Quantcast
Channel: kaoskakibau.com - by ron
Viewing all 341 articles
Browse latest View live

Calon Monster

$
0
0


Gue punya love-hate relationship sama Rumah Sakit. Tempat ini mungkin jadi lokasi yang paling gue nggak sukai di dunia setelah Kuburan Bikun UI. Pengalaman pertama gue ke rumah sakit adalah ketika gue SD. Salah satu temen gue (well nggak temen baik banget sih, for a fact he is someone who bully me that time hahahahaha cuma karena dulu pas SD kita diajarin tenggang rasa jadi ya udah begitu kejadiannya) masuk rumah sakit. Gue dan beberapa temen excited banget untuk pergi ke rumah sakit buat jenguk dia. Loh kenapa kita jadi excited padahal mau nengokin orang sakit? Iya. Karena itu artinya kita bisa main-main di lift yang ada di rumah sakit.

Iya. Lift. Fasilitas di sebuah gedung yang digunakan untuk pindah dari satu lantai ke lantai yang lain dengan cepat tanpa harus mendaki anak-anak tangga.

Mungkin perlu kalian tahu, Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat, yang lokasinya di Pulau Lombok, adalah tempat gue dibesarkan. Dibandingkan dengan kota-kota lain di sebelah barat Indonesia, kota ini dulu bisa dibilang sangat terpencil dan seorang terasing. Yang paling sederhana aja misalnya kami baru punya bioskop sekelas XXI itu belum genap dua tahun. Dulu ada bioskop pas jaman-jaman gue masih belum TK. Tapi kemudian mati dan setelah XXI memonopoli semuanya selama hampir 20 tahun kali kita nggak punya bioskop. Hidup di kota ini bisa dibilang segala tren itu datangnya terlambat. Kayak misalnya kita baru suka sama film-film India setelah orang-orang mungkin sudah pindah ke film-film Korea. Terakhir gue pulang Mei kemaren, orang-orang di kampung gue bahkan nggak tahu kalau kita bisa update berita soal selebriti di situs berita online tempat gue kerja sekarang. Dan gue hidup di tengah-tengah masyarakat di kampung itu selama 17 tahun sebelum gue pindah ke Depok untuk kuliah di UI.

Sedikit background betapa cupunya kehidupan anak kampung ini dulu itu mungkin bisa menjelaskan kenapa akhirnya lift jadi salah satu hal yang bikin amazed gue dan temen-temen gue pas SD. Jelas, kita semua nggak ada yang pernah sama sekali mencoba untuk menyentuh tombol yang ada di dinding yang kalau ditekan bisa bikin dua "daun pintu" terbuka itu. Dan kita nggak sabar buat dateng ke rumah sakit untuk jenguk temen kita ini dan mencoba menggunakan lift itu untuk pertama kalinya.

"Nggak boleh naik itu! Nanti kamu nggak bisa keluar!" begitu kata nyokap gue suatu hari ketika gue yang penasaran dengan lift dan ngajak dia buat nyobain naik lift cuma supaya tahu rasanya doang, di suatu hari ketika gue sedang kontrol kuping karena punya penyakit kebanyakan congek. Dan karena perkataan nyokap itulah akhirnya gue nggak pernah naik lift sama sekali. Karena takut nggak bisa keluar. Walaupun rasa penasarannya masih tetap ada. Belakangan gue tahu kenapa alasannya nyokap nggak pernah mau ngajak gue naik lift: soalnya beliau suka puyeng sama sensasi di dalam sana. HAHAHAHAHAHAHAHA bahkan naik eskalator di mall aja dia nggak mau. Lebih milih naik tangga.

Mom..... HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI


Jadilah ketika akhirnya gue dan empat atau lima orang teman gue ke rumah sakit itu kita pun naik turun lift dengan bahagia tanpa tujuan yang jelas. Sebegitu senengnya sampai-sampai kita lupa tujuan kedatangan kita buat menjenguk salah satu teman sekelas yang sakit. Bukan untuk jadi anak alay yang nimbrung siapapun yang ngebuka pintu lift dan nyelinap masuk ke lantai berapapun.

Di momen gue main-mainin lift itulah kemudian gue mendengar cerita-cerita horor tentang rumah sakit. Katanya, di lantai 3 atau lantai 6 gitu di rumah sakit itu, adalah lantai tempat kamar mayat. Konon, mereka yang keluar dari lift di lantai itu nggak akan bisa masuk lift buat turun lagi.

NAGINI KUDISAN!

Yang namanya anak kecil kan pasti ditakut-takutin urusan setan mereka langsung menjerit dan trauma. Kunjungan ke rumah sakit berikutnya pun tidak semembahagiakan hari itu ketika gue pertama kali naik lift seumur-umur. Kunjungan ke rumah sakit pun jadi momok mengerikan dengan bayangan-bayangan soal kamar mayat dan tempat tidur yang melayang-layang sendiri.

Beberapa tahun berselang setelah itu, nyokap mendadak masuk rumah sakit dan dirawat selama beberapa hari karena mengeluh sakit di bagian dadanya. Beberapa minggu sebelumnya sepupu deket gue banget harus dirawat di rumah sakit karena kecelakaan motor parah yang bikin gigi atas dan gigi bawahnya pindah posisi dan harus di operasi. Jangan dipikirin kenapa bisa pindah posisi karena pas denger ceritanya aja gue ngilu. Dua kejadian itu akhirnya bikin gue harus mengunjungi rumah sakit lagi, nggak ada alasan.

Itu adalah pertama kalinya ada anggota keluarga inti gue yang dirawat di rumah sakit. Karena ini nyokap, tentu saja lo nggak bisa dong nggak nungguin di rumah sakit cuma karena lo takut sama cerita kamar mayat. Padahal yang nyeritain itu nyokap juga. Nyokap kan bidan dan dulu sebelum jadi bidan pernah praktik malem di rumah sakit pas jaman-jaman masih sekolah dan sering mengalami hal-hal horor gitu di sana. Cerita itu sering banget diulang-ulang setelah adegan lift pokoknya deh. Kembalinya gue ke rumah sakit saat itu masih memberikan kesan yang tidak menyenangkan. Tempat itu masih menjadi lokasi yang menyeramkan. Bahkan melirik ke lorong kosong aja udah punya perasaan yang nggak beres.

