang kita isi ber-7 kok. Jadi patungannya bisa lebih murah. Waktu pas 'Super Show 5' juga kita nginep rame-rame di kamar kayak ber-11. The art of nonton konser sama temen sih ini.

13. Mobil Juga Sudah Ready!

Gue sama kak Ashya udah ribet banget mikirin gimana caranya kita supaya bisa menikmati konser dengan baik di saat gue masih masih juga belom punya tiket. Tapi hotel sudah dipesan dan mobil pun sudah disewa untuk perjalanan dari ICE ke Jakarta setelah konser. Rencananya kitapun akan mengantarkan EXO ke bandara. Jemput juga deng. Dan ya, hotel ready, mobil ready, but I still have no ticket.

14. Apa Nggak Usah Nonton Aja....?

Kalo udah terobsesi banget sama sesuatu, gue sih bisa sampe level yang parah. Yang kepikiran setiap hari! Berasa alay banget! SEBEL!

EXO memang sekarang sudah mendarah-daging banget di hidup gue nih. Yang mana seharusnya nggak baik buat kesehatan dan kehidupan antar umat beragama. Tapi mikirin tiket ini bikin nggak bisa tidur! KESEL!

Setiap kali jalan ke kantor pasti kepikiran "Apa jual sesuatu gitu ya," atau "Apa bongkar uang celengan masa depan buat nikah ya," dan sampai pada titik yang "Apa nggak usah nonton aja...?"

Dan yang terakhir nggak abis-abis, dibahas terus sampai H-3.

15. O... MIRACLE!

Gue selalu merasa kalau gue nggak akan pernah beruntung untuk urusan kuis berhadiah tiket konser. Berusaha untuk ikut berkali-kali pasti nggak pernah bisa dapet tiket. Mungkin ada di antara lo yang tahu kerjaan gue dan bilang, "Lah kan pasti dikasi sama kantor!"

Emang sih... itu bagian enaknya kerja di tempat gue ini. Kalo ada konser hampir pasti bisa dateng dan nonton untuk liputan. Tapi nggak enaknya adalah, ketika berdiri sebagai jurnalis otomatis lo nggak bisa lebay dong. Lo harus behave karena itu kerja (WKWKWKWKW TAPI GUE SIH JUJUR AJA TETEP ALAY).

Ditambah lagi lo nggak bisa menjamin promotor akan memberikan section yang enak untuk liputan. Nah itu masalahnya. Karena ini EXO, otomatis gue baper kalo dikasi tempat liputan di belakang banget kan.

Itulah makanya kenapa harus beli tiket. Karena lo nggak bisa komplain sama siapapun. Ya harus terima apa adanya aja =)))

Tapi, ya gue nggak ngerti deh, beneran, gue bersyukur sekaligus malu sama Tuhan. Setelah selama ini gue melakukan banyak sekali dosa, tiba-tiba aja gue dapet rejeki nomplok: dikasi tiket BLUE GRATIS.

OMG! OMG! SO EXCITED! KIM JUN MYEON!!!!!!!

16. Mau Bawa Fanboard Apa?

Setelah gue sudah punya tiket dan punya jaminan akan nonton, tahap selanjutnya adalah mikirin fanboard. Gue hampir nggak pernah nggak bawa fanboard ke konser artis yang gue suka. Dan karena ini EXO, otomatis harus bawa dong!

Banyak yang nanya ke gue di Twitter, bikin fanboard tuh kayak gimana sih?

Hihihi... Padahal gue sendiri sebenarnya nggak jago-jago banget kalo urusan bikin karya kayak gitu. Fanboard gue selama ini nggak pernah jauh-jauh dari Photoshop sama Digital Print. Dan kali ini pun, seperti halnya fanboard-fanboard berhasil gue di konser sebelumnya, gue tinggal edit foto dan print doang.

Gue tetep bawa fanboard Lay-Sooman dan SURENE yang gue bawa ke TLP 2014. Ke Singapura juga gue bawa ini. Jadi di Jakarta nggak mungkin nggak di bawa. Dan untuk fanboard yang lainnya, gue bikin empat macem yang diprint terpisah kemudian ditempel depan-belakang.

Fanboard untuk SUHO gue bawa cast foto dia bareng cast Glory Day. Yang satu lagi gue bawa foto Byun Yo Han, sohib dan teman tidurnya. Sementara untuk Baekhyun, gue edit lagi muka dia sama IU. Sementara yang satu lagi gue edit muka dia di badan Prince gitu.


Tips Fanboard dari gue:
  • Yang nggak kepikiran sama orang lain,
  • Yang dihindari untuk dibawa oleh orang lain,
  • Yang nggak ribet dan nyusahin lo pas ngebawa dan bikinnya,
  • Yang menampilkan wajah member dengan jelas, terlepas dari apakah lo akan edit mukanya ke badan orang lain atau gimana, yang penting keliatan jelas mukanya,
  • Yang related sama kehidupan pribadi member pun boleh. Kayak misalnya kenapa gue bawa Byun Yo Han karena Suho deket banget sama dia. Gue pernah bawa fanboard bapaknya Siwon ke SMTOWN yang kemudian diketawain Siwon.
  • Yang kontroversial. Ya ketika ada orang yang bawa fanboard Baekhyun-Chanyeol ciuman, kenapa lo nggak boleh bawa fanboard Baekhyun-Taeyeon?
E: "LOH TAPI ITU KAN NGGAK RELEVAN! TAEYEON ITU BUKAN MEMBER EXO!"

X: "NGGAK RESPEK BANGET SIH SAMA MEMBER EXO!"

O: "NGGAK USAH ALAY DEH!"

Gue: (Ciyum satu-satu sambil peperin dahak dan upil)

17. Fanboard Drama... Sigh...

Kayaknya sepanjang sejarah event konser KPop di Jakarta baru 'THE EXO'luXion' ini deh yang sampe fanboard aja dijadiin drama di media sosial. Padahal cuma fanboard loh. Padahal bikin fanboard-nya juga nggak pake uang mereka yang marah-marah. Pake uang sendiri. Yang capek juga diri sendiri. Ya kenapa orang-orang pada ribet banget deh ngurusin hidup orang lain?

Kayaknya pas TLP, orang mau bawa fanboard apa nggak ada masalah. Mau bawa Baekhyun-Taeyeon kek atau siapa kek, nggak ada yang bacot sana sini. Bahkan kalaupun ada yang bawa Kris juga kayaknya "Oh yaudah," gitu aja. Lah kenapa pas 'THE EXO'luXion' ini jadi pada ribet banget dan ngurusin banget fans yang nonton harus bawa apa dan nggak boleh bawa apa?

Ya gue nonton demi kesenangan pribadi gue. Ya suka-suka gue lah!

E: "YA KAN NANTI KALO BAEKHYUN BAD MOOD DI KONSER KAN BAHAYA JUGA!"

X: "JAGA DONG PERASAAN EXO!"

O: "RESPEK DONG!"

Gue baru tahu kalo respek ke EXO tuh harus bawa fanboard Baekhyun-Chanyeol ciuman? Ya maap deh. Gue mah apa, gak pure. Nggak ngeship yang OFFICIAL COUPLE.

:p

#TEAMTAORIS #YAKARAM

Pesan: Urusin aja diri lo sendiri, gausah urusin orang lain.

(Sambil bercermin ya Ron)

18. Perlu atau Nggak Sih ke Bandara?

Waktu awal-awal artis KPop ke Jakarta, antusiasme fans tuh bener-bener gede banget. Ke bandara untuk jemput artis adalah sebuah kewajiban yang nggak boleh alpa untuk ditunaikan. Tapi belakangan, biasanya, yang ke bandara hanyalah mereka yang benar-benar ngefans sama yang benar-benar niat doang.

Bukan berarti yang nggak ke bandara buat jemput/antar itu nggak bener-bener ngefans juga. Tapi ya masing-masing orang kan beda nih cara menunjukkan fanatismenya. Kayak gue misalnya, menunjukkan fanatisme gue dengan di-bash.

#eh #salah

Pengalaman pertama gue ke bandara untuk jemput artis Korea adalah di tahun 2010 ketika SHINee untuk pertama kalinya ke Jakarta dalam acara kerjasama Arirang dan TVRI waktu itu. Hasilnya? Nihil. Udah nungguin berjam-jam tapi mereka sama sekali nggak muncul. Untungnya waktu itu mereka mendaratnya sore. Jadi ya nggak perlu sampe begadang dan segala macem.

Lalu pas EXO ini, gue diajakin juga buat ke bandara sama kak Ashya. Walaupun gue nggak yakin karena beneran sama sekali nggak pernah jodoh sama siapapun di bandara, akhirnya ajakan itu gue okein. Tapi gue sama sekali nggak berharap apapun dari bandara. Nggak berharap akan ketemu sama EXO di sana. Karena gue tahu, bandara itu banyak pembohongnya. No offense. Tapi itu bener-bener terjadi.

Jadi, perlu nggak sih ke bandara?

Perlu buat yang belom tahu.

Nggak perlu buat yang mudah lelah dan baper.

Kalau menurut gue pribadi, kalo ada uang lebih buat transport PP silakan. Kalo lo udah punya informasi padat soal kedatangan mereka juga silakan. Kalo lo punya temen orang dalem bandara atau orangtua yang kerja di bandara juga wah tambah silakan. Tapi kalo lo baru pertama kali dan bener-bener nggak tahu harus ngapain, tanya dulu sama diri lo sendiri:

(1) penting banget ke sana? Lebih penting mana gue ke bandara atau tidur dan istirahat untuk nonton konser besokannya? Gue belom antre buat tuker nomor antrean loh. Belom lagi konsernya mulai sore dan gue harus dateng dari pagi!

(2) sudah siap kecewa? Pintu kedatangan bandara itu banyak banget loh. Dan jaraknya juga jauh-jauh. Kalau mereka nggak keluar di pintu yang tempat gue nunggu tapi malah keluar dari pintu lain? Yakin punya tenaga buat lari-lari? Nunggunya aja udah lama dan buang-buang tenaga, gimana lari-lari?

(3) bukan gue sendiri loh yang ada di sana, apa gue bisa ngeliat mereka dari dekat? Belum lagi bakalan pasti ada aja fans yang sok-sok ngatur, belum lagi bakalan pasti ada aja fans yang merasa penting, apakah gue siap menghadapi mereka dan fight sendirian?

Walaupun ada beberapa orang yang keberuntungannya bener-bener di puncak banget. Yang bahkan lo nggak niat buat ngejer tapi malah lo ketemu. Hidup tuh emang kayak gitu. Pesan gue, kalau kalian mau ngejer ke bandara, jangan pikirin "aku PASTI akan ketemu EXO!" Tapi pikirin gimana caranya kalian survive menunggu selama itu dan dibohongi oleh banyak pihak.

:p

20. Tapi Gue Pun Akhirnya ke Bandara

Ya, karena sejak 2010 sampai 2016 ini gue nggak pernah lagi sok-sokan mau jemput artis Korea di Bandara. Kenapa? Ya karena waktu dan tenaga gue lebih penting jika dialokasikan untuk istirahat dan tidur-tidur ganteng ketimbang harus nunggu mereka sampai tengah malam dan kucel.

Gue selalu bilang ke diri gue sendiri, "Sudah ada fans yang memang kerjaannya nunggu di bandara. Dan itu sudah lebih dari cukup. Toh ada atau nggak ada gue di bandara, artisnya nggak bakalan tahu bedanya." LOL

YA LO SIAPA SIH RON.

Tapi gue penasaran ingin menguji lagi keberuntungan gue soal bandara ini. Di Singapura gue hampir banget bisa ketemu mereka kalau aja nggak ada salah komunikasi. Mungkin kali ini gue akan berjodoh sama EXO. Tapi tetep aja gue menganut prinsip nothing to lose.

Kantor kelar jam 5 dan gue langsung balik ke kosan untuk siap-siap ke bandara dan langsung ke hotel di ICE buat nginep ke konser besokannya.

Tapi... dramanya... Abang Gojeknya...

21. "Kalo tahu jalan masuk-masuk, boleh loh, mas!"

Kalo pas TLP, konsernya hari Sabtu jam setengah tujuh, gue ke venue konser setengah empat sore satu hari sebelumnya. Waktu itu plan-nya adalah tuker tiket, ketemu temen dari Lombok, kemudian antre di depan venue dari malam. Karena sekarang udah nggak boleh nginep di venue karena sudah pake nomor antrean (PFFFTTTT) akhirnya plan pun harus berubah dong.

Gue pulang kantor satu jam lebih cepat dari jam normal. Kembali ke kosan dan sholat maghrib kemudian pesan Gojek untuk ke Blok M. Dari Blok M gue akan naik Damri ke bandara.

"Pesawat mereka akan mendarat jam 20:40 WIB." kata temen gue di WhatsApp.

Informasi menarik, tapi nggak bisa dipercaya sepenuhnya. Tapi masuk akal juga karena waktu gue balik dari Korea beberapa bulan yang lalu, gue mendarat di Jakarta juga di sekitaran jam itu. Okelah. Sementara ini percaya aja dulu.

Gojek-nya dateng tapi gue nggak ngeliat dia karena di ujung jalan kosan gue itu gelap banget. Dan dia nunggu di kegelapan itu. Baru ketika dia nelepon untuk ketiga kalinya, dan itu sudah jam 19:18 WIB gue baru ngeh kalo dia emang sudah ada di sana sejak tadi.

"Mas, saya mau ke Blok M, ke terminal, itu yang Damri ke bandara. Jadi, kalo misalnya mas tahu jalan nembus-nembus, masuk-masuk gang, boleh ya mas saya nggak masalah," kata gue sebelum kita berangkat.

Abangnya menanggapi dengan positif dan memberikan ancang-ancang kalau dia ngerti jalan tercepat menuju Blok M dari tempat gue. Gue udah merasa supergood banget deh pokoknya malam itu. Sampai akhirnya motornya jalan dan mulai belok di salah satu gang di Mampang dan belok lagi, belok lagi, belok lagi, belok lagi, masuk ke dalam gang lebih dalam, lebih dalam, lebih dalam, sampai yang gue kira nggak bisa lewat motor pun dia tetap masuk.

Gue mulai merasa dipermainkan oleh abang-abang Gojek ini. Tapi gue tetap berpikir positif karena dia ojeknya dan dia yang tahu jalan. Gue cuma penumpang. Tapi kemudian pikiran positif gue itu musnah ketika tiba-tiba kita sampai di salah satu jalan sempit melewati jembatan di atas Kali Mampang yang sedang meluap. Gang itu banjir. BANJIR BENERAN.

"Angkat kakinya mas biar nggak basah," kata abang-abangnya.

Setelah melewati banjir itu gue pikir udah mau sampe. Tapi ternyata nggak sama sekali. INI KENAPA MAU KE BLOK M AJA JADI LAMA BANGET?!?!?!?!? Akhirnya gue agak bete.

"Mas kok nggak sampe-sampe ya?"

"Emangnya busnya jam berapa mas?" katanya.

"Ya harusnya sih jam setengah 8. Ini udah jam 8 kurang 5 ya kita pasti udah lewat karena akupun nggak tahu sekarang ini kita di mana."

Abang-abangnya nggak tahu harus berekspresi seperti apa. Dan gue pun kesal karena yah, kalo gue naik yang jam 8 dan EXO mendarat 8:40 ya mustahil banget ke bandara 40 menit, hari Jumat, abis ujan. Ini Jakarta, bukan Mataram.

Ternyata jalan masuk-masuk gang nggak lebih cepat dari jalan normal. Abis ini gue nggak akan lagi nyuruh Gojek manapun buat masuk-masuk gang deh. Apalagi kalo buru-buru.

22. Nothing To Lose

Gue akhirnya naik Damri yang jam 8 dan itu berangkatnya jam 8 lebih 10. Gue literally cuma punya waktu 30 menit sebelum pesawat mereka mendarat. Impossible! Tapi anehnya, perasaan gue setelah duduk di kursi Damri itu bener-bener nggak ada sedikitpun keinginan untuk terburu-buru. Sama sekali nggak ada.

"Kalo ketemu, yaudah ketemu, kalo nggak, berarti emang nggak jodoh sama bandara." kata gue. Karena gue tahu jalanan akan macet banget, bahkan masuk tol Semanggi aja tuh kayak lama banget rasanya, akhirnya gue memilih untuk tidur aja dan nggak mikirin apapun.

Kosong melompong beneran deh hati gue malam itu. Mungkin itu kali ya yang dinamakan ikhlas. Hahahahaha... Karena gue tahu ke bandara itu hasilnya cuma ada dua: ketemu atau kesel. Gue jelas nggak mau kesel. Tapi kalopun nggak ketemu yaudah. Not a big deal.

23. "Gue di F, lo di mana?"

Do not trust anyone in the airport.

Terutama fans yang kayaknya tahu segalanya. Biasanya, fans yang kayak gitu nggak akan membocorkan informasi semudah itu ke orang-orang yang mereka nggak kenal, kecuali teman-teman sepermainan mereka sendiri. No offense. Kenapa gue bilang gini karena gue pernah mengalaminya. Lo juga nggak boleh percaya sama petugas keamanan. Mereka adalah pengecoh nomor wahid di bandara. Bedakan petugas keamanan bandara sama bodyguard promotor. Dua pihak ini tugasnya beda.

Sepengelaman gue, petugas keamanan bandara bertugas untuk mengecoh fans. Mereka akan membuat barikade di depan sebuah gate, beberapa jam sebelum pesawat mendarat dan (pura-puranya) EXO keluar dari gate itu. Alhasil, fans akan berkerumun di sana, membentuk barisan rapi dan mulai menunggu. Diberi harapan palsu kalo kata gue sih. Karena pada kenyataannya EXO nggak lewat situ. Tapi mereka sengaja membuat suasana seolah-olah EXO tuh di situ jadi fans bisa teratur.

Gue sampai di bandara sekitar jam sembilan lebih dan turun di gate tempat gue keluar ketika gue mendarat dari Seoul beberapa bulan lalu. Sementara gosipnya EXO nggak keluar lewat situ. Akhirnya gue pun pindah ke gate yang lain karena KATANYA, EXO lewat gate itu.

Kalo aja gue percaya sama insting gue malam itu DAN STAY DI LOKASI PAS GUE BARU SAMPAI DI BANDARA mungkin gue bisa ketemu mereka dan akhirnya beruntung untuk pertama kalinya di bandara. Tapi karena gue ngikut temen gue jadi yaudah. Hahahaha Akhirnya gue pindah ke gate lain dan ternyata EXO malah keluar dari pintu yang tadi gue datengin pertama kali.

LOL

Sekali lagi DON'T TRUST ANYONE, BUT YOURSELF. Terlalu banyak informasi yang beredar di sana. Mulai dari fans sampai sopir taksi semuanya sok tahu soal gate kedatangan. Lo harus percaya sama insting lo aja.

24. I Met Ummi!

Gue bukan orang yang punya ingatan kuat apalagi kalo berurusan sama nama orang yang secara random gue temui di sebuah tempat dan kemudian kita ngobrol lalu kenalan. Dan lanjut ngobrol lagi. Pasti akan cepet banget lupa. Tapi kalo urusan followers di Twitter, otak gue bisa diandalkan. Setiap kali ada orang yang nyapa gue di luaran gue selalu tanya, apakah mereka kenal gue dari Twitter, Facebook atau Instagram? Dan gue akan tanya akun mereka apa. Karena jujur aja gue lebih inget sama akun sosmed mereka ketimbang wajah mereka di avatar misalnya.

Jadi malam itu di bandara gue udah pake masker karena agak batuk. Ketika gue sedang berdiri nungguin EXO di salah satu gate akibat kemakan omongan orang-orang juga, satu cewek berjilbab nyamperin gue.

"Kak Ronzzy ya?" katanya.

Dari balik masker muka gue udah yang mau ngakak tapi mata gue berusaha untuk menanggapi pertanyaan itu dengan bingung.

"Bukan?" jawab gue.

"Iya kan pasti kak Ronzzy!"

"Bukan." kata gue lagi.

Muka si cewek keliatan bingung dan kayaknya agak malu karena ternyata dia salah orang. Nggak tega ih gue bohongin orang akhirnya gue mengaku kalo gue adalah si Ronzzy, fanboy alay yang suka di-bash di Twitter itu.

"Iya. Iya, ini Ron."

"TUH KAN! AKU TUH UDAH PERHATIIN DARI TADI!"

(dalem hati: CIYEEE RON ADA YANG PERHATIIN!)

"Aku Ummi kak. UmmiSNM," kata dia langsung nyebut akun Twitter-nya.

OMG! I KNOW THIS GIRL LIKE SRSLY HAHAHAHA

"Oh hai! Astaga! Akhirnya ketemu ya!" kata gue langsung menyalaminya.

Seneng banget deh kalo ketemu sama orang yang udah lama baca blog dan ngikutin tweet-tweet alay minta di-bash gue selama ini. Karena pada akhirnya punya teman baru dan nggak cuma tahu mereka dari balik avatar dan akun Twitter-nya doang. Dan karena Ummi ini juga sudah lama gue tahu akunnya baik di Twitter atau juga Facebook, jadi gue ngerasa kayak udah kenal lama walaupun nggak pernah ketemu.

Dan ya, dia pun minta foto walaupun gue yang, "Yaelah harusnya lo mah fotonya sama EXO jangan sama gue!" tapi gue tetep begaya.


25. Tenang, Tenang, Tenang

Walaupun gue tahu gue nggak akan sampe bandara dalam 30 menit sejak keberangkatan Damri di Blok M, tapi gue nggak ada perasaan yang terburu-buru sama sekali. Pikiran gue benar-benar tenang banget malam itu. Bahkan ketika sudah sampai di bandara telat dari jam yang seharusnya jadi waktu landing-nya EXO aja gue yang bener-bener tenang banget.

Gue ketemu Kak Sandra akhirnya di bandara karena dia nyusul. Walaupun kita udah pindah dari satu gate ke gate lain, sama sekali nggak ada penyesalan kalaupun misalnya gue nggak ketemu sama EXO. Bener-bener tenang banget deh, hati. Mungkin karena mindset gue udah yang nothing to lose, jadi nggak ada penyesalan sama sekali kalopun misalnya nanti nggak ketemu.

"Gue bener-bener nggak mikirin apa-apa ni sekarang kak," kata gue ke kak Sandra malam itu.

"Maksudnya?"

"Ya kayak bener-bener nggak ada keharusan buat ketemu gitu loh sama mereka. Pure ini ke bandara karena emang penasaran aja, nggak yang ngarep banget buat ketemu atau gimana. Jadi makanya nggak ada kepikiran sama sekali. Tenang banget hati tentram kayak abis umroh," gue ketawa.

Tapi memang kalo lo lagi ada di bandara untuk jemput artis Korea itu lo harus tenang sih. Kalo lo berisik ya bisa-bisa dibekuk petugas. DIkira orang gila. Apalagi berisiknya sendiri. Kalo berisiknya rame-rame sih nggak apa-apa.

26. "EXO! EXO! EXO!"

Terdengar teriakan dari salah satu gate kedatangan setelah sejam gue ada di bandara. Wah, gilak sih, fans sudah membentuk barisan barikade sendiri di depan salah satu gate. Bahkan barisannya udah sampe jalan-jalan. Gue yang sebel, jujur aja, karena mereka yang ada di sana nggak ketemu sama EXO, kasian. Sebel juga karena petugasnya membuat suasana seolah-olah EXO tuh akan lewat situ.

Semua pada teriak "EXO! EXO! EXO!" gitu. Dan setiap berapa menit sekali heboh entah karena apa. Sementara gue sama kak Ashya dan kak Sandra yang nunggu di gate yang berbeda hanya ketemu sama orang Arab semua. Nggak ada EXO muncul sama sekali.

27. Selalu Nggak Beruntung Kalo di Bandara

Kejadian malam itu kembali mengingatkan gue bahwa gue nggak pernah beruntung untuk urusan bandara. Dan kembali menyadarkan gue bahwa keberuntungan orang itu emang beda-beda. Gue sudah cukup beruntung dapet tiket gratis nonton yang di Jakarta, jadi gue mungkin disuruh nggak usah serakah untuk nyari keberuntungan lagi di bandara. Gitu kali ya.

Jadi malam itu ketika gue ketemu salah satu temennya temen gue yang beruntung banget ketemu sama EXO di depan gate kedatangan dan gue lihat videonya, gue cuma senyum-senyum sendiri. Ada juga ya orang seberuntung mereka ini kalo udah urusan bandara. DUH! TAPI SEKALI SEUMUR HIDUP GUE PENGEN BISA KETEMU EXO DI BANDARA PAS MEREKA BARU SAMPAI DARI KOREA DONG!

Itu sudah gue masukin ke bucket list gue. Someday, I WILL MEET YOU JUNMYEON-NIM!

28. Di Hotel Samping ICE

Kita kembali ke hotel pake Grab Car malam itu dan waktu sudah menunjukkan pukul 12 atau setengah 1 pagi. Badan gue masih fit tapi gue nggak boleh begadang. Walaupun malam itu tetep begadang juga sih ngeberesin fanboard yang belom dilakban.

Karena kita di kamar itu share bertujuh (harusnya, tapi yang standby cuma ada lima) akhirnya kasurnya harus digeletakin di lantai. Walaupun gue nggak masalah sebenarnya tidur di lantai, tapi takut bengek karena dingin dan AC, jadi yaudah spring bed yang numpuk dua itu kita turunin. Ada dua kasur di sana, berarti kalo diturunin akan jadi empat tempat tidur.

Gue kebagian tidur di bagian bawah spring bed-nya yang keras. No problem. Hidup memang keras.

29. Papapirang 1st Photocard Fan Support!

Untuk pertama kalinya gue akhirnya bisa bagi-bagi photocard di konser EXO. Kalo kata orang sih fan-support gitu. Gue bongkar-bongkar lagi folder foto-foto EXO yang gue jepret di TLP 2014 kemaren dan gue cetak sederhana aja. Nggak terlalu banyak jumlahnya. Mungkin nggak sampai seratus untuk Baekhyun dan nggak sampai seratus untuk Suho.

Karena bias gue dua member ini jadi gue mutusin untuk print dua member ini aja. Dan menyediakan masing-masing dua foto yang berbeda per member. Ada dua tipe foto Baekhyun dan dua tipe foto Suho. Gue print ini H-2 konser dan itupun sudah jam 2 pagi baru sempat ke lokasi cetak depan kantor. Sepulang dari tempat print hujan. Sempat basah dikit itu kertasnya tapi untungnya nggak parah.

Sampai kosan, sampai jam tiga pagi motongin photocard pake penggaris dan cutter. LOL. Nggak kelar semua, kemudian lanjut lagi abis solat subuh sampai jam tujuh pagi. Trus berangkat ke kantor jam delapan. Pokoknya harus selesai sebelum berangkat kantor aja. Karena sorenya kan langsung ke bandara.

Karena ini solo project jadi beneran solo banget ngerjainnya nggak ada bantuan dari siapapun. Berharap bakalan ada yang mau photocard-nya karena gue cetaknya juga besar-besar segede postcard. Alhamdulillah sambutannya cukup meriah!


Buat fans Baekhyun & Suho yang nonton 'THE EXO'luXion' di Serpong besok, kalo misalnya papasan sama saya, boleh...
Posted by KaosKakiBau on Thursday, February 25, 2016


30. D-Day!

Beberapa jam sebelum konser, kamar hotel harus diberesin lagi karena udah mau check out. Semua barang-barang sudah siap untuk dipindahkan ke mobil yang kita sewa untuk ke bandara lagi malam harinya buat nganterin EXO. Sementara perut belom terisi sama sekali sejak semalam. Akhirnya hari itu gue menyempatkan diri untuk sarapan di hotel dan ketemu sama dua orang temen yang juga nginep di hotel yang sama.

Gila sih, hotel pagi itu isinya bener-bener semua orang yang mau nonton EXO. Staf pun tinggal di situ. Mulai dari staf Korea sampai staf promotor. Nggak heran, karena emang lokasinya paling strategis. Yang paling gue takutin di hari H sebenarnya kondisi badan sendiri. Takut drop karena kita kan nggak pernah tahu kapan kita akan sakit. Berdoa sajalah hari itu akan baik-baik saja.

"Jangan lupa minum!" kata gue ke semua temen yang gue temui hari itu. Minum itu penting. Jangan sampe pingsan karena nanti Chanyeol bisa bete.

Seperti halnya dua konser EXO sebelumnya di TLP 2014 dan TEL Singapura 2016, gue pake baju Overdose merah itu lagi. Nggak boleh nggak dipake karena itu baju ada efek magisnya. Dan D-Day berarti gue juga sudah harus bekerja. Jadilah pagi itu nulis beberapa artikel dulu sambil bagi-bagi photocard.

31. I Saw Upperclass Masternim!

Gue nulis nomor 31 ini sambil ketawa nggak jelas. Dibandingkan fans-fans senpai di luaran sana siapalah gue kalo urusan fansite. Tapi hari itu salah satu temen gue ngasih tahu kalo ada Upperclass (fansite Suho) di lobby hotel, nggak jauh dari tempat kita duduk-duduk ngadem. Karena kayaknya temen gue ini kenal, gue minta dia buat ngasih satu photocard Suho yang gue cetak buat si Upperclass. Tapi temen gue nolak karena takut dikira sok kenal. Gue sih ngefans banget Upperclass. Kayaknya dulu dia pernah balas tweet gue deh. Apa itu Suho Planet ya? Lupa.

32. PERTAMA KALI KE AEON. HAHAHAHHA

Sudah jauh-jauh ke Tangerang, wajiblah mampir ke AEON. Jadilah siang itu sebelum kita check out hotel, gue kak Ashya, kak Tifa, Ririn, Eky dan Irza mampir ke AEON. Walaupun yang ketemu sama gue cuma kak Ashya doang sementara yang lain makan di atas, tapi akhirnya toh gue mampir ke Mall kebanggaan orang-orang Tangerang itu.

Nggak ada yang istimewa sih. Mungkin karena kunjungannya terlalu singkat. Jadilah cuma beli air minum doang. Dan ternyata di sana susah banget sinyal. Thanks. Nggak akan ke sana lagi kalo nggak bener-bener kepepet.

33. Bengong Liatin Fans yang Antre Tuker Nomor Antrean

Tangerang hari itu panas banget. Lengket banget baju sama badan. Tapi fans yang antre buat nomor antrean iniloh kuat banget nunggu di bawah terik matahari dan sumpeknya udara Tangerang. Gue juga seharusnya ada di antrean itu, tapi karena tiketnya belum di tangan gue, jadi gue nggak punya pilihan, masuknya nanti-nanti aja.

Bersyukur sih, karena nggak harus nungguin di bawah terik matahari. Alhasil gue muter-muter dulu buat nyari objek berita, sekaligus buat ngebagiin photocard. Alhamdulillah banyak yang nyapa-nyapa dan manggil. SENENG! BERASA COWOK PANGGILAN NIH SENENG DIPANGGIL!

Gue ketemu sama beberapa orang yang gue kenal juga. Salah satunya Dessy, temennya Ajie (member grup cover dance favorit gue duh!) dan dia sama temen-temennya kebagian photocard Suho dan Baekhyun. Karena gue bagi-bagi di lokasi antrean Dessy, yang lain pun akhirnya minta juga. Seneng!

34. Ada Chanyeol Gak? Ada Kai Nggak? Ada Sehun Nggak?

Mungkin besok-besok kalo gue mau bagi-bagiin photocard, gue harus membuat pengumuman di atas kepala kali ya, jadi supaya orang yang nyamperin nggak kecewa ketika mereka minta photocard tapi ternyata nggak ada.

Jadi waktu itu ada dua atau tiga orang yang nyamperin gue dan minta Suho dan Baekhyun. Gue kasihlah dengan senang hati. Dan salah satu di antara mereka nanya, "Ada Chanyeol gak?" gue mau ketawa.

"Wah maaf nih, nggak ngefans Chanyeol." terus muka dia bete. Sementara gue mau ketawa aja. WKWKWKKW Jawaban yang sama juga gue berikan buat yang minta Kai dan Sehun.

"Wah maaf nih cuma ngebias Suho sama Baekhyun. Nggak ngebias Kai sama Sehun, jadi nggak ada." WKWKKWKWKW

Kalo modal gue banyak nanti mungkin gue bagiin per member deh. Nggak cuma photocard, nanti gue kasi botol minum sekalian yang ada muka membernya. AAAAMIIIIN.

35. Dapet Lightstick dari Yes24

Berkah dari ribetnya beli tiket di Yes24 malam itu terbayar sedikitlah dengan hadiah lightstick TEL dari mereka. Karena ternyata gue ada di 100 pembeli pertama. Berkah dari beliin orang-orang juga sih ini. Mayan, dapet gratis. Gue selama ini nggak pernah berpikir kalo lightstick itu benda penting. Tapi ketika dapet gratis, mayan juga, bisa dipake buat lampu kamar mandi pas darurat.

36. PANAS BANGET YA ALLAH!

Enggak sampe deh setengah jam gue ngiter di sekitaran venue buat bagi-bagi photocard sama nyari mushola sampai akhirnya gue nggak tahan saking panasnya, lalu memutuskan untuk kembali ke hotel.

Walaupun udah check out, gue memanfaatkan lobby untuk ngadem dan ngecas handphone. Kebetulan di sana banyak banget orang yang lagi ngadem juga. Sekalian nunggu check in. Ketemu sama beberapa temen yang lagi nunggu juga akhirnya ngobrol.

37. Touch My Body~ Body~

Gue pernah denger di konser KRY kalau body checking promotor separah itu. Dan ternyata di EXO ini terjadi lagi. Salah satu temen yang gue ajak ngobrol pas lagi ngecas hape siang itu cerita, kalo temennya diperiksanya bener-bener lebay banget pas baru masuk. Belahan dada, pangkal paha, dan sampe ke bagian-bagian intim katanya dicek juga.

Wah gue shock juga sih. Tumben sih sebenarnya nih konser KPop sampe sebegininya. Mau razia kamera aja sampe separah itu. Nggak heran kalo banyak fansite juga hari itu yang ngejual tiket mereka karena kameranya nggak boleh masuk.

Denger-denger dari mereka yang sudah masuk juga, pengecekannya itu dobel. Pas baru masuk dicek dulu tas sampe ke dalem-dalem. Pengecekan kedua baru deh dipegang-pegang katanya. Penasaran juga. Jadi pengen cepet dipegang-pegang. Tapi masalahnya tiket belom di tangan. Nggak bisa masuk juga. Jadi yaudah sabar aja sampai nanti.

38. Fanboard yang Nggak Resmi Dibuang?

Sebelum konser gue sempat gabung sama grup BaekYeon di LINE karena kita rencananya mau happy-happy dengan banner BaekYeon kita. Tapi tiba-tiba ada yang bilang di chat kalo banner-banner yang nggak resmi dibuang gitu. Waduh? Serem juga. Kalo sampe banner nggak boleh masuk sih.

Jadilah beberapa yang di grup itu panik. Udah capek-capek nyiapin malah dibuang. Tapi beruntungnya ada beberapa yang boleh masuk. Termasuk, ehem, fanboard Baekhyun-Chanyeol ciuman.

Maksudnya nggak resmi di sini adalah yang di luar proyek EXOUNION kali ya? Mungkin biar gak distrek kali.



38. I WAS THERE WHEN EVERYONE SCREAMING BECAUSE OF A FANBOARD!

Gue tuh lagi nungguin temen apa lagi nyari mushola deh ya ketika gue berdiri di depan ticket box dan tiba-tiba semua orang teriak kenceng banget. Pas gue kepoin kenapa, trus ada yang teriak, "ITU ADA YANG BAWA FANBOARD CHANBAEK!" katanya gitu. Pas gue liat fanboard-nya, HAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA.

#daruratLGBT

Tapi fanboard ini berhasil masuk sampai dalem. Supercool!

40. Fanboy Pada Ke Mana?

Setelah keliling-keliling di ICE gue baru sadar kalo hari itu tuh sedikit banget fanboy yang nonton. Hahaha... Mungkin karena pas TLP gue liat ada banyak kali ya yang keliaran dan gue ada di antara penonton. Kalo kemaren pure yang gue bener-bener santai banget nggak peduli mau masuk kapan juga nggak masalah. Dan yang gue liat di luar kebanyakan fangirl doang.

WHY!?!!?!??!?!?! Padahal ini kesempatan untuk digrepe-grepe security cewek.

41. Seseorang Berbaju Luhan

Konser memang terkadang jadi tempat kita bisa nemu banyak hal random. Selain fanboard #daruratLGBT tadi, ada juga satu fanboy yang pake jersey Luhan di 'Growl'. Gue ngeliatnya antara yang pengen ketawa seneng sama yang pengen tersedu-sedu. Mana dia kayaknya sendirian banget nggak ada temen. SO BRAVE! WE NEED MORE FANBOY LIKE HIM!

Dan pas sore gue sholat Ashar gue liat dia lagi mojok di mushola.

42. Baru Inget, Hotelnya Berisik Banget!

Ada hotel nempel di ICE tuh emang berkah banget sih. Jadi fans yang mau seru-seruan nonton rame-rame bisa nginep di situ dan nggak jauh-jauh ke venue-nya. Malam itu parah, hotel berisik banget. Berdiri di koridor depan kamar tuh kayak bisa dengerin semua teriakan dari fans yang nginep di sana. Baru kali ini ngalamin yang kayak gini.

Ternyata kamarnya pun nggak kedap suara karena suara-suara dari tetangga bisa kedengeran banget sampe kamar. Dan ketika tetangga sebelah kamar kita lagi geser kasur seperti apa yang kita lakukan, kita semua mendadak tertawa.

43. Terlalu Santai

Bisa dibilang ini adalah konser tersantai gue. Ketika dulu gue fight untuk bisa dapat depan pager, kali ini bener-bener nggak peduli sama posisi berdiri. Depan atau belakang sama aja. Toh tiketnya juga gratis. Jadi gue kayak ngerasa nggak ada yang terlalu harus diperjuangkan separah itu. Sementara temen-temen gue yang lain sudah antre buat menyelamatkan tempat terbaik mereka, gue masih di luar ngobrol-ngobrol sama temen yang lainnya.

Kalo tiketnya gue beli sendiri mungkin gue akan lebih fight. Nggak yang sesantai itu. Makanya dari dulu gue penasaran, "Gimana rasanya ya nonton di belakang dan nggak di depan pager?" Kenapa penasaran? Karena pas TEL ini panggung depan tuh sering banget kosong. Makanya pas bisa nonton yang di Jakarta, gue ingin ada di belakang supaya bisa lari-larian dan ngejer Suho dan Baekhyun.

Akhirnya untuk pertama kalinya gue akan merasakan pengalaman nonton konser yang santai nggak mikirin macem-macem itu. Apakah gue menikmatinya? We'll see.