Wah selamanya nggak suka deh sama rumah sakit.


Dua bulan terakhir, gue akhirnya ke rumah sakit lagi. Dua kali. Yang pertama buat nganterin Deasy, temen kuliah gue yang mau opname karena harus operasi tumor payudara. Yang kedua buat jenguk ayah-nya Ridwan, salah satu temen gue dari Bandung yang dulunya anak cover dance dan sekarang udah nggak lagi. Dan perasaan yang sama, persis sama dengan yang gue rasakan bertahun-tahun yang lalu itupun masih berasa. Gue pikir time will heal, tapi ternyata nggak. Rumah sakit masih jadi tempat yang tidak menyenangkan.

Lokasi opname Deasy ada di kawasan Cikini. Rumah sakitnya udah tua dan rumah sakit Kristen gitu. Gue dateng ke sana malam hari karena dia harus operasi besok paginya. Daripada nggak sempet karena takut nggak bisa bangun pagi, yaudah hajar malem hari aja. Tapi ternyata keputusan ini salah. Benar-benar salah.

Lo tahu kan gimana seremnya rumah sakit kalau udah malem? Mana lagi ini rumah sakit tua yang lokasi gedung UGD sama lokasi kamar rawatnya tuh kayak beberapa ratus meter gitu (UGD-nya di depan, ruang rawat inapnya jauuuuuuuuuuh di belakang). Walaupun malem itu kita beramai-ramai, tetep aja suasana horornya berasa. Bener-bener berasa.

Kayak di film-film horor (yang secara aneh gue suka banget) di situ ada lorong panjang seolah tak berujung dengan lampu yang kadang kedip-kedip sendiri, lantai tegel putih kotak-kotak yang terlihat kusam karena debut dan jejak kaki samar dari sepatu orang-orang, di salah satu sudut ada kursi roda bekas yang nggak tahu kenapa bisa ada di situ, di sudut yang lain ada rongsokan meja dan kursi yang juga nggak tahu kenapa ditumpuk di situ. Karena ini rumah sakit tentu saja lo nggak bisa berisik dong. Jangan harap bisa denger suara-suara menyenangkan seperti tiba-tiba ada orang muter lagu 'Overdose' dengan volume kenceng. Alih-alih kayak gitu yang ada justru suara samar-samar dari televisi yang nggak tahu lagi muter acara apa. Dan suara samar-samar itupun datang entah dari kamar yang mana.

Kalau misalnya malam itu gue sendirian mungkin udah, nggak akan ikut nganterin dia sampe kamar. Gue akan pamit setelah dia registrasi di loket. Tapi karena rame-rame jadi gue bisa merapat ke temen yang lain dan pura-pura berani aja.

Hal yang paling tidak menyenangkan dari rumah sakit lainnya selain suasana horor ketika malam hari adalah atmosfer dan aroma yang menguar di udara sekitar bangsal-bangsalnya. Bau obat bercampur aroma infus, darah, alkohol, keringet pasien, kentut dokter dan parfum suster bercampur jadi satu dan menimbulkan efek trauma yang berkepanjangan. Siang hari adalah waktu yang paling tidak disarankan untuk ke rumah sakit (apalagi pada saat jam besuk) karena bau-bau itu jadi makin kecium. Traumatis pokoknya. Rasanya kayak tempat ini memberikan sugesti ke dalam diri gue (yang mana gue langsung tolak dengan segala macam pikiran positif) kalau gue akan sakit dan mendekam di sini selama beberapa hari.

Amit-amit.

Semoga kalian semua sehat-sehat selamanya gengs dan jauh-jauh dari rumah sakit.


Pikiran-pikiran tentang rumah sakit dan sudden throwback ini mendadak terjadi pagi ini, ketika sepertinya gue sedang setengah sadar, setelah terbangun dari tidur karena hape gue berdering kenceng banget persis di sebelah kuping. Mata gue setengah terbuka dan setengah tidur ketika tiba-tiba aja perasaan-perasaan menyebalkan saat berada di rumah sakit muncul. Bahkan pagi itu gue sampe bisa nyium aroma rumah sakitnya segala. Ah sial.

Entah berapa lama, sempat uring-uringan juga sampai akhirnya gue tertidur lagi. Eh sial banget, masuk ke mimpi dong!

Di dalem mimpi tadi pagi, gue inget (ya gue emang sering banget inget apa yang muncul di mimpi dan beberapa juga sering gue tweet dan gue tulis di notes fanpage KaosKakiBau atau di status. Pernah gue mimpi ketemu Luhan dan melepas kangen kayak yang udah lama banget nggak ketemu, pernah gue mimpi ngeliat SISTAR perform di depan masjid deket rumah, dan terakhir mimpi ketemu Irene hahahaha) gue tiba-tiba aja ada di sebuah lorong yang pencahayaannya kacau. Soalnya lampunya mati nyala mati nyala.

Lorong itu nggak terlalu panjang, karena kayaknya cuma beberapa langkah aja gue udah bisa mencapai ujungnya. Dan di ujung ada pintu besar kayak pintu menuju ruang operasi atau pintu keluar. Tapi nggak ada tulisan EXIT-nya sih. Kan biasanya kalo di rumah sakit ada tuh neon box-nya. Di koridor itu ada banyak pintu besi. Kayaknya ada 12 pintu. Dan yang nyebelin ya lampunya itu. Kedap-kedip kayak di film horor.

Agak lama baru gue sadar kalau tempat itu kok familiar. Gue juga baru ngeh kalau tiba-tiba gue pake baju putih. Gue membeku sejenak. Suasananya udah nggak enak. Tiba-tiba gue kepikiran buat noleh ke belakang dan muncul cowok rambut hitam, agak lebih tinggi sedikit dari gue, badannya tegap, mukanya ketakutan, lari terkencing-kencing kayak dikejar-kejar sesuatu atau takut dinodai sama Saipul Jamil.

Oke ini pasti mimpi. Karena nggak mungkin gue ada di satu ruangan yang sama Byun Baekhyun.

Tunggu... KENAPA TIBA-TIBA GUE MIMPI ADA DI DALEM TEASER 'LUCKY ONE'?!?!?!?!?

HAH! Kacau banget. Ron?!

Bener-bener kayak nggak punya kehidupan lain aja kesannya nih di luar KPop. SAMPE TEASER AJA MASUK KE MIMPI!?!?! Wah kacau.

Gue berusaha mengingat-ingat lagi kenapa ini bisa kejadian. Kenapa itu teaser bisa masuk ke mimpi. Bentar... sepanjang hari kemaren kayaknya gue fine-fine aja. Di kantor gue nungguin teaser keluar tapi ternyata disuruh dateng ke screening The Conjuring 2 di Plaza Indonesia. Dan ya akhirnya gue pergi ke sana dan tiba mepet banget. Pas udah masuk studio gue baru sadar kalo teaser sudah rilis. Dan gue pun menyempatkan nonton di ruang studio sebelum film mulai. Abis itu gue nonton The Conjuring 2 (YANG DEMI APAPUN SAKIT JIWA BANGET) dan balik ke kantor berniat untuk ngetik review tapi malah kecapekan dan nggak jadi, terus balik ke kosan lalu tidur.

Ya, itu pasti karena kepikiran banget sama teasernya sampe kebawa mimpi. Karena setelah Baekhyun melintas, itu akhirnya member yang lain pada muncul satu per satu. Lari-larian persis kayak di teaser. Sementara gue hanya berdiri di tengah-tengah lorong dan merhatiin dengan kebingungan. Berharap ada cemilan jadi nggak laper pas liatin cewek-cewek psycho lagi geret tempat tidur yang ada D.O-nya.

Setelah itu mimpi di dalem teaser buyar dan gue kebangun lagi, gue diem sebentar dalam posisi terbaring di atas karpet berbantalkan kasur. Sh*t. Ini pasti karena efek The Conjuring 2 dan horor dan trauma yang ditimbulkan film itu bercampur dengan bayangan rumah sakit di masa lalu gue dan teaser EXO. Nggak beres banget.


Gue hampir aja teriak di kursi semalem waktu pertama kali liat teasernya. Karena bagus! Yang pada akhirnya membuat gue kembali menaruh ekspektasi tinggi. Wah, layak ditunggu-tunggu sih! Terlebih 'Monster' sebenarnya. Karena kemaren gue sempat nonton leaked video dance practice-nya dan itu emang gila banget. KEREN BANGET! But I'm gonna keep this until D-Day and let's focus on the'Lucky One'.

Teaser ini mengingatkan gue sama beberapa video musik yang udah dirilis SM Entertainment sebelumnya. Warna dominan putih yang tampil di beberapa detik di teaser ini bikin kangen shot dance di MV 'MAMA' sebenarnya sih. Walaupun yang paling dominan ya 'Love Me Right'. Karena feel yang diberika teaser ini persis sama dengan apa yang terasa pas nonton teaser 'Love Me Right' tahun lalu. Plus, lagu Raisa-nya. Hihihi


Yang terakhir, teaser ini juga langsung bikin kepikiran sama MV 'Mr. Mr'-nya SNSD. Tapi yang ini versi putihnya. Ada juga sih beberapa detik yang rasanya kayak lagi nonton 'Without You'-nya NCT. Dan kenapa belakangan SM suka banget pake efek lampu-lampu warna merah sih?

Katanya lagu 'Lucky One' akan punya nuansa yang ceria. Bocoran lagu di teaser beat-nya juga udah terasa happy. Tapi gambar-gambar yang ditampilkan nggak ada ceria-cerianya sama sekali. Seperti halnya konsep teaser foto yang bertolak belakang, SM juga rupanya membuat audio dan visulnya bertolak belakang. Teaser ini terlepas dari audio-nya terasa menegangkan. Walaupun yah... kita belum bisa juga nge-judge keseluruhan MV-nya apakah akan penuh dengan ketegangan juga atau nggak sih. Karena kan baru beberapa adegan dalam MV yang dipotong dan disatukan ke dalam video yang berdurasi dua puluh detik lebih.

Ambil contoh 'Love Me Right' deh. Lagunya happy banget. Tapi malah keseluruhan MV-nya adalah gabungan dari berbagai macam emosi yang tengah dirasakan oleh masing-masing member. Tapi ya, fandom gak akan jadi seru kalo nggak ada orang-orang yang bikin teori-teori di setiap comeback kan?! Hihihihi... Dari jaman 2012 udah bertebaran teori. Ngikutinnya bikin capek. Daripada berteori, mending lemesin aja, lemesin.


Salah satu teori itu bilang kalau 'Lucky One' adalah lanjutan dari 'Love Me Right'. Yah... omong-omong secara teknis sih emang album ketiga ini kan lanjutan dari album kedua. 'Love Me Right' sendiri adalah lanjutan (repackgaed) dari 'EXODUS'. Nggak ada yang salah di situ. Kemudian ada lagi yang nyambung-nyambungin potongan adegan di 'Love Me Right' dengan potongan adegan di teaser 'Lucky One'. Egilak... gengs... I am thrilled! AND EXCITED!

Bukan menunggu kelanjutan teorinya, tapi menunggu MV-nya. Hihihi

Soalnya cerita dan konsep yang akan ditampilkan kayaknya bakalan bagus. Mungkin bahkan lebih bagus dari 'Love Me Right'. Nggak kayak ayam dikandangin di 'Call Me Baby' yang mati satu tinggal sembilan. Ya sebenarnya sih, 'Love Me Right' juga kan nggak menampilkan satu cerita yang utuh. Konsep besarnya (katanya) 'Alice In Wonderland' yang dipecah-pecah ke dalam karakter-karakter kecil para member. Kalau dari cerita besarnya juga sampe sekarang masih rancu.

Sebenarnya intinya tuh di mana? Yang stres karena kalah dalam pertandingan? Kemudian menang? Atau stres karena kehilangan member lagi setelah kemaren di 'Call Me Baby' kayaknya biasa-biasa aja nggak akan ada kejadian-kejadian buruk lagi terlebih member yang terakhir keluar juga kayaknya janji-janji (palsu) akan stay bla bla bla? Atau memang mereka hanya iseng aja mau tiduran di rel kereta, mau baca buku di tengah studio gelap ditemani asap-asap, sama lari-larian di tengah hutan?