44. Wall of Fame

Waktu TLP gue nggak sempat foto di wall of fame. Karena sibuk sama antrean dan sibuk sama drama orang yang titip antrean. Sebel. Tapi kali ini karena santai, gue sama beberapa temen menyempatkan diri untuk foto-foto di wall of fame.

Walaupun harus antre juga nggak terlalu masalah deh. Selain itu gue juga kan masih bagi-bagiin photocard, jadi sekalian aja membaur sama fans yang ada di dalam hall setelah mereka dapat nomor antrean.


Here we go again! #EXOLUXIONINA
Posted by KaosKakiBau on Saturday, February 27, 2016


45. Nomor Antrean (LAGI)

Gue agak bingung sih sebenarnya bagaimana proses antre setelah di dalam. Akhirnya gue tanya sama temen gue, setelah dapat nomor antrean tuh gimana. Terus katanya, setelah nomor antrean dibagi, mereka antre random dulu di satu hall. Nanti bergerak ke hall lain untuk diurutkan sesuai nomor. Setelah itu baru masuk ke venue konser.

"Oh gitu... kerja berkali-kali ya ternyata... hahahaha, coba kalo misalnya nomor antrean sudah tercetak di tiket, kan yaudah tinggal sekali antre terus masuk venue. Done!"

(GAUSAH SOTOY DEH RON!)

46. Berasa Lapar, Ingin Makan, Tapi Nggak Ada Nasi

Makan adalah hal paling penting sebelum konser. Sama halnya dengan banyak minum. Tapi siang itu gue inget kalo dari semalem gue sama sekali nggak makan nasi. Dan di AEON pun nggak sempat makan. Walaupun gue nggak terlalu berasa lapar, tapi makan tuh nggak bisa di-skip sama sekali sebelum nonton konser. Jadilah makan seadanya aja. Dan minum yang banyak. Mulai dari air putih sampai teh manis. Demi kekuatan. Walaupun efeknya jadi beser berkepanjangan.

47. Touch My Body~ Body~ (AGAIN)

Setelah gue akhirnya dapat tiket, gue pun bisa masuk ke dalam venue secara resmi sebagai penonton. Kalo yang tadi itungannya masih kerja. Sekarang udah resmi penonton. Gue masuk ke barisan pemeriksaan tanpa bawa ransel karena ranselnya gue titip di temen gue dan niatnya nanti gue ambil setelah masuk dan dapat nomor antrean aja (CURANG!). Males diperiksa-periksa soalnya ada air minum.

Gue masuk sekitar jam setengah enam sore. Pas gue liat nomor antreannya: 60. WKWKWKWKWKWKWKWKWKKW NGAQAQUE! Tapi ya sudah tak ada gunanya lagi, karena orang-orang udah masuk duluan lah dan itu pasti venue sudah full.

Oh iya, pas gue di-body check, gue nggak digrepe parah ternyata. Biasa aja. Nggak separah yang orang-orang bilang. Mungkin karena fanboy? Nggak tahu juga. Tapi beneran cuma kayak puk puk ringat dan manja gitu doang jadi nggak ada yang harus gue permasalahkan untuk body check yang gue alami.

48. Sebenarnya Berapa Kali Pemeriksaan Sih di Konser Ini?

Ketika masuk ke lobby ICE kita diperiksa. Ketika masuk ke tempat scan tiket diperiksa juga. Ketika sudah dapat nomor antrean dan akan masuk ke venue konsernya gue diperiksa lagi. ANJIRLAH.

Gue khawatir banget itu air minum akan disita karena jelas gue butuh air minum. Maksudnya, gue tahu kondisi tubuh gue tuh kayak gimana, dan gue butuh banget air. Kalo misalnya gue pingsan ya gue males aja ngerepotin orang. Belum tentu orang yang di sebelah gue nanti mau direpotin. Belum tentu juga petugas P3K mau direpotin. Akhirnya pas mau masuk ke hall konser...

"Buka dulu tasnya mas!" kata security. Ya gue udah tahu ini pasti bakalan panjang urusan.

"Ada sarung sama air minum nih mas," kata gue.

"Nggak boleh ya mas bawa air minum. Mending abisin sekarang," katanya.

"Yah mas, kalo saya abisin sekarang nggak bisalah. Orang lagi nggak haus. Saya bawa masuk aja deh!" kata gue.

"Ya nggak boleh. Nggak adil dong sama yang udah buang airnya di situ," katanya lagi sambil nunjukkin botol-botol air mineral yang dibuang.

"Ya kan saya tapi bawa botol sendiri. Nggak pake botol yang kayak gitu," kata gue lagi.

"Abisin dulu deh mas, udah komando soalnya nih," katanya lagi.

Yaudah gue nyerah. Gue berusaha untuk ngabisin itu air minum. Tapi baru seteguk gue udah jengah.

"Pak nggak bisa ini saya mau maksain kasian juga sama badan saya," kata gue.

"Yaudah, bawa masuk aja tapi jangan bilang temen-temennya ya," kata bapaknya.

LUV!

49. But The Struggle is Real for A Bottle of Water!

Sudah masuk ke venue, pas mau masuk ke section Blue, EBUSET! DIPERIKSA LAGI TASNYA! BUSET! INI BENER-BENER KONSER KENAPA PENUH SU'UDZON BANGET SIH PENYELENGGARA! Proses yang sama pun terjadi.

"Ya ini saya bawa air minum. Soalnya tadi kata mas-mas yang di depan boleh, jadi saya bawa masuk," kata gue.

"Nggak boleh mas udah peraturannya. Harus diabisin di sini," kata security-nya.

"Ya gak bisa, orang saya nggak haus," kata gue lagi.

"Abisin dulu deh," kata dia.

"Loh tapi tadi katanya boleh, gimana sih," kata gue.

Kemudian orang-orang yang nonton di Green pada teriak semua. "MINUM! MINUM! MINUM!" ya kan sebel. "KALIAN TUH KENAPA SIH!?!?!?!?!?" Akhirnya gue berusaha minum di tempat sambil duduk dan bener-bener santai ajalah yaudah mau gimana lagi. Sampai akhirnya ada yang teriak dari Green.

"KAK BAGI MINUMNYA KAK INI ADA YANG MAU PINGSAN!"

Buset. Akhirnya lagi-lagi adegan menonton konsernya berubah jadi petugas P3K kayak pas nonton SUJU-M di GBK. Gue pun dengan senang hati memberikan air gue ke beberapa fans. Kalian sudah merasakan bibirku dari bibir botol itu! Hati-hati aja TBC.

50. Welcome to Blue!

Akhirnya gue bisa masuk ke Blue juga dan BUSET HAHAHAHAHA RAME BANGET DI SITU! Tapi ramenya di depan. Di belakang agak kosong. Dan di sana gue ketemu sama beberapa orang sahabat di Geng Gila EXO yang sudah terbentuk sejak 2012. LOL Ini untuk pertama kalinya, tanpa terencana, gue sama mereka bisa nonton EXO bareng di konser.

"FINALLY!" kata gue heboh. "Pokoknya hari ini gue akan dance cover semua lagu yang bisa gue dance cover-in!" kata gue lagi. "DAN! HARI INI GUE MAU LARI-LARIAN KE SANA SINI UNTUK PERTAMA KALINYA!!!"

I'm so excited!

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Jangan lupa buat ikutan 'GLORY DAY FIGHTING!' project by #kaoskakibau juga ya! Detail-nya bisa dilihat di Facebook KaosKakiBau (fb.com/kaoskakibau)Dukungan kalian buat Junmyeon, Ji Soo, Jun Yeol dan Hee Chan sangat ditunggu!

101 'The EXO'luXion' Serpong [51 - 101]

$
0
0
Friendly reminder: SUPERLONG POST!
'The EXO'luXion' Serpong adalah konser EXO kedua gue setelah 'The Lost Planet in Jakarta' 2014 dan 'The EXO'luXion in Singapore' Januari 2016 kemarin. Ada 101 momen yang terjadi, dalam hidup saya untuk lebih spesifiknya, sebelum konser, saat konser, dan setelah konser.

50 momen sudah gue tulis di bagian satu dari tulisan ini. Klik di sini untuk membaca sebelum melanjutkan ke 51 momen selanjutnya.

Fasten your seatbelt again and lets go!

51. Teriak Aja Semua! Teriak!

Gue bener-bener excited menunggu konser ini walaupun sebelumnya sudah pernah melihat aksi panggung EXO di Singapura. Sekali lagi, konser di Indonesia, di negara sendiri tentu saja lebih nonjok di hati.

Konsernya ngaret cukup lama. Setelah masuk ke Blue dan ketemu sama beberapa temen-temen gue di sana, gue berdiri cukup lama sebelum akhirnya lampu utama dimatiin dan VCR pertama dimulai. Yang lucu dari fans Indonesia tuh sebenarnya adalah reaksi mereka setiap kali pergantian lagu yang diputer buat mengisi kekosongan antara jadwal masuk venue sampai konser di mulai.

Setiap keputer lagu apa, fans langsung "KYAAAAAAAAAAAAAA!" Setiap keputer lagu apa langsung "AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!"

Yang lebih lucu lagi, pas video promosi SM Global Audition diputer. Anjir. ITU CUMA VIDEO WOYYYY!!!!!! KENAPA PADA HEBOH BANGET!!!!! Ya Allah. Nggak heran baru berapa lagu pertama pada pingsan. Ya wong dari pagi udah panas-panasan di luar, kemungkinan pas di dalem makan nggak cukup karena makanan nggak boleh masuk ke hall dan kalau beli di dalem harganya selangit (AIR MINERAL YANG DI AEON Rp 1,500 mereka jual di venue MAHAL BANGET!!!!!!!!!!!!), di dalem malah teriak nontonin video.

WKWKWKWKWK

Next concert, kalo nonton lagi, pastikan makan yang banyak, minum yang cukup, dan cuekin aja lagu-lagu yang diputer itu apalagi video-videonya. Simpan energi untuk show yang sebenarnya. Plis...?

52. Panggungnya Tinggi Banget?


Mungkin gue pendek banget sampai-sampai ketika gue masuk ke Blue itu nggak perlu nunduk pas ngelewatin bawah panggungnya. Eh tapi pas gue berada di wilayah Blue sana, gue ternyata baru sadar bahwa bodyguard yang tingginya dua kali lipat gue pun nggak nunduk ngelewatin bawah panggung itu.

Kenapa panggungnya tinggi banget?!?!? Terlebih di bagian-bagian belakang. Itu kayaknya lebih dari dua meter! Tapi gue nggak tahu sih yang di depan kayak gimana. Soalnya pas di Singapura, panggungnya nyaris setinggi gue. Atau paling nggak 10 - 20 cm lebih tinggi dari gue. Sementara yang kemaren kayaknya sih itu 2 meter lebih.

Tapi nggak tahu juga deng. Nggak sempat bawa meteran.

53. DAMN THIS BACKPACK!

Karena gue nginep di hotel deket venue, otomatis gue bawa banyak sekali barang. Tapi gue nyesel nggak nyimpen sebagian besar barang yang ada di ransel gue di mobil siangnya. Padahal baju-baju kotor gue udah masuk ke sana semua. Alhasil sepanjang konser itu gue bawa ransel dan.... shit... aktivitas berlebih gue membuat semuanya jadi terasa berat aja. HAHAHAHAHAHA

I mean, gue tidak berniat untuk stay di satu lokasi aja. Melainkan akan lari ke kiri dan ke kanan, ke depan dan ke belakang. Membawa ransel membuat pergerakan gue bener-bener jadi tidak nyaman. Kebiasaan sih kalo nonton di pager, ranselnya pasti ditaruh di bawah seberang pager, kalo nggak ya diiket di pager pake tali rafia. Lah sekarang digotong terus. Sebel.
Tip: kalo konser mending bawa kantong ajaib Doraemon aja -.-
54. Security Menyamar Jadi Fans?

Maafin kalo gue su'uzon lagi nih. Kayaknya ketularan sama staf nih su'uzon berlebihan sampai geledah sana geledah sini grepe sana grepe sini. Tapi gue inget banget sama yang satu ini.

Mengingat sekarang promotor sangat gencar soal keamanan (baca: kamera, bukan bom), sekarang security-nya pake cara yang cukup oke buat merazia mereka yang berhasil ngumpetin kamera ke dalam ruangan konser. Caranya adalah ya masuk di antara kerumunan fans dan menyamar jadi fans.

Oke, nggak bener-bener menyamar jadi fans sih. Soalnya kalo dipikir secara logika juga nggak mungkin fans EXO pake polo shirt ketat sampe otot-otot dadanya keliatan terus bagian bawahnya dimasukin ke celana terus dia pake earpiece gitu tapi bawa lightstick di tengah-tengah kerumunan. Begitulah cara security di konser ini merazia fansite kemaren.

Jadi dia bakalan berdiri di belakang dan perhatiin semua orang sambil angkat-angkat lightstick, terus kalo dia sudah menemukan mangsa, dia bakalan ngomong di earpiece-nya dan nanti dua orang lain akan datang dan menggotong tersangka keluar dari section itu.

ANJEEEEEEEEEEEEEEEER.

Dan security yang berperan sebagai secret service itulah yang waktu itu gue lihat melintas di bawah panggung tanpa nunduk sedikitpun dan membuat gue yakin kalo panggungnya tinggi. Tapi dia cukup bisa dimanfaatkan, omong-omong. Terlebih ketika gue butuh melintasi kerumunan dari kiri ke kanan. Gue tunggu aja dia bergerak pindah dan gue tinggal jalan di belakangnya tanpa hambatan.

Makasih!

55. Konsernya Kok Nggak Mulai-mulai?

Seharusnya setelah lagu Indonesia Raya diputar, VCR pertama langsung mulai tuh. Tapi ini malah jeda lagi ditambah lagu lagi. Sebel banget. Ngaret berapa belas menit deh gitu konsernya. Mau duduk tapi nggak bisa karena takut terjadi sesuatu yang mengenaskan dan gue terinjak. Tapi berdiri juga pegel banget sama ransel.

Akhirnya gue di belakang ngerumpi dulu sama anak-anak Genggils dan memberitahu rencana gue hari itu.
"Pokoknya gue mau ngejer Baekhyun sama Suho nih! Udah siap lari-larian. Nanti pas lagu 'Don't Go' gue mau cover dance sok-sokan nari kupu-kupu yang lucu," kata gue.
Dan ketika konser dimulai, sedetik rasanya seperti deja vu. Sedetik kemudian panggung mendadak nggak keliatan. PANDANGAN KETUTUPAN HANDPHONE SEMUA.

ISTIGFAR!



56. WELCOME TO THE EXO'LUXION!

Momen VCR pertama memang selalu memberikan efek deg-degan yang parah sih. Walaupun ini sudah kedua kalinya gue nonton konser yang isi VCR-nya sama dan list lagunya juga sama, tapi tetep aja membekas. Mana lagi ini akan jadi konser EXO pertama gue nggak berdiri di depan pager seperti dua konser sebelumnya.

Gue teriak kenceng banget ketika VCR mulai sampai-sampai mungkin orang yang ada di belakang gue jijik sama tingkah gue dan bergumam dalam hati, "Kalau ini anak teriak lagi akan gue tebas kepalanya pake lightstick!"

Tapi bodo amat. Kalau mau sepi ya di kuburan aja mbak, jangan di konser. Dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga gue sudah menyiapkan kekuatan serta mengenyampingkan harga diri. Pokoknya hari ini gue cuma buat EXO dan Baekhyun dan Kim Jun Myeon.

Ya walaupun pemandangan di depan gue handphone semua.

"WELCOME! TO THE EXO'LUXION!"

Dan fans lalu ber-KYAAAAA KYAAAA tanpa henti.

57. Menari Seperti Sapi

Gue bener-bener nggak bisa menyembunyikan rasa seneng itu pas lagu pembuka dimulai. Nggak cuma teriak-teriak aja, tapi gue berusaha menunaikan janji gue untuk cover dance di sana. WAKAKAKAKKA GOBLOG! Gue aja nggak jago nge-dance tapi pas denger lagu 'Overdose', 'History' sama 'El Dorado' itu gue nge-dance nggak karuan.

Walaupun space di belakang nggak yang seluas apa, tapi cuek aja. Mungkin sempat ada momen di mana orang di belakang gue kakinya keinjek atau gimana. Tapi gue tetep aja menari seperti sapi. SENENG BANGET! BARU PERTAMA KALI KONSER EXO KOK KAYAKNYA BEBAS BANGET BERGERAK.

Biasanya dada udah di pager, punggung didorong-dorong dari belakang dan tinggal nunggu memar-memar aja tuh di bagian depan. Tapi kali ini aku bahagia. Melepaskan semua beban di dada dan menari bersama Kim Jun Myeon dari kejauhan. WKWKWKWKWK

MOST FAVORITE PART: "SAIL SAIL SAIL GOTTA GOTTA GO GO!" Terus dilanjutkan dengan adegan waving like a striptease dancer.

58. KENAPA KEBELET PIPIS?! KENAPA?!?!

Banyak minum itu penting. Tapi efeknya juga harus dipikirkan. Tapi daripada pingsan dan nggak bisa nonton konser sampe abis kan mending pipis, izin ke toilet sebentar (BERASA ULANGAN UMUM PAKE IZIN DULU KALO MAU PIPIS!) dan masuk lagi. Itulah yang terjadi padaku yang hina ini.

Di tengah-tengah kenikmatan gue menari-nari seperti sapi di tiga lagu pertama, gue mendadak kebelet pipis. BENXXXIII BANGET SAMA METABOLISME! Timing-nya loh, pas banget ini lagi orang-orang mau nge-dance 'Don't Go' yang sudah gue tunggu-tunggu!

Gue nggak menyerah dengan keadaan. Gue tahan sedikit pipisnya sambil mensugesti diri gue bahwa gue bisa akan menahannya sampai VCR kedua dimulai. Sebenarnya hasrat ingin pipisnya ini sudah terasa sejak Indonesia Raya. Tapi ya dasar orang mager, mau keluar tuh rasanya males banget.

Sebenarnya males ditanya-tanyain sama security sih kenapa keluar bla bla. Males juga kalo harus diperiksa lagi tasnya dan macem-macem. Jadi aja ditahan sampai VCR kedua. Karena yang penting sekarang adalah harus dance 'Don't Go' dulu.

59. That Moment When You Realised That EXO Leader is Now Chanyeol, Not Suho.

Di Ment pertama, setelah "WE ARE ONE! ANYEONGHASEYO EXO-IMNIDA!" gue mau ketawa kenceng banget, tapi akhirnya gue ganti dengan teriakan "SARANGHAEYO PARK CHANYEOL!" WAKAKAKAKAKKAKA

Enggak tahu deh apa yang terjadi di depan ya, karena gue daritadi cuma fokus ke gerakan cover dance abal-abal gue doang di belakang. Tapi kayaknya Chanyeol kembali menyaksikan adegan berdarah-darah dan pingsan-pingsanan? Atau dari panggung adegan dorong-dorongannya sangat keliatan atau gimana?

Ya pasti keliatan sih orang panggungnya aja tinggi banget. Tapi gue mendadak ketawa pas Suho bilang, "Sebelum kita mulai, Chanyeol mau bilang sesuatu dulu,"

I mean... LEADER-NYA SIAPA SIH?! KALO EMANG MAU NYURUH FANS NGGAK USAH DORONG-DORONGAN KENAPA NGGAK ELO AJA YANG NGOMONG, KIM JUN MYEON?! KAN ELO LEADER-NYA?!

Dan di situlah kemudian konser ini berubah jadi latihan Senam SKJ.

"Ya, mundur tiga langkah ya, satu, dua, tiga,"

Ada gitu yang mundur? WAKAKAKAKKA Di belakang kayaknya nggak keliatan ada yang mundur tuh.

Sumpah sih ini lucu banget. Dan makasih loh Park Chanyeol, dari awal sudah menunjukkan bahwa anda tidak dalam kondisi mood yang bagus. #SU'UZON #JANGANSOTOYDEHRON! #MULUTSAMPAHDASAR!

(Ya itu persepsi gue sih. Maafin kalo nggak setuju :p)

60. Heboh Banget Sampai Soundsystem Kalah Sama Suara Fans

LIKE SRSLY.

Fans Indonesia tuh daebak kalo urusan teriak dah. Selama mereka ngomong gue di belakang entah apakah karena nggak fokus dengerin mereka, atau emang soundsystem-nya nggak terlalu berasa enak di kuping atau gimana. Tapi sesi Ment pertama itu gue nggak denger apapun kecuali teriakan fans. Hihihihihi...

Mana lagi translator-nya kadang-kadang nggak bisa keep up sama omongan mereka dan langsung sum up everything gitu kan jadi makin lucu. Dan kenapa translator yang digunakan itu lagi itu lagi. HAHAHAHAHA.

61. Ehmm.. Nggak Ada Sama Sekali Nyebut Lay Nih?

Sedih karena Lay nggak dateng dan pengumumannya hanya beberapa jam sebelum konser dimulai. Tapi lebih sedih lagi karena di panggung kayaknya nggak ada yang inget ya kalo Lay itu hari ini nggak dateng? :")

Ya aku juga sebenarnya lupa sih kalo EXO tuh masih punya Lay. Sampai pas 'Don't Go' gue sadar kalo ada part Lay yang dinyanyiin Xiumin sama beberapa member lain. Gue inget banget soalnya pas 'Don't Go', Lay itu posisinya di depan banget. Dan malam itu yang di depan member lain.

Ah sedih sih... Lay lama-lama bakalan kayak Kibum dan lama-lama bakalan nggak aktif lagi di EXO... dan lama-lama bakalan......

#EA #DIAMLOMULUTSAMPAH(2)

62. The Butterfly Dance

Oh! Oh! Oh! Finally! Pas Ment pertama abis, gue sudah ancang-ancang untuk cover dance 'Don't Go' nih. WKWKWKKW. Sebenarnya gue sudah rencana untuk nge-dance ini ketika EXO tampil di panggung. Enggak kok, bukan mau meniru kesuksesan fans Filipina. Tapi hanya sekedar pengen aja, random, mengingat ini konser pertama gue bisa lari-lari di belakang.

Dari awal sampai abis lagu gue nyanyiiiiii aja dan setiap gerakan di refrain berusaha gue ikutin dengan nista dan bersenang hati. Padahal bagian bawah tubuh gue sudah hampir mati rasa karena ingin pipis. Tapi ya tetep aja nggak bisa ke toilet karena VCR kedua belom juga dimulai.

Gerak-gerak berlebihan adalah cara terbaik saat kebelet pipis. Tapi gue takut aja sih sebenarnya ngompol di situ. Kan nggak lucu. Tapi kondisinya nggak sampai yang separah itu Alhamdulillah masih bisa ditahan sedikit. Pokoknya pantang keluar sebelum VCR kedua diputar!

Dan kedua jempol gue bertemu, jari-jari yang lainnya berusaha dibuat ngetril, supaya pas adegan kupu-kupu terbang di bagian refrain lagu gerakannya jadi sempurna. Dari kejauhan gue ngeliat Suho dan Baekhyun sambil ketawa-ketawa sendiri.

63. Fancam-ing Sambil Lari-larian

Terima kasih buat semua fans yang saling dorong ke depan di Blue karena membuat bagian belakang Blue jadi leluasa untuk lari-larian. Pas 'Playboy' beruntung Baekhyun ke bagian kiri panggung dan gue buru-buru buka handphone Lumia 1020, berusaha membuktikan kalau hape ini emang bagus buat fancaming konser dalam jarak yang dekat. Selama beberapa detik, akhirnya, gue merasakan pengalaman pertama fancaming sambil lari-larian.

Sayangnya pas lagu itu Baekhyun nggak lama berdiri di sana. Yang lama malah Chanyeol sama Chen. Bahkan sedetik dan itupun kayaknya delusi gue aja sih. Chanyeol sempat ngelirik ke kamera gue. Kemudian dia dan Chen dance di atas panggung setinggi dua meter itu dan bikin sakit leher ngeliatinnya.


Sementara gue masih berusaha nahen pipis sampai akhirnya Sehun muncul di 'Baby Don't Cry' dan gue nungguin di situ sampai dia kelar perform. Sayang sekali kamera gue selalu hilang fokus. Alhamdulillah dijauhi dari zinah mata.

'My Answer' nggak terlalu menikmati karena memang penampilannya juga jauh di depan sana dan nggak akan keliatan meski mau di zoom berapa kali juga kalo pake handphone itu. Jadi yaudah pasrah menunggu VCR kedua dan buru-buru lari ke toilet.



64. ALHAMDULILLAH BISA PIPIS!!!!

Entah gimana caranya akhirnya gue, Ririn dan kak Tifa ketemu di belakang. Padahal tadi pas awal-awal kayaknya mereka sudah ada di depan pager deh. Mungkin karena mereka mundur atau gimana gue nggak tahu. Tapi itu gue anggap sebagai berkah karena gue bisa titip tas untuk pamit pipis setelah VCR kedua dimulai.

"Plis Yin, jagain tas aku, butuh pipis banget, nggak tahan!" kata gue agak serak. Baru sadar kalo suara juga udah rada abis karena teriak dan ngos-ngosan ngejer buat fanca, ditambah cover dance abal-abal.

Ririn tentu saja tidak menolak dan gur buru-buru lari ke toilet dan izin dulu sama security di sana. Ternyata emang suara konser di dalem itu bocor banget sampe luar ya? Sampai-sampai di toilet gue masih samar-samar bisa denger lagu 'My Turn To Cry'.

Kalo pas siang toiletnya rame banget, pas konser dimulai tentu saja sepi. Cuma ada satu orang yang lagi ngepel. Pas selesai dengan urusan perpipisan, gue random aja nanya ke yang lagi ngepel,

"Ada air minum gak?"

"Nggak ada."

Sementara gue butuh minum sebelum lanjut ngalay di dalam.

"Yaudah saya minum air keran aja."

Dan dengan bergelaskan telapak tangan, seteguk, dua teguk, tiga teguk, YAH KETERUSAN HAHAHAHAHAHAHA gue minum air keran itu sebelum kembali lari ke dalem dan pas banget VCR kelar.

65. Jeda yang Terlalu Lama antar Lagu! GANGGU!

Entah apakah yang lain sadar atau enggak, tapi kayaknya ada banyak sekali hal-hal yang mengganggu di konser ini. Selain gue tentu saja WKWKWKW Ngerasa nggak sih kalo jeda antara VCR ke lagu dan beberapa jeda lagu satu ke lagu yang lain itu agak lama? Gue sih ngerasa. Dan yang paling berasa itu ya abis VCR kedua ke 'The Star' itu.

Mungkin karena panggung utama belum kelar digeser besi-besi tingginya atau gimana, nggak tahu. Tapi yang jelas itu kosongnya lama banget pokoknya sampe harus ada musik-musik instrumental tambahan supaya nggak hening. Cukup mengganggu sih kalo menurut gue. Terlebih di SM yang mana mereka perfeksionis banget kalo soal konser.

Tapi di satu sisi bagus juga ada jeda yang lama kayak gitu. Karena EXO sendiri keliatan sangat ngos-ngosan entah apakah karena udara yang panas atau mereka yang berlebihan gerakannya nggak tahu juga. Jeda yang lama itu setidaknya bikin mereka bisa istirahat barang-barang semenit kan lumayan juga.

Atau... sebenarnya masalah bukan di panggung. Tapi di kostum. Mungkin ganti bajunya kelamaan karena ada retsleting nyangkut? Bisa jadi. Ya kita mah nggak pernah tahu apa yang ada di belakang panggung. Jadi iyain aja.

66. Dan Cover Dance Abal-abal Berlanjut!

I was terribly happy di tiga lagu selanjutnya. Tapi dari 'The Star', 'Exodus' dan 'Hurt', dua yang terakhir adalah favorit gue. Adegan dance cover alay gue pun berlanjut. Karena emang nggak ada hal lain yang bisa gue lakukan ketika itu mengingat mereka perform-nya di panggung depan banget kan.

Gue pun mulai meniru gerakan-gerakan membekap mulut sambil menjulurkan sebelah tangan dengan telunjuk terangkat ke udara pas 'Exodus', dan berusaha sebisa mungkin untuk menirukan gerakan cacing kepanasan di 'Hurt' pas bagian "You hurt~~~ me~~~ SO BAD SO BAD~" Bagian yang selalu jadi favorit gue sejak album 'EXODUS' dirilis.

Dan adegan dance inipun berlanjut sampai lagu-lagu berikutnya. Pas 'Xoxo' gue dengan bahagia meniru gerakan mereka yang goyang-goyang pantat sambil tangan diangkat ke atas kayak di iklan Kolon Sports itu. ADUH POKOKNYA GUE BAHAGIA BANGET DEH LELUASA SEKALI SOALNYA DI BLUE BELAKANG.

Sementara pas 'Lucky', gue nggak bisa kontrol dan loncat-loncat tanpa henti. Lagu ini momentum banget di 'TLP 2014' jadi gue nggak akan bisa diem mendengarkannya. Tapi sayang yah, adegan ganti-ganti baju di siluet itu nggak terlalu lama. Cuma sekelebatan. Oh iya, adegan pas waktu berhenti di 'Peter Pan' juga nggak lama. Sayang banget :p

Yah nasib Indonesia lah seadanya aja. EXO mampir aja udah syukur. WKWKWKWKKKW



67. "Gila Ron! Chanyeol ganteng banget!"

The best thing about this concert adalah gue nonton sama temen-temen gue yang rumpi WAKAKAKKA Kak Tifa yang baru aja ke belakang lagi setelah ngeliat Chanyeol dari dekat langsung teriak ke gue, "GILA RON! CHANYEOL GANTENG BANGET!"

Sementara gue sudah bilang ke dia sejak lama kalau Chanyeol bukan bias gue, tapi tetep aja hari itu dia berusaha spazzing Chanyeol ke gue. Meanwhile, karena adegan dia ceramah di awal tadi gue makin yang HAHAHAHAHAHAHA sama Park Chanyeol. Walaupun gue teriakin juga Park Chanyeol saranghae.

"Putih banget! Ganteng banget parah!" kata kak Tifa lagi.

"Ehem... kak, lo belom liat Suho dari deket kan? Tadi ngejer Chanyeol kan? Yuk, ikut gue yuk, kita kejer Suho. Biar lo liat nanti Suho aslinya kayak gimana kalo dari deket," kata gue kalem.

"Bener ya?! Awas lo kalo ternyata Suho biasa aja!"

Ya gak mungkinlah Suho biasa aja. HELLAW~

68. "ANJIR! ANJIR! RON! SUHO RON!"

Karma does exist. Ketika Suho sudah mulai merambah ke bagian belakang panggung, gue ngintilin dia ke sebelah kanan dan kak Tifa ikut sama gue terus. Di situlah kemudian dia teriak di kuping gue kenceng banget.

"ANJIR KIM JUN MYEON! ANJIR! RON! SUHO RON!"

Dan gue hanya bisa tertawa puas.

"Kak, makasih atas pujiannya tapi itu nggak perlu. Dia memang sudah seperti itu dari dulu kak. Kamu udahlah ngefans aja sama Chanyeol. Biarin Suho fans-nya dikit kak. Jangan nambah sama kamu," kalem aja nih gue.

"NGGAK BISA! FIX SUHO JADI BIAS GUE!"

Ya selamat jatuh ke perangkap orangtua.

69. Poor Our Three Main Vocalist

Kita semua nyanyi di hampir semua lagu. Tapi yang paling berasa sebenarnya pas 'Miracles In December' sama waktu 'Sing For You'. Simpan dulu yang 'Sing For You' sampai nanti poin berikutnya. Tapi di 'Miracles In December', semuanya mengerahkan tenaga untuk nyanyi bareng EXO. Sampai-sampai mungkin fans nggak sadar kalo Chen sempat struggle banget buat hit the high note dan terdengar fals.

Sebenarnya sejak 'Exodus' suara Chen sama D.O udah berasa banget bedanya. Baekhyun pas bagian "She's dangerously hot!" itu juga berusaha agar tak goyang (suaranya bukan bokongnya). Gila sih mereka semua bener-bener capek. Entah apakah karena efek konser Amerika atau gimana. Tapi yang paling ngenes pas Chen nyanyi terus sempat berenti sejenak di nada tinggi terus nyambung lagi.

Positive thinking aja deh itu karena dia berusaha memberikan apresiasi kepada fans yang ikut nyanyi juga. Sampai dipuji Xiumin loh!

70. Dan Semua Fanboard Bermuka Aneh Itu Di-notice EXO

"Kami lihat banyak fans Indonesia yang bawa muka-muka aneh kami ya!" kata siapa deh, entah Suho apa siapa. Sebelum akhirnya Baekhyun ngambil salah satu muka jelek dia dan diperagain di atas panggung. WIHHHHH.... Manteb.

Setelah itu semua fanboard muka-muka jelek pun mulai berani diangkat lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara gue hanya ketawa aja di belakang nungguin Suho ke situ karena gue pengen kasih liat dia fanboard 'Glory Day' dan Byun Yo Han gue.

71. Chanyeol Ceramah Terus!

Entah apa yang disaksikan Chanyeol di atas panggung sampai-sampai setiap ada kesempatan untuk bicara dia selalu minta fans untuk nggak dorong-dorongan, nggak lempar-lemparan benda ke panggung dan semacamnya. Yang bikin ngakak sekaligus agak miris sebenarnya, ada momen di panggung tengah pas Ment, ketika Chanyeol baru aja bilang "Jangan ada yang lempar-lempar barang ke panggung ya. Kita nggak mau ada yang terluka," WUUUSSSSHHH ada benda yang naik panggung karena dilempar dari depan dan itu jatoh depan Baekhyun persis.

Terus muka Baekhyun langsung mengeluarkan ekspresi side-eyeing tapi terus ketawa gitu. Hahahaha... Karena gue juga pernah lempar fanboard ke panggung sekali, jadi gue nggak berhak buat melarang siapapun untuk lempar sesuatu ke panggung juga. Walaupun pembelaan gue, gue lemparnya pas panggung kosong, bukan pas orang-orang lagi Ment. WKWKWKWKWKWKW

Dan setelah itu Chanyeol jadi hobi banget ceramah. Lama-lama dia jadi Mario Teguh juga nih ah!

72. "Wanbyeokhan areumdaun!"

Fans Indonesia juara ketika disuruh teriak. Makanya pas lagu 'Machine' itu nggak ada yang gagal mengeluarkan tenaga terkuat mereka buat teriak. Walaupun di depan-depan sudah banyak sekali orang yang pingsan, tapi yang lain masih kuat aja buat teriak dan diajak "WANBYEOKHAN AREUMDAUN!"-an.

'Full Moon', 'Machine', 'Drop That', 'Let Out The Beast' sama 'Run' adalah deretan lagu yang emang paling ditunggu-tunggu di konser ini. Paling suka pas adegan Baekhyun naik sling pokoknya. Dia mainin lasernya lebih seru ketimbang pas di Singapura. Kali ini lebih atraktif dianya.

Dan pas 'Drop That', gue ngejer Suho sampe ke belakang-belakang tuh. Entahlah itu gue dapet momen atau enggak dilihat sama dia pas gue angkat fanboard 'Glory Day' gue ke dia. Tapi dia kayak nunjuk-nunjuk gitu ke gue. Delusi sih ini sebenarnya. Tapi gue seneng banget. Kim Jun Myeon yang banyak gaya itu akhirnya ada momen sama gue. Walaupun kayaknya sih delusi.



73. Oh Crap! Chen's Dance Is Way Better Now!

Ini harusnya ada di poin sebelum gue pipis. WKWKKW. Jadi pas 'Playboy' gue sempat fancamin Chen sama Chanyeol yang kebetulan kebagian daerah di belakang sebelah kiri di Blue. Dan di situ gue perhatiin kalo ternyata dance-nya Chen sekarang jauh lebih keren dari sebelum-sebelumnya. Katanya kan dia tuh yang paling susah kalo urusan dance, ya maklum main vocalist. Tapi sekarang udah oke banget!

Beruntung dia disandingkan dengan Chanyeol. Karena, maaf banget nih sekali lagi ya maaaaf banget, dance Chanyeol di situ agak sedikit lebih jelek dari Chen. Nggak ini jujur karena rekaman fancam gue mengatakan demikian. Bukan karena bias atau gimana. WAKAKAKAKAKAKKA

Dan pas Chen ada di section itu, sayup-sayup ada fans yang teriak, "ANJIR CHEN TERNYATA GANTENG BANGET!"

Dan komentar Eky yang gue ceritain after concert, "YA KEMANA AJA! JONGDAE EMANG GANTENG!"

Selamat!



74. Ada yang Minta Selfie di Tengah-tengah Konser! WAKAKAKKA

Mungkin beberapa orang eneg kali ngeliat gue ke sana ke mari ke sana ke mari. Tapi maaf-maaf ni, gue sedang mencoba menikmati momen aja karena kapan lagi bisa kayak gini. Kalo merasa terganggu pada saat itu maaf-maaf banget deh nih hahahaha

Tapi lucunya, ada salah satu, entah, gue harus nyebutnya apa, temen baru yang ketemu di situ dan kayaknya dia tahu gue dari Twitter atau blog entah gue pun nggak yakin, yang kemudian minta selfie di tengah-tengah konser EXO.

EGILAK! HAHAHAHAHAHAHAHAHA MAU KETAWA TAPI GIMANAHAHAHAHAHA KENAPA SIH RANDOM BANGET CHINGUYAK WAKAKAKAKAKKAKAKA

75. Sebenarnya Mau Ngeluarin Kamera, Tapi...

Alasan kenapa gue nggak meninggalkan ransel gue di mobil sebenarnya karena gue bawa kamera. Bukan kamera digital, tapi kamera yang gue bawa pas TLP 2014 juga. Pengen banget sebenarnya gue ngeluarin kamera itu dan rekam semua yang bisa gue rekam saat itu. Tapi gue orangnya sepenakut itu kalo berurusan sama security. Gue nggak berani.

Alhasil itu kamera cuma diem aja di bawah celana jins yang gue jejelin di bagian bawah tas gue. Padahal banyak banget kesempatan untuk ngeluarinnya. Tapi tetep aja nggak berani. Akhirnya gue hanya menikmati setiap momen dengan teriak, loncat, mengayun-ayunkan lightstick, dan berlari-lari, tanpa disibukkan dengan kamera. Seru sih, jadi fokus.

76. Security pun Beraksi!

Yang seru ketika berada di belakang adalah bisa menyaksikan banyak hal yang nggak bisa dilihat ketika berdiri di depan pagar. Bukan cuma EXO yang bisa lo tonton, tapi juga adegan kucing-kucingan antara fansite dan security.

Ada satu momen gue lagi kalem banget nge-dance nggak karuan ketika tiba-tiba security yang tinggi tadi manggil dua orang temennya buat meringkus seorang fansite cewek yang ketahuan sedang motret. Kameranya nggak terlalu besar sebenarnya, kamera DSLR yang standard-lah lensanya. Tapi sial aja dia ketahuan.

Akhirnya dia digiring sama dua security lain yang pake rompi oranye, keluar dari kerumunan dan diperlakukan kayak orang abis kena razia narkoba. Kasian sebenarnya :"( Tapi ya mau gimana...