Karena ini masalah sudut pandang jadinya nggak ada yang salah. Jangan juga salahkan pikiran kalian kalau ketika pertama kali melihat member pake baju putih-putih di dalam sebuah ruangan yang agak mirip rumah sakit atau laboratorium eksperimen sains di teaser ini, kalian langsung kepikiran sama 'Maze Runner: The Scorch Trial'. Terlebih kalian yang sudah baca bukunya. Karena bayangan gue tentang ruangan-ruangan yang ada di dalam buku dan juga baju para pegawai W.I.C.K.E.D itu persis banget kayak yang dipake EXO di teaser ini. Yah, kecuali bagian plastik di luarannya. Karena itu kayaknya murni terinspirasi dari busana JYP di masa lalu.


Yang tidak boleh dilupakan ketika menonton video EXO adalah bahwa SM sudah menciptakan EXO Universe sejak debut. Mau nggak mau, satu sama lain pasti akan berhubungan. Gue nggak yakin apakah di comeback kali ini SM mau menonjolkan kekuatan masing-masing dari para member lagi, atau malah mau istirahat dulu dari situ dan menciptakan sebuah alternate universe lain dari kisah 'FROM. EXO Planet'. Soalnya kan yang di 'EXODUS' kemaren udah tuh, di teaser, walaupun ending-nya kandang ayam mati satu tinggal sembilan.

Kalaupun mau diistirahatkan sih nggak masalah. Justru excited, akan dibawa ke mana EXO sekarang. Padahal sebenarnya gue masih ingin SM mengeksplor lagi soal kekuatan-kekuatan itu. Nanggung yang di 'EXODUS' kan nggak keluar semua. Kangen aja sama logo-logo kekuatan mereka. Dan randomly semalem gue nonton lagi MV 'Wolf' versi drama dan ketawa terbahak-bahak pas bagian Yoon Soo Hee nangis dan rambut Luhan dari pirang berubah item. Terus pas bagian berantemnya yang najis kenapa so awkward???? Apalagi pas bagian Luhan kesurupan terus Yoon Soo Hee ngomong "Neon nuguya?! Neon mwoya?!"

BUAKAKAKAKAKAKAKAKKAKAKKA ADUH MASA LALU.

Dan terlepas dari semua teori yang beredar di luaran sana, teaser ini memang menggambarkan sesuatu yang serius yang sedang terjadi di alternate universe-nya EXO. Sesuatu yang lebih serius dari lawsuit. Lebih serius dari Tao yang dimarahin bapaknya dan nggak boleh lagi berkarier di Korea. INI MASALAH KEMASLAHATAN UMAT MANUSIA!

Pemerintah berusaha menangkap para alien. Mereka takut, kalau-kalau alien ini akan membuat kekacauan yang semakin merajalela. Karena selama beberapa tahun terakhir mereka berhasil membuat dunia jadi kacau balau! Karena mereka, anak-anak sekolah bukannya rajin belajar dan baca buku malah internetan terus kepoin ask.fm fans kaya raya yang satu pesawat sama boyband Korea. Bukannya belajar buat ujian nasional malah spazzing ngomongin bias. Karena mereka, Mas-mas 25 tahun yang sudah waktunya mencari hidup malah sibuk ngetik review teaser boyband KPop sampe begadang-begadang. Gara-gara mereka juga, seorang stand up comedian masuk portal berita KPop karena ngejek fans KPop sampai jadi trending topic di Twitter.

WAH KACAU! MEREKA, PARA ALIEN INI, SUDAH BIKIN DUNIA INI KACAU!!!

Maka dari itu, pemerintah bekerja sama dengan sindikat rahasia untuk menangkap alien-alien penebar angkara murka di dunia ini. Nggak butuh waktu lama untuk membekuk mereka. Beberapa alien ditangkap ketika sedang party dan setengah teler kebanyakan vodka di sebuah kelab malam di Itaewon. Salah satu di antara mereka pun terlihat membawa Lightsaber. Dia kira ini dunia khayalan kali bisa mempertahankan diri dengan Lightsaber. Beberapa yang lainnya ditangkap di negara yang berbeda. Salah satunya lari terbirit-birit di tengah kegelapan kota Lyon di Prancis. Sementara yang lain sedang random berjemur di tengah padang rumput di Arizona.


Pemerintah berencana untuk memberikan suntikan mandul buat para alien ini. Supaya mereka tidak bisa lagi berkembang biak. Terlebih beberapa dari mereka tertangkap kamera paparazzi sudah punya pasangan. Yang satu tertangkap kamera sedang ciuman di dalam mobil. Kabar yang berembus sih sekarang mereka sudah putus dan mantan pacar si alien sedang menjalin hubungan rahasia dengan seorang hip-hop artist dan fashion terrorist. Yang lain lagi diduga pacaran dengan Anjing Laut di kolam renang hotel. Setelah diusut-usut ternyata Anjing Laut itu hanyalah perwujudan dari seorang Puteri Cantik berwajah antagonis. Ah tapi yang penting dia cantik.

Setelah suntik mandul, pemerintah juga berencana untuk menyuntikkan zat kimia ke dalam tubuh mereka. Zat kimia yang bisa merekayasa gen para alien ini untuk berubah menjadi senjata pemerintah. Ya. Mereka akan dimanfaatkan sebagai senjata Korea Selatan untuk menggempur Korea Utara yang beberapa waktu lalu mengirim misil ke Korea Selatan. Zat kimia ini akan mengubah para alien menjadi lebih kuat. Menjadi lebih perkasa.

Menjadi Monster.



Tapi para alien ini nggak mau itu terjadi.

"YA GILA APA, KITA KAN MAU PUNYA ANAK JUGA! MASA DISUNTIK MANDUL!" begitu kata salah satu yang paling tua, pemimpin alien ini, yang belum lama ini ena-ena sama cewek di toko roti.

Akhirnya mereka memikirkan berbagai cara untuk kabur dari tempat itu. Untuk lari. Untuk menyelamatkan diri. Walaupun ada satu orang yang sudah pasrah sih. Dan kayaknya selain disuntik mandul, dia juga udah dijejelin Parasetamol secara membabi buta, karena mukanya udah teler banget.





Mari kita bacakan Al Fatihah untuk mereka agar selamat dari para cewek-cewek pshyco berbaju putih itu. Karena sepertinya, hanya satu orang saja yang beruntung, yang bisa berhasil kabur dari sana. Dialah sang 'Lucky One'.

Al Faaatihah.


Kalau dipikir-pikir, EXO dan Lari tuh sebenarnya udah kayak Baekhyun dan Taeyeon. Kayak Kai dan Krystal. Kayak Suho dan Irene. Kayak Ron dan IU. Nggak terpisahkan gitu. Di 'Wolf' pada lari-larian kayak serigala. Di teaser 'Overdose', mereka lari-larian untuk cari jalan keluar dari maze. Di teaser 'EXODUS' ada yang lari-larian karena dikejer-kejer sesuatu yang entah apa. Di 'Love Me Right' ada yang lari-larian berdua-duaan abis mukul botol pake tongkat bisbol. Di 'Sing For You' ada yang lari dari kenyataan abis berantem sama temen satu grupnya sendiri. Di 'Lucky One' juga lari-larian.

Kita bakalan tahu mereka lari-larian kenapa setelah MV-nya keluar. Gue sih curiganya ada lima hal yang bikin mereka lari-larian itu. Dan kelimanya ada di video di bawah ini:


Gue suka banget kalo SM bikin konsep buat EXO tuh. Berasa banget kalo mereka berpikir keras. Dan di sini baru berasa kalo konsepnya kompleks. Pas di teaser foto ya kayak yang kemaren gue bilang, fotonya nggak terlalu jauh beda sama foto-foto Jonghyun atau Luna gitu. Balik lagi ke masalah dari awal bahwa EXO ini grup yang udah dibuatkan Universe sendiri, jadi mau nggak mau ya mereka harus berkutat di dalam sana. Seneng sih, fans diajak berfantasi, diajak kreatif. Yah selama masih menghasilkan uang ya, hajar aja terus!

'Lucky One' sama 'Monster' akan jadi satu kesatuan kan ya? Berarti resolusi dari videonya akan muncul di 'Monster'? Atau malah nanti 'Monster' justru klimaks dan resolusinya baru ada di repackaged albumnya?

WAKAKAKAKAKAKAKAKKAKAKAKAK LAMA AJA!

Nggak sabar nunggu tanggal 9!
Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)


Monster Beneran

$
0
0

Satu hari sebelum puasa, biasanya kalau lagi di rumah, gue sama nyokap adalah orang yang paling heboh. Gue heboh minta dibikinin makanan ini pas buka puasa, sementara nyokap milih buat bikin makanan lain. Tapi kita berdua sama-sama heboh mikirin mau buka puasa pake apa besokannya, mau makan sahur pake apa juga di sahur pertama. Karena biasanya di hari pertama kita selalu nyipain sesuatu yang istimewa. Walaupun sebenarnya sih, masakan nyokap mau apapun juga tetap istimewa. Apalagi orang orang yang jarang di rumah kayak gue.

3,5 tahun kuliah beruntungnya gue cuma satu kalu doang nggak puasa di rumah. Dan itu pas tahun pertama banget jadi mahasiswa baru. Berat? Stres? Pengen marah-marah? Jelas. Disaat semua orang pulang kampung, cuma gue yang mendekam di kosan yang saat itu jauh dari mana-mana dan susah banget cari makanan karena semua orang pada pulang kampung dan nggak ada warteg yang buka. Lebaran di rumah saudara nggak banyak membantu karena pada akhirnya ada rasa-rasa nggak nyaman untuk melakukan banyak hal. Seperti misalnya tidur seharian gitu. Tahun pertama jadi mahasiswa baru dan di perantauan memang paling menyebalkan. Tapi itu juga yang paling membentuk ketahanan diri dan keteguhan hati sih.

Selanjutnya sampai lulus kuliah gue bisa pulang selama sebulan puasa sampai lebaran. Karena kebetulan, selama periode 2010 sampai 2012 itu, puasa dan lebaran selalu ada di liburan semester genap. Tau kan, kalau liburan semester genap itu bisa dua sampai tiga bulan. Dan tahun ajaran baru biasanya mulai lagi abis lebaran. Pokoknya era 2010 - 2012 itu semesta mendukung banget gue buat pulang kampung setiap puasa dan lebaran. Jadi nggak ada lagi istilah kesepian karena puasa di perantauan.

Tapi seperti halnya semua kebahagiaan di dunia ini nggak ada yang abadi. Ketika kuliah kelar dan mulai kerja, pindah dari Depok ke Jakarta, puasa di rumah adalah sesuatu yang langka. Bahkan mungkin mustahil adanya.

Setidaknya sampai tahun ini belum terjadi.



Ramadhan ini adalah tahun ketiga gue puasa di kosan di Jakarta Selatan. Gue aja nggak tahu sekarang ini berapa ribu berapa ratus berapa puluh berapa Hijriyah karena saking nggak pernah banget liat kalender yang ada tanggal merahnya. Selama tiga tahun terakhir hidup juga berkutat pake kalender hape doang. Menjalani ramadhan di perantauan itu rasanya begajulan sih. Pahit, manis, asam, garam, getir dan getar-getarnya semua udah dirasakan selama tiga tahun terakhir.

Nggak enaknya ramadhan di perantauan itu kalau dirinci mungkin bisa satu buku Sinar Dunia 38 lembar penuh kali. Mulai dari yang males banget buat bangun pagi-pagi buta cuma buat pergi ke warteg, belum lagi kalo bangunnya telat dan harus ke wartegnya pake lari-larian segala. Tapi sekarang gue udah nggak pernah lagi sih beli sahur di warteg karena sejak pindah ke kosan baru--yang masih di kawasan yang sama juga--gue jadi punya dapur sendiri di kamar dan memilih untuk masak sendiri. Setelah punya dapur, mulailah jadi masak sendiri di kosan. Jam 2 pagi bangun buat siapin makanan, motongin sayur, masak nasi, goreng lauk dan sebagainya. Dan sejauh ini pengalaman paling menyebalkan adalah ketika lo udah masakin orang yang nginep di kosan lo buat sahur tapi makanannya nggak diabisin.

Mau marah. Tapi puasa. Tapi ya mau marah. Tapi ya puasa.

HMMMMM...