77. KaiSoo... Why So Receh...

Banyak yang nunggu momen Chanyeol-Baekhyun ya? Tapi sepanjang konser entah apakah gue yang nggak liat atau emang nggak ada, gue nggak tahu. Tapi Kai sama D.O sih membara banget. Sebel nggak sih sama si Kyungsoo-Kyungsoo ini?

Nggak cuma momen dia ngelepas jaket karena kepanasan doang yang bikin gue pengen jewer dia. Tapi setelah dia lepas jaketnya itu, dia bantuin Kai buat ngelepas jaketnya Kai. Ya kan sebel. Shipper langsung pada histeris. Belum lagi di salah satu momen setelah 'Lucky' dan pas baru awal '3.6.5' si Kyungsoo-Kyungsoo ini ngebenerin kerah bajunya Kai.

LIKE.

WHY.

KYUNGSOO.

WHY...........

#TEAMKAISOO #KAISOOISREAL

78. Yang Dikejar Selalu Gagal, yang Nggak Dikejar Malah Banjir

Gue bicara soal Baekhyun. Setelah momen di Singapura itu gue baper banget nih sama Baekhyun. Padahal niatnya waktu itu mau ngejer Suho. Eh malah dapetnya Baekhyun. Ya sama-sama bias sih, tapi ya tetep aja, Suho malah cuek banget WKAKAKAKAKAK Tapi di Jakarta, pas giliran ngejer Baekhyun, eh malah seringnya dapet Suho.

Eh enggak deng.

Malah Chanyeol yang banyak di fancam gue. Walah walah walah...

Gue berusaha untuk selalu ada di lokasi di mana Baekhyun berdiri ketika dia sudah sampai di bagian belakang Blue. Tapi fokusnya dia adalah ke Green. Ya jadilah cuma dapat punggungnya doang. Emang ni nggak jodoh sama Baekhyun-Baekhyun ini... Mungkin dia jodohnya emang sama Kim Taeyeon.



79. Kim Jun Myeon yang Superreceh :"(

Tolong. Suruh dia diem sebentar aja.

Supaya fancam gue bisa bagus. Thanks.



80. Everyone was Supertired...

Mau ketawa pas Suho (yang mungkin akhirnya sadar kalo Chen suaranya udah mau ilang, D.O hampir fals di nada tinggi, Baekhyun berusaha keras supaya nggak malu-maluin pas nyanyi karena juga terasa aneh di beberapa bagian) bilang, "Wah, hari ini semua member kerja keras banget ya!"

WKWKWKWKWKWK Mau nyindir apa gimana nih Suho sebenarnya? Tapi emang sih, keliatan banget kok capeknya. Apakah emang di panggung sepanas itu. Apakah emang mereka secapek itu apa gimana nggak tahu deh. Tapi kesannya bener-bener ini konser kok kayaknya "AYO PLIS CEPETAN SELESAI DEH GUE CAPEK!" gitu di beberapa bagian.

Agak nggak sesantai 'The Lost Planet' tahun 2014. Apakah ini efek karena aku lari-larian dan mereka tenggang rasa sama aku? AIGUUUUU~~~~~~~ #DIBUNUH

81. Deja Vu?

Waktu konser di Singapura, inget banget ada bagian "Walaupun Natal Sudah lewat, tapi kita mau membawa suasana Natal itu ke sini," sebelum mereka nyanyi 'Christmas Day'.

Dan dialog yang persis sama diulang di Jakarta juga.

Ya... Tapi Alhamdulillah fans mah seneng-seneng aja. Padahal nggak semua juga ngerayain Natal tapi demi oppa ya hayuklah sini hajar aja mau ngomong apa juga diteriakin deh. Dan lagi-lagi ketika gue mencoba untuk fancam, isinya tetep aja Chanyeol. Bahkan sampe disamperin ke tempat gue berdiri sama dia.

Wah wah wah wah... apakah harus ganti bias.



PFFTTT

82. ARGGGHHHHH!!!!!

Di 'First Snow', ada momen di mana Suho berdiri menghadap ke Green dan gue sudah menunggu momen dia bakalan balik badan karena kamera handphone gue udah siap di belakang punggungnya. Tapi malah dia pergi ke kanan. Tapi kemudian Baekhyun muncul dan gue pun berharap dia juga bakalan ngadep ke gue. Eh malah terus jalan ngikutin Suho.

Baru aja gue mau matiin kamera, tiba-tiba di belakang teriak, "PARK CHANYEOL!!!" dan gue buru-buru mindahin kamera ke yang lagi lewat.

LAH DIA LAGI DIA LAGI. Spontan aja gue yang "ARRGGHHH" gitu dan kerekam WK.



83. D.O was Too Spongy, Xiumin was Too Cute

Di beberapa momen memang D.O mungkin nggak akan mengeluarkan ekspresi yang menyenangkan. Tapi secara tidak terduga, dia bisa jadi orang yang remes-able. Ngerti gak sih kalo liat bola kenyal gitu pengen dibejek-bejek terus? Kayak spons cucian. Sebel banget sama Kyungsoo-Kyungsoo ini! Udah keker badannya tapi tetep aja kayak minta dibejek. Hahahaha

Ada beberapa fancam gue yang dia lagi nge-dance dan itu lucu banget. Beneran kayak lagi nonton 'Happy Feet'! ARRGGGGHHHHHH!!!!! Berasa seneng jadinya karena dia menikmati sekali panggung itu. Daripada yang ceramah-ceramah terus.



Eh maap.

Sementara itu Xiumin yang sekarang jadi paling tua di EXO nggak pernah berhenti senyum dan memamerkan gusi dan giginya yang kecil-kecil. "AKU CINTAAAAA!!!!!" katanya teriak-teriak, berusaha membahasakan "SARANGHAE!"

Kacau sih ini orang lucu banget. Kalo misalnya begah ngeliat Mario Teguh di panggung, lirik Xiumin langsung happy lagi. Kalo nggak ada yang diliat karena bias lagi nggak di depan mata, tapi ada Xiumin, bisalah berbahagia karena dia di sana bahagia sekali.

"AKU CINTAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!"

84. Kenapa Gue Nggak Berani Teriak?

Fancam gue bener-bener bersih dari kata-kata caci maki. Apalagi dari suara gue sendiri. Padahal di belakang-belakang sering banget dapet Suho lewat tapi nggak pernah berani teriakin dia. Mungkin, kalo misalnya gue teriak, dia denger. MUNGKIN. Karena jarak antara panggung yang tinggi itu dengan kami juga rasanya nggak sejauh-jauh itu. Tapi nggak berani.

Antara nggak pede suara gue masuk fancam atau emang terlalu fokus megang kameranya. Padahal mah pengen banget teriak "YA KIM JUN MYEON!" sambil fancam gitu tapi ya lupa aja pokoknya. Ribet juga sih harus megang fanboard sama kamera disaat bersamaan. Jadilah ya... segitu aja momennya. LOL

Tapi pas lagi nggak nyanyi, gue sempat teriak "KIM JUN MYEON SARANGHANDA!" yang berakibat gue diliatin semua orang selama beberapa detik terus gue fokus aja sama handphone dan sok-sokan lagi bales SMS.

Thanks.

85. Suara Kai Kenapa? LOH?! LOH?!

Enggak tahu apakah itu di Ment terakhir atau beberapa saat sebelum terakhir, tapi gue denger ada yang ngomong, cuma nggak ngenalin itu siapa. Pas gue liat ke panggung ternyata yang ngomong Kai. Eh kenapa suaranya jadi beda? HAHAHAHA Ya Allah anaknya kecapekan kayaknya sih.

Suaranya Kai tuh kan udah berat gitu ya. Pas dia ngomong itu jadi makin berat yang udah kayak lagi bengek batuk banget. Ya nggak heran sih kalo Suho akhirnya ngomong "Wah member hari ini kerja keras banget ya!" dan nggak heran juga kalo Kyungsoo memberikan perhatian lebih.

#EA #TEAMKAISOO

86. Delusi: Byun Yo Han Gue Diliat Suho

WKWKWKKW Mau ketawa sebenarnya. Mau klaim kalo Suho ngeliat tapi juga nggak bisa karena nggak tahu apakah dia beneran ngeliat atau nggak. Tapi pas 'Unfair', dia lagi-lagi ke daerah belakang dan gue masih di situ dari beberapa lagu sebelumnya. Gue belum sempat ngasih liat dia (HALAHAHAHAHAH) fanboard Byun Yo Han itu. Jadi pas dia ke situ niatnya mau gue kasih unjuk.

Pas banget beneran deh itu pas banget, dia muncul dari balik loudspeaker dan, wallahu'alam deh dia liat kali itu fanboard terus sepersekian detik kenapa gue merasa tadinya dia mau ikut nyanyi lirik lagu 'Unfair' tapi mendadak mulutnya komat-kamit nggak jelas karena ngeliat fanboard gue?

#EA #DELUSI #LOKIRACUMAELODOANGYANGBERDIRIDISITU


87. Translator Belibet

Itu udah ujung banget konser dan kita mau diajak teriak "KALO GUE (SUHO) BILANG WE ARE KALIAN BILANG ONE YA! KALO GUE (SUHO) BILANG EXO KALIAN BILANG SARANGHAJA YA!" gitu. Tapi translatornya kayaknya belepotan gitu dan jadinya malah awkward. Tapi untungnya sih teriakannya lancar-lancar aja.

Momen paling menyenangkan sebelum ini sih ketika member pada teriak "TERIMA KASIH JAKARTA!""AKU CINTA!" dan macem-macem lah itu. Bener-bener berasa disayang banget ya sama EXO. Ya walaupun datang H-1 pulang hari H yaudah yang penting "AKU CINTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" aja pokoknya.

88. Tertawa Tapi Senang Setiap Suho Bicara Bahasa

Si kakak-kakak ini kayaknya emang lagi receh banget. Semua dikomentarin. Semua proyek fans kayaknya dijabanin sama dia. Dia juga yang pertama buka obrolan soal muka-muka aneh di fanboard. Tapi yang paling ngena sih pas dia kemudian baca "TERIMA KASIH EXO!" dan kemudian spontan entah apakah dia ngerti atau nggak itu artinya apa tapi dia langsung bilang "TERIMA KASIH EXO-L!"

ANJIR. ITU GUE LAGI MAU BENERIN FANBOARD DI TAS JADI TERTOHOK. "HAH KIM JUN MYEON BILANG APA COBA ULANG SEKALI LAGI!"

Lalu gue teriakin aja "KIM JUN MYEON SARANGHANDAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!"

88. Gue Nggak Mau Semuanya Berakhir........

Kalo kita udah terlalu menikmati konsernya, nggak akan berasa kalo ternyata itu udah lagu-lagu terakhir. Pas jelang encore sih jujur aja itu jeda lama banget. Beberapa peralihan lagi balik lagi ke poin yang di atas itu jeda juga ada yang lamaa banget. Dan pas udah masuk encore, udah berasa aura-aura perpisahan.

ANDWAAAAAAEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Gue yang dari tadi lari-larian ngejer-ngejer bias jadi nggak berasa banget kalau ternyata sudah dipenghujung konser. Sampai-sampai ketika konfeti putih sudah meledak dan berjatuhan, gue masih yang "Hah? Ini beneran udahan?!" gitu padahal itu masih lagu 'Unfair'. Sementara pas di Singapura lagu terakhirnya itu 'Angel'. Ya itu pas fanboard gue akhirnya dipungut sama Baekhyun.

"Kok nggak ada 'Angel'?! YA! KALIAN HARUSNYA NYANYI ANGEL!" teriak gue dari bawah pas Xiumin lagi lari keliling panggung. Tapi ternyata nggak dinyanyiin. HAHAHAHAHAHAH Astaga. Dan yaudah konsernya pun berakhir.

Akhirnya... bisa istirahat dan duduk tenang dulu di dalem mobil abis ini karena akan menyusul ke bandara.

89. After Concert = Mabok!

Nggak ada istilahnya duduk tenang kalo abis nonton konser itu. Pas di SIngapura bahkan gue sama Bunga heboh karena fanboard gue dipungut Baekhyun dan itu efeknya berkepanjangan sepanjang malam. BENER-BENER SEPANJANG MALAM! Bahkan ketika kita makan di Bugis Street pun gue masih tetap bahas itu dan ngasih liat videonya ke semua orang. LOL

Dan ketika gue menangkap ada dua video yang (delusi) Suho nunjuk-nunjuk ke gue pas 'Glory Day' dan pas Byun Yo Han, gue kasih liat juga ke temen-temen semobil dan semua pada heboh nggak karuan.

"Ini sih fix banget Suho udah hapal muka lo Ron!" kata kak Ashya yang membuat gue besar kepala. Gue pun muntah seketika ditempat. Semacem impossible sih sebenernya. WAKAKAKAKA

"Ya kak, anggep aja dia hapal ya muka gue. Jadi besok-besok gue tinggal nampang aja dia udah tahu gue siapa," kata gue. Lalu semuanya menyiram gue dengan air raksa.


90. Go to Bandara!

Kita semua janjian untuk kumpul lagi di depan hotel setelah konser selesai. Alhamdulillah nggak terlalu ribet untuk mengumpulkan mereka. Koordinasi kita bagus banget hari itu. Mobil sudah standby dan kita pun sudah siap untuk meluncur ke bandara dengan segala rencana yang sudah tersusun rapi. Walaupun gagal sih di gue.

Ini adalah pengalaman kedua gue nganterin idol ke bandara. Pertama pas 'Super Show 5' di bulan Mei tahun lalu yang bertepatan dengan hari ulang tahun gue btw. Dan ini yang kedua. Pas Super Junior cukup chaos, tapi kondisinya biasa aja. Nah yang EXO ini nih, gue nggak bisa meraba-raba akan jadi seperti apa kondisi di bandara. Karena biasanya, kalo nganter itu kesempatan untuk ketemunya lebih besar daripada jemput.

91. Sempetin Cuci Muka Biar Fresh

Baju udah lepek banget setelah konser itu. Tapi jelas kondisi berkeringatnya nggak separah EXO sih. Tapi tetep aja baju bau juga. Akhirnya sebelum nganter mereka sampai ke pintu masuk keberangkatan, sempat-sempatin dulu cuci muka dan ganti baju terus pake parfum. Supaya meninggalkan kesan wangi bukan bau ketek yah.

Nggak susah sih nyari lokasi keberangkatan ini. Karena ternyata pintu masuk mereka ke bagasi itu sama kayak lokasi masuknya Super Junior bulan Mei tahun lalu. Cara tergampang untuk mengenalinya (karena gue lupa gate berapa) adalah pintu masuk keberangkatan ini satu-satunya yang nggak dipagerin.

92. Nggak Bisa Diem Sebentar?

Sama halnya ketika jemput kemaren, fans sudah bikin barisan di depan pintu keberangkatan. Ya, awalnya sih rapi, ya berusaha untuk kalem karena memang artisnya juga belom muncul. Tapi baru aja mobilnya parkir, semua langsung teriak.

Teriak yang bener-bener teriak! Itu tengah malem dan suara fans tuh kayak beneran gaduh banget. SEREMMMMM!!!!!!

"SSSTTT!!!" kan digituin nih sama staf. Soalnya EXO kayaknya nggak berani keluar kalo masih pada teriak-teriak. Akhirnya tenang. Alhamdulillah. Aman lah ya.

Pas Chanyeol muncul. ANJIR TERIAK LAGI YA ALLAH NGGAK PAHAM KENAPA SIH HAH APAKAH KALIAN MELIHAT JIN IFRIT SAMPAI TERIAK HAH ASTAGFIRULLAH.

93. That Moment When You Realised That EXO Leader is Now Chanyeol, Not Suho (2)

Chanyeol jalan di barisan paling depan. Kenapa bukan Suho? HAHAHAHAHAH Masa karena Chanyeol paling tinggi? Apa dia paling depan karena dia yang mukanya paling bisa ketus? KENAPA DIA JADI KAYAK LEADER BANGET KENAPA HAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAH ASTAGFIRULLAH RABBAL BAROYA.

94. Suho Pincang?

Nggak. Mungkin ini gue salah liat atau gue yang terlalu lebay mendramatisasi keadaan. Tapi gue fokus nyariin Suho pas di bandara karena sekali lagi ini perkara bias. Dan pas dia muncul dari belakang Xiumin (ada Sehun di belakang Suho) kenapa gue ngeliat dia kayak pincang gitu? HAHAHAHHA

Berbeda dari Chanyeol yang wajahnya terangkat dan percaya diri, Suho malah nunduk sepanjang jalan menuju ke pintu kaca.

Wah... hebat juga ya orang-orang ini? Tadi aja baru teriak-teriak "AKU CINTAAAA!!! AKU CINTAAA!!!" dari atas panggung, giliran sekarang posisinya nggak sampe setengah meter dari fans semua nggak ada gitu yang mengeluarkan ekspresi sedikit menyenangkan, dadah-dadah atau apa gitu? WKWKWKWKWKWKKWKW

Waenyol.

95. Loh, Baekhyun Mana?

Gue terlalu fokus sama Suho sampai-sampai nggak perhatiin Baekhyun tuh sebenarnya ada di mana. Kalo gue nggak nonton lagi fancam gue pas lagi di bandara, gue nggak bakalan nemu kali si jodoh Kim Taeyeon ada terselip di belakang Sehun dan salah seorang staf. Dia pake topi dan masker terus pake jaket putih? Bener gak?

Tapi sih kayaknya bener. Soalnya di belakang Baekhyun ada D.O. Dan waktu di Singapura walaupun gue nggak ikut jemput, mereka berdua tuh selalu bareng. Why D.O? Kenapa nggak sama Kai? Apakah ternyata KaiSoo itu hanya formalitas di panggung semata?

#EA #WHY #D.O #WHY

96. Mbak-mbak Berjilbab Agresif

Barisan EXO diakhiri dengan Chen dan Kai. Tiba-tiba aja ada mbak-mbak berjilbab biru yang nyerobot mau masuk ke kawasan yang dibarikade bodyguard. EGILAK MBAK! HAHAHAHAHHA Salah satu bodyguard langsung narik dia mundur dengan sedikit agak kasar. Ya semoga nggak sakit deh itu badannya ya mbak. Lain kali coba jangan agresif. Santai aja gitu.

WKWKKWKW

97. Lantai Bandara Geter-geter Kayak Gempa

Setelah EXO masuk ke ruang keberangkatan, semua fans yang tadinya ngumpul di pintu itu buru-buru lari ke pintu yang lain. Berusaha untuk ngejer EXO dan ngeliat mereka dari balik kaca. Gila sih itu lantai bandara beneran goyang karena ratusan fans lari dan suara kaki mereka menggema di tengah keheningan malam dan serbuan angin gerah dari luar.

HIHIHIHI padahal lari ke sana pun nggak keliatan apa-apa sih sebenarnya. Waktu pas Super Junior juga kita pada lari ke situ tapi nggak ngeliat apa-apa. Cuma dinding dan keputusasaan.

Thanks.

98. Laper. Laper.... LAPERRRRR!!!!!!

Semua sudah berakhir. EXO sudah tinggal nunggu keberangkatan ke Korea. Euforia ini harus ditutup. Rasa lapar pun mulai menyengat perut. Gilak sih. Baru inget lagi kalau ternyata emang belom makan dari kemaren (karena sudah berganti hari). Sepanjang konser cuma dibekali oleh air keran doang dan belum makan lagi. BUTUH NASIIIIIIII.

Irza, Ririn, Kak Sandra sama Kak Ashya beli A&W dulu sebelum pulang. Gue sama Eky nunggu di luar A&W karena nggak beli. Duit gue kayaknya abis atau gue yang terlalu malas belanja makanan di bandara karena terlalu mahal.

Eky akhirnya pamit pulang ke Bintaro naik Grab Car. Sementara gue nunggu yang lain dan menyongsong keberangkatan ke tempat drop masing-masing.

99. Apakah Ini Konser Terbaik EXO yang Pernah Gue Tonton Sejauh Ini?

Untuk pengalaman baru lari-larian di belakang section Blue sih iya. Tapi secara keseluruhan sebenarnya nggak terlalu. Masih lebih enak di Singapura karena ritme-nya lebih rapi dan member tuh keliatan banget lagi happy pokoknya. Tapi gue enjoy banget sih nonton konser yang ini. Terlepas dari sempat ada mikrofon mati, soundsystem yang nggak terlalu bagus, jeda yang lama di antara VCR dan antara lagu, dan sebagainya.

Mungkin lebih ke karena ini pertama kalinya gue melakukan hal-hal baru yang nggak pernah gue lakukan di dua konser EXO yang sempat gue datangi sebelumnya. Gue bisa lari-lari di belakang (thanks to tim dorong-dorongan), gue bisa cover dance abal-abal di belakang, gue bisa nunjukkin fanboard Suho gue di belakang, dan ya, anehnya, semua itu terjadi ketika berdiri di belakang hahahahaha

Ternyata menyenangkan juga nggak di pager ya!

Tapi kalo dibandingkan dengan yang di Singapura, tetep menurut gue Singapura lebih oke untuk 'THE EXO'luXion'. Tapi kalo mau dibandingkan dengan 'The Lost Planet' 2014 kemaren, yang ini masih kalah. LAPANGAN D TETAP JUARA!



100. Kesan?

Terima kasih Kim Jun Myeon dan Byun Baek Hyun atas usaha kerasnya. Terima kasih EXO karena sudah mau jadi kutu loncat di Jakarta.

101. Pesan?

Semoga tur dunia ketiga lebih indah dan tanpa drama ya. Dan, oh iya, jangan lupakan Lay :")

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]
Jangan lupa buat ikutan 'GLORY DAY FIGHTING!' project by #kaoskakibau juga ya! Detail-nya bisa dilihat di Facebook KaosKakiBau (fb.com/kaoskakibau)Dukungan kalian buat Junmyeon, Ji Soo, Jun Yeol dan Hee Chan sangat ditunggu!

Semua video dan foto dalam artikel ini (kecuali foto yang paling atas) diambil menggunakan Nokia Lumia 1020. Nokia Lumia 1020 bukan sponsor dari artikel ini tapi. Mungkin suatu hari nanti.

Saya Takut Nonton Video Cover Dance

$
0
0

Ada orang yang takut sama hantu, ada orang yang takut cicak (gue), ada orang yang takut kecoa terbang, ada juga orang yang takut jalan malam-malam di kampung halamannya karena terlalu kental dengan aura mistis tapi jalan malam-malam di Jakarta nggak takut padahal ancaman begal lebih mengerikan daripada ancaman kuntilanak dan semacamnya (ini juga gue). Tapi ada satu ketakutan yang selama beberapa bulan terakhir ini gue rasakan dan ini agak nggak penting sebenarnya: takut nonton video cover dance.

Bisa dibilang gue adalah orang yang bisa sangat mudah memvisualkan sesuatu di kepala gue dan dalam tahap yang sudah akut, hal ini bisa sangat mengganggu. Kayak misalnya ada satu momen gue selalu nonton video sebuah grup cover dance dan visual mereka keputer-puter terus di kepala gue. Sampai-sampai ketika gue nonton video artis aslinya malah yang kebayang bukan si artis, tapi si cover dance. Belakangan ini gue sedang dalam fase yang sangat suci karena udah nggak pernah lagi nonton video cover dance grup favorit gue ini.

Tapi emang karena mereka nggak pernah update sih. HAHAHAHAHAHAHAHA.

Dan hari ini, di tengah cuaca mendung Jakarta Selatan yang tampak sangat gelap, gue buka Facebook dan yang pertama muncul di halaman depan Facebook gue adalah update dari grup favorit gue ini.

OH MY GOD NO!

Tangan gue gemeter, bahu gue berasa ada yang dudukin, kepala gue mendadak pusing tapi diliputi oleh perasaan-perasaan bahagia. Perasaan bahagia yang juga diselimuti oleh deg-degan kacau karena tiga fakta: 1. Gue lagi di kantor, 2. Kalau gue lagi di kantor dan gue nonton video ini gue bisa ditimpuk semua orang karena, 3. Gue nggak akan bisa diem kalo nonton video mereka dan setelah nonton gue akan mencak-mencak kayak orang gila.

Ya beginilah gue setiap kali mereka ngeluarin video baru atau mengunggah video penampilan mereka di sebuah event yang nggak gue datengin misalnya. Gue selalu takut buat nonton video mereka. Bukan karena ada setan atau gimana di sana, tapi takut nanti reaksi gue berlebihan mengganggu banyak orang.

Bahkan ketika gue nonton performance mereka langsung pun dan gue merekam penampilan itu dengan kamera gue sendiri (dengan biasanya naik di atas kursi lipat yang gue bawa sendiri demi bisa mendapatkan kualitas gambar yang bagus), lalu video rekaman itu gue upload ke YouTube, gue akan tetap mencak-mencak pas nonton lagi.

Maaf, gue memang se-freak itu kalo udah urusan grup yang satu ini.

Dan ngomong-ngomong soal video yang tadi lewat di Facebook gue, ternyata itu adalah video baru dari mereka yang mereka rekam untuk sebuah event kejuaraan nasional yang digelar oleh KTO (Korean Tourism Organization) Indonesia (link event).

Dan dari tadi gue nyebut mereka, mereka, mereka, ini sebenarnya mereka siapa sih? Ya, nonton sendiri deh:



Pertama kali gue nonton ANONYMOUS adalah 31 Maret 2013 di Gandaria City (cerita selengkapnya lihat di sini). Gue sama sekali nggak pernah nonton lomba cover dance sebelumnya dan itu adalah kali pertama gue datang ke event cover dance. Dan itu juga kali pertama gue jatuh cinta sama sebuah grup cover dance.

LIKE SRSLY.

Penampilan mereka saat itu bener-bener mesmerizing (AIGUUUUU!!!!!!!). Mereka juga membawakan 'History' saat itu. Dan ketika gue nonton lagi video yang baru mereka upload hari ini buat event KTO ini, gue mau nggak mau jadi nostalgia sendiri. Wah! Bentar lagi bakalan genap 3 tahun gue ketemu sama mereka! Kongratulasi!

Walaupun sebenarnya gue sangat menyayangkan kenapa untuk event sebesar ini mereka harus tampil dengan 'History' lagi buat audisi. Padahal sebenarnya kalo lagu yang lain yang lebih nendang dikit, mungkin bisa lebih bikin baper dewan juri.

(OK I KNOW BECAUSE THEIR MOTTO MAYBE SAVE THE BEST FOR THE LAST BUT STILL WHYYYYYYYYYYY)

But anyway, fan will always support their idol right? And this is my support for them!

Kalian juga bisa ikut mendukung mereka dengan mengklik LIKE di video YouTube-nya, SHARE link videonya, COMMENT di video YouTube-nya juga dan SUBSCRIBE di channel mereka di YouTube. I linked their Instagram and Twitter account so you can get more updates from this favorite group of mine.

Oh iya, di dalam videonya mereka juga menyertakan sepatah dua patah kalimat tentang "Kenapa kalian suka KPop?"

Dan kalau pertanyaan ini diajukan ke gue, kenapa gue suka KPop?

Jawabannya simpel aja: karena kalo nggak suka KPop nggak ketemu ANONYMOUS.

#EA

#EA

#EA

Follow ANONYMOUS on twitter
https://twitter.com/ANONYMOUS_EXO
Follow ANONYMOUS on instagram
https://instagram.com/NYE_ANONYMOUS
Like ANONYMOUS on Facebook
https://fb.me/EXO.ANONYMOUS

ANONYMOUS Members:
Ajie as Suho (!!!!! BIAS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)
Abi as Sehun (BIAS!!!!!!)
Ikbal as Kai (BIAS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)
Dwitya as Chanyeol & Baekhyun (BIAS!!)
Reysa as D.O (because he also love IU, so, BIAS!!)

Good luck everyone!

(Cover photo is a courtesy of ANONYMOUS EXO on Facebook)

 

Penghujung Musim Gugur yang Romantis di Pulau Nami

$
0
0
Posting-an ini adalah bagian kedelapan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!
1. Ke Lokasi Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
2. Pengalaman Pertama Ikut Press Conference Drama di Korea
3. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju
4. Minggu Malam (Sendiri) di Dongdaemun Design Plaza
5. Sesi Foto Alay di MBC World
6. Monyong-monyong di Myeongdong
7. Finally, Seoul!

Seoul lagi dingin-dinginnya. Iyalah, orang udah mulai masuk musim dingin, ya gimana. Setelah dua hari berada di Seoul gue akhirnya tahu, bagaimana rasanya berada di negara dengan empat musim. Bagaimana rasanya berdiri di tengah udara dengan suhu 0 derajat. Bahkan sempat merasakan suhu minus juga pas ke Gangneung di rest stop Pyeongchang. Semuanya adalah berkah Allah SWT dan doa bunda yang tiada putus-putusnya.
"MOOOOM!!!!! AKU KE KOREA GRATIS!!!!!!!!!!"
Gue inget di hari ketika gue ngasih tahu ke nyokap kalau gue akan ke Korea, ekspresinya di telepon terdengar sangat senang walaupun nggak seheboh gue. I know she always pray for me even if I didn't ask. Karena kata Rhoma Irama, doa ibu tuh emang paling manjur. Makanya hari itu gue pun meminta nyokap untuk berdoa satu aja.
"Ya sekali-sekali gitu doainlah anaknya bisa ketemu Kim Jun Myeon sambil ngopi Amerikano di pinggiran Han River, Mom."

"Kim Jun Myeon itu siapa?"

"Lupain aja Mom."
Malam setelah semua jurnalis undangan Oh!K Channel selesai transkrip wawancara Song Seung Hun dan Lee Young Ae di salah satu meeting room Lotte Hotel Seoul, gue, mbak Swita, mbak Dinda dan salah satu jurnalis dari Malaysia main-main ke Myeongdong. Dan di situlah gue baru memutuskan untuk membeli syal dan juga topi bulu-bulu yang diobral di pinggiran Myeongdong sana. Karena besoknya gue mau ke Nami.


Belajar dari pengalaman di Pyeongchang kemaren, gue nggak mau lagi sok-sokan kuat sama dinginnya udara di Korea. Jadi persiapan lebih harus dilakukan untuk ke Nami. Walaupun gue tahu sih, Nami nggak mungkin sedingin Pyeongchang. Tapi yaudah, daripada kayak orang begok gitu kan nggak bisa menikmati jalan-jalan karena kedinginan, mending beli aja.

Malam itu juga adalah malam perpisahan sama Lotte Hotel Seoul. Selama dua malam tinggal di salah satu hotel mahal di Seoul ini bener-bener menyenangkan. Kapan lagi gitu nginep di hotel mahal dan gratisan? Kalo nggak dari kantor sih nggak jamin bakalan bisa! Hahahahaha. Walaupun sempat bingung sama klosetnya yang kebanyakan tombol karena biasanya juga gue jongkok, tapi Lotte Hotel Seoul meninggalkan kenangan yang membekas banget. Gilak sih. Kamar gue depannya langsung billboard digital-nya IU ya gimana. Tidur ditemani Lee Ji Eun tersayang.

Dan di hari Selasa (1/12/2015) itu kami para jurnalis harus check out dari hotel sama-sama. Tapi karena mau jalan-jalan ke Nami, jadinya semua barang-barang dititip dulu di hotel supaya nggak ribet.

Gue sama sekali nggak tahu apa-apa soal bagaimana caranya ke Nami. Karena gue nggak pernah ke Korea sebelumnya dan ini bener-bener pengalaman pertama. Tapi baca-baca di internet dan beli buku tur Korea dan install aplikasi Subway bener-bener membantu banget. Awalnya gue juga mau ke Nami sendiri hari itu tapi akhirnya Mas Aryo, Mbak Dian, Mbak Dinda dan Mbak Swita setuju buat ikutan.
"Tapi lo yang nunjukkin jalan ya Ron!" kata Mas Aryo ketika kita ngebahas soal Nami dalam perjalanan pulang dari Gangneung.

"Ya gue sebenarnya nggak tahu juga sih ini, percaya sama peta saja deh mas," gue jawab sambil meringis.
Gue sendiri sebenarnya bukan orang yang jago membaca peta, tapi sense gue soal arah bisa diandalkan. Gue gampang inget jalan tapi gampang juga kesasar. Tapi biasanya kalo lagi jadi GPS kayak gitu, gue akan lebih fokus karena takut menjerumuskan orang-orang. Walaupun nggak bisa dihindari juga beberapa kesalahan yang mungkin terjadi kayak misalnya "Apakah kita harus naik bus dari sini atau dari seberang?" dan sebagainya.

Perjalanan dari Seoul ke stasiun kereta terdekat dengan Nami memakan waktu sekitar satu setengah sampai dua jam. Awalnya kita berniat untuk berangkat pagi-pagi buta. Sekitar jam 7 atau jam 8. Tapi karena kondisi badan yang udah capek abis kerja seharian kemaren, kita baru bisa berangkat jam 9 karena harus sarapan dulu di hotel. Berbekal aplikasi Subway di Android itulah gue lalu memimpin temen-temen jurnalis senior dan juga mbak Dian yang pernah jadi PR beberapa event KPop di Jakarta juga untuk berangkat ke Nami.

Setelah adegan kesasar di satu stasiun subway pas ke Dongdaemun beberapa malam yang lalu, perjalanan dengan subway udah nggak lagi mendebarkan. Pengalaman mengajarkan segalanya pokoknya. Hahahaha Sekarang gue lebih pede menentukan arah. Dan karena cuma gue juga yang tahu jalan ke Nami (based on the apps sih sebenarnya), jadi yaudah yang lain percaya sama gue aja gitu ceritanya.

Apps Seoul Subway ngasih dua alternatif pilihan rute: Paling Cepat atau Pemberhetian Paling Sedikit. Karena gue nggak cek bagian yang pemberhentian paling sedikit, jadi gue cek aja yang tercepat. Jadilah rute kita hari itu adalah:

Euljiro-1ga (LINE 2) - Wangsimni (Transit dari LINE 2 pindah ke LINE 5) - Gunja (Transit dari LINE 5 pindah ke LINE 7) - Sangbong (Transit dari LINE 7 untuk ke jalur GYEONGCHUN) - turun di Gapyeong.

Gapyeong adalah stasiun terdekat dengan Nami.


Berada di dalam subway selama itu jujur aja sih nggak membosankan. Karena sinyal WiFi Olleh yang gue beli kenceng banget justru di dalam subway. Jadi sepanjang jalan gue masih bisa twitter-an dan ngalay di Path seperti kebanyakan orang yang jalan-jalan ke luar negeri. Sambil sesekali ngecek aplikasi Subway untuk memastikan kita sudah sampai mana dan apakah kita harus turun atau belum dan harus transit di bagian mana. Thanks to my ASUS Zenfone 6 yang nggak lemot sama sekali setelah setahun lebih pake, perjalanan pun jadi lancar.

Nggak, bagian itu tidak disponsori oleh Zenfone 6 sama sekali.

Banyak sekali hal yang gue lihat di subway dan sangat menarik perhatian sih sebenarnya. Kayak misalnya ternyata di Korea itu sama aja kayak di Indonesia, orang-orang akan duduk juga di kursi prioritas dan cuek aja kalo ada cewek berdiri. Hahahaha... Tapi ada juga sih yang dengan gentleman memberikan kursinya kepada cewek yang lagi berdiri kalau memang ada. Tapi pada dasarnya orang-orang Korea ini cuek banget sama sekitar. Di dalem subway hampir nggak ada yang nggak megang ponsel dan pasang earphone.

Ketika kita sampai di salah satu stasiun, gue ngeliat ada beberapa orang yang sedang wajib militer (dengan pakaian tentara lengkap) masuk ke subway. Mereka pun langsung disibukkan dengan ponsel masing-masing. Lah gue bingung, karena gue kira tentara tuh nggak boleh punya ponsel.
"Bukannya mereka nggak boleh ya punya hape?" kata gue ke mbak Swita yang berdiri di sebelah gue, sementara orang yang gue omongin persis sedang duduk di depan gue banget. WAKAKAKAKAKKA

"Boleh lah. Itu buktinya mereka bawa. Di drama juga bukannya emang bawa ya?"

"Oh gitu kirain bener-bener nggak boleh. Gue pikir wamil tuh bener-bener terasing banget dan kembali ke kehidupan zaman purba." kata gue lagi.
Lewat beberapa belas stasiun dan setelah lewat dari daerah pusat kota gue baru dapet duduk di subway. Dan kebetulan subway yang mengarah ke Nami itu nggak terlalu banyak isinya jadi emang banyak tempat kosong. Di salah satu stasiun yang rasanya kayak lagi di Stasiun Pasar Minggu, ada serombongan anak SMA yang kayaknya juga mau liburan gitu. Cowok-cowok dan mukanya nggak ada yang mirip kayak idol. Biasa aja kayak anak SMA kebanyakan.

"Nggak heran sih kenapa SM bisa nemuin orang-orang bermuka Suho, Baekhyun dan Sehun kalo misalnya anak-anak SMA-nya ternyata nggak jauh beda juga mukanya sama anak-anak SMA di Indonesia," gue bergumam sendiri. Ngeliatin anak-anak ini berasa kayak nonton drama beneran. Gue nguping obrolan mereka yang isinya caci maki semua. Kemudian istigfar dan fokus nunggu kereta menuju Gapyeong.

Ada satu kejadian lucu ketika gue ada di kereta transit terakhir menuju Gapyeong itu. Dan kejadian itu ternyata mengarah kepada kenyataan bahwa ternyata memang hari itu gue disadarkan untuk segera cari pasangan hidup.

Tarik nafas panjang....

Sebelum turun di stasiun transit terakhir, gue akhirnya dapet duduk di subway. Sialnya (HAHAHAHAHAHA), sebelah gue ini ada pasangan muda yang gue yakin kayaknya sih umur mereka nggak lebih tua dari gue. Dandanannya anak muda yang siap menembus udara dingin Korea Selatan banget. Pake baju rapi, rompi, coat gitu. Terus ceweknya pake rok pendek, stocking hitam dan pake coat juga. Awalnya gue nggak ngeh kalo mereka ada di sebelah gue karena fokus sama ponsel. Sampai akhirnya Mbak Swita sama Mbak Dinda ketawa-ketawa dari kursi di seberang gue.

Gue nengok ke mereka terus nanya, kenapa? Terus mereka ngelirik ke sebelah gue dan akhirnya gue sadar kalo ada pasangan ini lagi peluk-pelukan manja. Gue liatin aja, pelan-pelan ceweknya ngantuk terus tidur di pundak cowoknya (HALAH INI MAH UDAHLAH SENGAJA AJA PASTI KAN!).

Gila sih ini so awkward.

"Yaelah bro, kayak udah pasti nikah aja," kata gue agak keras dan diketawain sama yang lain.

Nggak lama setelah itu kita sampai dan siap-siap buat turun. Pas banget mau keluar dari pintu kereta, tiba-tiba gue ngeliat ada kartu yang ketinggalan di atas kursi kereta tempat si pasangan itu duduk tadi. Awalnya berniat mau cuek aja tapi nurani penuh keinginan untuk berbuat baik gue mengetuk dengan keras dan akhirnya gue balik ke kursi itu sebelum keluar dari kereta.

Itu punya si pasangan yang tadi. Gue lupa persisnya kartu itu apa. Entah kartu tanda pengenal atau tiket kereta atau apa gue lupa deh. Tapi yang jelas adegan itu dramatis banget (nggak). Dengan gerakan secepat kilat tapi anggap saja di-slow motion supay alebih dramatis, gue keluar dari pintu kereta dengan terburu-buru dan lari ngejer si pasangan itu yang masih aja pelukan sambil jalan.

SIKAMPRET.
"Sorry! Sorry!" gue teriak. Tapi mereka nggak ngeh. "JOGIYO!" gue teriak lagi tetep aja mereka nggak noleh. Mereka sudah mau turun tangga menuju jalan keluar stasiun itu sampai akhirnya gue berhasil mendekati mereka lagi. "JOGIYO!"
Mereka akhirnya noleh.
"You left this on the train," kata gue sambil nyodorin itu kartu yang ketinggalan. Gue nggak bisa bahasa Korea, cuma tau "JOGIYO!" doang. Kalo berubah dikit jadi "JOGIWA~~" bisa dance 'Wolf' di stasiun subway siapa tahu dikasih receh buat ongkos balik.
"Oh! Kamsahamnida!" kata si ceweknya sambil nerima kartu itu dan membungkuk beberapa kali. Gue balas membungkuk, dia membungkuk lagi, gue bales lagi, dia membungkuk lagi, begitu terus sampai Ahmad Dhani jadi Presiden Amerika dan Donald Trump jadi pembantu di Keraton Solo.

"Have a nice day!" kata gue terus balik ke temen-temen yang lain. Yang malah ngetawain. "Makanya dek, jangan terlalu saling mencintai gitulah sampai lupa segalanya."
Meringis sendiri.


Jelang tengah hari kita sampai di Gapyeong. Setelah melipir sebentar ke toilet karena dinginnya udara Korea yang bikin beser, kamipun keluar dari stasiun dan merinding sama angin sepoi-sepoi dingin yang sudah menyambut. Di sanalah kemudian gue bingung, kita mending naik taksi atau naik bus aja?

Kalau naik bus yang Gapyeong tur kita cuma bayar KWR 6,000 dan itu bisa dipake buat naik turun naik turun ke mana aja di kawasan Gapyeong kayak Nami, Petit France, sampai Morning Calm. Kalau naik taksi, kita cuma bayar sekitar KRW 3,000 per taksi cuma sampe Nami. Mengingat kita berlima, dan kayaknya naik taksi lebih murah, akhirnya kita pilih naik taksi aja.

Nggak ada yang bisa ngomong Korea. Kita cuma nyetop taksi dan bilang kalau kita mau ke Nami. Serunya lagi sih sopir taksi di kawasan ini sudah fasih dengan turis (walaupun bahasa Inggris-nya seadanya aja). Dan mereka nggak mencoba untuk nambah-nambah harga. Jadi pake argo dan argonya bener-bener pas banget KRW 3,000 sampe pelabuhan menuju Nami. DAN NGEBUTNYA MASHA ALLAH! Itu cuma 10 menit dari stasiun ke pelabuhan yang ke Nami.

Oh iya, sebelum naik taksi, kita juga sempat masuk ke Tourist Information Center yang ada di depan kanan pintu keluar stasiun Gapyeong. Di sana banyak brosur-brosur yang berguna banget buat yang ingin menghabiskan waktu lama di kawasan Gapyeong. Saran gue buat yang nggak pernah ke Korea dan akhirnya memutuskan ke Nami sendiri, harus mampir sih.

Agak deg-degan sebenarnya mau ke Nami ini. Gue sendiri sih sudah yakin kalau gue mungkin nggak akan bisa mengeksplor semua pulaunya dalam waktu beberapa jam saja. Terlebih kalau misalnya rame-rame. Tapi yang penting jalan di antara pepohonan dan menyambangi patung 'Winter Sonata' tercapai, yaudah, mission accomplished.


Sesampainya di kawasan parkir pelabuhan Nami, semua embel-embel 'Winter Sonata' udah berasa. Mulai dari tempat makan sampai tempat nongkrong kayaknya semua melekatkan 'Winter Sonata' di sana. Drama itu sebegitu ikonik sampai-sampai setelah berpuluh tahun berlalu tetap dikenang. Walaupun gue tetap fokusnya ke yang lain sih: poster iklan Soju-nya IU yang nempel di salah satu kios kelontong.

Sayang, alkohol itu haram.


Ferry menuju Nami ada berangkat dari pelabuhan setiap 15 sampai 20 menit sekali. Jangan khawatir nggak kebagian sebenarnya, karena ferry-nya cukup besar untuk menampung ratusan orang. Lagipula kita hanya mengarungi sungai, nggak akan ada ombak berarti kecuali anginnya emang kenceng banget (YA TAPI ANGINNYA EMANG KENCENG SIH CUMA GAK BIKIN OMBAK AJA TAPI BIKIN BESER KARENA DINGIN). Dan perjalanan dari pelabuhan itupun cuma beberapa menit aja. Nggak sampe yang bisa tidur siang dulu.

Normalnya harga tiket ke Nami adalah KRW 10,000. Tapi beruntung hari itu ada diskon khusus dan kita dapat harga KRW 8,000. Gue nggak tahu pasti diskon apa, tapi di tiketnya tercetak KRW 8,000. Entah apakah tiket spesial atau emang ternyata harganya segituan, nggak ngerti juga sih, yaudah yang penting murah. KRW 8,000 itu digunakan untuk nyebrang ke Nami dan kembali dari Nami.

Masuk ke ferry gue berusaha untuk mencari tempat di moncong kapal. Tidak sampai menirukan adegan Titanic karena rame banget. Malahan dapatnya di belakang "knalpot" yang bau banget. Akhirnya menyingkir sedikit supaya nggak mabok sama bau asep. Karena gue nggak ngerokok jadi agak susah buat buat untuk tahan di dekat sumber asap. Gue jadi inget beberapa kali Mas Aryo sempat nge-tease soal apakah gue masih tetap mau tidak merokok dan tidak minum alkohol selama di Korea. Karena Soju kan efektif banget buat menghangatkan badan tuh.

"Ya nanti selimutan pake sarung aja." kata gue sambil ketawa.


Suara ferry-nya cukup bising. Belum lagi suara orang-orang yang naik campur-campur bahasanya. Belum lagi bau "knalpot" ferry-nya yang mengganggu. Belum lagi kentut orang-orang dan keringat bercampur di sana. Hampir aja muntah tapi untung bisa ditelen lagi. Dan nggak beberapa setelah itu kitapun mendarat di Pulau Nami.

Harusnya adegan gue menginjakkan kaki di tanah Nami Island itu bisa jadi lebih dramatis sih. At least ada kamera dari 12 angle fokus ke bagian kaki dan berjalan keluar diiringi musik menyenangkan yang menyentuh hati. Tapi boro-boro mau dramatis. Baru sebelah kaki injek tanah Nami aja di belakang udah dorong-dorongan keluar ferry.

"WAH WAH WAH ANJIR INI MAU DEMONSTRASI APA GIMANA WOY GAK BISA PADA SANTAI DIKIT APA INI WAH WAH WAH DIA PIKIR INI KONSER EXO!"

SEBEL! HARUSNYA KAN ITU ADEGAN GUE TURUN KAPAL KAYAK FILM INDIA GITU!! PAS MANISHA KOIRALA TURUN KAPAL PESIAR DI MUMBAY DAN KETEMU AAMIR KHAN!!

Gue Manisha.

#terbang


Walaupun secara keseluruhan kunjungan gue ke Korea Selatan tahun lalu itu timing-nya pas karena gue sekaligus bisa merasakan suasana musim gugur dan musim dingin, tapi kunjungan ke Nami kayaknya waktunya nggak bagus. Karena musim gugur sudah mau berakhir dan musim dingin belum mencapai puncaknya, jadi kebanyakan pohon yang ada di sana rontoknya udah hampir abis dan saljunya pun nggak nampak.

Padahal, kalau menurut foto-foto yang beredar di internet, ketika musim gugurnya Nami akan warna-warni. Mulai dari hijau, kuning, oranye, coklat, semua warna serasi dan memberikan panorama yang oke banget. Foto-foto yang ada di google pun begitu. Tapi pas gue dateng, sebagian besar pohon sudah gundul dan kecoklatan. Nggak ada yang kayak di teaser foto Kyuhyun 'At Gwanghwamun'. Sangat disayangkan. Well.... yah.... namanya juga perjalanan tak terencana. Hahahahaha It's free anyway, nggak perlu komplain.

Setelah turun dari ferry, gue disambut oleh sebuah patung berbentuk abstrak yang mengeluarkan muntahan air. Di belakangnya ada patung cewek di pinggiran sungai sedang bermain air. Namanya apa ya, The Lady of Nami apa deh gitu. Lupa juga. Sepertinya sih dari tokoh 'Winter Sonata'. Tapi gue nggak terlalu fokus ke sana karena lebih nggak sabar untuk menjelajah ke pulaunya.

Walaupun suasana autumn-nya udah mau abis, Nami tetap membuat gue terpukau dengan deretan pepohonan yang nggak jauh dari pintu masuk. This is my first time and everything is always amazing for the first time. Gue, mbak Dinda, mbak Swita, mbak Dian dan mas Aryo menghabiskan hampir dua puluh menit cuma buat foto-foto di satu lokasi itu doang deket pintu masuk. Nggak heran kalau pas kita berpindah ke lokasi lain di Nami, hari sudah semakin siang dan perut pun sudah semakin lapar. Alhasil kitapun jalan-jalan sekalian cari makan.


Oh iya, kebetulan sebelum ke Korea, gue sempat dikasih Coca-cola edisi customized name sama seseorang baik hati bernama Karina. Ada beberapa kaleng yang dikasih tapi yang gue bawa ke Korea cuma Anonymous sama Suho doang. Yang pertama gue bawa karena di hari pertama gue di Seoul mereka perform di Solo dan gue nggak bisa nonton (fans gagal nih gimana dong). It was like LDR support event I guess. Hahaha... Dan yang kedua karena bias. Sebenarnya ada Baekhyun dan Jongin. Tapi yang Baekhyun gue simpen di laci kantor dan nggak mungkin bawa minuman instan banyak-banyak karena berat. Males. Tadinya mau minta bikin IU tapi nggak sempat, so yeah, yang ada aja yang di bawa.

Kaleng Coca-cola ini sempat jadi perhatian mas Aryo juga yang sejak kemaren kayaknya amazed banget sama bagaimana gue begitu menyukai hal-hal berbau Korea ini.
"Dan lo bawa ini dari Indonesia?"

"Iya mas, hahaha,"

"Itu siapa?"

"Member EXO mas, leader-nya. Kebetulan di grup itu gue paling ngefans sama dia,"

"Wah gila lo emang udah prepare banget ya? Macem udah militan? Gue wawancara lo aja deh gimana? Lumayan buat liputan Kompas."
Susah nih emang kalo jalan sama wartawan senior. Nggak kok, gue nggak jadi diwawancara. Tapi nggak tahu deh apakah berita Mas Aryo sudah naik atau belum yang soal Nami. Hihihih... But anyway, gue sendiri adalah tipikal orang yang sangat senang kalau bisa berguna untuk orang lain, hahahahaa. Walaupun gue nggak pernah ke Nami, tapi gue tahu ada apa aja di Nami dan akhirnya jadi tour guide buat mereka di sana.
"Pokoknya yang ikonik di sini selain pohon-pohonnya itu ya patung 'Winter Sonata'-nya mas. Jadi jangan sampai kita pulang nggak sempat ke sana ya!" kata gue.
Sekitar jam 12, suasana di Nami dinginnya minta ampun. Syal dan topi bulu-bulu yang gue beli di Myeongdong semalam sebelumnya itu benar-benar membantu. Yang bikin ribet sebenarnya adalah sarung tangan. Karena lo butuh sesuatu yang tebal untuk nutupin tangan lo, tapi lo juga butuh megang handphone dan kamera buat motret. Dan sarung tangan nggak membantu sama sekali untuk kegiatan-kegiatan itu. Alhasil harus buka, pasang, buka, pasang, buka, pasang.

Sebenarnya di Seoul banyak dijual sarung tangan yang bisa nembus touchscreen handphone. Tapi karena gue udah bawa dari rumah, jadi nggak perlulah beli itu. Perasaan ketika memegang handphone dengan tangan berlapis dengan tangan telanjang itu tetap aja beda. Jadi ya menurut gue yang agak ganggu dari liburan di udara dingin itu kayaknya salah satunya ini. Selain ya badan lo pegel sama coat yang berat, baju berlapis, dan berusaha melawan dinginnya angin Seoul yang seb*ngs*t itu.

Kita berhenti cukup lama di monumen Jenderal Nami dan membaca dengan saksama puisi yang terpahat di batu yang ada di sana. Sesekali foto-foto. Sebelum akhirnya melanjutkan lagi perjalanan ke pusat pulaunya dengan menyusuri jalan setapak di antara pohon-pohon tinggi yang kali ini berhiaskan balon-balon putih yang menggantung. Gue rasa kalau malam hari di sini pasti bagus banget karena itu lampu balon pasti nyala. Dan di situlah gue mengerti kenapa temen gue menyarankan untuk menghabiskan waktu seharian aja di Nami, nggak setengah hari, apalagi cuma sejam dua jam.


Nami adalah salah satu lokasi wisata yang paling ramah muslim di Korea Selatan. Beberapa lokasi wisata di kawasan Gapyeong ini memang ramah muslim. Dalam artian lo bisa dengan gampang nemu tempat makan halal dan mushola misalnya. Di Nami juga begitu. Ada satu tempat sholat yang lokasinya nggak jauh dari tempat makan. Jadi, ya nggak khawatir. Karena memang banyak juga wisatawan berhijab yang datang hari itu. Ada beberapa juga orang Indonesia yang kita temui walaupun nggak ngobrol, tapi tahu mereka karena nguping obrolan mereka. Di sepanjang jalan yang kita telusuri itu misalnya, ada banyak sekali bendera dari berbagai negara. Karena konsep Nami sendiri dibuat seperti negara republik yang penduduknya adalah ya para turis ini. Mereka berusaha membuat kita merasa seperti di rumah sendiri. Begitu sepertinya.

Sepanjang perjalanan menuju pusat Nami, ada banyak hal yang bisa dilihat. Pusat informasi yang bentuknya lucu, gubuk-gubuk yang keliatannya reyot tapi menyenangkan sekali untuk difoto, dan pedagang bakpao--atau apa sih gue lupa pokoknya roti hangat gitu-- yang bisa banget buat ganjel perut (harganya KRW 1,000) dan menghilangkan dingin sementara nemu tempat makan besar dan mushola.

Walaupun ada banyak petunjuk jalan di Nami yang bisa lo jadikan pedoman, tapi sebaiknya memang bawa peta sendiri yang bisa didapatkan di pusat-pusat informasi. Gue awalnya juga nyari mushola berpedoman sama petunjuk jalan ini, tapi bingung karena tulisannya "terlalu bagus". Akhirnya masuk ke pusat informasi dan nanya sama guide-nya di sana. Eh tapi tetep aja bingung.
"You go straight, then in left you'll find building, go to second floor,"katanya. Well, oke, sekalian jalan aja deh yuk.
Sesekali kita keluar dari jalan setapak yang berhiaskan lampion-lampion itu untuk menyelinap ke jalanan-jalanan yang lebih kecil di Nami. Guguran-guguran daun di tanah ngeluarin suara kresek-kresek ketika diinjak bikin gue pengen teriak "WHOAAA!!! WHOOAAA!!!" setiap kali melangkah.


Bangunan-bangunan kayu di sekitar sana bener-bener Instagram-worthy banget. Apa sih yang lebih penting dari jalan-jalan selain buat hiasan Instagram hahahaha. Suasananya juga bener-bener nyaman like I will never going home and will stay here for another 2 days deh kayaknya. Nyelinap sedikit ke daerah pinggiran, gue sampai di tepi sungai dan nggak tahan lama-lama di situ karena dingin banget. SEBEL!

Gue jadi inget sama 'We Got Married - Global Edition' sebenarnya ketika gue ke Nami itu. Alih-alih sama 'Winter Sonata'. Gue nggak nonton drama itu omong-omong. Tapi gue tahu legendanya. Nah, ketika gue nonton WGM gue inget ada beberapa lokasi pertemuan pertama Heechul dan Puff Kuo di Nami. Jadi hari itu gue juga sekalian kayak refresh lagi, "Oh, ini yang mereka ketemu pertama kali. Oh ini yang itu, oh ini yang ini," walaupun itu juga sebenarnya monolog karena nggak ada yang ngerti. Yang lain kayaknya nggak nonton WGM.
Itu pasangan Jepang-nya lagi foto hahahahahaha
Masih di jalan setapak yang ada lampionnya, ada beberapa jalan kecil lain yang akan membawa kita ke spot lain di Nami. Ya contohnya lokasi First Kiss yang namanya diambil dari adegan Bae Yong Jun sama Choi Ji Woo di drama. Jalannya dikasih penanda dari boneka salju beton warna putih. Ada jembatan juga di belakang sana yang berhiaskan botol-botol soju warna hijau yang kemudian menginspirasi gue kalau suatu saat gue punya rumah, itu botol-botol kecap mau gue tempel aja di dinding supaya inget terus sama Nami.

Lo akan menemukan banyak banget orang di sepanjang jalan dengan berbagai perilaku (halah apasih). Kayak waktu gue mampir sebentar di patung boneka salju di sana misalnya, ada beberapa pasangan kakek nenek Tionghoa yang saling ceng-cengin buat foto mesra di kursi yang ada boneka salju kecil di mejanya. Ketika gue jalan di bawah lampion ada dua pasangan dari Jepang yang kayaknya udah niat banget buat ke Nami sebagai perjalanan penuh cinta kasih mereka. Mereka bawa tripod dan kameranya juga oke. Setiap ada kesempatan mereka berdiriin tripod, atur timer kamera, dan berpose berdua kayak Nami ini punya nenek moyang mereka.

"YAELAH BRO KALO JUGA JADI NIKAH UDAHLAH GAUSAH LEBAY LAH." kata seseorang bertopi bulu-bulu coklat yang iri karena belum pernah punya pacar. Maklum, pacaran itu mendekatkan diri kepada zina kalo kata orang soleh.



Karena sudah lewat tengah hari, dan akhirnya kita sampai di tengah-tengah pulau (gue rasa sih karena di situ yang paling rame dan ada banyak bangunan), kita semua mutusin buat istirahat sejenak dan cari makan. Sekaligus juga solat zuhur. Gue akhirnya menemukan bangunan lantai dua yang dimaksud sama mbak-mbak guide di tourist information center tadi dan langsung ke atas. Walaupun di atas juga tetep aja kebingungan harus belok mana belok mana. Berhubung gue anaknya baperan, jadi gue ikutin perasaan aja, dan nggak sia-sia, akhirnya nemu mushola. Ternyata baper pun berguna ya dalam kondisi demikian.



Musholanya ternyata jauh lebih bagus daripada bayangan gue. Nggak luas sih, lebih luas kamar kosan gue. Tapi setidaknya nggak bau dan sesuram mushola mall yang lokasinya di basement. Mushola di Nami bersih dan nyaman. Ruangan cowok dan ceweknya juga terpisah. Yang lebih asyiknya lagi sih sebenarnya karena merasa aman aja gitu. Nggak tahu kenapa kalo mau ninggalin barang di belakang pas solat kayaknya nggak akan ilang. Walaupun was-was juga sebenarnya. Dan yang paling membuat tempat itu nyaman sebenarnya karena hangat sih.

Nami hari itu sekitar 7 atau 8 derajat celcius, omong-omong.



Ruangan tempat sholat itu ternyata ada di dalam sebuah art gallery (ketika gue nulis ini, gue ingat sama salah satu temen gue yang sangat menyukai art dan gue langsung ketawa sendiri). Ada banyak ruangan yang memamerkan banyak karya seni yang gue sendiri sebenarnya nggak terlalu ngerti. Karena gue nggak ngerti, jadi gue pun hanya bisa terkagum-kagum aja sih melihatnya. Sesekali juga foto-foto alay lah. Kebetulan mbak Dinda juga ada di sana jadi bolehlah minta foto.

Di bagian lain kayak semacem playground buat anak-anak gitu tapi di sana ada menara dari buku-buku yang disusun tinggi banget. Awalnya gue nggak ngeh kalau itu buku karena gue buru-buru nyari mushola-nya. Tapi pas udah kumpul di bawah dan siap-siap buat makan, gue dikasih tahu kalau itu semua buku. Akhirnya gue naik lagi dan foto sekitar sana.



Di atas playground tempat anak-anak kecil itu juga banyak banget buku-buku yang dipajang. Beberapa juga digantung serupa burung. Setelah puas, kamipun makan siang dengan nyaman. Dan ini kayaknya sih makanan proper pertama dalam beberapa hari terakhir. Akhirnya bisa makan nasi dan halal seharga KRW 10,000.

Makanan dengan harga setara Rp 120 ribu itu habis dengan sangat cepat sekali. Tapi perut masih lapar. Ya biasanya gue makan Rp 8 ribu di warteg dan itu pun udah kenyang banget karena nasinya porsi kuli. Sementara di restauran di Nami, bibimbab seharga KRW 10,000 itu mungkin cuma betah sampai dada doang setelah ditelen. Belum sampai usus dua belas jari udah laper lagi.

Baru berasa setelah duduk lama di sana ternyata kaki nyut-nyutan karena jalan setengah hari ini. Kita duduk cukup lama di restauran itu juga karena ada Wi-Fi. Karena ternyata Olleh nggak ada jaringan di situ. Berhubung Wi-Fi di restauran gratis, yaudah, sekitar dua puluh menit kali kita di sana untuk internetan dulu sebelum jalan lagi. Dan di sanalah waktunya share segala macam mulai dari Instagram, Facebook, Twitter dan yang terpenting sih check in di Path. Biar #kekinian.

Karena lokasi restauran itu udah di tengah-tengah pulau, nggak jauh lagi kita akan sampai ke patung 'Winter Sonata' yang terkenal banget itu. Ada beberapa jalan setapak lain yang nggak kalah bagusnya buat foto-foto juga di sana karena pohon-pohonnya juga indah banget kalau dilihat. Setiap kali jalan gue pasti akan ada momen berhenti sebentar untuk sekedar merekam semua yang ada di sekeliling gue di kepala. Karena motret dengan kamera kadang-kadang nggak cukup.

Dan ketika gue sudah berdiri diam dan memerhatikan sekitar, berbagai bentuk fiksi sudah tercipta di kepala. Hihihihi....

Bahkan pohon-pohon di Nami aja bisa banget bikin baper.

Foto gaya film India ya hmmm....

Patung Bae Yong Jun sama Choi Ji Woo itu ramenya minta ampun. Nggak heran sih. Semua orang pasti pengen ke sana. Tapi karena sudah di Nami, nggak boleh kalah sama orang-orang dong. Kalau mereka bisa foto di situ ya berarti kita juga harus bisa. DAN HARUS SEMPAT. Walaupun antrenya butuh kesabaran ekstra. Yang namanya patung ikonik pasti sejepret dua jepret nggak cukup. Seorang aja bisa empat sampai lima kali foto dengan pose yang berbeda.

"Ya mbak pokoknya aku juga mau foto dan nggak mau posenya biasa aja," kata gue ke mbak Dinda. Dan jadilah adegan itu membuat beberapa orang yang antre di sana tertawa-tawa karena gue. Alhamdulillah gue sih seneng aja bikin orang ketawa.
A photo posted by RON (@ronzstagram) on


Setelah sesi foto mbak Dinda kelar, eh ini ketemu lagi kita sama pasangan Jepang yang tadi di jalan setapak foto berdua berasa Nami punya nenek moyangnya. Mereka mau foto di patung itu. Cowoknya udah yang paling ribet banget deh! Kayaknya mereka sendiri ngerasa nggak enak sama orang-orang yang udah antre karena ini pasti sesi foto mereka akan makan waktu lama. Pertama sih cowoknya motret ceweknya beberapa kali. Terus pas mereka mau foto bareng, si cowok kayak kagok gitu mau masang kamera ke tripod. Di sebelah tripod ada gue berdiri ngeliatin. Ujug-ujug ini cowok ngasih kamera ke gue.

"HAH APA NIH APA?!!" kata gue.

Terus cowoknya buru-buru samperin si cewek yang udah berdiri di depan patung. Langsung begaya.

"LOH?! HAHAHAHAHAH KAMPRET!"

Dia minta difotoin tapi pake bahasa isyarat. YA GIMANA SIH NGOMONG AJA GITU BAIK-BAIK KAN BISA! SIKAMPRET!

Gue mau ketawa juga tapi nggak enak. Akhirnya yaudah...

"Itung sampe tiga ya. Eh lupa nggak ngerti ya bahasa Indonesia. Oke deh, on the count of three, one! two! three!" kata gue akhirnya. Tapi nggak cuma sekali aja, dia minta berkali-kali. YAOKELAH ASTAGFIRULLAH NER BENER NI ORANG JEPANG. Setelah puas dia tatap-tatapan sama pacarnya, dia balik lagi buat ambil kamera dan beresin tripod terus ngebungkuk beberapa kali sambil bisa makasih.

"Ya kalo nikah kabar-kabarin deh ya. Kalo gak jadi juga kabarin," kata gue sambil berlalu sambil mikir gimana caranya bisa nemu calon istri setelah ini.

Di sekitar patung 'Winter Sonata' ada beberapa objek foto yang juga nggak kalah bagusnya. Kayak danau-danau buatan kecil yang airnya cetek dengan bayangan pepohonan coklat yang jatuh ke atas airnya. Ada rumah tradisional dengan gentong-gentong berbagai ukuran yang berisi kimchi. Ada kios-kios kopi lucu yang sayangnya nggak tertarik buat gue masukin demi menahan budget mengingat ini baru hari ketiga gue di Korea dan masih ada sekitar empat hari tersisa dan gue nggak mau mati kelaparan dan kedinginan di Seoul. Ada juga patung ibu-ibu bertetek besar yang nggak jauh dari lokasi itu, termasuk sepeda-sepeda yang dipaku di kayu sebagai penanda bahwa di lokasi ini Bae Yong Jun dan Choi Ji Woo sepedaan di dramanya.

A photo posted by RON (@ronzstagram) on


Harus gue bilang kalau nggak ada spot di Nami yang jelek buat foto. At least, kalaupun itu jelek, tapi lo akan tetap dapet feel kalau itu ada di Nami. Kalau lo suka musim gugur kayak gue (itulah kenapa dulu nggak suka Kyuhyun tapi pas dia rilis 'At Gwanghwamun' dengan konsep autumn langsung merasa terinjak-injak harga dirinya) lo pasti akan menikmati Nami to the fullest. Walaupun sayang banget sih gue ke sininya pas autumn udah mau kelar. Mungkin kalau pas di puncak-puncaknya bisa lihat banget warna-warni pohon yang berguguran itu.

Gue kagum bagaimana Korea Selatan bisa membuat industri dramanya menjadi sebuah hal yang sangat ikonik sehingga menjadikan 'Winter Sonata' sebagai ikon dari Nami. 'Winter Sonata' juga yang akhirnya membuat Nami menjadi tempat yang romantis, padahal kalau dilihat dari sejarah pulau ini, nggak ada kesan romantis-romantisnya.



Kekaguman gue sama Korea Selatan itu kadang bikin gue kesel juga. Kenapa industri sinetron kita nggak pernah bisa membuat sesuatu yang sangat ikonik seperti Nami sementara kita punya banyak sekali pulau eksotis yang bahkan Korea Selatan tuh nggak punya?

Perjalanan ke Nami memberikan kesan yang cukup mendalam. Tidak hanya karena pada akhirnya gue bisa sampai di tempat yang dibicarakan semua orang di internet ini, tapi juga karena berhasil ke sini cuma bermodalkan peta doang. Siapa yang butuh paket tur? Hahaha... Korea tuh segampang itu. Bahkan untuk ukuran gue yang sama sekali nggak bisa bahasa Korea pun bisa survive pada akhirnya sampai juga ke Nami. Yang penting berani malu aja sebenarnya.

Dan Nami pun kembali mengingatkan gue bahwa menjadi single bukanlah sebuah alasan untuk tidak bersenang-senang. Hihihi... Walaupun timing kedatangannya nggak pas karena efek autumn yang udah kelar dan efek winter yang belom keliatan, walaupun gue jalannya juga sendiri nggak sama pasangan, walaupun gue hanya jadi saksi beberapa orang yang sedang dimabuk asmara dan bahkan jadi tukang foto dadakan buat pasangan yang nggak tau bakalan nikah atau nggak (bitter), tapi semua itu nggak menutupi fakta bahwa Nami itu romantis. Even for a single.



Aku akan kembali lagi ke Nami. Janji!


Di Balik 'Glory Day Fighting!' Project

$
0
0

Dulu, pas awal-awal EXO debut, gue pernah bilang ke diri gue sendiri, kayak semacam "sumpah seorang fanboy alay" gitu kalau gue nggak akan bias sama siapapun di EXO. Mungkin saat itu gue terlalu terlena dengan slogan 'We Are One' yang selama ini mereka bangga-banggakan. "Nggak boleh bias dong! Harus dukung EXO secara tim dong!" Padahal mah... yaelah bro... we are out one by one...

(putar 'Promise (EXO 2014)', lalu bernyanyi dalam kesenduan sambil memandangi foto Kris, Tao dan Luhan yang diterangi cahaya lilin)


Seiring waktu berlalu, "sumpah seorang fanboy alay" itupun hancur karena pada akhirnya, gue dituntut untuk mengikuti hukum alam di fandom KPop ini: memilih bias. Salahkan tim marketing SM Entertainment karena harus membuat cover album per-member itu dan tidak mencetak satupun cover album grup. Buat orang yang sudah memutuskan untuk tidak punya bias otomatis nggak punya pilihan.

Akhirnya gue pun menentukan pilihan.

Perjalanan bias gue di EXO cukup rumit. Lucunya, semua dimulai dengan Tao. Sebelum negara api menyerang, harus gue akui dulu gue pernah bias Tao. Sebelum kemudian gue sadar bahwa mungkin hari itu gue terlalu banyak mengkonsumsi mecin dari nasi goreng depan kosan lama gue di Depok. Setelah Tao, Sehun sempat masuk list. Tapi setelah 'What Is Love' keluar, Baekhyun seolah menginjak-injak semuanya sampai benyek.

'History' menyusul dirilis dan saat itu pertanyaan gue cuma satu, "Sebenarnya siapa sih orang yang mukanya berubah-ubah di setiap frame ini?!"
Di masa-masa gue masih nontonin MV sampai puluhan kali demi untuk review, gue memperhatikan ada keanehan di wajah orang ini. Di bagian awal MV mukanya kalem tertekan, di tengah-tengah MV tiba-tiba keriput dan kayak kakek-kakek kebanyakan masalah hidup, di bagian akhir mukanya jadi beda lagi walaupun masih tetap merasa tertekan dan terlihat canggung.

Di showcase pertama EXO, muka orang ini beda lagi bentukannya. Antara ketawa sama nangis nggak ada bedanya. Ekspresinya awkward banget! Kalau mingkem beda. Kalau nyengir beda. Tapi lebih bagus dia mingkem daripada nyengir. Jadi mending mingkem aja terus. Segala caci maki pun mengalir buat orang ini. Apalagi setelah adegan nangis di TV pas nerima piala pertama yang aneh banget itu.  Belum lagi ekspresi mukanya yang terlihat seperti sedang menahan sakit perut ketika nyanyi 'Baby Don't Cry'.

Semakin lama semakin banyak pula caci maki buat dia. Tapi lama-lama kok ya dinikmati juga dan pada akhirnya secara tidak diduga-duga diapun merangkak ke posisi teratas daftar bias. Kacau sih, Kim Junmyeon ini emang.

Karena mas-mas yang punya nama panggung Suho ini dinilai sangat cheesy oleh beberapa orang teman gue, diapun akhirnya jadi korban bully di peer group gue. Kalau dulu-dulu, gue mungkin akan menanggapi mereka yang ngejek Suho dengan, "Ya emang gitu orangnya, gimana dong?" seolah-olah gue sama Suho udah temenan sejak masih zygot. Tapi sekarang kalau ada yang ngejek Suho, gue merasa punya kewajiban untuk membelanya dengan sepenuh hati.

"Nggak usah sok-sok ngatain Suho deh, mending ruqyah aja bias lo tuh, supaya nggak sering dikuntit sasaeng," kata gue kepada salah seorang fans Chanyeol.

Maafin.

Gue lupa tepatnya sejak kapan gue mulai bias ke Suho. Tapi yang jelas, cuma karena seonggok daging yang beda usianya cuma beberapa belas hari lebih muda dari gue itu yang bisa membuat gue memutuskan untuk mengecat rambut gue jadi pirang. Dan setelah insiden tidak sengaja di TLP 2014 Jakarta dulu, gue makin bias ke Suho. Terlebih karena belakangan Baekhyun fans-nya banyak banget dan pusing banyak banget juga yang nge-ship dia sama Chanyeol. Padahal gue nge-ship Baekhyun sama Suho.

#EA #CRACK #GAKRESMI #MAKANTANAH

Dan ketika Suho dikabarkan bakalan main film, gue antara yang excited sama bertanya-tanya. "Ini orang bisa akting banget?" Lupa kalau selama ini dia di-training juga jadi aktor, nggak cuma jadi boyband.



Gue sedang duduk menyesap kopi panas dan makan bubur ayam suatu pagi di kantor ketika gue kepikiran untuk bikin proyek dukungan buat film 'Glory Day'. Sebagai film yang jadi debut Suho di layar lebar, tentu saja gue yang berstatus EXO-L tidak pure karena tidak nge-ship ChanBaek ini harus menunjukkan dukungan gue buat bias. Akhirnya itu bubur ayam gue kesampingkan dulu. Itu kopi gue taruh di pojokan meja kerja gue dulu. Kemudian gue fokus ke laptop dan ngetik di WordPad: "GLORY DAY FIGHTING!" project by #KaosKakiBau.

Ini sebenarnya bukan project online pertama yang gue bikin. Waktu boyband HISTORY debut tahun 2013 dulu, gue dan beberapa temen di Twitter juga rame-rame bikin project dukungan buat grup LOEN Entertainment itu. Nggak rugi sama sekali karena project-nya di-notice sama LOEN! Superbahagia!

Proyek kedua gue yang berhasil adalah #THANKYOUCOMPOSER yang waktu itu ditujukan buat para komposer lagu-lagu artis SM Entertainment. Karena kebetulan banyak dari mereka ada di friendlist Facebook gue, jadi akses untuk nunjukkin project-nya ke mereka juga lebih murah. Alhamdulillah lagi mereka menanggapi project-nya dengan sangat positif.

Gue nggak berharap banyak dari project 'GLORY DAY FIGHTING!' ini. Karena belakangan Twitter gue udah sepi banget, nggak kayak dulu-dulu. Maklum, sekarang sering di-bash. Jadi orang-orang juga udah males kayaknya buat ngikutin kicauan nyampah gue di Twitter. Belakangan juga jadi makin sotoy soal segala macam. Banyak yang akhirnya nggak nyaman kali terus di report spam, nggak tahu deh.

Lah malah suuzon.

ASTAGFIRULLAH!!!!!!!!!!!!

Tapi berasa kok. Sekarang Twitter emang sepi. Nggak kayak dulu-dulu. Gue pun merasa kehilangan. Hahahah... tapi yah, project harus tetap berjalan. Apapun yang terjadi. Target gue nggak banyak-banyak banget. 100 aja sebenarnya sudah kebanyakan. Tapi kalaupun yang kirim juga cuma 10 yaudah nggak apa-apa, pikir gue. Walaupun ketika sudah H-14 itu project selesai, yang kirim email baru dikit banget.

Gue agak sedih sebenarnya hahahahah "Masa sih fans Suho pada mager semua gini?!" sampai akhirnya gue inget Pink Red Project pernah nawarin bikin giveaway di bulan Februari dan masih belum dijalani. Akhirnya gue minta mereka buat menyediakan hadiah dan menjadikan giveaway di bulan Maret aja. Sekalian gue mau promosiin LINE@ KaosKakiBau yang beberapa bulan terakhir sedang gue rintis eksistensinya.

Ketika project ini akhirnya berhadiah, mulai ada beberapa yang kirim lagi. Dari 8 jadi 10, dari 10 jadi 15. Ya okelah, lumayan, daripada nggak ada sama sekali? 16 sama gue bisalah itu jadi satu album di Facebook. Tapi apakah nanti tim 'Glory Day'-nya akan notice, enggak tahu deh. Karena jumlah 16 orang itu nggak representatif sama sekali sih, mengingat fans Suho gue yakin banyak banget di Jakarta aja.

Gue udah berasa agak males buat ngelanjutin. Apalagi promosiin. Hilang semangat bisa dikatakan begitu. Tapi beberapa fans Suho termasuk Suho Union INA bantu share project ini dan Alhamdulillah beberapa foto baru dikirim ke email. Mulai banyak juga yang nanya-nanya gimana cara ikutan dan sebagainya.

Beberapa hari menjelang deadline, tiba-tiba gue dihubungi oleh sponsor dan dia mau ngasih tiket SNSD 'Phantasia' Jakarta. Wah gila sih. Gue nggak mungkin nolak. Karena ini kesempatan terakhir gue buat bikin itu project at least bisa lebih dari 50 orang yang ikutan. Akhirnya gue mengambil risiko itu. Gue jadiin tiket SNSD itu reward buat yang ikutan project.

Kenapa gue bilang risiko? Jelas karena pada akhirnya akan ada kemungkinan fokus orang-orang yang ikutan bukan ke project-nya lagi. Tapi ke hadiahnya. Kemudian ketika fokusnya sudah berubah, nanti yang ikutan pasti akan merasa kecewa kalau misalnya nggak dapat hadiah. Padahal kan niat awalnya juga ini project emang nggak berhadiah.

Ah tapi yaudahlah... daripada nggak ada yang ikutan... hajar ajalah. Yang penting banyak dulu deh yang kirim foto. Jadi ketika gue email ke pihak 'Glory Day'-nya, mereka juga merasa bahwa project ini lumayan oke buat di-share karena banyak yang ikutan. Dan begitulah....

Sampai hari deadline, gue seneng banget akhirnya ada lebih dari 75 orang yang ikutan. Satu orang bahkan ada yang kirim dua sampai tiga foto yang bikin gue makin bingung mau posting yang mana, sampai akhirnya gue posting aja semuanya. Ada yang fanboard-nya oke, ada yang fanboard-nya bagus banget. Ada yang keliatan banget usaha buat bikin, ada juga yang kayak gue yang cuma modal photoshop dan fanboard sisaan 'THE EXO'luXion' Jakarta ataupun kertas putih.