Sekarang gue tahu gimana repotnya jadi nyokap gue. Yang anak-anaknya suka pilih-pilih makanan. Dan suka nggak ngabisin makanan. Mendadak jadi sedih gini kangen masakan sahur nyokap.

MAMAAAAAAAKKKKKKKKK!!!!!

Karena sekarang kondisinya sedang tidak menjalankan ramadhan di rumah, jadi satu hari menjelang puasa tidak bisa dihabiskan dengan berdiskusi sama nyokap tentang makanan sahur atau buka puasa. Puasa tahun ketiga di kosan ini gue habiskan dengan, hmmm, how to say this, produktif?

Well, sebenarnya produktif dan tidak produktif. Demi mendapatkan cukup uang tambahan untuk bayar kosan dan kebutuhan mendadak kayak pulsa internet yang semakin hari semakin cepet aja habisnya, gue memutuskan untuk melakukan pekerjaan sampingan. Seperti yang sempat gue bahas di posting-an sebelumnya, kerjaan ini juga berhubungan sama tulis-menulis artikel. Dan di akhir pekan kemaren gue jadi agak mengabaikan pekerjaan sampingan ini karena satu hal: EXO.


Beginilah ketika kehidupan profesional lo kepentok sama kehidupan alay. Dan yes, gue lebih memilih menyelesaikan review Teaser 'Lucky One' ketimbang menyelesaikan pekerjaan sampingan itu. Produktif di blog, tidak produktif di pekerjaan sampingan. Ya, hidup memang penuh pilihan sulit. Tapi gue puas karena pengorbanan mengenyampingkan pekerjaan itu berbuah manis karena tulisannya banyak yang baca. AHEY!!!!!!

Tapi sebentar dulu... selain kehidupan profesional dan kehidupan alay, masih ada kehidupan nyata yang harus dihadapi: mengisi kulkas yang kosong.

Mengingat sudah tidak ada waktu yang luang lagi untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk sahur, setelah teraweh pertama gue langsung buru-buru pergi ke supermarket dan beli persediaan makanan setidaknya untuk seminggu ke depan. Dan ketika pulang dari sana gue mendesah sendiri ngeliat belanjaan gue yang isinya cuma jus mangga 1 liter, jus guava 1 liter, susu stroberi 1 liter, chicken wings 1 kilo sama indomie dua bungkus.

PERSEDIAAN MAKANAN MACAM APA?!?!?!?!? ITU MAH CUMA CEMILAN DOANG?!?!?!?!?!

Ah yasudah. Karena sudah lelah, jadi malam itu cuma kepikiran untuk sahur pake chicken wings yang diungkep dengan bumbu instan, lalu nanti pas sahur tinggal di goreng. Dan ketika gue sedang mengungkep ayam itulah gue niatnya mau lanjut nonton 'Pinocchio' (kartun Disney, bukan drama Korea) di laptop. Eh malah Twitter rame aja.

"SEBENTAR... OH! TEASER 'MONSTER' UDAH KELUAR?!?!"

Gue sebel karena gue belum beresin cuci piring dan penggorengan kotor bekas makan siang tadi. Itu harus diselesaikan dulu karena kalau udah megang laptop, pasti bisa spazzing sampai subuh. Akhirnya yaudah, membesarkan hati untuk menunda spazzing, cuci perabotan, nunggu ayam ungkepan selesai dengan api kecil, lalu duduk manis di depan laptop dan nonton video teasernya.

Udah mau diniatin superkalem padahal. Tapi.... nggak bisa.

KAMBING KUDISAN!!

NAGINI NUNGGUNG!!!

TUPAI TETELO!!!

Nontonnya sambil ngumpat-ngumpat.

INI APA-APAAN!??!?! EXO JADI MAKIN KEREN DAN DEWASA BEGINI?!?!?!


"WAH SETAN ALAS KALIAN TUH! NGGAK BISA! JANGAN GINIIN GUE!" gue teriak malem-malem tanpa gue sadari pintu kamar gue terbuka lebar dan barusan--BARUSAN!--setelah gue ngomong gitu, tetangga kosan gue lewat buat masuk ke kamarnya.

Untung gak dipanggilin rumah sakit jiwa.

Sebenarnya gini, kenapa gue jadi bereaksi berlebihan seperti tadi adalah, karena tadinya gue berharap kalau teaser 'Monster' ini akan memberikan jawaban atas rasa penasaran gue dengan apa yang terjadi di teaser 'Lucky One'. Jadi ngarepnya kayak bakalan ada jembatan gituloh, antara teaser 'Lucky One' sebelum masuk ke 'Monster'.

Eh tapi ternyata tidak demikian adanya. Manajemen kesayangan semua umat (sekaligus dibenci juga maaf-maaf niiii) lebih memilih untuk nyekip(?) bagian "jembatan" itu dan to the point aja ke bagian klimaks dari dua video klipnya. Yah.. walaupun sebenarnya terlalu cepat sih untuk menyimpulkan kalau ini sudah klimaks. Karena takutnya nanti akan ada kejutan lagi. Repackaged, misalnya?

Yah... tapi kalau ngeliat 'Call Me Baby' ke 'Love Me Right' yang nggak ada korelasi sama sekali dari segi MV sih yaudah mungkin 'Monster' memang klimaksnya.

(walaupun gue tetep berharap di altenate universe yang ini bakalan berlanjut terus sampai nanti penutupan promosi di repackaged)

(we'll see)

Sekarang kondisi gue adalah sedang digantungin banget sama SM. Dan digantungin itu tuh nggak enak banget! (drama) HAHAHAHAHAHAH Gue bener-bener berada dalam kondisi yang pengen tahu sebenarnya apa yang terjadi di 'Lucky One' dulu sebelum kita semua beralih ke 'Monster'. Eh ini malah udah disajikan 'Monster' yang sudah sebegitu chaos-nya.

DARI DETIK PERTAMA UDAH CHAOS!!!!!



Baru di detik pertama aja, penulisan judulnya langsung ngasih kesan yang entahlah berasa klasik aja buat gue. Simpel, tanpa efek-efek berlebihan. Font-nya juga nggak terlalu bertele-tele kayak watermark 'Membelasut Mesra' gue buat konser SNSD di tahun 2013 dulu. Flat dan biasa banget gitu. Kesannya tapi tetap bisa horor dan jadi beneran kayak nontonin film 'Frankenstein' jaman dulu banget. Ada perasaan yang nostalgik juga pas ngeliat bagian awal teaser-nya. Keinget sama beberapa MV KPop berkonsep grand di masa lalu.