Sebenarnya nggak masalah. Karena tujuan utama project ini kan dukungan, bukan ngejer hadiah (walaupun...... yah..... kembali ke paragraf sebelumnya). Yang jadi masalah sekarang adalah, gimana caranya supaya project ini di-notice sama 'Glory Day'.

Jelang libur panjang akhir pekan kemaren, gue akhirnya mem-posting total 80-an foto ke Facebook KaosKakiBau. Link fotonya kemudian gue sebar ke segala penjuru. Mulai dari LINE@ KaosKakiBau, Twitter, Facebook, Instagram (+direct message), sampai spamming di Facebook 'Glory Day'. Bahkan gue sempat email langsung ke Butterfly CJ supaya mereka ngeh kalau fans Indonesia sedang bikin project buat 'Glory Day'.

Gue juga ngajak anak-anak yang ikutan untuk mem-posting foto-foto  mereka ke Instagram dengan me-mention akun-akun aktor, sutradara dan juga akun official 'Glory Day' supaya jadi buzz. Dua hari pertama nggak ada hasil. Gue sendiri khawatir kalau gue nggak akan bisa total untuk mempromosikan project ini sampai di-notice. Karena weekend kemaren gue harus ke Yogyakarta dan Borobudur yang sudah direncanakan sejak Desember. Dan itu akan membuat gue nggak sempat buka laptop sama sekali. Sampai akhirnya gue pasrah. Sesampainya di Borobudur, gue nggak mikirin apapun soal fanboard ini.

"Terserah deh, mau di-notice atau nggak. Yang penting udah bikin kan nih. Seru-seruan aja kan intinya. Yaudah," kata gue ke diri gue sendiri separo pasrah separo mau nangis karena sudah merasa akan gagal.

Minggu (27/3/2016) gue sedang berada di museum Candi Prambanan sama Ajie dan Dito. Kebetulan sedang hujan jadi kita neduh. Otomatis karena nggak ada kerjaan, buka handphone lah. Terus kemudian gue refresh Instagram dan shock banget.

8 menit yang lalu.

Gue inget banget itu gue liat update-annya pas udah 8 menit setelah itu akun gloryday2016 nge-post.

Foto-foto project kami........

FOTO-FOTO PROJECT KAMI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Posisi gue duduk sore itu mendadak langsung berdiri dan gue teriak kenceng banget di museum. Untungnya sepi. Tapi tetep aja nggak wajar orang teriak di museum kan. Gue nggak tenang sama sekali. Kepala udah muter-muter. GUE HARUS APA NIH?!?! APA YANG HARUS GUE LAKUKAN?!?!?!?

Yang pertama kali kepikiran adalah screencapture itu posting-an Instagram, terus di-post di Facebook KaosKakiBau dan Twitter gue. PAKE CAPTION HURUF BESAR! Dan setelah beberapa saat barulah gue sadar kalau 'Glory Day' sudah notice project-nya.

SELAMAT BUAT FANS INDONESIA!!!!!!!!!!!!

Nggak cuma di Instagram, akun facebook Butterfly CJ juga nge-share albumnya di Facebook. CJ Entertainment Internasional juga (walaupun gue nggak yakin itu akun official). Salah satu staf CJ E&M juga nge-share lewat akun personal-nya.



Sebelum gue mengakhiri posting-an gue dan mengumumkan pemenang Giveaway LINE@ KaosKakiBau-nya, gue mau minta maaf dulu. Tadi pagi gue sempat jelasin lewat beberapa tweet soal pemilihan pemenang giveaway ini (baca dari kiri ke kanan per kotak kotak):



Kalau mungkin ada yang ngerasa kalau metode pemilihan pemenang gue nggak adil dan nggak menghargai kalian-kalian yang sudah bikin fanboard bagus-bagus. Maaf yang sebesar-besarnya. Harusnya memang gue nggak menjadikan project ini sebagai giveaway sih. Jadi mohon maaf lahir batin.

Gue seharusnya nggak menyia-nyiakan kerja keras kalian yang udah bikin fanboard niat banget dengan mengacak pemenangnya secara random. Tapi gue juga nggak bisa mengabaikan mereka yang udah ikut project ini walaupun cuma dengan kertas putih dan isinya di-photoshop. Jadi dengan memilih via random.com, semua mendapat kesempatan yang sama.

Jadi sekali lagi maafin OTL OTL OTL OTL OTL.

(putar 'Unfair' by EXO)

Cek pemenangnya di album di bawah ini. Foto yang di kolom komentar ada smiley-nya berhak dapat hadiah giveaway merchandise sesuai pilihan. Foto yang di kolom komentar ada logo hati-nya akan dapat tiket SNSD sesuai yang dijanjikan. Selamat buat para pemenang! Selamat buat semua yang ikutan project-nya karena sudah di-notice! Gue jadi nggak enak karena ending-nya jadi kesannya jahat gini.


글로리데이 화이팅 ! 인도네시아 펜들의 프로젴트 버터플라이 프로젝트
Posted by KaosKakiBau on Wednesday, March 23, 2016


Tapi selamat, sekali lagi! Dan maaf, sekali lagi!


Bonjour, Petite France!

$
0
0
Ya Allah... Hahahaha I'm glad to be back! Belakangan ini gue kayaknya terlalu sibuk dengan dunia sendiri sampai-sampai blog ini jadi prioritas kesekian! Sedih... Kerjaan terlalu menyita waktu dan 24 jam sehari itu ternyata nggak cukup. Berbahagialah kalian yang masih duduk di bangku SMA, SMP (bahkan mungkin SD?????) dan kuliah karena nggak punya kewajiban untuk menafkahi diri sendiri.

Everything is fine, right guys?! Dunia KPop lagi kacau balau banget kayaknya ya? Belum lama ini gue kerja ke Singapura dan denger kabar kalau Minzy udah keluar dari 2NE1. Dan malam ini gue sudah di Jakarta lagi dan Hyunseung keluar dari BEAST. Wah... Wah... Wah... kenapa KPop nggak bikin berita bahagia terus sih macem KaiStal? Kan happy tuh, kalau setiap hari ada dating news. HAHAHAHAHAHAHAHAH

Sebagian dari part ini gue sempat-sempatin tulis di Singapura di sela-sela pekerjaan di sana beberapa pekan lalu. Sialnya nggak sampe selesai. Karena ternyata ketertarikan untuk jalan-jalan dan panas-panasan di sana lebih menarik ketimbang diem di kamar hotel dan ngetik. Hahahaha... maaf... maaf... sisanya gue usahain kelar di Changi Airport juga di hari terakhir, tapi ujung-ujungnya malah tertarik muter-muter terminal 2, ngeliat kebun bunga matahari dan nyobain alat pijit gratisan. DAMN LIFE IS SO BEAUTIFUL JUST BECAUSE KURSI PIJAT GRATISAN AT CHANGI AIRPORT!

Ini sebenarnya Changi apa mall Blok M.

Well, I hope everyone's okay and happy. Di kesempatan kali ini, gue ingin bercerita soal pengalaman gue di Korea yang masih banyaaaaak banget yang belum ditulis. Di episode sebelumnya (tsaaaah berasa drama Korea beneran!) gue sudah menulis soal jalan-jalan ke Nami yang ujung-ujungnya gue jadi tukang foto mendadak. Kali ini, lanjutan sedikit dari tur di Gapyeong, gue mengunjungi satu tempat wisata yang namanya Petite France.
Dah yah... Posting-an ini adalah bagian kesembilan dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
2. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
3. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
4. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
5. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
6. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
7. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
8. Dream Come True: Finally, Seoul!

Walaupun sebenarnya kurang lama, tapi Nami supermenyenangkan! Rasanya nggak mau pulang banget. Perasaannya tuh kayak misalnya suatu akhir pekan gue sedang ada di Bandung, menghabiskan hari dengan random jalan ke sana dan ke sini sendirian (terkadang diselingi dengan nonton lomba cover dance). Dan ketika kembali ke Jakarta perasaannya campur aduk. Can I just stay here a bit longer?
Sadly, no.

Matahari bahkan belum benar-benar terbenam ketika gue, mbak Dian, mbak Swita, mbak Dinda dan mas Aryo akhirnya harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal buat Pulau 'Winter Sonata' itu. Hiks... I'M SO SAD, NAMI! WE SHOULD MEET AGAIN SOMEDAY YA! Tapi karena masih ada satu lokasi lagi yang di daerah situ dan pengen kita datengin, mau nggak mau emang harus balik. Tujuan selanjutnya adalah Petite France.

Gue tahu tempat ini dari selebaran yang dikasih mbak Dian sebelum kita berangkat ke Korea. Sama sekali nggak tahu kalau ternyata lokasi ini memang dijadikan tempat syuting beberapa acara TV dan juga beberapa drama Korea. Hihihi... walaupun sudah lama berkutat dengan dunia KPop yang fana ini, masih ada banyak hal yang sebenarnya gue nggak tahu juga. Lebih ke karena malas cari tahu sih. Tapi karena efek acara TV dan drama ini juga akhirnya Petite France meroket popularitasnya di kalangan wisatawan asing maupun lokal. Kalau gue lihat sih sebenarnya asing lebih berasa, karena pas ke sana kebanyakan bukan orang Korea yang sedang liburan di situ.

Ada beberapa wisatawan domestik. Tapi jumlahnya nggak banyak. Yang mendominasi malah orang-orang tua. Beberapa pasangan muda yang bolos kuliah demi pacaran juga menikmati sore jelang matahari terbenam mereka di sana. Hmm... ini suuzon sih. Tapi ya mereka terlihat seperti itu.

Lokasi ini sebenarnya emang pas banget buat pacaran. Bener-bener romantis soalnya. Ya gimana aja Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang menginspirasi pasangan-pasangan itu buat ke sini kan.

Ke Petite France dari Nami nggak bisa ditempuh dengan jalan kaki. Tentu saja. Apalagi ngesot. Makin nggak bisa. Tapi kalau kalian siap usus dan otak berceceran di jalan, boleh dicoba. Tapi karena badan gue capek banget, kendaraan umum adalah hal yang paling bijak untuk menuju Petite France ini.

Kami harus naik ferry yang sama dari Nami untuk kembali ke pelabuhan di seberang sana. Kepala gue mendadak muter-muter di tengah-tengah keramaian. Biasanya gini kalau udah capek banget. Butuh tempat bersandar. Walaupun gue seneng banget sama salju dan konsep musim dingin yang selalu digambarkan di film-film, tapi musim dingin kayaknya nggak cocok sama badan gue. Beberapa hari di Korea aja rasanya badan udah pegel banget karena menggotong pakaian tebal. Karena biasanya Jakarta panasnya udah kayak tetanggaan sama neraka. Nerakanya Depok dan Jalan Margonda.

Butuh sandaran banget pokoknya. Makanya pas di ferry gue memutuskan untuk cari tempat duduk yang deket sama "dinding" kapalnya. Tapi nggak dapet karena keduluan sama mas-mas berbadan besar yang mendominasi dua kursi. Karena nggak mungkin gue bersandar di bahunya walaupun terlihat (dan pasti akan terasa) empuk, akhirnya gue hanya bisa sejenak memeluk ransel yang ditaruh di atas paha lalu memejamkan mata. Berharap duduk ini bisa memberi sedikit kekuatan untuk jalan kaki lagi di Petite France nanti. DAMN THESE INSOLES! Kaki nyut-nyutan makin berasa. Sempat ketiduran sebentar karena, yes, gue bisa tidur di mana aja kalau udah kondisi capek begini.

Pengalaman tidur di pasir pas 'Super Show 4' dan trotoar Lapangan D pas 'The Lost Planet' bikin gue tentu saja nggak bermasalah dengan lokasi tidur. Sudah ternoda. Gue hanya tinggal melatih kemampuan tidur berdiri aja ini supaya sempurna sudah ilmu alam.

Setelah ferry menepi dan kita semua turun, ada kabar baik dan ada kabar buruk yang harus kita hadapi. Kabar baiknya, ferry itu menepi dengan selamat dan nggak ada satupun yang tertinggal di Nami. Kabar buruknya, nggak ada sama sekali dari kami yang tahu gimana caranya ke Petite France.

Kamipun meminta petunjuk Allah SWT.

I'm so happy with this journey to Korea because I'm with another dorky sunbaenim-deul yang mau aja diajak pose-pose jahanam macem beginian di tempat umum.
Walaupun gue disuruh jadi guide dalam perjalanan ini tapi gue juga nggak tahu apa-apa soal Petite France. Akhirnya kita semua berada dalam fase bingung. Sempat kepikiran buat naik taksi aja, tapi ada keraguan yang menyeruak (APA SIH BAHASA GUE) di antara kami sehingga akhirnya mutusin buat naik bus aja buat ke Gapyeong Station lagi.

"Nanti dari sana kita naik bus yang hop on/off itu aja gimana?" kata gue memberikan saran. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa gue tawarkan karena gue nggak tahu cara yang lain. Ketika sedang dalam perjalanan keluar dari pelabuhan itu kebetulan bus yang ke stasiun udah nongkrong depan halte. Jadi yaudah kita semua akhirnya naik itu. Tap T-Money dan masuk, nggak sampai beberapa lama kita udah di Gapyeong Station lagi.

Pas sampai di depan Gapyeong Station itulah kita baru tahu kalau ternyata kita tuh bisa naik bus hop on/off dari Nami. BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAKKKKK SEMPAK NAGA! Ternyata untuk menuju Petite France itu pasti akan lewat Nami. Sejalur dan itu menanjak. Yah... namanya juga pendatang. Udah gitu nggak bisa bahasa Korea lagi. Udah gitu sotoy lagi. Lengkap sudah kehinaannya. Tapi yaudahlah, kita udah sampai Gapyeong Station juga, mau nyesel gimana juga nggak bisa. Setelah bayar KRW 6,000 untuk ongkos bus sampai mabok, kita semua naik dan duduk manis di belakang pak sopir yang sedang bekerja.

Dengan ketusnya.

Sopirnya bapak-bapak tua judes gitu. Nggak terlalu bisa bahasa Inggris dan menurut gue nggak ramah sama sekali. Kayak misalnya dia nggak ngebolehin kita buat masang gelang tiket kita sendiri karena takut gelang itu akan disalahgunakan (dikasih ke orang lain yang nggak bayar) yang akhirnya membuat dia makein gelang semua penumpang satu per satu. Ya kan makan waktu banget.

Jadi pas itu gue mau pasang sendiri dan sengaja gue set untuk dipasang longgar aja gitu jadi nyaman. Eh si bapak marah-marah dan langsung narik tangan gue terus makenya kenceng-kenceng banget. Buset. Dan itu nggak cuma gue aja yang dimarahin. Hampir semua penumpang yang melakukan hal sama juga diomelin sama dia. Duh, karena badan gue udah lelah banget, akhirnya yaudah pasrah aja. Abis ini gue bakalan lanjut tidur aja.

Dari Gapyeong Station ke Petite France (beneran lewat Nami dan gue sama mas Aryo ketawa-ketawa aja karena kita tadi harusnya nggak naik taksi pas ke Nami, mending bus ini aja. Dan dari Nami gak usah balik lagi ke Gapyeong Station tapi nunggu aja di sana) lumayan jauh ternyata.

"Untung nggak pake taksi loh ya!" kata mas Aryo. Karena nggak cuma jauh, dari Gapyeong Station ke Petite France itu naik bukit terus jalannya berkelok-kelok bikin mabok. Kalau lo pernah ke Berastagi dari Medan naik bus, ya kayak gitu kira-kira. Tapi nggak lebih parah dari Pusuk Pass di Lombok kok. Yang ini bener-bener naik dan curam banget gitu. Karena jalanan yang berkelok-kelok itu bikin gue jadi agak mual. Makanya gue paksain buat tidur aja.

Entah persisnya jam berapa kita cabut dari Nami, yang jelas ketika sampai di Petite France matahari sudah hampir terbenam. Jadi sebentar lagi gelap. Dan seharusnya Petite France memang lebih terasa oke kalau malam hari karena banyak lampu-lampu. Turun dari bus, salah satu dari kita (TEBAK SIAPA?! HAHAHAHAHHA) muntah-muntah karena jalan yang parah banget itu. Setelah menghabiskan sebagian isi perutnya di pinggir jalan kitapun masuk Petite France.


Ongkos masuknya sekitar KRW 8,000 - KRW 10,000. Sebelum masuk, pastikan untuk selfie dulu di depan logo Petite France-nya soalnya itu lucu banget dan ikonik menurut gue (foto teratas di posting-an ini). Cuekin aja banner gede yang ada gambar 'Kau yang Berasal dari Bintang', 'Secren Garden' sama 'Running Man' yang ada di depan juga. Karena itu biasa banget dan tinggal print doang. Hahaha... jelas manajemen Petite France nggak mau kelewatan buat menjadikan acara-acara TV populer itu sebagai pembantu promosi mereka juga.

Pintu masuk Petite France agak menanjak. Well yeah, sebenarnya seluruh jalan setapak yang ada di sini menanjak. Karena sekarang posisi kita sendiri lagi di atas kawasan perbukitan. Kalau ngeliat ke utara deretan pohon-pohon tinggi di tebing dan hutan-hutan. Di barat matahari sudah hampir tenggelam dan suasana sore itu bener-bener bikin bahagia banget. Baru masuk ke pintu depan aja udah kagum banget sama tempat ini. Ini sih semacem lokasi yang ada di khayalan lo ketika masih anak-anak banget!

Gue nggak berenti ber-WHOAAAA WHOAAAAA ketika baru aja masuk. Karena pemandangan pertama yang gue lihat adalah bangunan warna-warni yang ada di kaki-kaki bukit jadi ada yang rendah, ada yang tinggi. Imajinasi kanak-kanak gue mendadak menyeruak ke permukaan. Yang pertama kali teringat adalah cerita 'Gadis Penjual Korek Api'. Padahal maskot Petite France ini kan sebenarnya 'The Little Prince' yang jadi judul album-nya Ryeowook itu. Tapi karena gue belum pernah baca dan nonton filmnya, jadilah nggak bisa membayangkan syal-nya yang menjuntai dan terbang-terbang tertiup angin itu. Makin gelap hari itu jadi dingin banget ANJIRRRR JELANG MALAM KOREA MAKIN PARAH DINGINNYA. Angin sih yang harus banget diblokade karena bikin pengen cepet-cepet masuk bus lagi dan diem aja di sana sampai adzan subuh.


Petite France ini sebenarnya luas banget. Tapi sayangnya kita nggak punya cukup banyak waktu untuk eksplor lebih dan lebih. Mengingat kita sampai di sana juga udah sore, jadi sebelum benar-benar gelap kita harus sudah kembali ke Seoul. Pertama, karena barang-barang kita masih di Lotte Hotel Seoul. Kedua, karena besok ada beberapa di antara kami yang harus balik ke Indonesia. Ketiga, karena gue juga harus check in ke hostel yang gue booking di kawasan Hapjeong, dekat Hongdae. Jadilah waktu yang singkat di Petite France itu kita manfaatkan sebaik mungkin.

Tentu saja kita harus foto-foto. Hahaha... rasanya pengen nangis kalau inget gimana repotnya buka sarung tangan, keluarin kamera, foto, kalungin kamera, pasang sarung tangan lagi, dan seterusnya. Dinginnya udara hari itu bikin nggak fokus ngapa-ngapain kecuali gemeteran. Sesekali juga bibir perlu dikasih lip balm karena kalo nggak, fotonya bakalan keliatan kayak manusia nggak minum enam belas hari. Bibirnya pecah-pecah. Belum lagi ekspresi wajah nggak pernah beres karena dingin dan capek. Muka udah butek banget pokoknya. Setiap lima belas menit sekali wajib kepengen pipis karena dingin. Tantangan banget nahan pipis sambil bergaya pas di foto.

Gue memanfaatkan momen sejenak untuk berdiri di tengah-tengah Petite France dan melihat gedung-gedung warna-warni yang bener-bener menggambarkan khayalan masa kecil gue banget itu dan memaksa kepala gue untuk masukin setiap detailnya ke long term memory. Noleh ke kiri dikit ada kafe dan toko souvenir, noleh ke belakang ada semacem teater terbuka gitu, di depan agak ke kanan ada standee Do Min Joon sama Cheon Song Yi yang siap diajak foto-foto alay.


Konsep tempat ini bener-bener bagus banget. Orang-orang ini tau banget gimana bikin wisatawan yang haus akan oppa eonni nuna dan hyung ini untuk datang dan leyeh-leyeh sambil ngayal adegan-adegan di drama Korea kesukaan mereka. SEBEL BANGET, TAPI SAYANG! (to be honest if you haven't go to FarmHouse Lembang, YOU SHOULD GO LIKE RIGHTAWAY BECAUSE FOR ME FARMHOUSE IS KINDA LIKE PETITE FRANCE!)

Gue nggak mau membiarkan diri gue terlalu larut dalam kegalauan tanpa pasangan karena di sekeliling gue banyak sekali orang yang lagi pacaran (bahkan kakek-kakek pun menggandeng nenek-nenek dengan romantisnya). Akhirnya yasudah, tur singkat di Petite France pun dimulai. Walaupun, ya kemana pun lo melangkah, pasti akan ada orang pacaran sih.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Mungkin awalnya agak menyesal kenapa sampai di Petite France terlalu sore. Tapi ternyata penyesalan itu terbayar karena berarti lampu-lampu yang ada di sana akan dinyalakan semua. Di sebelah kiri dari plaza ada sebuah terowongan yang sebenarnya biasa aja sih anjir nggak ada istimewa-istimewanya, tapi karena ditata dengan rapi dan dikasih lampu terus lampunya dinyalain, sedikit hiasan bunga-bunga, standee si Pangeran Kecil dan juga ornamen-ornamen bola-bola khas yang dipasang di pohon natal bikin itu terowongan jadi menarik aja buat di foto. Dan fakta bahwa ini ada di Korea juga bikin terowongan nggak penting ini jadi makin bikin meleleh. SEBEL GAK SIH SAMA KOREA!?


Ekspresi muka gue udah nggak jelas banget ketika gue minta mbak Dinda (atau mbak Swita deh) untuk fotoin gue di sana. Topi musim dingin penyelamat kehidupan dan harga diri itu membuat gue terlihat seperti orang-orang gunung. Yah... daripada mati konyol.

Eh, gue udah bilang belom, kalau lagu-lagu berbahasa Prancis diputar terus di sini? Iyak! Bikin suasananya makin kayak di negeri dongeng. Makin pengenlah peluk-pelukan bersama kekasih.

Astagfirullah.

"Sesungguhnya yang mendekati zina itu tidak disukai Allah SWT."

Keluar dari terowongan nggak penting tapi bikin ngiler buat foto itu kita memilih untuk mendaki. Menuju ke bagian belakang geudng-gedung warna-warni yang tadi kita lihat di bawah. Di atas anginnya makin kenceng, tapi yang pasti pemandangannya pun nggak akan rugi untuk dilihat. Dan bener aja, makin naik ke atas, suasana dunia dongengnya makin terasa. Kenangan akan masa kecil gue yang sebenarnya nggak oke-oke banget tapi ngangenin mendadak keluar di kepala. Ada yang salah teken tombol di dalam sana nih kayaknya. Hahahaha (ala-ala Inside Out).


Ornamen-ornamen natal bikin suasana di sana jadi beda dan jadi berasa di luar negerinya. Lampu-lampu juga bikin pemandangan makin oke aja. Intinya sih kalo ke sini siapin memory card kosong aja karena setiap pojok lokasi pasti bakalan pengen foto, foto dan foto. Bahkan dinding aja bagus. Bahkan jalan setapak aja bagus. Bahkan baliho buat nutupin jurang aja bisa jadi background foto yang lucu.

Kalau usia gue masih 5 sampai 12 tahun mungkin gue akan sangat bahagia kalau diajak ke Petite France. Sekali lagi, tempat ini bener-bener diciptakan buat anak-anak sebenarnya. Banyak sekali hal-hal lucu yang anak-anak banget! Rumah Orgel misalnya, gue sempat masuk dan itu di dalemnya lucu banget berasa lagi ada di rumah kue di dalem hutan di kisah Hansel & Gretel. Ya sekali lagi pokoknya kalau lo tumbuh besar membaca kisah-kisah dongeng klasik, maka tempat ini diciptakan buat lo. Dijamin nggak akan bosen!


Idealnya, kalau menurut gue, jalan-jalan di tempat ini bisa selesai dalam waktu 2 - 3 jam. Yah, maksimal 4 jam mungkin kalau misalnya lo bergerak terlalu lambat dan tipikal orang yang capek banget kalau mendaki. Kalau aja gue dateng lebih awal, mungkin semua lokasi akan bisa terjamah.

Gue nggak mau bilang kalau musim dingin bukanlah waktu yang pas untuk datang ke sini. Tapi menurut gue, kalau misalnya datangnya di musim semi mungkin akan lebih menyenangkan karena hangat. Tapi, musim dingin dan suasana natal yang identik dengan lampu-lampu lucu membuat Petite France jadi semakin berasa romantis. Bukan dalam artian "pacaran", tapi romantis aja mengenang masa kanak-kanak di sini. Tapi emang harus tahan banget sama dinginnya.


Bahkan setelah berbulan-bulan berlalu sejak kunjungan pertama gue ke Petite France gue masih bisa mencium campuran aroma kopi dari kafetaria di pojokan, angin dingin musim dingin, dan mendengar suara musik dan lagu berbahasa Prancis yang diputar di tempat ini. Ketika tiba waktunya untuk pulang, jalanan sepi di depan Petite France sudah mulai tidak tampak karena matahari makin menghilang. Tapi pemandangan dari sana, menuju ke laut yang ada di kejauhan bagaikan lukisan alam yang tidak terlupakan.


À toute à l'heure, Petite France!


[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Bikin Rusuh 'Phantasia in Serpong': Prologue

$
0
0


Pertama-tama gue mau bilang dan mendeklarasikan diri kalau gue bukan SONE. Yes... sebagai fans KPop yang sudah cukup lama malang melintang di dunia fana penuh drama ini, gue sadar kalau menyebut diri sebagai bagian dari fandom itu ternyata nggak semudah ngejemur celana dalam di pagar depan kamar kosan.
"Ya menurut gue, lo nggak bisa nonton satu video SNSD, terus suka, terus lo nyebut diri lo SONE."
Begitu kata gue pada diri gue sendiri beberapa tahun yang lalu ketika temen kuliah gue (namanya Donna, dan gue kangen sama dia karena kita lama banget nggak ketemu!) ngasih lihat video 'Gee' dan beberapa video SNSD lain yang gue kopi dengan membabi buta dari harddisk external dia di kosan kita yang lama. Kosan gue dulu campur, by the way, tapi beda lorong.

Itulah kenapa banyak orang kemudian mempermasalahkan fans yang multi-fandom. Ya karena banyak fans KPop yang dikit-dikit suka nyebut diri SONE, dikit-dikit suka nyebut diri EXO-L. Padahal sebenarnya sekedar suka kan nggak mesti masuk fandom. Gue suka SNSD dan gue bukan SONE karena gue nggak pernah berkontribusi apapun di fandom. Ya malulah nyebut diri SONE kalo beli CD aja nggak pernah, nonton konser aja ngandelin gratisan. 

If you're a die hard fan, you'll do anything, no matter what, for your idol. Even wasting your money for nothing.

Gue bukan SONE tapi gue suka SNSD. Gue bukan Shawol tapi gue suka banget sama SHINee!!!! Gue mungkin udah berkali-kali bilang di blog ini, kalo ada satu grup yang pas rilis lagu selalu bagus dan gue nggak mungkin nggak suka, ya itu SHINee.

Tapi gue EXO-L kok. Gausah ragukan hal itu walaupun gue sering menghina grup ini, sering ngatain Chanyeol, nggak suka sama ChanBaek, dan jarang spazzing lagi, gue EXO-L.

#MeliukSepertiNagini

Sejak 2009 gue sudah kenalan sama SNSD, hampir di saat yang sama juga gue kenal KPop. SHINee was (and remains) my first love in KPop dan mereka juga yang menjebloskan gue ke dunia fana nan nikmat penuh paha-paha mulus ini. Tapi kemudian SNSD memberikan pesona yang lain. Sejak tahun itu juga gue mulai ngikutin pelan-pelan perkembangan grup ini. Mulai intens setelah 2010 ke atas. 'THE BOYS' ERA WAS THE BEST!!!

Meskipun bukan SONE, tapi gue sama sakit hatinya mungkin dengan SONE yang ada di luaran sana ketika Jessica keluar di tahun 2014. Tapi juga mungkin sama bahagianya dengan SONE di luaran sana (kalau ada HAHAHAHA) ketika Taeyeon dan Baekhyun pacaran di tahun yang sama. DUH! COUPLE KESAYANGAN GUE SEJAK 2012!!! Dulu pas SMTOWN 2012 di Jakarta gue pernah bawa fanboard BaekYeon (tapi dulu gue menyebutnya dengan ByunTae karena lucu aja pervert gitu artinya).

Ya tapi apalah gue, bukan SONE. Makanya ketika SNSD dipastikan konser di Indonesia lagi, keinginan gue buat nonton nggak sebesar keinginan gue buat nonton EXO. Biasanya kalau ada konser kayak gini gue akan mengandalkan tugas kantor aja buat dateng dan liputan. Itu adalah satu-satunya cara buat gue yang bukan SONE ini bisa menonton konser grup yang gue suka itu (dan cara paling efektif kalo lo suka KPop dan lo nggak punya cukup uang untuk dateng ke setiap konser di Jakarta hahahaha OH I LOVE MY JOB!). Karena kalau beli tiket rasanya nggak mungkin. Gila aja ya sekarang harga tiket konser udah seharga handphone Android!! Akankah ada kesempatan buat nonton Taeyeon? Ingin rasanya memeluk Taeyeon yang sering diserang haters belakangan ini.

Di kantor, khususnya didivisi gue, ada satu temen gue yang suka banget sama SNSD. Gue nggak enak kalau misalnya liputan harus gue juga yang berangkat sementara dia SONE banget terus dia nggak nonton. Terus gue yang nggak SONE bisa nonton kan kesannya nggak adil gitu. Akhirnya gue memutuskan untuk kasih aja kesempatan liputan ke temen gue itu. Tapi yah, yang namanya rejeki  kan nggak pernah ada yang tahu dan katanya kalo rejeki nggak akan kemana.

DAN YA REJEKI ALLAH SWT TUH BENER-BENER DATANG DI SAAT YANG SELALU TEPAT!

Di suatu malam gue lagi hectic banget buat promosi 'Glory Day Fighing!' (proyek sukses yang di-notice sama CJ E&M yang awalnya nggak ada sama sekali yang ikutan ituloh! Klik di sini untuk artikel selengkapnya) DM Twitter gue didatengi oleh malaikat baik hati yang bikin gue ketar-ketir tengah malam.
"Ron, mau dibantu kan project-nya?"
Kata-katanya bersinar(?????) bagaikan mutiara. Gue sudah tahu dan sudah feeling banget ini bakalan ke mana arahnya, tapi gue nggak tahu kalah arahnya ternyata semembahagiakan itu.
"Bantu gimana maksudnya nih kak?" jawab gue masih tenang.

"Iya, aku kasih kamu tiket SNSD buat hadiah yang ikutan project."
Kalimat itu singkat tapi efeknya luar biasa.
"WUUUAAANNJJJEEERRRRR DEMI APA SERIUSAN!?!??!"
When it comes to capslock, I am the expert.
"Iya serius. Aku kasih kamu tiket Blue, mau nggak?"

"YA KALAU AKU NGGAK MAU BODOHNYA AKU. MAULAH!!!! Tapi buat hadiah doang? Buat aku nggak ada?"
Anaknya nggak bersyukur Astagfirullah.
"Yaudah, aku kasih tiga ya. Buat kamu satu, buat pemenang dua."

"ALLAHU AKBAR!!!!!!"
Dan malam itu berakhir dengan mimpi indah membayangkan paha Tiffany dan pinggang kecil Taeyeon. AKHIRNYA BISA NONTON SNSD DARI DEKAAAAAAAAAAAAAATTTTTT!!!!!!


Asli sih sebenarnya gue sendiri nggak mengharapkan dapat rejeki nomplok kayak gini. Tapi ketika dikasih, gue nggak mungkin nolak. "NYET, SIAPA ELO BERANI NOLAK TIKET SNSD!?! ANAK JOKOWIDODO?!?!?!?" kata gue ke diri gue sendiri malam itu sebelum membalas dengan capslock pesan yang masuk ke Twitter. Giving the tickets away for the project was not a bad ide, actually. But its kinda tricky and.... yeah.... confusing. Karena gue takut fokus orang-orang akan berubah setelah project ini dikasih hadiah sebesar itu. Tapi yah, demi Suho, semua risiko harus diambil. Nggak apa-apalah yang penting banyak yang ikutan project-nya.

Pemilihan pemenang ini adalah hal yang paling "menyebalkan" dari sebuah giveaway. Karena gue orangnya nggak tegaan. Karena ada banyak sekali karya yang bagus dan gue nggak bisa milih satu dari yang banyak itu. Akhirnya gue nyerah. Gue pake aplikasi random draw dan gue menemukan dua pemenangnya. Yang satu namanya Raga, dan yang satu adalah Reysa.

Bentar... yang kedua kok familiar..... WAAHHH KACAU SIH HAHAHAHAHAHAHAHA!!! REJEKI EMANG NGGAK KE MANA!!!!

Raga keliatan banget SONE-nya karena setelah pengumuman pemenang itu dia bawel banget nge-LINE gue soal tiket. Kapan dikasih. Jam berapa ketemuan. Apakah penting untuk antre pagi-pagi. Apakah gue mau beli fast track atau gimana. Hahahahaha sementara gue sama sekali nggak ada niatan buat fight banget buat konser ini. Karena, ehem, konsernya cuma ditargetin 4000 orang, cuma satu hall, dan kayaknya nggak akan serame konser di 2013 kemaren.

"Nggak usahlah terlalu pagi-pagi, capek nanti di sana. ICE itu melelahkan loh," kata gue ke Raga.
Tapi ini anak kayaknya emang udah niat banget buat nonton dan bahkan dia bilang dia udah beli fast track. Buset... sementara gue sendiri belum dapat kepastian tiketnya akan dikasih jam berapa dan ketemuan di mana. Tapi namanya juga fans yah, dan dia bener-bener dateng pagi hari itu.

Prok prok prok.

Sementara itu Reysa bukanlah orang asing. Ojelas... bukan orang asing tapi nggak deket-deket juga. Gue kenal Reysa karena dia adalah salah satu personel ANONYMOUS, grup cover dance favorit gue (click here to watch a glimpse of their performancesor you can check my Facebook Fanpage for their latest performances!). He was so lucky because he won the ticket for free and I know he is Taeyeon big fan. Kita ketemu di 2013 dan beberapa kali gue ketemu dia di event-event cover dance karena nonton ANONYMOUS. Tapi untuk urusan ngobrol ataupun hangout bareng, jarang banget kalau sama Reysa. I think this is a good moment to know each other more. AND HEY, WE BOTH LOVE IU! Hahahaha...!

Seperti halnya Raga, Reysa juga sebenarnya pengen dapet tempat paling strategis di venue. Ya siapa sih yang enggak? Sedih sebenarnya. Balik lagi karena tiketnya gratisan dan dikasihnya sore, nggak bakalan menjamin bisa dapat tempat paling depan di section BLUE. Terlebih pastinya section itu paling banyak penontonnya.

"Pokoknya harus bisalah nyelip-nyelip ke depan!" kata Reysa di salah satu chat LINE kami.
Gue cuma bisa garuk-garuk kepala. Karena seinget gue di konser 2013 itu barbar banget penontonnya. Bahkan temen gue kuku kakinya sampai patah karena diseruduk fanboy. Gue nggak tahu apa yang harus gue lakukan untuk bisa mewujudkan impian Reysa yang satu ini. BUAKAKKAKA KENAPA JADI GUE YANG MEWUJUDKANNYA EMANGNYA GUE TUHAN?!?!?

"Lo aja yang maju Rey, gue di belakang aja," kata gue kemudian.

"YA GAK BISALAH! HARUS BARENG-BARENGLAH!" katanya.

Yaudah liat nanti aja.

Jujur aja sih, gue nggak terlalu ngejer tempat strategis. Pengennya yang santai-santai aja. Pengalaman dari konser EXO kemaren, lari-larian ternyata emang ada keseruan tersendiri. Walaupun gue agak ragu sih apakah kita akan bisa lari-larian juga di BLUE karena pasti padat banget. Selama beberapa hari sebelum konser, yang ada di pikiran gue ya itu, apakah BLUE bisa dijadikan tempat lari-larian kayak pas EXO kemaren?

Tapi terlalu banyak mikir ternyata lelah juga.

"Yang penting sampe sana dulu deh. Nanti liat aja kondisi di sana gimana," kata gue lagi.

Reysa datang dari Bandung dan rencananya akan menginap satu malam di kosan gue. Satu malam sebelumnya dia masih kuliah dan ngerjain tugas atau apa gitu sampai dini hari. Pagi-pagi banget di hari Sabtu (16/4) itu dia harus ke stasiun dan mendarat di Gambir sekitar jam 8 pagi lebih. Sementara itu, gue, semalam sebelum Reysa datang ke kosan, udah repot dengan segala pekerjaan rumah tangga. HAHAHAHAHAHHA YA ALLAH.

Kamar gue kotor banget. Agak bau. Berantakan. Cucian di mana-mana. Debu numpuk. Rontokan rambut gue dan beberapa helai bulu ketek tersebar di beberapa sisi kamar. Gue nggak mungkin membiarkan Reysa datang ke kosan gue untuk kemudian mati keselek bulu ketek. Akhirnya Jumat malam itu semua urusan rumah tangga harus di selesaikan. Dan kayaknya sih itu adalah Jumat terberat sepanjang bulan April ini.

Mulai dari ke Hypermart dulu karena stok makanan habis (nggak mau malu punya kulkas tapi nggak ada isinya, jadi beli cemilan secukupnya supaya kulkas kesannya berisi gitu). Beli ayam juga satu ekor yang harganya Rp 25 ribuan yang rencananya bakalan jadi bekal sebelum dan sesudah konser (sempat lupa beli bumbu ungkepnya dan akhirnya harus bolak balik ke Alfamart buat beli ituan padahal lagi di tengah-tengah nyuci baju).

Setelah urusan belanja selesai, gue balik ke kosan dan bingung harus mulai dari mana. NYET INI KAMAR APA KANDANG BELATUNG JABLAY. Cucian gue udah dua minggu numpuk dan sekarang mau nggak mau harus diberesin. Besok udah harus beres nggak mau tahu. Akhirnya itu cucian dibagi tiga batch nyucinya.

Buset. Nyuci aja pake batch, kayak PO album KPop.

Sampai malam itu gue ketiduran karena kelelahan dan baru sempat ngepel lantai pagi-pagi banget. Persis sebelum jemput Reysa ke Gambir. Badan gue rasanya udah kayak mau patah. Tapi nggak boleh patah dulu karena masih ada SNSD yang harus diteriaki malam ini.

Gue nggak tahu sejak kapan gue jadi lebih nyantai kalau ketemu sama orang baru. Padahal gue dulu orangnya pemalu banget. Muahahahaha... Makanya pas Reysa mau dateng ini takut awkward dan krik krik krik karena kita kenal ya kenal aja nggak pernah main bareng. Wah tapi ternyata Alhamdulillah kemampuan bersosialisasi gue jadi semakin hari semakin membaik. Karena Reysa juga suka IU, jadi ada topik buat dibicarain. Tidak lupa juga bahwa kita sama-sama suka Taeyeon.

Oke, gue sebenarnya nggak bias Taeyeon di awal suka SNSD. Bias gue tuh sebenarnya Yoona (DAN GUE YOONHAE SHIPPER FTW!) Tapi sejak Baekhyun bilang dia suka SNSD dan entah kenapa dia mendadak jadi mirip Taeyeon, gue jadi suka Taeyeon. Mungkin sejak 2012 kali gue mulai perhatian sama Taeyeon. Dan yes, berkah juga ngefans Taeyeon jadi gue bisa ada topik bahasan juga sama Reysa dan menghilangkan atmosfer awkward yang mungkin saja timbul di antara kita.

Halah.

Dalam perjalanan ke Gambir, salah satu temen gue lagi, namanya Ambar, tiba-tiba nge-chat di LINE. Ambar ini ngefans banget Tiffany. Beberapa minggu terakhir anaknya galau banget antara nonton Phantasia atau nggak. Dan pagi itu kayaknya kegalauannya sudah memuncak.

"Kak, tolong kasih gue alasan kenapa gue harus nonton Phantasia!" kata dia tiba-tiba di LINE.

Gue mau ketawa tapi nggak bisa soalnya lagi di TransJakarta. Pernah suatu hari gue sama Dito lagi naik TransJakarta dan kita ngobrol soal KPop gitu terus dimarahin sama bapak-bapak sampai disenter-senter gitu. Buset ini bapak-bapak kayaknya pengalaman banget jadi satpam konser.

"Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena ini mungkin konser terakhir SNSD. Bisa jadi SNSD bubar tahun depan kita nggak tahu. Kontrak mereka mau abis, kita nggak tau apa yang akan terjadi. Kenapa lo harus nonton Phantasia? Karena konser kali ini nggak terlalu rame juga kayaknya jadi lo pasti akan nyaman nontonnya. Udahlah gausah mikir, ayo nonton aja, ikut sama gue kita berangkat dari kantor pake mobil kantor, PP, nggak usah mikir-mikir lagi!" kata gue langsung.

Kebetulan karena temen gue akan liputan jadi gue bisa nebeng mobil kantor. HEHEHEHE

"YAUDAH GUE IKUT YA! TAPI GUE KONDANGAN DULU KE BEKASI." kata Ambar.

Ner bener dari planet satu ke planet lain apa nggak pengkor itu tulang belakang.

Dan akhirnya Ambar pun nonton juga.

Sepanjang jalan dari Gambir ke kosan gue, tetiba muncul pikiran-pikiran random lagi soal gimana caranya supaya kita bisa nonton di depan panggung banget. Karena kalau jam segini aja masih di sini, mana mungkin kan bisa dapet tempat paling depan di BLUE.

"Sebenarnya aku sih pengennya kita di PINK, Rey..." kata gue ke Reysa.
Kita duduk di kursi paling belakang TransJakarta jurusan Senen - Lebak Bulus, dan beberapa kali ditatap sinis sama mas-mas penjaga pintu karena kita ngobrol terus sepanjang jalan. Sebenarnya ada nggak sih peraturan nggak boleh ngobrol di TransJakarta? Kok kayaknya salah terus kalo ngobrol tuh diliatin terus?????

"Emang Blue nggak enak?"

"Ya enak... Tapi Blue tuh jauh dari panggung utama. Ya gitu deh, apa kita nanti nyelinep ke Pink aja?" kata gue lagi.

"Emang bisa?"

"Bisa aja kalo nggak ketahuan. Aku sih ada rencana. Semoga bisa berjalan deh."

Dan begitulah seharian akhirnya gue malah mikirin bagaimana caranya supaya kita bisa masuk ke PINK dengan tiket BLUE. Yes, I know its rude and cheat and whatever you called it. But if you had the chance, why not try to do it? Hihihihi I will give you tip on how to nyelinep to another section.

"Gue juga sering kok kayak gitu." kata salah satu temen gue, anak KPop lama, yang hari itu ternyata nonton di PINK juga.
Gue jadi inget pas dulu, waktu 'Super Show 4', sempat ada cewek berjilbab yang juga nyelinep curang dari antrean Super Box B ke Super Box C. Waktu SMTOWN Jakarta, gue denger banyak cerita dari orang yang harusnya ada di B, malah masuk C. Terus belum lagi pas Music Bank di Jakarta yang harusnya di Tribun malah dapet VIP. Wah... wah... wah... Kalau mereka bisa kenapa kita enggak!?!?!?!

Dan kata-kata temen gue di paragraf sebelumnya berasa kayak kata-kata setan banget sih dan bikin gue jadi makin pengen melakukan kecurangan. WANJERRRRR... UDAH TIKET DAPET GRATISAN, MAU CURANG PULA! TERKUTUK BANGET INI HIDUP.

Tapi nggak apa-apa.

"Kalau orang lain bisa, kita juga bisa gengs!" kata gue ke Reysa dan Ambar.
Ambar akhirnya beli tiket BLUE karena gue dan Reysa punyanya BLUE. Karena Ambar nggak berani ditinggal sendiri dan takut hilang, jadi kita harus bareng.

"Kak pokoknya gue mau nempel sama lo aja supaya nggak ilang!" kata Ambar. Mulai curiga apakah dia manusia atau tokek.

Kita sampai di ICE pas udah masuk waktu Ashar. Keinginan Reysa untuk bisa dapat tempat paling depan sepertinya udah agak berkurang. Karena tiket belum di tangan dan karena pada akhirnya nanti kita juga pasti akan keluar dulu buat sholat Maghrib, mengingat konser dimulai jam setengah 7 dan maghrib jam 6 kurang. Setelah beres sholat ashar, kitapun mulai masuk ke venue.

Kruyyyuuuuukkkkkk.... Laper.................................................. Makanan di ICE pasti mahal. Nyebelin!

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Bikin Rusuh 'Phantasia in Serpong': Penyelundup!

$
0
0


Hal yang paling penting sebelum konser itu sebenarnya adalah makan dan tidur. Tidur sih, yang paling utama, karena proses antre dan nonton itu sangat melelahkan. Badan kalau udah nyentuh limit, nggak akan bisa dipaksa biar bagaimana juga. Gue jadi inget tahun lalu, gue sempat liputan di Batam, dateng ke Infinite Studios di sana buat ngeliat syuting 'Halfworlds' dan itu tengah malam. Karena pagi sampai sorenya tim jurnalis melakukan perjalanan dari Singapura ke Batam, malamnya gue tepar (padahal sepanjang perjalanan naik ferry dari Singapura ke Batam juga tidur!). Dan ketika yang lain nontonin syuting gue tidur di kursi di pinggiran lokasi syuting.

Sebelum lanjut membaca posting-an ini, baca dulu bagian pertamanya, klik di sini.

Nggak lucu dong kalau tidur di tengah-tengah konser SNSD (walaupun pada kenyataannya gue pernah tidur di tengah-tengah 'Super Show 4' dan nguap lebar diliatin Siwon--silakan ubek-ubek archive untuk baca posting-an tahun 2012 itu hahahaha). Makanya gue pun menyempatkan diri buat tidur di perjalanan ketika ke ICE (enak! Pake mobil kantor!) walaupun sebentar. Dan untuk urusan perut, sebelumnya juga sudah sempat makan bubur ganja (bukan beneran pake ganja tapi ini sebutan buat bubur ayam depan kantor gue yang enaknya luar biasa padahal sih sebenarnya mecin lagi mecin lagi) di kosan bareng Reysa. Tadinya mau makan siang pake ayam yang sudah diungkep sepagian itu. Tapi karena kenyang akhirnya nggak jadi.


Pas makan bubur itulah kita dengerin satu album 'Lion Heart'. Udah kebayang gimana ngeliat mereka ngangkang-ngangkang di panggung aja, padahal masih siang. Gue sebenarnya nggak terlalu dengerin album 'Lion Heart' ini. Walaupun ada beberapa lagu yang bagus dan gue suka. 'Lion Heart' pun sebenarnya gue sukanya belakangan. Karena lebih dulu ngefans 'You Think' ketimbang lagu dangdut yang satu itu. Tapi kemudian 'Lion Heart' masuk juga ke handphone gue. Nyerah karena ternyata candu.

Ada satu lagu yang judulnya 'Show Girls' dari album yang sama yang kedengerannya seru banget.

"Kayaknya ini bagus deh kalo live," kata gue ke Reysa pagi itu. 

Sambil membayangkan akan seperti apa penampilan live 'Show Girls' mengingat kan di 'Phantasia' ini memang lagu-lagunya kebanyakan dari album baru. Padahal banyak juga lagu-lagu lama yang diaransemen ulang dan pasti jadinya akan bagus.

Sesampainya kita di ICE, suasananya beda banget sama konser EXO waktu itu. Seinget gue, jam 2 sampai jam 3an pas konser EXO orang-orang masih antre buat nomor antrean. Tapi pas kita sampe di ICE, boro-boro keliatan orang antre.

"Ini sebenarnya ada konser atau nggak sih?"

Serius itu konser SNSD dan DEMI APA SESEPI ITU?!??!

"Ini kalau beneran sesepi ini sih, kita di BLUE kayaknya bisa mayan dapet tempat depan ya," kata gue ke Reysa dan Ambar. 

Berharap-harap doang dulu nggak apa-apa sih. Karena emang keliatan banget nggak serame konser EXO. Well, konser EXO itu yang dipake 2 Hall dengan target penonton 7000 orang. Sementara SNSD cuma pake 1 Hall dan target penontonnya pun cuma 4000 orang. Ya berasa sih sepinya. 4000 itupun nggak semua juga kejual.

Aneh aja ngeliat konser grup terkenal se-Korea Selatan ini adem ayem tanpa heboh-heboh berlebihan. Sementara pas EXO kemaren kayaknya bentar-bentar antrean heboh. Liat foto ChanBaek ciuman heboh.

ASTAGFIRULLAAAH!

Baca juga pengalaman nonton 'The EXO'luXion Serpong' Februari kemaren. Klik di sini untuk part 1 dan klik di sini untuk part 2.


Selesai sholat Ashar di mushola basement ICE (yang beneran demi apapun sepi banget! Padahal pas EXO itu wudhu aja antre!), gue ketemu sama Bernika, sang perantara malaikat pemberi tiket dengan para rakyat jelata haus akan gratisan. Setelah tiket di tangan, gue kasih ke Raga satu dan dia buru-buru masuk karena sudah beli fast track, yang beruntungnya pas itu juga fast track baru mulai masuk ke venue. Pas banget! Walaupun itu pasti dia juga udah bosen nunggu pasti, orang udah ada di sana dari jam 11 siang. Ya lelah lah pasti! Gue ketawain aja. Bawel sih, dibilangin!

Ambar juga sudah beli tiket BLUE dengan menggesek ATM-nya dengan berat hati. Gila sih. Uang dua juta melayang begitu saja. HAHAHAHAHAHAHA SETENGAH GAJI SEBULAN BYE BYEEEEE.

"Ini kalo bukan demi Tiffany alay ni nggak bakalan deh aku beli kak," kata dia. 

Mau ketawa tapi nggak enak. Mau nyuruh ngebatalin juga udah nanggung, udah jauh-jauh ke sini. Yaudah mending sekarang kita masuk aja ke venue karena di luar panas banget.

Gue melihat promotor sepertinya banyak belajar dari konser-konser sebelumnya ya? Karena pas EXO inget dong pasti pada heboh soal pelecehan-pelecehan seksual apalah itu, di grepe sana grepe sini yang sampe payudara dibejek-bejek dan pantat dipegang-pegang juga. Pemeriksaan SNSD ini nggak terlalu. Setidaknya itu yang gue alami sih.

Well, I mean... nggak ada adegan digrepe-grepe berlebihan.

Konser SNSD ini juga nampaknya berjalan di jalur syariah. Soalnya jalur antrean cowok sama ceweknya dibedain. WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAK Udah berasa mau masuk masjid, gilak! Ya tapi udah nggak ada lagi sih ceritanya penonton cowok dipegang security cewek kayak pas EXO.

HUH! SETELAH HARGA DIRI HAMBA DIPEGANG-PEGANG MBAK-MBAK BERJILBAB ITU YA, BARU SEKARANG TERJADI REVOLUSI SEPERTI INI! Nggak deng bercanda. Pas EXO nggak sampe digrepe-grepe sih. Cuma ditusuk-tusuk dikit.

Awh.

Yang paling mendebarkan sebenarnya pas lagi pemeriksaan tas. Karena yang gue khawatirkan bukan kamera digital yang gue bawa, tapi botol air minum. Sekali lagi, tolonglah, mau sampai kapan sih konser dilarang bawa air minum sendiri? Ngerti sih, di dalem tuh dibagiin. Tapi berebutan. Ya kan sama-sama air minum gitu. Ngapain deh pake dilarang-larang segala. Masih heran. Apa mungkin mereka khawatir kita akan memasukkan soju ke dalam botol akua apa gimana.

"Lemon soju~ tequila~ mojito~"

Tapi gue berhasil menyelundupkan botol minum "SHAWTY IMMA PARTY TILL THE SUNDOWN" itu dengan cara yang sangat sederhana, tapi luar biasa berguna.


Gue selalu pake jaket hitam 'Halfworlds' pemberian HBO kemana-mana beberapa bulan terakhir karena gue suka banget sama jaket ini. Waktu pemeriksaan dan siap-siap melewati metal detector, tas udah dilepas dan dikasih ke security yang meriksa. Nah, jaketnya itu gue gelantungin di lengan kiri dengan hoodie menghadap ke bawah. Hoodie itu berguna banget sebagai kantong dan disanalah gue menyembunyikan air minum gue. YEHET!

Biasanya sih memang security nggak akan terlalu ribet sama benda yang lo pegang. Mengutip dialog dari salah satu serial TV Amerika, "Orang-orang kadang tidak memperhatikan apa yang ada di hadapan mereka dan terlalu fokus pada hal lain yang mereka kejar," gitu. Jadi, air minum gue masukin ke hoodie dan menggelantung terus aja di tangan kiri. Nggak terdeteksi. Alhamdulillah.

Cara ini juga bisa dilakukan untuk menyembunyikan benda lain seperti kamera misalnya. Silakan dicoba siapa tahu beruntung, kalau tidak beruntung berarti emang lagi sial aja?

Tapi gue kecewa sih, KECEWA SIH, KARENA PADA AKHIRNYA TRIK GUE KAYAK NGGAK GUNA GITU. Soalnya Reysa bawa botol minum gede banget hampir segede jerigen minyak tanah yang dia khawatir bakalan nggak boleh masuk. Tapi eh ternyata lolos juga. Setelah mengingat-ingat lagi kejadiannya, ternyata Reysa terbilang beruntung banget pas pemeriksaan tas.

Jadi ketika tas Rey baru mau dibuka sama security-nya, ada satu penonton yang mendadak ngajakin security itu ngomong. Entah nanya soal apaaa gitu sama security-nya. Fokus mas-masnya jadi hilang dan akhirnya tas Rey malah nggak diperiksa sama sekali, cuma disentuh doang. Trus udah.

Berkah sembahyang Ashar ya Rey! HAHAHAHAHHAHHA

Cuma kayaknya sih emang pengamanan di konser ini nggak seketat pas EXO kemaren.

Gue aman, Reysa aman, Ambar juga aman. Setelah pemeriksaan tas dan melewati metal detector di lobby, kita harus masuk lagi ke dalam hall 7 (kalau nggak salah) tempat menunggu antrean masuk ke hall 5 (lokasi konsernya). Sebelum masuk ke sana, tiket kita di-scan dulu dan abis itu ada bagian yang disobek, seperti biasa. Nggak kayak pas EXO yang dibagiin pin sesuai warna kelas, SNSD ini nggak dikasih apa-apa. Bahkan gelangpun nggak dikasih.

Ya, berarti ini mah gampang banget kalo mau pindah-pindah kelas juga kalo udah di dalem. Positiflah ini gue bisa punya kesempatan untuk melipir ke PINK. Pikir gue. Tapi nggak mau terlalu mikirin itu dulu karena biasanya praktik sama rencana itu suka nggak beres kejadiannya. Mending langsung foto-foto di wall of fame dulu. HAHAHAHAHA Ini adalah lokasi foto wajib di setiap konser. Soalnya paling ikonik. Selain, tentu saja, dengan layar gede nanti di dalam setelah konser.

Waktu 'The Lost Planet' 2014 kemaren sama sekali nggak sempat foto di wall of fame karena riweuh mikirin antrean. Badan juga udah nggak kuat buat mengalay-alay mengingat harus jaga kondisi. Men... udah semaleman tidur di trotoar udah nggak sanggup lagi buat alay-alay di wall of fame. Walaupun sebenarnya sayang banget. Soalnya kan poster-nya EXO masih ber-11 WAKAKAKAKAKAKAKKAKA

Baca juga pengalaman nonton 'The Lost Planet' di Jakarta tahun 2014 kemaren:


Kebiasaan sih kalau mau foto di wall of fame itu pasti antreannya nggak pernah beres. Ujung-ujungnya pasti rebutan. Gue paling males berebut. Jadi, mending biarin aja orang lain yang rebutan, gue yang jadi tukang fotonya. WK. Sebenarnya ini trik aja sih supaya pas giliran gue (dan temen-temen gue) yang mau foto, jadi orang-orang bisa memberikan keikhlasan waktu karena tadi kan udah difotoin. Jadilah hari itu gue menjabat fotografer sukarela lagi. Duh, jadi inget pas di Nami (baca di sini). Setelah serangkaian aral melintang dan kerja keras serta doa RA Kartini, kitapun berhasil foto di sana.


Masih ada sekitar dua jam lagi menjelang konser. Waktu yang cukup buat makan dan yah sekedar leha-leha sejenaklah di ruangan yang sudah hampir sepi itu. Nggak ada antrean lagi yang mengular. Setelah beli makan yang harganya mahal banget dan rasanya kayak makanan penjara itu, kita ketemu sama dua orang temen yang lain yang kebetulan juga nonton di PINK.

Mendadak punya perasaan yang menyenangkan soal PINK-PINK ini.

Perasaan deg-degannya makin berasa. Walaupun sebenarnya deg-degan gue sama deg-degan Reysa mungkin beda. Deg-degan gue lebih karena gue takut buat nyari masalah tapi pengen banget bisa nyelundup ke PINK dan bagaimanapun caranya gue harus bisa nyelundup ke PINK. Sementara Reysa (mungkin) deg-degannya karena emang udah nggak sabar pengen liat Taeyeon. Dia sempat cerita ke gue, terakhir nonton konser itu 2012 pas SMTOWN. Jadi tentu saja deg-degannya berasa banget. Sementara gue sendiri nggak terlalu yang gimana-gimana banget soal konsernya karena emang udah sesantai itu. Bahkan kita masih ada di luar venue aja membuktikan bahwa gue gak ada keinginan untuk bertarung dengan SONE sejati lainnya untuk tempat terdepan. Sesantai itu kok. Tapi yang bikin nervous emang ini nih, masalah nyelundup-nyelundup ini.

Mungkin begini juga kali ya perasaan orang jahat sebelum melakukan aksi kejahatan mereka. Separo hatinya bilang jangan, separo yang lain bilang lakuin aja.

Sotil.

Kita literally gabut sih setelah itu, setelah makan nasi rames Rp 30 ribu per porsi (GILAK SIH INI YANG JUALAN SEMOGA CEPET NAIK HAJI DEH), cuma leyeh-leyeh aja di hall kosong yang luasnya bisa dipake buat main badminton sekampung itu. Akhirnya malah balik lagi ke wall of fame dan foto-foto dengan gaya yang lebih alay lagi. Setelah bosan, dan sudah hampir satu jam sebelum konser, kita pun lelah.

Sampai jam lima lebih, masih ada penonton yang baru dateng. Tapi antrean sama sekali sudah nggak ada. Bener-bener lowong. Bahkan barikade yang tadi memisahkan antrean masuk ke lokasi konser per section udah nggak ada. Pemisahan per section-nya udah dipindah ke pintu yang langsung menuju depan panggung. Waktu berjalan lambat sekali.....

Baru sekitar dua puluh menit sebelum Maghrib, nasi rames yang tadi gue makan mulai bereaksi di perut. Mulesnya baru terasa. Ya, mari kita selesaikan urusan duniawi ini sebelum solat Maghrib. Enaknya di ICE ini sih sebenarnya karena toiletnya banyak dan cukup bersih. Walaupun pas Bigbang sempat nggak ada air dan toilet cowok pada akhirnya dipake juga oleh cewek. Dan sebelum beranjak ke mushola bareng Rey, gue menyempatkan diri untuk buang air besar dulu.

Plung.

Sekitar jam enam kurang lima belas kita sudah sampai di mushola satu lantai di atas hall tempat kita nongkrong gabut itu. Ambar sudah masuk duluan dan melihat-lihat kondisi. Walaupun sebenarnya dia agak takut juga masuk sendiri karena katanya dia takut hilang. Tapi toh ujung-ujungnya dia masuk duluan juga.

Hari ini semua dilancarkan banget sih, sampai sejauh ini, sampai jelang adzan Maghrib berkumandang. Ternyata mushola-nya juga udah cukup rame. Udah ada sekitar sepuluh atau dua belas (ehem kayak familiar sama angka ini) fanboy yang siap menghadap Allah SWT dan ada beberapa fangirl juga yang siap diimami (HAHAAH). Sebelum melihat paha-paha bertebaran di panggung, sebaiknya memang bertaubat dulu kepada Allah. Mohon ampun yang sedalam-dalamnya. Mohon doa restu juga supaya abis ini bisa nyelinep ke Pink.

AMIN YA ALLAH.

Yang jadi imam sore itu suaranya bagus banget! Tadinya gue khawatir, kalau nanti bacaannya jadi kecampur-campur sama lemon soju, tequila dan mojito. Tapi Alhamdulillah... merinding euy denger suara imamnya. Alhamdulillah dilancarkan sampai rakaat ketiga. Alhamdulillah nggak salah baca ayat dan nyambung ke "tell me why nae mami mami jakku heundeulini". Alhamdulillah maghrib sudah ditunaikan.

Ini nih, saat-saat paling mendebarkan...

Gue berusaha kalem. Karena kalau gue panik maka semuanya nggak akan berakhir dengan baik. Panik itu tidak akan menyelesaikan masalah. Pengalaman gue di konser-konser sebelumnya membuktikan itu. Gue berusaha buat santai dan nggak terlalu mikirin proses penyelundupan ini. Walaupun sebenarnya dada udah berdebar-debar. Gue nggak biasa bohong. Sama sekali nggak bisa bohong.

"Gue deg-degan nih Rey..." kata gue pas kita sedang jalan turun dari mushola lewat tangga darurat ke ruang konser.

BLUE sendiri bukan section yang jelek sih sebenarnya. Dibandingkan dengan yang di belakangnya lagi, BLUE itu udah yang paling ideal kalau buat yang mau nonton dan bener-bener menikmati konsernya. Tapi PINK itu menggiurkan. Terlebih karena sepengalaman gue nonton konser, gue nggak pernah sama sekali berdiri di area PINK. Makanya gue penasaran. Dan karena PINK juga lebih dekat dengan panggung utama jadi gue juga merasa makin harus nyelundup ke PINK. Meskipun itu salah.

"Aku udah di dalem." Ambar kirim LINE. "Udah di depan PINK A. Masuk lewat PINK A aja. Nggak dicek," lanjut dia di LINE. 

Tapi kalimat terakhirnya nggak gue cerna dengan baik. ANJIR GUE DEG-DEGAN BANGET. BENERAN NGGAK BERANI BOHON DAN NGGAK BISA BOHONG. Ngumpetin air minum aja deg-degan, apalagi ini mau ngebohong soal section. Gimana kalau misalnya dicek tiketnya? Gimana kalau misalnya ketahuan? Gimana kalau misalnya....

AARRRGGGGHHHHHHHH.

Rey ngekor di belakang gue dan akhirnya gue nggak ngikutin saran Ambar. Gue nggak masuk lewat jalur PINK A tapi masuk lewat jalur BLUE, sebagaimana seharusnya. Dan ternyata emang beneran nggak dicek dong.

NGGAK DICEK DONG?!?!?!?!?!?

Pas gue udah sampe di depan security, dia nggak nanya tiket gue mana, atau ngecek tiket atau apapun. Dia cuma tanya, "Kelasnya apa?" gitu. Sebenarnya bisa aja gue jawab PINK karena kan tiketnya nggak dicek. Tapi dengan bodohnya gue jawab "Blue." YA GIMANA SIH KATANYA MAU NYELUNDUP?!?!?!??!

Tetep aja anaknya nggak bisa bohong.

Gue masih deg-degan. Geblek. Terus abis itu yaudah dia bolehin kita masuk. Tas sama sekali nggak dicek sampai di situ. Rey masih di belakang gue dan pas kita udah ada di dalam ruangan konser, makin deg-degan. Tapi kali ini karena ngeliat panggungnya yang udah depan mata banget.

Kita berdiri persis di depan sekat masuk ke section BLUE. Sementara Ambar sudah berdiri di depan section PINK.

Gue merasa masih nggak aman untuk belok ke kanan, ke PINK, karena kayaknya security itu masih ngeliatin kita. Tapi Ambar manggil-manggil terus sambil lambai-lambai-in tiket. Gue mematung sebentar. Tapi rasanya kayak lama. Reysa juga mematung dan nggak ada dari kita yang ngeluarin suara. Perasaan gue masih nggak enak karena masih takut pandangan security yang tadi masih ke gue. Karena sempat gue noleh sejenak dan dia emang masih ngeliatin. Gue ngelirik ke section PINK dan di sana udah ada temen-temen yang gue kenal juga. Banyak.

GUE MAKIN DEG-DEGAN. ANJIR. SECURITY-NYA MASIH NGELIATIN NGGAK YA?!?!?!?!? Reysa juga kayaknya kebingungan. Ambar manggil lagi dan nyuruh gue mendekat. Ya dan akhirnya gue mendekat walaupun masih diselimuti rasa takut. Di kepala gue, security itu masih mengintai. Tapi gue nggak berani menoleh untuk memastikan. Di saat seperti ini bener-bener parno. Takut kalau tiba-tiba bakalan disamper atau apa. Terus dicek dan dipaksa masuk ke BLUE. Terus pas mau coba nyelinap lagi nggak bisa karena mukanya udah dikenali.

GILA SIH IMAJINASI GUE KALO UDAH PARNO TUH BIKIN NGGAK BERANI BERBUAT APA-APA SELAIN PATUH.

Tapi gue pun nyamperin Ambar.

Dan sejauh itu nggak ada tanda-tanda kita disetop atau gimana.

Gue ngelirik ke belakang, security yang tadi udah teralih perhatiannya. Di depan gue ada security lain yang emang ngejagain di pager PINK A. Tapi mereka sama sekali nggak ngecek tiket. Akhirnya entah gimana, gue yang dari tadi nunduk aja karena takut, mendadak punya kepercayaan diri. WAKAKAKKAKAKA SOALNYA UDAH SELANGKAH LAGI INI MASUK PINK A. Dengan langkah pasti dan tegas, cuek aja sama kondisi sekitar, gue melangkah masuk ke PINK. Reysa ngikutin di belakang sementara Ambar sudah duluan selangkah di depan gue.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Nggak terjadi apa-apa. Nggak ada sirine tanda bahaya berbunyi. Nggak ada peluit yang mendadak ditiup karena ada tiga orang penyelundup yang harusnya di BLUE tapi malah masuk PINK. Nggak ada security yang heboh neriakin "WOOYYY ITU YANG PAKE BAJU MERAH YANG GAMBAR OBAT NYAMUK DITANGKEP AJA ITU DIA NYELUNDUP!"

Nggak ada.

Tujuh detik.

Delapan detik.

Sembilan detik.

"NJIR NGGAK DITANGKEP KAN KITA NIH!?" kata gue agak kenceng sambil gemeteran. Gue ngelirikke Reysa yang mukanya antara tegang campur excited.

"Nggak kak."

"SERIUS NIH NGGAK!?!"

"Nggak kak!"

LA HAULA WALA QUWATA ILA BILLAH. BERKAH SEMBAHYANG MAGHRIB. MAKASIH YA ALLAH. YA ALLAH MAKASIH.

"ASTAGA ASTAGA ASTAGA ASTAGA KIM TAEYEON!!!!!!!!!"

Padahal belum juga konsernya mulai.

Dan di situlah, dengan tidak tahu malu karena sudah melakukan kecurangan, gue baru sadar kalau di PINK A itu sepi banget.

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Bikin Rusuh 'Phantasia in Serpong': The Show Girls! (Epilogue)

$
0
0


Reysa udah selesai makan bubur ayamnya sementara gue masih makan pelan-pelan. Hari udah menjelang siang. Sudah sekitar dua puluh menit sejak kita sampai di kosan gue, jalan kaki dari tukang bubur depan kantor. Gue makannya jadi pelan-pelan banget pagi itu. Biasanya sih, rasa deg-degan mengalahkan rasa lapar. Sindrom jelang konser selalu seperti ini. Gue jadi inget waktu nonton 'The EXO'luXion' di Singapura Januari kemaren, gue sama Sammy lagi makan di salah satu restauran muslim yang nggak jauh dari hostel kita, dan Sammy membicarakan hal yang sama soal "deg-degan mengalahkan rasa lapar" itu.

Klik untuk baca artikel 'The EXO'luXion in Singapura'


"Mau buru-buru makan supaya bisa lihat album IU," kata Rey mendadak. Hampir aja bubur ayam yang lagi ada di mulut gue itu muncrat ke mana-mana. Alhamdulillah bisa ditahan dan akhirnya ditelan setelah melewati proses mengunyah kacang kedelai sekitar lima detik.

Reysa adalah salah satu personel grup cover dance favorit gue, ANONYMOUS. Sebelum ini sama sekali nggak pernah terlalu banyak ngobrol. Ketemu pun itu kalau cuma ada event pas dia lagi perform. Di luar itu, kayak yaudah, bicara seperlunya. Kalau nggak perlu ya nggak usah bicara. Tapi suatu hari, Reysa nge-chat gue di Google Hangout dan nanya-nanya soal IU.

"Selama ini ke mana aja?" tanya gue sambil nahan ketawa.

"Iya baru perhatiin kalau ternyata orang ini menarik." kata dia.

Pelan-pelan obrolan kita pun jadi berkembang dari sekedar "Hai, tadi oke banget perform-nya!" jadi "REY UDAH DENGER BELOM LAGU IU YANG TADI DIA UPLOAD KE SOUNDCLOUD?!?!"

Gue tebak-tebak ada dua hal yang diperhatiin Reysa ketika dia baru masuk ke kamar gue:

1. Poster yang gue tempel dua sisi dinding kamar,
2. CD 'Last Fantasy' IU yang gue taruh di rak dan cover-nya menghadap ke depan dengan tatapan bengong minta banget dipegang-nya IU di album itu.

Gue pikir Reysa bukan tipe orang yang akan menjerit kalau ngeliat sesuatu yang berhubungan dengan biasnya. Karena selama ini sebagai member grup cover dance idola gue itu, image-nya kayak cool. Lebih cool dari kipas angin Sekai yang ada di kamar gue itu. Gue di lain sisi adalah tipe orang yang selalu menjerit setiap melihat apapun yang berhubungan dengan bias gue. Hal itulah yang membuat gue cukup malu di Myeongdong karena ternyata setiap pengkolan ada muka bias. Setiap pengkolan jerit-jerit kampungan.

Klik di sini untuk baca artikel 'Monyong-monyong di Myeongdong', pengalaman pertama ke Myeongdong, Seoul, dan ngalay setiap liat foto bias.

"Mau liat CD IU-nya," kata dia berhati-hati.

"Juseyo... Liat yang 'CHAT-SHIRE' dulu deh bagus gitu elegan, kalau 'Last Fantasy' gemesin soalnya IU-nya di situ bengong-bengong minta dipegang." kata gue sambil lanjut ngunyah kacang kedelai di bubur ayam.

Ekspresi Reysa waktu buka lembar demi lembar photobook di album itu bikin gue mau ketawa. Ya gimana sih, lo kalo ngeliat orang yang pas perform di panggung looks full of charisma terus tiba-tiba dia gemeteran ngeliat photobook IU.

"Bentar," kata dia mendadak nutup photobook-nya. "Gue butuh oksigen!" lanjut Reysa. Terus dia napas sebentar, berbaring lemah di atas kasur, terus kedip-kedip sambil ngeliat ke langit-langit kamar gue yang warnanya nggak kalah butek sama dindingnya. Terus dia duduk lagi dan lanjut buka-buka photobook-nya.

"Ya ini liat gambar aja begini, gimana nanti 'ketemu' Taeyeon?"


Perasaan deg-degan setelah matahari terbena di hari H konser itu bener-bener berasa dan campur aduk. Bukan cuma karena mau "ketemu" sama SNSD, tapi juga karena kita membutuhkan sedikit keberanian dan mengambil risiko dengan nyelundup dari BLUE ke PINK. Ah... sesekali bandel nggak apa-apalah. Toh selama ini setiap konser selalu jadi anak baik-baik. Bagian bandelnya paling cuma bawa masuk kamera doang.

Dan di sanalah kami berdiri. Gue, Rey sama Ambar. Di box section PINK. Dengan nggak tahu malunya bersorak-sorai karena berhasil nyelundup. Dengan tidak mau memikirkannya terlalu serius, kitapun mulai heboh. Heboh karena sebentar lagi konser dimulai, heboh karena ternyata PINK B itu sepi banget demi apa, heboh karena posisi kita nggak seberapa jauh dari panggung utama, heboh karena kita bisa lari-lari dari ujung kiri ke ujung kanan dari depan ke belakang.

Walaupun ini salah, tapi gue nggak bisa menyembunyikan kebahagiaan gue karena keberhasilan yang nggak berkah ini. Beberapa kali gue nepok-nepok pundak Reysa yang sayang sekali harus diajak jadi anak bandel hari ini. But Rey seems really happy too. Walaupun mungkin tipikal happy-nya dia masih kontrol dan agak sedikit cool kalau dibandingkan dengan gue yang nggak berhenti teriak-teriak manggil nama Taeyeon dan Tiffany. Padahal konser juga belum mulai dan Tiffany masih ngerol rambut di backstage menurut update-an Snapchat-nya.

Seperti biasanya konser KPop, lagu 'Indonesia Raya' selalu diputar sebagai lagu pembuka. Semoga orang-orang yang ada di sekitar gue saat itu memaafkan semangat gue yang terlalu meletup-letup. Ketika 'Indonesia Raya' keputer bukannya ikut nyanyi atau hormat bendera, gue malah fanchant.

Indonesia, tanah airku. Tanah tumpah darahku.

"KIM TAEYEON!"

Di sanalah, aku berdiri, jadi pandu ibuku.

"TIFFANY!"

Indonesia, kebangsaanku, bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu.

"JESSICA!"

(Kemudian gue jongkok ngumpet dari pandangan mencela orang-orang)

Hmm... Jessica...

Keluarnya Jessica dari grup sebenarnya adalah kehilangan paling nggak terbayangkan buat SNSD. Jessica bukanlah member yang cuma nampang di grup ini, karena kalau nggak salah dialah member pertama yang dipilih SM waktu bikin proyek SNSD. Bukankah sangat mencabik kalbu ketika dia milih buat keluar pertama juga? (atau yang diklaim Jessica sih "dikeluarkan!"). Kehilangan suara Jessica di lagu-lagu SNSD membuat telinga gue kadang nggak terbiasa. Ada yang kosong gitu. Ada yang beda. Tapi kenyataannya memang pada akhirnya nggak akan ada lagi Jessica di SNSD. Dan ini adalah konser di mana semua part Jessica akan digantikan oleh member lain.



Gue harus terbiasa dengan itu. Padahal bukan SONE. Tapi... gimana bisa member lain menggantikan part-part Jessica di lagu SNSD sementara dia selalu menyanyikan bagian-bagian yang ikonik? Makanya gue merasa beruntung di tahun 2013 kemaren sempat menyaksikan 'Girls & Peace' yang jadi konser terakhir Jessica bareng SNSD di Indonesia.

Lalu bagaimana jadinya konser ini tanpa salah satu suara paling dominan dan khas di grup?

Ah... harusnya emang nggak neriakin nama itu! Untung konser belum mulai. Untung orang-orang di sekitar situ ternyata juga cuma ketawa, nggak ngeludahin gue.

Ketika lampu utama akhirnya mati, semuanya teriak. O jelas... siapa sih yang nggak teriak kalo di konser? Cuma orang-orang Jepang yang berdiri aja di barisan paling depan, dari awal konser sampai akhir nggak pindah-pindah sama sekali (padahal gue gue, Ambar, Rey dan beberapa orang temen yang kita temui di PINK B udah keringetan kali mondar-mandir di section itu). Juarak emang orang Jepang kalo nonton konser. Menikmati sekali.

Sebel juga sama orang yang suka keganggu sama suara teriakan kalo di konser. Ya maksudnya kita juga teriak sudah sesuai sama situasi dan kondisi, kenapa harus ada yang merasa keganggu sih? Kalo nggak mau berisik dan keganggu kenapa nggak baca Yasin aja di rumah. Kan lebih berpahala.

Kain putih tipis yang menutupi panggung utama ditembak proyektor dan kita semua menikmati VCR opening konser. Baru sadar kalau beberapa konser terakhir anak-anak SM udah nggak ada lagi absen nama. Kemaren pas 'THE EXO'luXion' juga kayaknya nggak ada absen nama. Pas SNSD juga nggak ada suara Yoo Young Jin yang ngabsen nama. Udah capek kayaknya. Atau memang ada yang diabsen terus nggak nyaut.

Jessica...

Eh...

Gue terlalu sibuk sama pikiran-pikiran gue yang melayang jauh entah ke mana ketika ngeliatin VCR itu. Kenapa bisa ini cewek-cewek cantik banget. Kenapa bisa SM bikin video sebagus ini. Dan video itu disusul oleh suara sirine yang kenceng banget sebelum akhirnya kain putih yang menutupi layar jatuh (lalu beberapa abang-abang repot narikin kainnya ke pinggir, lari sambil bungkuk-bungkuk supaya nggak mencolok. Pekerjaan abang-abang ini adalah salah satu pekerjaan impian gue, omong-omong).