Guess what, EXO bilang konsepnya bakalan "grand" di beberapa wawancara. Jadi nggak salah dong kalo sebenarnya kita menaruh ekspektasi tinggi?

Ngeri zonk sih sebenarnya. HIHIHIHIHI


Tujuh detik pertama di teasernya udah bikin otak begajulan banget. MV 'Sixth Sense'-nya Brown Eyed Girls, 'Come Back Home'-nya 2NE1 sama salah satu MV Bigbang yang gue sama sekali nggak inget judulnya, tapi gue inget pernah nonton MV itu dan itu punya Bigbang, semuanya langsung muncul di kepala. Dan gue WOW banget sih, SM akhirnya punya cukup uang untuk bikin konsep seperti ini. WAKAKAKAKAKA SOK TAHU BANGET KONDISI KEUANGAN MANAJEMEN. GILAK, LO CUMA NETIZEN DOANG ASTAGFIRULLAH.

Di saat yang sama gue juga jadi sebel sama 'EXODUS' yang udah abis-abisan di teaser, tapi video klipnya malah jelek banget. (damn those kandang ayam mati satu tinggal sembilan)

But still, nggak boleh nge-judge dulu. Siapa tahu teaser-nya aja yang bagus. MV-nya malah nanti jadi biasa aja. Plis... Ron... jangan gantungkan harapan pada SM. Berharaplah pada Tuhan YME.



Gue nggak pernah melihat EXO sedewasa ini sebelumnya. Di video klip mereka yang dulu-dulu kan, mereka masih stuck di konsep yang "baik-baik", "manis-manja", "flower boy", "visual packed bogroup" dan grup yang punya fans yang gue rasa bermotto "yo-don't-you-dare-touch-my-oppa". Di satu sisi fresh, di sisi lain khawatir. Bisakah mereka melakukannya dengan baik? Karena gue harus bilang, konsep ini sedikit nyerempet ke-VIXX-VIXX-an. Karena sejauh pengamatan gue yang sempit banget soal grup KPop, cuma VIXX yang berhasil membawa konsep "dark theatrical" ke panggung comeback mereka.

Yang gue maksud di sini, mereka nggak cuma sekedar nyanyi. Tapi sekaligus kayak sedang berakting di musikal itu. Mengeluarkan ekspresi yang bener-bener NENDANG banget buat konsep yang mereka bawakan saat itu. Kayak ketika mereka jadi dukun santet di 'Voodoo Doll' ya mereka jadi dukun santet.

Atau mungkin lebih tepatnya korban dukun santet.

Dan gue bener-bener berharap itu juga akan terjadi pada EXO di 'Monster'. Melihat leaked dance practice video-nya, kemudian membayangkan lagunya yang seperti itu, BISA NIH. BISA BANGET PASTI EXO JADI KEREN. 'Overdose' aja bisa walaupun menang di eyeliner, ini juga pasti bisa! Masa udah jadi 'Monster' masih gitu-gitu aja?!?!?!

Terlalu tinggi gak, harapan gue? HAHAHAHAHAHAH Karena kalau melihat akting dari beberapa member sih....... rasanya......... seperti......... HEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHE.

TAPI BISA KOK. KAN UDAH BANYAK YANG JADI AKTOR SEKARANG.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi di teaser ini?



Setelah disuntik mandul, alien-alien yang datang dari planet antah-berantah ini sebenarnya sudah lemah dan nyaris tidak berdaya. Apalagi yang paling menyedihkan buat laki-laki dari kehilangan kemampuan merek untuk bisa berkembang biak dan beranak pinak? Kasian juga sebenarnya sama pacar-pacar mereka yang sudah berharap untuk berketurunan. Tapi apa daya... Pemerintah di universe ini masih memiliki kuasa penuh atas kehidupan umatnya.

Demi memutus rantai kehidupan para alien ini, suntik mandul adalah satu-satunya cara yang harus dilakukan. Lalu, bagaimana dengan rencana suntik rekayasa genetik yang sudah dilakukan setelah suntik mandul?

Ya. Pemerintah pun sudah positif melakukan itu. Mereka resmi mengubah para alien mandul ini menjadi monster demi kepentingan pemerintah. Senjata andalan untuk perang melawan negara sebelah pimpinan Kim Jong Un yang potongan rambutnya menggemaskan sekali itu. Tapi, sayangnya pemerintah lupa satu hal: mencuci otak mereka.

Ketika gen mereka sudah direkayasa menjadi monster, pikiran mereka ternyata "waras" mereka masih ada yang bertahan. Thanks to kekuatan alien mereka. Atas dasar rasa kebersamaan sebagai makhluk imigran dari luar angkasa, mereka pun punya rencana untuk balas dendam kepada pemerintah.

"Ya kita harus punya pasukan!" kata salah satu di antara mereka, yang sebelum disuntik monster adalah yang paling cabe. Tapi tiba-tiba sekrang dia punya jiwa kepemimpinan yang kuat. Alhamdulillah rekayasa genetik itu punya efek positif buatnya.

"Sembilan orang melawan ratusan utusan pemerintah itu mustahil, men! MUSTAHIL! Kita nggak akan bisa menang. Kita butuh army!"


Army yang dimaksud oleh Byun Baekhyun bukanlah fandom sebelah. Walaupun sebenarnya bisa sih fandom sebelah diajak buat join karena denger-denger Baekhyun punya doppelganger di grup sebelah. Tapi karena nggak mau melibatkan orang lain di masalah yang seharusnya mereka hadapi ini, akhirnya Baekhyun punya ide.

"Gini caranya kita buat cari pengikut. Aku akan mengundang beberapa member geng cabe-cabeanku saat SMA. Kita ajak mereka untuk berkompromi masalah ini. Mungkin mereka mau diajak bekerja sama. Kalian juga bisa berdiskusi dengan siapapun yang kalian percaya untuk melawan kekejaman pemerintah. Karena kita butuh banyak orang. Aku yakin kalian pasti punya geng kan? Yaelah, Cinta aja punya Maura, Karmen, Milly dan Alya walaupun dia sudah wafat, masa kalian kalah sama cewek-cewek rempong itu sih!" kata Baekhyun kepada yang lain.