Nggak ada yang bisa kalem pas SNSD pelan-pelan muncul dari hidrolik ke atas panggung. Mau cewek mau cowok semuanya heboh. Omong-omong, malam itu gue menjadi saksi bahwa ternyata memang fans SNSD itu nggak cuma cowok-cowok aja. Tapi banyak juga cewek. Bahkan persentase cewek dan cowok di PINK B bisa dibilang rata. Jadi suara teriakan treble sama suara teriakan nge-bass-nya nge-mix banget. Yang nonton pun nggak cuma yang, yah, seumuran gue gitu 15 sampai 17 tahun (ehem). Bahkan yang di atas itu juga ada. BAHKAN ANAK-ANAK SD JUGA ADA. MASHA ALLAH!!!!!

Gue lagi kayak santai aja ngerekam pake kamera digital (belom ketahuan security) ketika gue mendengar ada suara teriakan yang nggak beres di belakang gue. Bukan nggak beres karena ngumpat atau apa. Kalau teriakan ngumpat sih biasanya itu pasti gue. Tapi teriakan ini nadanya tinggi banget. Kayak lagi kecetit.

"TIFFANY EONNI!!! TIFFANY EONNI!!!!" gue noleh ke belakang dengan posisi kepala yang masih sejajar, nggak menemukan siapa-siapa. Tapi ketika arah pandangnya gue ubah agak ke bawah dikit, di sanalah gue melihat ada dua anak SD, cewek, rambutnya panjang, keringetan, kurus-kurus, bawa lightstick, berusaha untuk melihat di antara orang-orang dewasa yang angkuh di depan mereka, yang nggak peduli mereka ada di sana, yang sedang nge-fancam dan mengganggu pandangan mereka, padahal orang ini masuk ke PINK B juga nyelundup.

Pengen gue angkat itu anak-anak terus taruh di pundak gue. Biar kayak kakak-kakak baik hati gitu. Tapi niat itu gue urungkan karena biasanya anak kecil suka ngelunjak. Nanti dia malah minta digotong terus sampe dua setengah jam. Ya kan bisa-bisa anfal hamba di pantatin bocah.



Perasaan gue ngeliat mereka sebenarnya campur aduk gitu. Kebayang, gimana ya anak SD kalo spazzing? Pasti hebohnya lebih-lebih dari gue deh yang udah alay se-timeline dengan capslock yang nggak berhenti muncul di setiap posting-an soal siapapu bias gue. Tapi agak ngeri juga ngebayangin kalau mereka tahu-tahu TaeNy shipper. Atau haters-nya BaekYeon.
"APA SIH ITU BELATUNG CABE DEKET-DEKET SAMA TAEYEON EONNI! KAN KASIAN TAEYEON EONNI JADI DI-BASH SAMA FANS-NYA DIA YANG NGGAK KALAH CABENYA SAMA IDOLANYA!"

Nggak mau pikiran gue terlalu melayang jauh, gue berusaha mengembalikannya ke panggung. Mereka lagi perform 'You Think' dan sekarang posisinya nggak ada lima meter dari mata gue. Jarak pandang di PINK ke panggung utama bener-bener enak banget emang. Dibandingkan BLUE, untuk jarak pandang PINK ini terbaiklah. Walaupun ketika mereka mulai berjalan ke panggung tengah (yang ada di depan BLUE) akhirnya kita yang di PINK hanya dapat bokong dan bagian belakang tubuh mereka saja.

Rugi? Nggak. Ini kan SNSD. Dikasi bokong juga ya kita manggut-manggut aja teriak.

"YOU THINK YOU REAL COOL!?!?!?"

"YOOONAAAAAA!!!!!"

"YOU THINK YOU REAL COOL!?!?!?!?!?!?!??"

"YOOONAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!"



Nggak ada momen yang nggak bikin deg-degan. Setiap pergerakan mereka kayaknya memang diciptakan untuk bikin penonton lemes banget gituloh. Gue sama Reysa udah ngincer Taeyeon dari baru dateng ke ICE. Jadi pas konser mulai, fancam kita masing-masing udah fokus sama Taeyeon. Kemana Taeyeon jalan, kita ikut. Taeyeon ke depan, kita ke depan. Taeyeon ke belakang, kita koprol ke belakang. Ya gimana nggak keringetan? Pergerakan kita bener-bener aktif banget! Membuktikan bahwa PINK B sepi. HIHIHIHIHIHIHI.

Serunya di konser 'Phantasia' ini, banyak lagu-lagu lama yang dibawakan lagi. Ada yang diaransemen ulang, ada yang nggak. 'Genie' sebenarnya udah bagus versi aslinya. Tapi yang lebih bagus lagi versi SMTOWN Live in New York karena lebih berasa WHOAAA! banget. Sayangnya semua versi itu ada suara Jessica. Dan Jessica udah nggak lagi di SNSD. Jadi versi baru yang jazz ini bener-bener menghapus semua suara Jess dan diganti member lain. Nggak masalah sih, emang kita semua harus move on.



Alhamdulillah tahun ini waktu Tiffany teriak "INDONESIA PUT IT BACK ON!!!" kedengeran dengan jelas. Soalnya konser di 2013 waktu itu pas Tiffany teriak, mikrofon-nya error terus keresek-keresek. Sayang banget kesempurnaan teriakan Tiffany itu nggak bagus di fancam gue karena hilang fokus terlalu menikmati kibasan-kibasan rok pendek mereka (lagipula Galaxy Camera sound-nya super jelek). Aduh... itulah kenapa kadang-kadang berbuat dosa memang nikmat ya. Ni yang kayak gini nih yang bikin tidur nggak nyenyak dan malam gelisah mikirin macem-macem. WQWQWQWQWQWQWQWQ






Di bagian pertama, performance yang paling gue suka adalah 'Show Girls'. Soalnya di situ Taeyeon berdiri (diawali dengan jongkok dulu, terus menggeliat-geliat mainin leher, meraba-raba diri sendiri) nggak jauh dari pandangan gue dan Reysa. Kita anteng aja pokoknya ngeliatin mbak-mbak yang satu ini. Sampai-sampai pas perform 'Show Girls', dia kan harus masang sarung tangan dulu. Tapi ternyata sarung tangannya ribet, susah dipasang, sementara lagu udah mulai. Akhirnya dia cuma bisa pasang sebelah, yang sebelah lagi dia bejek sambil nge-dance. Ya Allah... padahal ya cuma kayak gitu doang tapi lucu banget diaaaa!!!! Mana lagi pake jari-jarinya salah masuk ke jari-jari sarung tangannya kan makin geblek. Kesayangan!!! Dan yang lebih lucu lagi, gue sama Reysa baru sadar ini pas kita nonton fancam-nya di kosan gue setelah konser WAKAKAKAKAKAK

A video posted by RON (@ronzstagram) on




Di situlah gue merasa bahwa Taeyeon dan Baekhyun memang mirip. Bener-bener mirip. Kelakuan di panggung tuh kayak 11-12 banget! Ya tapi apalah, Baekhyun hanya milik Chanyeol semata (WQWQWQWQWQWQ).

Di 'Phantasia' SNSD jadi lebih dewasa. Berasa banget sih, walaupun mereka tampil dengan lagu-lagu imut kayak 'Kissing You' tapi aura dewasanya nggak bisa ditutup-tutupin. Yah... walaupun tetap aja Tiffany berusaha alay dan aegyeo di setiap kesempatan. Kayaknya kalo tahun depan mereka masih ada konser, 'Kissing You' udah nggak bakalan cocok lagi mereka bawain deh. Terlalu imut sementara usia mereka udah berapa.







A video posted by RON (@ronzstagram) on


Reysa ngerekam banyak banget, kayaknya setiap penampilan dia punya fancam-nya. Sementara gue nggak bisa keep up karena capek lari sana sini dan pegel juga angkat-angkat kamera digitalnya. Yang lucu adalah, 11 lagu pertama gue pake kamera digital (enggak semua ngerekam sih) nggak ketangkep sama security padahal gue lari ke sana ke mari dan angkat itu kamera setinggi yang gue bisa. Tapi waktu Rey yang megang malah ketahuan. WQWQWQWQ

Adegan ini kayaknya paling nggak bisa gue lupain sih. HAHAHAHA

Jadi waktu itu SNSD lagi perform 'Lion Heart'. Gue sendiri nggak mampu lagi buat angkat kamera karena capek. Dan karena lagu ini gue suka, gue jadi kayak pengen menikmati penampilan gitu. Gue sama Ambar sesumbarlah, bilang, kalau pas 'Lion Heart' kita mau ikutan joget. Dengan niat itu, gue pun udah siap ngangkang-ngangkang sama SNSD. Mereka di panggung, gue di penonton. Gue ngeliat Reysa masih tahan aja ngerekam. Akhirnya supaya gambar fancam-nya bagus, gue kasihlah dia pake kamera digital yang gue berhasil gue selundupin itu.

Selama beberapa detik di awal, aman-aman aja. Tapi nggak lama setelah itu, mendadak semua orang pada ngeliat ke arah gue. Gue pikir mereka terpesona dengan tarian 'Lion Heart' dan ngangkang-ngangkang gue. Tapi ternyata yang diperhatiin bukan gue, tapi Reysa. Dan bukan Reysa yang jadi sasaran, tapi kameranya.

Satu security udah naik ke pager dan nyenter-nyenter ke arah Reysa. Pantesan semua orang ngeliatin. Tapi yang disenter nggak sadar sama sekali kalau dirinya sedang dalam masalah. ANJIR GUE DEG-DEGAN.

"REY KAMERANYA!" kata gue yang ketika sudah sadar dan tidak lagi sedang ngangkang. Reysa ngeliat ke gue sebentar terus langsung nurunin kameranya. Di saat yang sama, security yang tadi nyenter-nyenter teriak "GUE AMBIL NIH KAMERANYA TUNGGU DI SITU!"

Buset.


Wajah Reysa panik. Gue panik tapi sebentar aja. Buru-buru gue ambil kamera yang di Reysa dan gue masukin ke dalem topi kelinci yang gue bawa hari itu, terus gue iket di tali tas gue sebelah kiri.

"Udah Rey, santai aja, nonton lagi aja, pura-pura nggak ada apa-apa," kata gue. Tapi orang yang gue ajak ngomong mukanya udah flat dan bengong. Kayaknya shock banget ditegor security dan kena cahaya senter paling ditakuti oleh fansite-fansite itu. Wajah Reysa makin parah shock-nya ketika itu mas-mas datengin dia, ngajak temennya, terus berniat buat ngambil kamera kita (kamera gue).

"Mana kameranya?!" kata dia.

Gue berusaha untuk pura-pura nggak tahu. "Emang ada kamera Rey?" tanya gue berusaha santai. "Coba buka tasnya Rey bongkar aja mas."

Reysa ngebuka tasnya dan dibongkar terus nggak nemu apa-apa. Yaiyalah, gerakan gue Alhamdulillah lebih cepat dari kedatangan mereka ke situ. Gue mau ketawa, tapi masih deg-degan. Cuma, deg-degan gue nggak separah Reysa yang langsung cengok nggak karuan kayak abis ketauan make narkoba di kamar mandi sekolah.

"Kalau pake lagi gue ambil ya!" kata security-nya.

"Ya mas, ambil aja," balas gue. Terus dia pergi dan kita kembali fokus ke baju bling-bling Taeyeon yang ada di atas panggung. Gue nyanyi 'Lion Heart' lagi sampai abis dan kemudian lanjut ke lagu 'Hoot'. OMG! MY FAVORITE SONG!!! Gue sama Ambar nyanyi-nyanyi dan dance-dance juga ala-ala nembak busur panah. Tanpa gue sadari kalau Reysa masih bengong dan shock di sana berdiri tanpa ekspresi. Mood-nya udah rusak parah. Dan gak ada fancam dari kamera digital itu setelah insiden ini.



Gue mau ketawa kenceng-kenceng tapi nggak tega. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHA YA ALLAH REYSA BARU PERTAMA KALI KETAUAN BAWA KAMERA LANGSUNG KICEP.

"LOH REY, UDAH GAUSAH DIPIKIRIN!" teriak gue sambil nepok-nepok bahu kirinya dengan tangan kiri gue yang melewati punggunya. "GUE UDAH SERING KETAUAN. UDAH NGGAK APA-APA," gue berusaha meyakinkan dia.

Tapi kenyataan bahwa itu pertama kalinya Reysa ditegor sama security karena kamera tentu saja membuat dia merasa sangat down dan mood-nya jadi jatoh banget. Gue mau ketawa setiap inget ekspresi muka dia yang masih bengong sampai tiga lagu setelah 'Lion Heart'.

"Aduh Rey maafin gue hahahaha, kalau tadi gue nggak nyuruh lo bawa kamera kayaknya bak bakalan bad mood," kata gue lagi-lagi trying to console him dengan free puk puk. Dia masih diem dan gak bisa ngomong, cuma senyum tapi dipaksasi. GUE MAU KETAWA.

Posisi kita saat itu memang nggak pas buat ngerekam dengan kamera sih. Karena kondisinya kita lagi ada di depan panggung utama dengan lensa kamera yang moncongnya keluar karena di zoom dan keliatan banget sama security-nya. Sementara pas gue pegang di 11 lagu sebelumnya tadi, posisi gue selalu bener dengan menutupi lensa kameranya dengan tangan kiri sementara tangan kanan berusaha menstabilkan body-nya. Jadi nggak terlalu keliatan. Reysa terlalu santai megangnya jadi kena. HAHAHAHAHHAHA Gue masih merasa bersalah sampai sekarang. Tapi tetap ketawa kalau inget muka dia.

Tips: Gue hari itu bawa Galaxy Camera karena zoom-nya mantap dan bagus banget (tapi sound jelek!!!!!). Kalau kalian punya kamera ini dan bisa nyelundupin, pas ngezoom emang harus nutupin lensanya yang memanjang pas di zoom dengan telapak tangan jadi nggak keliatan. Kalau gue biasanya gue genggem tuh lensanya, pas di genggaman soalnya. HIHIHIHIHIHIHI
Tips: Kalau handphone, Nokia Lumia 1020 THE BEST BANGET!!!! Bahkan ketika lo zoom full, itu masih jelas kalo diliat di laptop! Sound-nya biadabbbbbbbb!!!!!!!!



'Mr. Mr', 'The Boys' sama 'Catch Me If You Can' adalah yang paling gue tunggu-tunggu sih dari semua penampilan. Dua lagu pertama karena ikonik banget. Lagu yang terakhir awalnya gue nggak suka, tapi malah gandrung setelah nontonin MV-nya berkali-kali buat nyari apa aja sih yang salah dan nggak beres. Dance-nya luar biasa sih di lagu ini. Bener-bener salut sama kerja keras mereka!

Oh iya, project dari SONE Indonesia buat lagu 'Into The New World' juga sukses. Handbanner-nya kebaca dengan baik. Walaupun karena handbanner itu juga gue nggak bisa liat apa-apa karena ketutupan. Ada sih atmosfer mewek gitu, tapi nggak parah-parah banget. Nggak sampe yang kayak Leeteuk nangis di 'Super Show' atau kayak siapa sih yang suka nangis di EXO tapi sekarang udah keluar.

Ya nggak gitulah.

Gue suka banget sama konser 'Phantasia' ini. Gimana ya, SNSD tuh udah senior, jadi flow-nya di panggung juga udah berasa santai banget. Banyak obrolan-obrolan santai yang mereka buat di panggung dan (terlepas dari apakah itu skrip atau nggak) terasa sangat natural dan nggak dipaksain. Bahkan sampai ada momen yang mereka ngobrol ngalor-ngidul pake Bahasa Korea terus translator-nya keder mau ngartiin obrolannya satu-satu. HAHAHAHAHAHAHAHAHHA kayaknya abis ini harus banget deh promotor ngerekrut translator yang bisa sekalian ngetik jadi translate-an omongan member muncul di layar aja.

TIFFANY: "Ne, oneuleun neomu haengbokhaeyo sowon-deul. Kibuni otteyo?"
SUBTITLE: Aku alay banget maafin tapi cinta kan?

TAEYEON: "Oneul wajusyeosso gomawo, sowon."
SUBTITLE: Tiketnya mahal, maafin, tapi kalian kaya raya ya ner bener indonesia nih, makasih dah dateng loh.

Salah ketik juga nggak ada yang ngerti merekanya, jadi yaudahlah, daripada satu orang capek translate 8 member lagi ngerumpi. Mending pake subtitle ajalah biar aman.



Oh iya, kayaknya ini konser paling ter-no drama dari artis SM yang pernah gue tonton di Jakarta tahun ini. Waktu KRY drama banget karena ada momen perpisahan mau wamil. Pas EXO, wagilak sih dari awal sampe akhir drama Mario Teguh aka Park Chanyeol nggak kelar-kelar. Seperti yang gue tulis di caption Instagram gue beberapa waktu lalu, konser ini berjalan bahagia tanpa umbar-umbar janji yang berlebihan. Bisa kok, SM tanpa drama tuh bisa kok, ya ini buktinya, seneng-seneng aja.

(Terlepas apakah itu scripted atau nggak sekali lagi) (Professional, not personal).


Akhirul qalam,


Gue nggak tahu apakah gue harus bangga dengan keberhasilan gue menyelundup di konser kali ini atau gue harus malu. Tapi yang jelas gue sangat menikmati konsernya. Apalagi menikmati konsernya sama orang-orang yang juga enak diajak gila. Yang nggak jaim. Yang satu frekuensi. SENENG BANGET!!!!

Nggak tahu apakah setelah ini SNSD akan tetap berdelapan atau bakalan lebih aktif sebagai sub-unit. Tapi katanya sih mereka mau comeback. Tapi ya... apakah ini comeback terakhir nggak tahu juga. Udah umur segitu, udah waktunya juga KPop regenerasi. Semoga kontrak sama SM masih mau mereka perpanjang deh. Karena kayaknya kalau SNSD sudah nggak di SM ada yang beda aja gitu feel-nya. Sama kayak Kim Heechul tiba-tiba berkhianat sama Lee Soo Man which is something impossible (at least for this time).

Thanks a lot, GG! Looking forward for your next concert! SMTOWN, maybe? Hihihihi

Foto ini diambil dengan Lumia 1020 juga! Love this phone so much!! 41 Megapixel!!!!

Chi-Maek, Taksi, Goodbye Jung-gu, dan Halo Teman Baru dari Manila!

$
0
0
Sebelum benar-benar mengucapkan selamat tinggal buat Petite France, gue sempat berdiri di tengah-tengah jalan sepi yang dingin di depan sebuah toko kelontong di sana. Ngeliat ke arah Sungai Han yang dari kejauhan yang mulai gelap. "Kapan bisa ke sini lagi?" Pertanyaan yang selalu muncul kalau misalnya sedang jalan-jalan dan sudah mau pulang. Kita bisa saja hidup senang di hari ini tapi nggak ada yang bisa menjamin apakah kita masih hidup besok, kan?

Mendadak jadi mellow.

Kita semua sama-sama tahu dan mengerti kalau badan kita udah nggak sanggup lagi buat ngapa-ngapain lagi. Perjalanan balik dari Petite France emang lancar sih, tapi cobaan banget. Makin malem, udara dingin di kawasan ini jadi makin menusuk. Seriusan deh, ini tuh kayak baru abis kena ujan, terus masuk kamar malah diguyur pake es batu ala-ala Ice Bucket Challenge. Mungkin bisa lebih parah dari itu. Belum lagi bus yang kita tumpangi buat kembali ke stasiun ngebutnya luar biasa. Kayaknya sopir-sopir bus hop on - hop off ini sudah hapal banget sama jalan berliku-liku di bukit itu kali ya? Nggak ada takutnya sama sekali loh! Gue yang ada di dalem bus udah istigfar aja sambil berusaha untuk tidur. Berusaha juga nggak muntah.

Kita sampai di Gapyeong Station sekitar jam 7 atau setengah 8 malam. Dinginnya udara malam itu bikin gue pengen pipis (dan ini sebenarnya udah ditahan dari Petite France). Pipis tuh sebenarnya nggak akan jadi masalah, kecuali, yah, dalam kondisi musim dingin yang lo nggak mungkin pake baju (dan celana) cuma selapis aja. Demi bertahan hidup gue pake bawahan longjohn. Menggunakan benda ini bikin pipis jadi PR yang luar biasa males banget untuk dilakukan. Dan nggak cuma itu saja tentunya yang bikin ribet.

Posting-an ini adalah bagian kesepuluh dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!
2. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
3. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
4. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
5. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
6. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
7. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
8. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
9. Dream Come True: Finally, Seoul!
Pertama, itu coat hitam yang gue pake nggak boleh sama sekali kena sepercik air kotor dari toilet karena itu bukan punya gue. Artinya ketika gue masuk ke dalam bilik toilet (sorry, gak terbiasa pipis di tempat yang berdiri. Apa sih namanya? Uriner? Ya yang itu. Ini sama halnya nggak terbiasa dengan kloset duduk walaupun sekarang sudah bisa dengan bahagia menggunakannya) itu coat harus dicopot. Kedua, sweater yang gue gunakan di dalam coat-nya juga butuh digulung di bagian lengan supaya nggak basah. Ketiga ya bawahan longjohn itu. Karena benda ketat melekat ke kulit itu sama sekali nggak membantu mempermudah proses pipis. Jadilah masuk ke toilet tuh kayak grabak grubuk grabak grubuk kayak lagi berantem sama masa lalu.

Mungkin ketika kalian baca ini kalian bertanya-tanya, seperti apakah toilet umum di Korea? Kemungkinan kalian membandingkan toilet di stasiun kita yang ada di Indonesia, yang bisa saja ketika suatu hari kalian masuki kalian mendapatkan pengalaman buruk karena jorok banget. Terus kalian ngumpat, "DASAR YA, ORANG INDONESIA!"

Eits, jangan sedih. Serius. Nggak boleh menggeneralisasi orang-orang Indonesia seperti demikian. Karena bahkan, meski Korea Selatan ini ppanjak ppanjak nuni busyo banget dengan dunia entertainment-nya yang penuh dengan politik tak terlihat itu, walaupun Korea Selatan ini dijadikan tempat syuting 'Avenger: Age of Ultron' sekalipun, tetap aja kok, toilet stasiunnya jorok juga. Seperti salah satu yang gue masukin itu misalnya, masih ada aja orang-orang bodoh enggak tahu malu yang meninggalkan sisa kotoran mereka untuk dilihat orang lain. Padahal tinggal pencet flush loh, nggak disuruh nimba air dulu di Sungai Han. Gila sih. Stres.

Melihat sisa-sisa menjijikkan orang lain di toilet itu bisa banget bikin trauma. "Bangke sih ini mah kepikiran sampe pulang kayaknya." kata gue. Berusaha menenangkan diri sejenak, gue baru sadar kalau ternyata gue haus dan memutuskan untuk mampir ke 7/11 buat beli air mineral. Setelah itu kita semua masuk ke peron dan menunggu kereta kembali ke Seoul. Kali ini Mas Aryo yang memimpin dan dia memilih untuk menggunakan jalur dengan transit paling sedikit yang dia temukan di Apps Subway.

Kita sempat ketawa-ketawa nggak jelas setelah mencoba menggunakan vending machine yang ada di pinggir peron malam itu sebelum akhirnya masuk ke kereta dan duduk santai menuju ke stasiun transit selanjutnya. Berada di dalam subway yang sepi malam itu bikin ngantuk, tapi juga bikin gue ketawa-ketawa sendiri. Kali ini nggak ada pasangan yang pacaran dan mesra-mesraan. Tapi yang kepikiran malam itu adalah satu fanfic Baekhyun-IU-Suho yang gue buat beberapa tahun lalu yang idenya muncul saat gue lagi naik angkot Depok-Pasar Minggu. Kejadian di fanfic itu di dalam subway dan dulu gue nggak tahu sama sekali seperti apa subway di Korea. Pure ngarang sebisanya aja. Dan sekarang akhirnya bisa naik subway langsung rasanya kayak wah banget sih. Bener kata orang ya, bahagia itu sederhana.



Ada satu stasiun transit yang menyenangkan banget yang kita singgahi saat itu. Di salah satu tangga EXIT Station-nya, anak-anak tangganya berfungsi sebagai tuts piano! Awalnya gue bertanya-tanya dari mana suara itu berasal ketika kita turun dari kereta. Kemudian kita melihat beberapa orang melintasi tangga itu dan bunyi setiap kali diinjak. Penasaran. Akhirnya ketika yang lain sedang ke toilet, gue sama Mbak Swita langsung alay naik turun tangga cuma buat bikin itu anak tangga bunyi. Meskipun bunyi note-nya nggak perfect karena setelah Do nadanya bukan ke Re tapi kayaknya langsung Fa, tetep aja menyenangkan karena di Jakarta nggak pernah nemu yang begitu.

Setelah hanya tinggal berapa stasiun lagi sampai di Euljiro 3-ga, gue baru sadar kalau perut udah laper banget. Bibimbab yang kita makan di Nami siang tadi rupanya sudah hilang bersama keringat dan keceriaan sepanjang hari tadi. Pantesan aja badan makin terasa dingin. Ternyata lapar. Nggak tahu apakah itu ada hubungannya atau nggak.

"Yuk sampe di Seoul makan ayam." Mbak Dian menawarkan ide yang not bad. Karena udah laper gue setuju-setuju aja. Belum kepikiran juga mau makan apa soalnya, jadi yaudah, belum pernah juga nyicipin ayam langsung di Korea nih kayak di TV-TV. Yang malam itu hinggap di kepala gue soal makan adalah merebus indomie ketika sudah sampai di hostel. "Dul dul Chichken aja. Enak tuh. Sekalian nyoba Chi-Maek." kata Mbak Dian lagi.

"Mau deh ayamnya. Tapi nggak mau minum maekju. Hehe," kata gue.

"Cobalah sekali-kali, minum biar anget nih mumpung dingin," goda Mas Aryo. Gue cuma meringis.

"Nggak deh mas, takut bikin masalah nih aku tuh nggak pernah mabok. Kalo nanti aku mabok terus tiba-tiba gelundungan di jalanan Jung-gu kan kalian juga yang repot. Itupun kalo kalian mau direpotin sih. Kalo nggak mau direpotin yaudah panggilin aja aku Kim Junmyeon."

Nggak ada yang tahu siapa itu Kim Junmyeon.

Sebenarnya males banget buat meninggalkan stasiun Subway dan mendaki tangga menuju permukaan bumi di atas sana. Karena stasiun Subway itu hangat banget. Sementara di sana anginnya pasti kenceng. Coba ada Dul dul di Subway ini pasti seru banget. Dengan berat hati harus keluar dari stasiun Subway, melewati beberapa homeless yang tidur di bawah sana dengan beralaskan kardus. Yak, Korea juga masih punya homeless people kok. Jangan sedih.

"Kita makan dulu aja. Barang-barangnya kita ambil setelah makan." Kata Mas Aryo. Kita semua setuju. Dan bener aja, baru aja sampai di tangga keluar Euljiro 3-ga, anginnya udah berasa dingin. Sarung tangan yang sejak tadi gue buka pasang buka pasang sekarang udah kepasang dengan sempurna. Topi gunung yang kata Mbak Dinda membuat gue terlihat seperti orang Tibet itu gue pasang dengan erat. Kita melintasi Lotte Hotel Seoul, dan langsung berjalan ke seberang. Mencari kios ayam bumbu khas Korea yang ada di sana.


Jadi tuh ceritanya semalem ketika gue, Mbak Dinda dan Mbak Swita dan Lainey jalan-jalan ke Myeongdong, beberapa yang lain makan ayam Dul dul itu. Tapi ketika malam itu dicari lagi nggak ketemu. Akhirnya yaudah, kita makan di kios yang juga namanya Dul dul (tapi bukan yang dikunjungi semalam sebelumnya) dan mutusin buat makan di sana. Lokasinya kecil banget di antara gedung-gedung tinggi yang ada di Jong-no. Terlihat seperti apa yang sering muncul di drama deh pokoknya.

"Anyeonghaseyo..." kata gue spontan ketika pintu gue buka dan gemerincing suara lonceng terdengar. Tempat itu bener-bener sempit dan di dalemnya cuma ada tiga meja doang. Ada yang buat berdua ada yang buat rombongan berempat sampai berlima. Di meja dekat pintu ada serombongan laki-laki dan perempuan berpakaian rapi yang juga lagi nge-bir, nyoju dan makan ayam juga. Kita duduk di pojokan, persis di belakang mereka.

Gue kalau lagi laper jadi nggak banyak omong. Jadi malam itu dengan komunikasi yang terbatas kita pesen ayam yang paling aman dimakan aja pokoknya. Porsi besar karena kita rame-rame dan pesan beberapa versi. Nggak ngeh Mbak Dian pesen apa aja tapi yang jelas ayamnya enak dan gue makan banyak banget.

Itu malam terakhir kita bareng-bareng omong-omong. Karena setelah ini, Mbak Dian akan pindah ke hostel di kawasan Dongdaemun. Sementara gue memilih untuk tinggal di kawasan Hapjeong/Hongdae sana. Gue sama Mbak Dian akan pulang ke Indonesia hari Minggu (6/12) sementara Mas Aryo, Mbak Dinda dan Mbak Swita balik ke Indonesia (2/12). Ada banyak lokasi di Seoul yang harus gue eksplor buat kepentingan pekerjaan juga, jadi gue ada excuse untuk berlama-lama. Sementara Mbak Dian, karena dia self-employee jadi nggak perlu di kantor dia bisa kerja di mana aja.

Malam terakhir bareng-bareng biasanya sih berkesan. Tapi malam itu karena kita semua laper, obrolan kita jadinya hanya berakhir pada "Wah enak.""Mau lagi dong!""Pesen yang rasa lain aja." sama "Bismillah aja semoga nggak ada babinya." Sayup-sayup juga gue mendengar obrolan meja sebelah yang lagi bahas SISTAR sama Boyfriend. Entahlah tapi sejak awal masuk gue entah kenapa curiga mungkin mereka dari salah satu manajemen yang lagi rapat dadakan di luar terus makan-makan. Karena ada salah satu dari mereka yang nyebut "Depyonim" dan segala macem Sotoy sih sebenarnya.

Makan malam itupun kita tutup dengan itung-itungan soal utang dan uang yang kita keluarkan sepanjang hari dari Nami ke Petite France. Setelahnya kita bareng-bareng kembali ke Lotte Hotel Seoul buat ambil barang dan berpisah untuk menuju penginapan yang berbeda. Andai bisa lama-lama aja di Lotte Hotel Seoul ya... Hahahahahaha... Ya gimana dong! Hotel ini asyik banget. Di tengah kota, gratisan, fasilitas lengkap. Wah. Once in a lifetime banget sih pengalaman ini mah. Kalo terulang Alhamdulillah, nggak terulang juga nggak masalah yang penting pernah.


Gue sendiri udah nggak sabar buat pindah ke hostel. Gue nggak sabar untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang nggak gue kenal sebelumnya dan berteman dengan orang-orang baru yang kemungkinan gue akan temukan di sana. Gue nggak sabar untuk merasakan gimana sih jadi traveler kayak orang-orang di media sosial sana. Terlebih ini adalah pengalaman pertama gue tinggal di hostel di luar negeri. Bener-bener mulai dari ketika gue menggeret koper gue keluar dari Lotte Hotel Seoul malam itu gue akan berjuang sendiri. Setidaknya sampai di hostel. Karena Mely janji akan datang lusa dan nginep di sana juga.

Jalanan di Jung-gu sudah sepi banget padahal baru jam 10:30 PM. Gue pikir Seoul itu kotanya 24 jam ternyata jam segitu udah sepi aja. Masing-masing dari kita mikirin mau pake apa ke hostel masing-masing.

"Taksi sih kayaknya." kata gue karena gue udah punya budget untuk naik taksi. Itu yang pertama. Dan yang kedua entah kenapa gue merasa males aja ribet kalau harus geret koper ke Subway lagi. Tapi ternyata keputusan gue itu sangat sotoy dan terlalu over percaya diri.

Kami sedang berdiri di pinggir salah satu jalan besar di Seoul tapi jarang banget ada taksi kosong yang melintas. Yang lewat selalu dengan penumpang. Dan yang kosong selalu keduluan sama mereka yang mabok atau yang emang lebih beruntung sih kayaknya. Dalam kondisi badan yang udah lelah karena seharian jalan, ransel berat karena berisi laptop, koper yang hampir 20 kilo, ditambah coat+sweater+syal yang bikin ribet, belum lagi angin malam yang dingin menyebalkan membuat gue senewen.

Hihihi... Lucunya adalah, sekarang gue kalo senewen suka yang ditegar-tegarin. Kayak semacem "Gue pernah kok ngerasain yang lebih buruk dari sekedar nggak dapet taksi. Masa cuma perkara nggak dapet taksi aja terus emosian sampe meledak-ledak sih?" kayak gitu. Pengalaman buruk mengajarkan segalanya lah pokoknya. Jadilah malam itu walaupun senewen mari kita keep smile kayak Badut Ancol.

Dua menit...

Tujuh menit....

Tiga belas menit....

Lima belas menit berlalu, kita masih struggle buat nyari taksi. WAH GILA SIH. INI DINGIN BANGET NGERTI GAK. Keluhan mulai terdengar dari geng sebelah. Sementara pikiran gue melayang jauh entah ke mana ketika gue melihat di seberang sana, ada satu orang mabok yang sedang dicarikan taksi oleh teman-temannya. Persis seperti yang ada di drama Korea. Mereka teriak-teriak juga.

"Apa gue nyerah aja dan pake subway?" gue merogoh hape yang malam itu rasanya gede banget yang gue taruh di kantong kanan celana jins gue yang baru dan agak ketat itu. Sudah hampir jam 11 malam. Seinget gue masih akan ada Subway sampai setengah 12. Lagipula dari Euljiro 3-ga ke Hapjeong nggak terlalu jauh sih. "Tapi kalo ada taksi yang bisa nganter sampe depan hostel ya kenapa ribet deh?" kata gue ke diri gue sendiri.

Lagi-lagi itu sotoy banget sebanget-bangetnya.

Ketika geng sebelah akhirnya berhasil mendapatkan taksi, gue makin senewen. "YA ALLAH INI NIH AKIBAT KEBANYAKAN DOSA NIH." gue mengumpat dalam hati. Setelah melambaikan tangan ke geng sebelah, gue berusaha tegar dan berjalan menjauh dari lokasi itu, ke pengkolan supaya lebih cepet dapetnya. Tapi perasaan begajulan tiba-tiba aja menyerang setelah taksi geng sebelah menghilang dari pandangan. Damn! Perasaannya antara excited sama takut. Rasanya kayak lagi di depan wahana Tsunami yang ada di Mikie Holiday di Berastagi yang pernah gue (dan BTOB--more story later) naiki Desember tahun lalu. Walaupun momen Seoul-nya terjadi duluan sih. Perasaan yang penasaran pengen ngerasain tapi takut di saat yang sama.

Sesampainya di pengkolan, selayaknya orang yang lagi berusaha nyetop taksi gue gerak-gerakin tangan kiri setiap ada kendaraan berwarna kuning yang lewat. Eh ternyata dapet satu. Anjir, deg-degan. Ini pengalaman pertama memberhentikan taksi di Seoul dengan kemampuan berbahasa Korea yang masih 3%. ANJIR.


Sebentar... ajoessi, gue tarik napas dulu. Ini pasti gue harus ngomong Korea kan? Karena kayaknya abang-abangnya nggak bisa Bahasa Inggris. Pas dia nurunin kaca jendela, dia langsung nyamber nanya "Mau ke mana?" pake Bahasa Korea. Alhamdulillah kalo cuma ditanya itu gue ngerti. Masalahnya adalah, apakah gue bisa membalas pertanyaan itu dengan menjelaskan detail soal tujuan gue?

"Hongdae, juseyo," kata gue. "Eum... yogi," gue ngasih liat alamat hostel gue lewat hape. Dia sepertinya cukup mengerti dan gue menangkap sinyal positif. Tapi gue belom masukin barang dan segala macem karena belom tawar menawar harga. Sebagai pemula soal urusan taksi di Seoul, tentu saja gue nggak akan mau dibodohi oleh orang yang gue nggak kenal di negara yang katanya penuh kebahagiaan buat fans KPop itu. Intinya nggak mau terlihat bodoh. Walaupun sebenarnya memang bodoh untuk urusan ini.

"Olmayeyo?" tanya gue.

"Hongdae, thirty thousand." katanya.

Gue yakin sih kayaknya otak gue malam itu sudah beku dan sudah diliputi perasaan cemas berlebihan karena takut kemaleman. Sampai-sampai ketika dia bilang"thirty"itu gue mikir lama banget. Apakah itu maksudnya "tiga ribu" atau "tiga puluh ribu". Agak lama gue mikir dan baru ngeh ternyata "tiga puluh ribu".

"Sorry? How much?" tanya gue lagi.

"Thirty Thousand."katanya.

DEMI APAPUN TIGA PULUH RIBU WON. EGILAK.

Gue memang nggak pernah tahu rate taksi rata-rata di Seoul itu tuh sebenarnya berapa. Apakah 30 ribu Won ini harga wajar atau tidak untuk perjalanan dari Jung-gu ke Hongdae yang kalau menurut Google Maps sih nggak jauh-jauh banget. Atau memang ini adalah harga mahal yang dari abang-abang taksi untuk turis yang nggak bisa Bahasa Korea dan clueless kayak gue?

30 ribu Won sebenarnya bukan jumlah yang besar mungkin. Tapi buat turis kayak gue tentu saja itu jumlahnya banyak banget, gilak! Udah hampir seharga hostel gue tuh. Kan tetep aja nggak mau rugi. Memang sih, ada budget buat taksi di perhitungan perjalanan gue. Tapi kalau misalnya bisa lebih murah ya kenapa nggak? Akhirnya gue berusaha buat nawar.

"10 ribu aja deh. Gimana?" tanya gue.

"Wah sorry banget nih bro, lagi peak time. Thirty!" kata dia lagi.

"Yaudah dwaseoyo. Gomapmakasih," kata gue. Setelah itu dia langsung ngebut lagi.

Gue masih tetap berusaha untuk tenang walaupun sebenarnya malam itu gue ngerasa sangat diburu waktu. Takut kemaleman aja pokoknya. Karena nggak punya temen yang bisa diajak diskusi soal ini, akhirnya gue googling aja "normal taxi fare in Seoul" di Google. Tapi ah, nggak ada informasi yang langsung menjelaskan soal itu. Yaudah akhirnya nyerah.

"Coba setop satu lagi deh Ron. Mungkin abang-abang yang tadi pengen cepet naik haji makanya mahal," kata gue.

Yaudah nih gue mencoba untuk nyetop taksi satu lagi dan dapet lagi. Pas gue tawar lagi dia juga mau harga yang sama. Tapi kali ini alasannya bukan peak time, tapi karena tujuan gue diklaim dia sebagai tujuan yang mengharuskan dia untuk mengambil jalan memutar dan berlawanan arah dengan posisi dia sekarang.

Gila sih ternyata sopir taksi di Seoul sama di Jakarta nggak jauh beda. Sama-sama ribet dan pilih-pilih banget urusan penumpang. Yasudah, karena sudah malam banget, sudah hampir jam 11, akhirnya gue kirim email ke hostel dan bilang kalau gue datengnya agak telat. Gue sudah memutuskan untuk naik Subway aja.


[FYI, besokannya gue denger cerita kalau ternyata geng Mas Aryo, Mbak Dian, Mbak Swita dan Mbak Dinda hampir dikerjain sama taksinya. Mereka dimintain ongkos lebih dari 30 ribu Won padahal perjanjian awalnya 30 ribu. Udah gitu mereka hampir mau diturunin di pinggir jalan, nggak di depan hostel. Untung Mas Aryo orangnya tegas dan punya aura yang emang agak nakutin sih. HIHIHIHI. Akhirnya mereka aman dan nggak bayar lebih.

Sementara beberapa bulan setelah perjalanan ini terjadi, gue mendengar cerita dari salah satu temen gue yang bayar sampai Rp 1 juta cuma buat taksi aja karena dikerjain sopir taksinya, dibikin muter-muter.

Ternyata nggak salah gue suuzon. Sopir taksi di Korea ternyata brengsek juga ya. Jangan sampai tertipu gengs!]

Barang-barang yang bisa gue jejelin ke ransel gue masukin. Termasuk laptop dan segala tetek bengek yang tadi ada di tangan. Powerbank sudah siap di luar buat jaga-jaga. DAMN COAT-NYA BERAT BANGET. Tapi harus tahan. Akhirnya gue jalan balik ke Lotte Hotel Seoul, melintas di depannya sekali lagi sambil baper memegang dada karena nggak tega ninggalin kemewahan yang dirasakan selama dua malam terakhir, lalu masuk lagi ke pintu Subway Euljiro 3-ga.

Di sanalah tantangan terbesarnya. Koper yang hampir 20 kilo itu harus dibawa turun tangga dengan diangkat. Bener-bener repot hihihihi. Satu anak tangga berenti, satu anak tangga berenti. Coba bisa kayak Sulli yang meluncur dari atas tangga kayak di 'To The Beautiful You' mungkin bisa lebih cepat. Tapi karena takut celana dalam gue berserakan juga kayak Sulli jadi gue nggak melakukan itu.

Petang tadi Subway itu masih rame, sekarang udah tutup semua toko-tokonya. Seneng sih, karena gue nggak perlu diliat sebagai orang yang canggung geret-geret koper yang berat ini. Bermodalkan petunjuk jalan yang ada di dalam sana, gue menggeret koper berasa keren aja karena sendirian. WKWKWKWK Nggak bergantung sama keputusan dan kepentingan orang lain tuh bener-bener bikin hidup enak pokoknya. Karena kalo nggak bergerak ya nggak bakalan bisa kan. Kalopun maksain naik taksipun pasti udah nggak bakalan dapet ataupun kalo dapet pasti tekor. Yah pokoknya hostel sudah menunggu untuk ditiduri deh.

Koper gue warnanya merah dan bagian depannya dicoret-coret pake sipol item random banget. Kalo digeret suara geretek-gereteknya kedengeran kenceng banget. Nggak tahu apakah hanya gue aja yang denger atau semua orang bisa mendengarnya. Karena berisik banget. Gue lega sih karena malam itu udah sepi jadi kalopun ada yang merasa terganggu jumlahnya mungkin nggak terlalu banyak.

Yang ribet kalo bawa koper sendiri ini ya pas bagian melewati portal setelah tap T-Money itu. Karena lorong portalnya kecil, takut kopernya nggak cukup karena kembung kan itu koper. Jadilah agak sedikit seperti orang kampung. Aduh malam itu ribetnya berasaaaa aja pokoknya. Tips aja sih, kalo nanti mengalami keribetan yang sama, pakai pintu tap disable aja agak lebar soalnya.

Setelah berhasil masuk, baru merasa tenang. Alhamdulillah ya Allah. Sekarang hanya tinggal turun di Hapjeong, dan mengikuti peta yang diberikan oleh hostel via email. AKHIRNYAAAA LIBURAN AKAN SEGERA DIMULAI!!!!!!!

(karena yang kemaren itungannya masih kerja)

(Eh tapi sebenarnya the rest of my stay in Seoul basically juga teritung kerja sih hahahaha)

(Tapi menyenangkan)

(HAHAHAHAHAHAH)

Subway malam hari sudah nggak terlalu rame. Gue masuk dan langsung dapet duduk sebenarnya. Tapi karena deg-degan, gue memilih berdiri. Lagipula ribet juga kalau duduk dengan barang bawaan sebanyak itu. Gue berusaha untuk deket-deket sama pintu keluar biar gampang. Koper gue taruh di selangkangan supaya nggak kemana-mana, ransel gue turunin karena punggung nggak sanggup lagi. Delapan stasiun aja menuju ke Hapjeong dan itu ditempuh dalam waktu sekitar lima belas sampai dua puluh menit. Gue nggak yakin. Tapi yang jelas ketika gue sudah sampai di Hapjeong, perasaan gue udah lega selega-leganya.

Gue mengikuti arahan dari email hostel: EXIT 5 di Hapjeong, cari toko sepeda lalu belok kanan, lurus sampe ketemu 7/11 di sebelah kiri terus belok kiri, lurus sampe Pizza Etang terus belok kiri dan sampe deh. Setibanya di EXIT 5 gue langsung bengong karena ada Sungyeol di sana. IYA! SUNGYEOL 'INFINITE'! Tapi dalam bentuk poster ucapan selamat ulang tahun. WKWKWKWKWKWK

Alhamdulillah Hapjeong keluarnya ada eskalator. Jadi gue nggak perlu susah payah untuk angkat-angkat itu koper hampir 20 kilo dan naik satu tangga berenti, naik satu tangga berenti. Keluar dari stasiun Subway, angin dingin kembali terasa. Kali ini makin dingin karena sudah makin malam. Adegan itu gue inget banget berasa kayak pas Rachel Berry baru keluar dari salah satu stasiun Subway di New York. Tapi bedanya dia sambil nyanyi, gue sambil ngumpat.

"NAGA KUDISAN! INI DINGIN BANGET WOY SEOUL WOY!!!!! GILA APA HAH!"

Secinta itu gue sama salju tapi tetep aja gue yang anak tropis ini nggak tahan sama dinginnya. ANGINNYA NGGAK NYANTAI!

Gue tinggal di Maru Hostel Hongdae, omong-omong. Hostel ini gue temukan di barisan paling atas di booking.com ketika gue urutkan "by cheapest price". Bener-bener yang termurah dibandingkan dengan hostel lain sih. Walaupun gue nggak tahu seperti apa bentukannya, tapi gue kebayang bunk bed kayak hostel yang pernah gue tinggalin di Bandung beberapa minggu sebelum berangkat ke Seoul. Untuk 5 malam di Maru Hostel Hongdae gue hanya perlu membayar 51.600 Won aja. Waktu itu rate-nya masih sekitar Rp 12,5 - Rp 13 per Won. Jadi selama lima malam itu ya sekitar Rp 670 ribuan lah.

Jalanan di sekitar Hapjeong malam itu udah lumayan sepi. Tapi karena ini masih deket-deket kawasan Hongdae, tetap ada lokasi 24 jam yang buka dan menawarkan hiburan malam dan juga makanan-makanan ringan juga bir. Sepanjang perjalanan dari Subway ke hostel malam itu banyak banget yang pacaran. Yang baru kelar pacaran. Yang baru mau pacaran. Dan baru pulang ngegaul. Bener-bener kayak lagi ngeliat orang-orang di drama Korea deh. Orang-orang di sini pada stylish banget!

Gue berusaha mengikuti peta sambil percaya sama insting untuk menemukan hostel itu. Sampai di Pizza Etang gue langsung mengembuskan napas lega. WE'RE HERE! KITA SAMPE DI HOSTEL ROOONNNN!!!!!!!!

Air panas sudah memanggil-manggil untuk digauli. Kasur sudah memanggil untuk ditiduri. Alhamdulillah walaupun hostelnya ada di lantai 6, tapi ada lift yang membuat gue nggak perlu gotong itu koper ke atas. Setelah pintu lift terbuka di lantai enam, suasananya mendadak awkward, soalnya langsung di ruang tamu hostelnya.

Beberapa penghuni lama sedang duduk bareng di ruang tamu sambil nonton YouTube di televisi superbesar. Yang ditonton MV-MV KPop. Di sofa yang ada di paling ujung di depan gue ada cewek bule rambut pirang yang kayaknya datang dari negeri jauh. Dia yang megang keyboard buat menggunakan internet dan sambil memangku Apple Macbook. Di sofa sebelah kanan, di dekat kaca jendela besar yang tirainya tertutup ada cewek rambut hitam bule juga, yang auranya kayak anak-anak emo. Agak serem. Serius ngeliatin handphone-nya dengan tatapan membunuh. Seolah-olah lagi merencanakan pembunuhan.

Gue deg-degan karena feel-nya rada awkward. Sampai akhirnya si rambut pirang pendek ngomong.

"Just wait a little bit, he's upstair fixing something," katanya. Mengacu para laki-laki penjaga hostel yang harusnya ada di belakang meja komputer yang ada di kanan gue.

"Oh, fine. Thank you," kata gue kemudian duduk.

Gue memerhatikan sekitar. Di dekat ruang tamu itu ada dapur yang cukup besar. Nggak jauh dari sofa tempet si cewek bule rambut pendek duduk ada lorong yang kayaknya menuju kamar-kamar. Dapurnya lucu banget. Gemes aku pengen punya dapur kayak gitu. (MENDADAK AKU). Observasi gue buyar ketika mas-mas yang jaga akhirnya kembali.

"Hey, sorry for come in too late. I can't get taxi so I rode subway," curhat dikit.

"It's okay," kata dia.

Dia langsung ngecek booking-an gue dan minta paspor untuk di scan. Gue aja hampir lupa itu paspor ada di mana untung aja nggak ketinggalan di pinggir jalan. Setelah scan paspor dan bayar uang sewa, dia langsung ngasih selembar kertas sama kunci. Oh iya, serunya di sini nggak pake deposit, biasanya di hostel-hostel pake gitu deposit (even hotel besar pake). Di sini enggak. Pas di Singapura pas gue nonton EXO tuh pake.

"This is your room key, I will show you your bed. But before that, I will explain everything. Here is the common room, there are one bathroom near the kitchen. You can cook if you like. Breakfast as much as you want there are bread and jam and unlimited coffee. Don't eat what isn't yours. There are toilet over there (nunjuk ke lorong), and one in you room. In this paper (nunjuk kertas yang dia kasih) there are codes for your room and the main door (nunjuk pintu yang tadi gue masukin setelah keluar lift). After 11 PM, we will lock the elevator so you can come in from that door if you want to come late," katanya. Penjelasannya panjang lebar dan sangat jelas. Walaupun dia orang Korea, maksud gue. Dan walaupun ngomongnya bisik-bisik entah karena ngantuk atau karena emang volume-nya cuma segitu.

Selanjutnya dia nganter gue ke kamar dan nunjukkin kasur gue. Karena itu kamar yang paling murah, jadi satu kamar isinya 12 bunk bed. Gue dapet kasur di atas. Dan yang pertama kali gue perhatiin ketika gue masuk kamar itu adalah tulisan "JANGAN BERISIK". Egilak. Gue mau ambil baju buat ganti jadinya musti pelan-pelan banget. Bahkan sampe napas pun harus hati-hati kaykanya. Setelah urusan check in selesai dan semua penjelasan gue mengerti, akhirnya gue punya kesempatan untuk mandi. Alhamdulillah. Berkat kuasa Allah SWT. Akhirnya bisa istirahat malam ini.

Air panas di hostel itu terasa sangat menenangkan. Otak gue yang beku akhirnya mencair oleh guyuran air dari shower. Tiba-tiba semua hal yang terjadi selama tiga hari dua malam terakhir keputar ulang di kepala. Gimana gue buru-buru dari preskon GOT7 di Jakarta buat ke bandara, gimana gue mendarat dengan selamat di Incheon, gimana pertama kali masuk ke kamar di Lotte Hotel Seoul, gimana perjalanan ke DDP sendiri, gimana ke MBC World, ketemu Song Seung Hun dan Lee Young Ae, gimana ketemu sama salju.

Wah... Alhamdulillah banget... ternyata kunjungan pertama gue ke Seoul jauh lebih seru dari yang gue bayangkan dulu. Apalagi kalau ingat perjalanan ini gratis. HIHIHIHIHIHI I LOVE KANTOR <3 Dan dari sini, mulai deh menjajaki itinerary yang sudah dibikin bareng Mely.

Selesai mandi gue kembali ke kamar dengan celana training SMA gue yang masih cukup dan masih gue bawa sampai sekarang padahal gue udah lulus SMA dari kapan. Celana itu udah 9 tahun dan masih muat. Betapa nggak pernah berkembangnya badan gue selama ini. Kembali ke kamar akhirnya gue bisa merasakan kasur setelah seharian lelah. Gue berbaring sebentar. Berpikir sedikit, siapa yang harus gue ajak ngobrol pertama kali di kamar itu karena tentu saja gue harus berkomunikasi supaya nggak bosen kan.

Gue mendengar pintu terbuka dan seketika gue langsung duduk. Nggak tahu kenapa. Kayak lagi nebeng tidur di rumah temen terus tiba-tiba ibunya temen masuk kamar gitu. Gue ngeliat ada cowok, yang kayaknya lebih muda dari gue, masuk dengan koper dan ransel ke dalam kamar. Bentar... mukanya kok kayak familiar... tapi siapa?

Dia ngeliat gue sedang merhatiin dia dan dia langsung senyum.

"Hai," kata gue. Gue turun dari situ dan langsung jabat tangan dia. Sambil mikir ini orang mirip seseorang tapi gue lupa. SEBEL!!!! BENCI PERASAAN MIKIR KERAS SEPERTI INI!!!

"Hello," jawab dia. Pertanyaan selanjutnya yang biasanya akan gue tanyakan adalah:

"Where are you come from?"

"I'm from Manila," katanya. Cara dia menyebutkan kata 'Manila' itu bikin geli. L-nya kayak ada tiga. 'MANILLLA'.

"Oh hi! I'm from Indonesia," kata gue. "Whats your name?"

"Ched."

"Chad?"

"No, its Ched. C. H. E. D,"

"Oh right. I'm Ron,"
kata gue.

"Nice to see you, Ron!"

"You too!"


Dan siapa yang menduga kalau percakapan tengah malam itu ternyata berujung ke perjalanan-perjalanan seru, penuh drama dan pertemanan yang masih terjalin sampai hari ini.


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Lucky One

$
0
0
Sebenci itu gue sama quote-quote yang bertebaran di media sosial tapi gue nggak bisa nggak senyum kalau ngeliat ada satu yang nyentil. Salah satunya yang bilang kalau, nggak ada orang di dunia ini yang sibuk banget, yang saking sibuknya sampai dia lupa sama sesuatu atau lupa melakukan sesuatu. Lalu kenapa ada orang yang bisa lupa sama sesuatu dan lupa melakukan sesuatu? Jawabannya adalah karena dalam hidup mereka mungkin posisi penempatan "sesuatu" itu bukan di tangga prioritas teratas. Dan gue sedih banget ketika akhirnya gue menjadikan blog ini sebagai prioritas ke sekian selama beberapa minggu terakhir.

Mei berlalu begitu saja dengan penuh cerita. Kebanyakan di antaranya adalah cerita bahagia, Alhamdulillah. Apa lagi yang lebih membahagiakan dari bersama teman-teman di hari ulang tahun gue sendiri? Sepanjang nyaris tujuh tahun di perantauan ini, jarang banget gue didatengin sama temen-temen persis di hari ulang tahun gue sendiri. Gue bukanlah teman yang segitu baiknya sama mereka mereka ini tapi mereka toh tetep aja mau menyempatkan diri untuk datang. Bahkan gue nggak ngeluarin duit sama sekali buat menjamu mereka. Mereka yang beli makanan sendiri. Hihihihi...

Gue nggak pernah membenci hari ulang tahun. Tapi bener kata orang, semakin kita bertambah usia, semakin kita jadi nggak terlalu mempedulikan hari kelahiran kita. Mungkin karena kita sudah terlalu tua untuk menerima kejutan lilin di atas kue, atau siraman telur ceplok dan tepung di atas kepala, atau simply orang-orang yang melakukan itu sudah punya kesibukan lain. Atau menempatkan kita di posisi kesekian dari prioritas mereka. Dan orang-orang yang masih mau merayakan ulang tahun gue ini (baik yang hadir atau yang tidak hadir) adalah mereka yang nggak bisa dibeli dengan apapun. 

Sebulan lebih gue menghilang dari blog. 'Finally, Seoul!' jadi terbengkalai begitu saja. Sangat gue sesalkan kenapa gue nggak pernah bisa menyempatkan diri untuk menulis lanjutan dari kisah itu di sela-sela pekerjaan gue. Sangat gue sesalkan juga pada akhirnya gue menjadikan blog ini sebagai prioritas ke sekian. Padahal selama ini posisinya selalu jadi prioritas kedua setelah pekerjaan.

Yah... pekerjaan...

Tiga tahun bekerja sebagai kolumnis (OMG THIS IS MY VERY FIRST TIME USING THIS WORD) di salah satu media online membuat gue nggak jauh dari laptop dan ngetik. Dalam sehari, menulis sekitar 10 sampai 15 artikel itu bikin kepala pening juga. Gue selalu berpikir kalau menulis itu adalah hal yang paling santai di dunia. Tapi ketika sudah berurusan sama pekerjaan (dan gaji bulanan) hal ini bisa jadi hal yang paling complicated. Lebih-lebih lagi ketika gue tidak bisa membedakan bahasa penulisan di pekerjaan dengan bahasa penulisan di blog. Atau lebih parahnya ketika gue tidak punya banyak waktu lagi untuk menulis di blog.

Sebenarnya ketika gue pertama kali mendapat pekerjaan ini juga gue sudah tahu kalau waktu gue nge-blog akan menurun drastis. Selama tiga tahun terakhir gue selalu berusaha untuk keep up dengan update-an blog seiring dengan gue tetap bisa menulis untuk kerjaan. Tapi ada kalanya lelah itu datang dan bukan lelah karena pegel abis lari-larian atau panas-panasan, tapi lelah ngeliat serentetan tulisan di laptop dan memikirkan kata apa yang harus gue ketik setelah gue mengetik kata"mengetik kata" di dua kata sebelumnya dalam kalimat ini. Tapi yes, risiko itu selalu ada. Gue kira setelah tiga tahun bekerja di sini gue bisa menyesuaikan semuanya dengan baik. Tapi yah... hidup setiap harinya adalah pelajaran... dan sekarang gue pun masih belajar bagaimana menyesuaikan itu.

Beberapa bulan yang lalu I think I did a good job. Gue masih bisa nulis perjalanan ke Seoul sambil juga nulis laporan buat kantor sekalian. Tapi memasuki bulan Mei ini, memasuki usia 25 tahun ini, gue mulai kacau lagi. Mungkin ini karena kutukan bulan Mei atau mungkin memang karena gue yang mulai nggak bisa mengatur prioritas. Belum lagi ada kerjaan tambahan (demi uang tambahan untuk bayar kosan dan kebutuhan hidup yang lainnya) yang juga nggak jauh-jauh dari nulis. Semuanya bikin blog ini jadi makin terbengkalai. Di saat yang sama gue juga harus ngurusin Fanpage, Twitter, LINE@, Instagram yang mana tetap berhubungan sama tulisan.

HAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Ketawa memang adalah salah satu cara terbaik untuk keluar dari semua ini. Nggak heran beberapa hari terakhir gue suka random nontonin film Thailand yang cheesy-nya keterlaluan. Bahkan tadi sore gue masih sempat nonton Winnie The Pooh dan ketawa-ketawa sendiri (sambil nostalgia dengan karakter-karakter lucu masa kecil gue itu). Lalu kemudian gue tiba di satu pikiran paling penting yang prioritasnya ada di atas segala keluhan-keluhan yang hampir gue tuliskan di semua media sosial tapi nggak jadi selama beberapa minggu terakhir: gue masih beruntung.

Ketika disibukkan dengan pekerjaan kenapa tidak bersyukur saja, daripada nggak ada kerjaan? Ketika merasa lelah menulis sampai nggak punya waktu untuk blogging, kenapa tidak bersyukur saja karena bisa tidur lebih cepat daripada biasanya? Hihihihi Karena kalau nge-blog ya pasti akan sampai tengah malem. Kalau yang update LINE@ gue pasti deh tahu, gue suka broadcast tengah malem bahkan dini hari juga pernah.

Mengeluh sudah lama (dan sedang berusaha) gue hapus dari kehidupan gue. Apalagi ngeluh-ngeluh di media sosial. Manusiawi sih emang. Tapi kalau keseringan bikin orang juga jadi kayak "Ini orang sebenarnya kenapa sih?!" Dan di saat seperti ini gue mau minta maaf sama orang-orang yang udah follow Twitter gue dari jaman dulu. Karena isinya ngeluh semua. Hihihihihi.

Yes. I'm that Lucky One
.

And I should credit EXO for this post because they give me the willingness to write in the middle of my messy priorities. Hihihi....

Belakangan ini gue sedang dalam posisi yang nggak EXO banget. Lagi ada banyak virus-virus tujuhbelas berseliweran. Apalagi cabe-cabean NCT yang lagi minta banget diperhatikan. Tapi kalau bicara soal prioritas, EXO adalah yang paling atas. Gue bisa jamin kalau gue dikasih sederet nama idol dan disuruh pilih satu di antara yang banyak itu yang mana yang paling gue sayang ya pasti jawabannya EXO. Kalau gue nggak sayang, gue nggak akan menulis kalimat ini sekarang, menulis posting-an ini dan akhirnya kembali ke blog setelah gue mengabaikan kelanjutan dari 'Finally, Seoul!'. Bahkan kalau mau jujur, kemaren gue sempat merasa tertohok dengan sangat tidak penting, ketika salah satu (insya Allah) teman dekat gue memilih untuk menjual photocard EXO-nya karena sedang butuh uang.

I mean.... WHY?!?! SETIDAKPUNYA KENANGAN ITUKAH BENDA-BENDA MATI ITU?!?! ATAU GUE YANG TERLALU DRAMA!?!?!

Karena baru Minggu lalu gue marah-marah sama orang rumah karena koleksi Harry Potter gue dari jaman SD mereka masukin ke keranjang dan di taroh di gudang yang lembab yang bisa menyebabkan itu barang-barang jamuran dan rusak. Ya, mungkin gue yang terlalu drama dan terlalu sayang sama benda-benda mati itu.

Oke, EXO, you WIN(WIN)

(KYAAAAAAAAAAAAAAA!!! WINWIN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!)

(Eh salah)

(Maafin)

Ada banyak sekali senpai EXO di luaran sana sekarang yang makin hari makin nggak kegapai posisinya. Makin dewa. Makin banyak update-an seiring dengan banyak sekali kegiatan mereka per member. Susah buat ngikutin semuanya. Susah mau backtrack. Ada banget momen ketika gue merasa gue harus backtrack semua yang EXO lakukan supaya gue tetap bisa mengikuti apa yang terjadi sama mereka day by day. Sampai akhirnya gue sampai di momen ketika otak gue bilang dengan sangat tegas "Kayak nggak punya kehidupan lain aja!" dan kemudian gue berhenti. Hahahaha. Nggak, ini nggak nge-judge siapapun yang masih aktif spazzing dengan "nggak punya kehidupan". Kembali lagi ke masalah prioritas. Mungkin sekarang spazzing sudah bukan prioritas teratas gue lagi.

Nikmatilah masa-masa spazzing kalian, buat yang masih SMA atau masih kuliah. THIS IS YOUR MOMENT! Karena ketika kalian sudah kerja nanti, hidup akan jadi lebih susah. It's all about the money~ money~ money~ Tapi, KPop will always be your remedy.

So yeah, EXO is back with another album! Ada sesuatu yang harusnya dirayakan dan di-posting di blog ini pada akhirnya. Walaupun sangat disayangkan comeback kali ini (biar kata juga bakalan grand) masih belum mengalahkan 'EXODUS'. Untuk ukuran teaser ya. Soalnya nggak ada Pathcode yang harus dipecahkan, nggak ada teaser-teaser misterius di beberapa negara, nggak ada keseruan yang sama seperti waktu itu. Gue malah merasa comeback EXO yang sekarang ini ya sama aja sama debut solo-nya Luna atau album solo terbarunya Jonghyun.

Ya udah gitu aja.

Ada kesan yang kejar setoran banget. Ada kesan yang buru-buru banget (walaupun pengumumannya sih sebenarnya udah dari kapan). Dan gue melihat ada jarak yang terlalu sempit antara perilisan logo, teaser foto dan the actual comeback. Beda sama 'EXODUS' yang kita tuh udah tahu mereka bakalan comeback dari Desember 2014 padahal albumnya baru dirilis April 2015. Tapi ini semua sebenarnya bias sih. Karena gue suka banget konsep album yang kemaren. Itu kerennya nggak ketulungan. Sesuatu yang bener-bener nendang banget setelah lawsuit-lawsuit supernggakpenting itu. Walaupun pada akhirnya dateng lagi satu masalah setelah 'Call Me Baby' rilis. HAHAHAHAHAH KAMPRET EMANG INI GRUP. KENAPA JUGA GUE BISA NGEFANS DAN SAYANG SAMA GRUP KAMPRET INI.

Positifnya adalah, kita bisa menaruh ekspektasi yang cukup tinggi untuk album dan juga video klipnya.

Inilah permasalahan terbesar setiap comeback EXO sebenarnya. Ketika gue merasa teaser-nya udah keren banget kayak 'EXODUS', eh MV-nya yaudah gitu aja kayak ayam dikandangin. Ketika teaser-nya biasa aja kayak 'WOLF' eh gue malah suka sama rangkaian MV-nya karena itu pertama kalinya EXO muncul dengan konsep drama.

Gue kalo nggak salah pernah bilang deh, jangan pernah ngarep apapun dari comeback EXO. Cara terbaik untuk menyambut comeback ini adalah bukan berharap, tapi terima aja apa adanya tanpa banyak-banyak mikir.

Tapi untuk yang satu ini, gue lagi-lagi menaruh harapan yang tinggi banget. Walaupun nggak lebih tinggi dari 'EXODUS' sih, karena dari London, Colorado, Almaty, sampe Marseille, jatohnya ke kandang ayam tuh sakitnya sampe ke pankreas. Cuma kalau misalnya SM bisa bikin teaser yang bagusnya pake banget tapi MV 'Call Me Baby' yang jeleknya juga kebangetan, kenapa mereka nggak bisa bikin teaser yang biasa-biasa aja tapi MV-nya malah bagus? I mean, it happened in'WOLF'era right? (cuekin aja 'Overdose' era karena itu teaser fotonya jelek MV-nya makin jelek lagi mana pake ada skandal lawsuit ya makin jelek aja udah. Tapi lagunya bagus banget hehehehe)

Dan gue merasa itu akan terulang lagi.

Gue sangat suka dengan dua konsep kontras yang ditawarkan di album ini. Karena EXO udah nggak bisa lagi memecah grupnya ke sub-unit K dan M, sementara SM nggak bisa menghapus konsep dua negara itu hanya karena member Tiongkok cuma sisa satu. Jelas. Mana mau SM kehilangan uang. Gue malah curiga alasan kenapa Lay selama ini dipertahankan karena memang dia adalah satu-satunya kunci EXO bisa masuk dan bertahan di Tiongkok. Bukan berarti EXO nggak bisa eksis di Tiongkok tanpa Lay, tapi karena ada Lay, siapa yang mau ngomong bahasa Mandarin? Leader-nya aja masih terbata-bata.

Eh.

Gue ulang, gue sangat suka dengan dua konsep kontras yang ditawarkan di album ini. Karena ketika SM sudah nggak bisa membuat versi sub-unit lagi seperti sebelumnya, ya mereka bikinlah konsep yang bertolak belakang ini. Semacem pelarian supaya bisa jadi dua. Pokoknya harus terbelah dua. Seperti Hitam dan Putih. Seperti Baik dan Jahat. Seperti Malaikat dan Iblis. Yang penting gimana caranya supaya albumnya dua versi aja. Jadi orang juga belinya dua versi. Dua versi di masing-masing bahasa. Total ada empat versi yang berbeda.

HIHIHIHIHHIHIHI Ngerti kan, kenapa EXO albumnya bisa sampe jutaan kopi?

Bersyukur juga konsep kontras ini nggak dimunculkan SM di 'EXODUS'. Karena jelas, kalau misalnya dimunculkan di situ jadi terlalu kesannya padet konsep banget. Pemborosan konsep gitulah kalo gue menggampangkannya sih. Karena konsep 'EXODUS' kan udah kompleks banget. Penjelasan dari segala macam kasus dan perubahan demi perubahan.

'Lucky One' menawarkan sebuah konsep yang lebih santai dan ceria. Feel-nya kayak anak-anak SMA lagi mau foto buat album kenangan.

"Eh, cari konsep yang lucu yuk!"

"Apa ya kira-kira?"

"Jaring nelayan aja!"

Sementara 'Monster' memberikan kesan yang lebih gelap dan misterius. Terakhir EXO tampil dengan dandanan misterius itu kayaknya cuma ketebelan eyeliner di 'Overdose'. Ketika ngeliat foto-foto 'Monster' feel garangnya lumayan dapet untuk beberapa member. Beberapa member lagi terkesan biasa aja. Ya tapi ini rada-rada mirip teaser 'Overdose' sih. Tapi versi nggak ada Luhan, Kris dan Tao. Mungkin memang niatnya mau reboot teaser 'Overdose' tanpa ex-member?

Kalau dilihat dari foto-foto teaser yang dirilis artis-artis SM yang lain beberapa minggu terakhir, 'Lucky One' masih senada sama Jonghyun dan juga Luna. Warna-warna yang ditawarkan lebih terang dengan background yang kontras dan terlihat norak tapi karena ini EXO dan bias jadi noraknya dimaafin aja. Masih ada nyambung-nyambungnya sama foto-foto 'Love Me Right'. Masih ada nuansa santai dan happy-happy kayak foto-foto di teaser 'Wolf'. Yang ini pokoknya foto-foto yang biasa banget deh. Di beberapa foto kayak misalnya fotonya Baekhyun entah kenapa mengingatkan gue ke salah satu foto teaser 'Sexy, Free & Single'-nya Super Junior berjuta-juta tahun yang lalu.

"Laper banget. Mau makan. Laper. Om, aku laper Om. Gak ada makanan banget Om?"


"I JUDGE YOU! APAPUN YANG LO LAKUKAN! I JUDGE YOU! YOU BRAT! STAY AWAY FROM ME!"

"Aku nggak peduli sama dunia. Biarin aja dunia yang peduli sama aku. Sekarang pasti kamu mau komentarin contact lens aku kan?"

Ada yang lebih biasa lagi nggak dari ini?

Yakin, makan dan istirahat yang cukup?

Ada yang lebih biasa lagi nggak dari ini? (2)

...

Beneran duyung tersangkut jaring nelayan.

I adore Jongin with his new blonde hair but you're Kai, not Monggu.
Kalau disuruh milih satu yang terbaik dan satu yang paling nggak banget dari teaser foto 'Lucky One' maka pilihannya jatuh kepada:

Sehun - The Best. Alasannya karena yaudah simpel. Nggak butuh piercing, nggak butuh rambut yang sok-sok dimerah-merahin atau dikriting-kritingin, nggak butuh contact lens yang sok cantik, gak butuh tato dari spidol Snowman di leher bagian belakang, the photo just came out beautiful karena natural. Well okelah, Lay sama Chen juga kurang lebih punya penampilan yang sama karena nggak dimacem-macemin. Tapi di antara 9 dan di antara 3, foto Sehun adalah yang terbaik.

D.O - The Worst. Bisa nggak, rambutnya dibalikin pas jaman 'Growl'?! Gak usah pake piercing dan make him smile at least? Karena serem aja ngeliatnya. KETUS! KAYAK RANGGA DI AADC 1! TAPI LEBIH KETUS DARI RANGGA! Tapi sisi terbaiknya adalah karena foto D.O ini MEME-able. Jadi yaudah dimaafin.

Sementara untuk foto-foto 'Monster', hampir semuanya gue suka. Entah apakah gue masih sangat memuja-muja konsep 'Voodoo Doll'-nya VIXX atau nggak bisa move on dari lagu itu apa gimana. Foto 'Monster' jauh lebih oke daripada 'Lucky One'. Jauh lebih berasa EXO-nya. Yang misterius. Yang katanya alien tapi kayaknya sekarang udah lupa jati dirinya. Yang nendang! Dan yang lebih penting lagi, foto-foto 'Monster' ini jauh lebih oke daripada foto-foto 'EXODUS'. Kalau dipikir-pikir sekarang foto-foto 'EXODUS' ini kayak foto-foto kita pas lagi liburan dan jalan-jalan gitu nggak sih? Hahahahaha

Lucky for me, yang pertama kali gue lihat di teaser 'Monster' adalah Xiumin dan langsung ngasi kesan monstrous. Ketimbang foto yang di 'Lucky One' yang menurut gue kayak nggak ada tujuan, foto ini lebih punya emosi. Xiumin terlihat seperti pendendam yang punya sejuta masalah dalam hidupnya dan masalah itu muncul karena satu orang yang sangat dia benci di dunia ini dan dia bisa bunuh orang itu kapan saja. AHAHAHAHAHAHAHA. Dan angka 99 di lehernya itu tadi sempat gue salah liat dan kirain itu 666 kayak angka setan. Gue suka foto yang kanan daripada yang kiri. Warna latar belakang sama pencahayaannya oke banget!

Gue nggak ngerti kenapa SM masih tetap mempertahankan potongan rambut Joshua Suherman pas jaman Diobok-obok ini ke Kyungsoo. Apakah ini masih untuk keperluan syuting film? Bukannya syutingnya udah lama selesai ya? Gue lebih suka sama rambut D.O waktu jaman 'Growl'. Mengingat dia udah nggak bisa lagi menggunakan gaya rambut seperti jaman awal-awal debut (DAN JANGAN BIKIN DIA PUNYA RAMBUT KAYAK DI 'WHAT IS LOVE' LAGI JANGAN!!!!) potongan rambut 'Growl' udah yang terbaik. Dan terima kasih atas peran psikopat di drama, Kyungsoo terlihat seperti pembunuh berdarah dingin. Dia sukses masuk ke peran itu di foto ini. Karena di 'Lucky One' kayaknya salah konsep. Masa pembunuh dikasih background pink. Ya kan jadi gitu ekspresinya. Not a big fan of his hair tho but I like the left photo.

Sorry, don't have anything to say. HAHAHAHAHAHAHAHAHAH

Foto yang kiri mengingatkan gue pada sosok Drakula. Walaupun kerahnya nggak naik dan nggak ada sayap dan nggak ada gigi yang panjang ke bawah. Tapi warna merah dan hitam ini bener-bener berpadu dengan baik dan kesan Drakula itu muncul di foto Lay ini. Tapi mungkin yang ini Drakula versi menjelang taubat. Karena ada kepedihan dari masa lalu yang terpancar di matanya dan ingin dia lupakan dengan menatap masa depan yang lebih cerah. Hmm... maaf... Drakula kan nggak bisa menatap yang cerah-cerah.

THIS ONE IS DEVIL! IBLIS! BIADAB! SEKEREN INI!!!!!!

Ada satu foto dan pose G-Dragon yang mirip sama foto yang kiri. Maksudnya foto yang kiri mirip sama salah satu foto dan pose G-Dragon. Dan Suho nggak cocok didandanin serem gitu. Mukanya melankolis since Glory Day.

Nggak tahu kenapa foto Chen ini mengingatkan gue sama serial TV 'Supernatural' dan 'Buffy the Vampire Slayer'. Yang kiri itu serial TV horor 90-an banget sih. Etapi kalo Lay jadi Drakula, Chen nggak mungkin kan jadi Drakula juga. Karena dia identik dengan sosok yang alim, maka jadikan dia mamang-mamang yang suka bawa salib ke mana-mana dan mendoakan Drakula agar masuk surga.

This one is actually feels like 'Overdose' teaser. Baekhyun + eyeliner sih emang juara. Gue lebih suka yang ini daripada yang 'Lucky One'.

Yang kiri sakit idung yang kanan sakit gigi. Kesimpulan: penyakitan.


Kalau disuruh milih satu yang terbaik dan satu yang paling nggak banget dari teaser foto 'Monster' maka pilihannya jatuh kepada:

Kai - The Best. Nuff said. I HAVE NOTHING TO SAY. KIM JONGIN ARE YOU EVEN REAL?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!? SHIT SHIT SHIT SHIT!!!! Dulu dia adalah member yang paling nggak gue suka tapi sekarang lihat bagaimana dunia menghukum gue HAHAHAHAHAHA. Setidaknya Krystal memilih pasangan yang tepat: sama-sama antagonis. Semoga anaknya nggak jadi musuh masyarakat di Taman Kanak-kanak karena muka anaknya pasti nggak kalah antagonis kayak bapak-ibunya.

(ANJIR)

(BERASA TUHAN)

(BISA NENTUIN SIAPA NIKAH SAMA SIAPA, SIAPA PUNYA ANAK SAMA SIAPA)

Suho - The Worst. Nggak pantes dimacem-macemin. Pantesnya jadi pangeran aja. Atau tukang loak aja selamanya bersama halmeoni.

Dan untuk logo barunya, gue suka dua-duanya. Karena memang dua-duanya mengikuti konsep kan. Logo 'Lucky One' lebih ada feel musim panas dengan bentuk daun Semanggi. Lebih santai dan fleksibel. Yang 'Monster' secara garis besar logonya menjelaskan betapa gelap-nya konsep EXO kali ini untuk lagu itu. Walaupun nuansanya kayak Halloween dan kayak 'Married To The Music'-nya SHINee, tapi tulang-tulang dan mur itu mewakilkan segalanya. Gue akan benar-benar menunggu Frankenstein (KAIKENSTEIN!) di MV-nya, kalau memang akan bagus banget. 


Gue curiga bagus sih. Karena kalo nggak bagus ya pasti akan kebanting sama MV-MV yang dirilis SM belakangan ini. Kebanting sama 'Love Me Right'. Kebanting sama Huang Zi Tao yang sudah bisa kolaborasi sama Wiz Khalifa. HAHAHAHAHAHAHHAHAHA

Mari menunggu 'EX'ACT'

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)
Viewing all 341 articles
Browse latest View live