Kai punya geng di kelas menari baletnya dulu. Kalau disatukan, jurus putaran rok tutu bisa menghancurkan Namsan Tower. Chen punya grup pengajian tiap malam Jumat. Bacaan ayat-ayat suci bisa mengusir setan-setan yang mempengaruhi pemerintah dan semuanya akan berakhir dengan damai. Sehun punya geng cadel visual. Nggak ngerti sih fungsinya apa. Tapi bisalah buat tim goda-godain security.

Suho punya geng chaebol dan geng aktor yang bisa dia pengaruhi dengan iming-iming kekayaan di dunia dan kekayaan di akhirat. D.O tidak butuh geng karena dia bisa mempengaruhi siapa saja dengan ancaman. Dia bisa membunuh siapa saja yang menolak ajakannya. He's the boss, man. Sementara Xiumin saat ini hanya butuh Luhan, dia nggak butuh yang lain. Dan Chanyeol.... ah... udahlah yang satu itu jangan dibahas terlalu banyak.

"Dengan menyatukan semua kekuatan itu, kita bisa membentuk pasukan untuk melawan semua ini!"

Dan begitulah cara mereka menemukan para pengikut berbaju hitam itu. Walaupun yah, sedih aja, semuanya tidak sedang dalam kondisi sehat walafiat. Ada yang flu, ada yang batuk. Jadi semuanya harus pakai masker. Beberapa juga ada yang baru operasi plastik, jadi bibir sama idungnya masih mencong-mencong. Tapi yang penting dari semuanya adalah mereka masih fit untuk berantem.

Kai berhasil mempengaruhi teman-teman di geng menari baletnya dengan iming-iming akan diberikan foto dan tanda tangan Krystal.


Chen di satu sisi harus merukiyah teman-temannya dulu untuk mempengaruhi mereka supaya mau gabung.


D.O hanya butuh satu tatapan maut saja untuk perekrutan ini. Dialah sebenarnya yang paling banyak membawa pengikut. Nggak ada yang berani sama dia.

"Ya daripada mata gue dicolok dan dijadikan sate mending gue ikutin deh apa maunya," kata salah satu cowok bermasker yang direkrut D.O di gang sempit samping kos-kosan di daerah Itaewon.


Merekapun siap berperang. Bisakah mereka memenangkan pertarungan ini?

Ini sebenarnya bukan MV pertama EXO yang ada adegan berkelahi. 'Wolf' versi drama juga ada. Bahkan orang-orangnya juga pake masker. Tapi ya... kalau dibandingkan dengan adegan berkelahi di MV itu (seharusnya sih) yang ini lebih okelah. Alasannya jelas karena beberapa member sudah main film dan drama. Harusnya akting mereka jadi lebih natural dan lebih bagus (semoga). Dan cerita yang ingin ditampilkan pun nggak lagi anak SMA mutan yang jatuh cinta sama manusia terus tiba-tiba hanya karena setitik air mata, jiwa mutannya punah begitu saja. Yang ini lebih kompleks. Dan kayak yang gue bilang di awal, yang ini lebih dewasa.

Terlepas dari shot-nya yang agak semutan dan nggak bening (demi menunjukkan konsep yang terkesan dark dan natural mungkin), ada banyak gambar yang mengandung misteri dan bisa diartikan dengan bebas.

Yang paling bikin gue gatel dan bertanya-tanya sih sebenarnya adegan D.O yang duduk di puncak tiang yang banyak CCTV-nya itu. Pertanyaan pertama: BAGAIMANA CARANYA DIA BISA NAIK KE SITU? Pertanyaan kedua: BAGAIMANA CARANYA DIA TURUN NANTI?! Pertanyaan ketiga: Apakah ini ada hubungannya sama status dia sebagai "Penguasa Bumi" (kalau misalnya masih ada hubungan sama kekuatan-kekuatan lama)?


Ngeliat D.O duduk di atas CCTV itu tuh kayak pengen bilang ke seluruh dunia kalau "HEY GUE TAHU APA YANG LO LAKUKAN! GUE TAHU SEMUANYA! YA! KIM JONGIN! GUE TAHU LO NGAPAIN DI KOLAM RENANG HOTEL ITU! DAN GUE TAHU ITU BUKAN ANJING LAUT!"

Kondisinya sekarang adalah kita belum tahu apa yang terjadi di 'Lucky One'. DAN SIAPA SIH THE 'LUCKY ONE'. Dan adegan D.O ini bener-bener bikin bertanya-tanya soal ceritanya (dan soal siapa sih D.O di kisah ini). Karena di satu sisi dia di atas, di sisi lain dia sembah sujud di bawah.


Selain D.O, karakter penting lainnya sih kayaknya Lay dan Kai. Oke, ini mungkin terdengar seperti salah satu teori yang kalian baca di twitter (yang gue sendiri nggak baca detailnya). Tapi dari shot-shot yang ditampilkan di teaser sih demikian. Salah satu dari mereka bisa saja dalah 'otak' dari segala hal yang terjadi di dua video yang akan dirilis nanti. Salah satu di antara mereka mungkin aja pengkhianat. Salah satu di antara mereka mungkin sosok bermuka dua.

Nggak ada yang tahu. Males juga berspekulasi. Tapi yang jelas salah satu di antara mereka sudah pernah berkasih sayang sama Krystal. Itu sebenarnya yang paling penting. MUAHAHAHAHHA

#TEAMKAISTAL #KAISTALSELAMANYA #SAILSAILSAIL #KAISTALGOGO

Dan shot terakhir yang Kai berdiri di para petugas keamanan yang sudah tumbang itu kan makin bikin bertanya-tanya. Is that the ending of the video, or it was just...... ah.... SH*T! I HATE YOU SM!


Sebagai fans Baekhyun dan Suho sebenarnya gue berharap mereka mendapat porsi lebih. Ketika shot Baekhyun duduk di ujung meja itu, gue seneng banget karena bisa jadi dia akan dapat peran penting di sini. Meski adegan itu terlihat seperti ketua tim hore alayers yang sedang arisan berlian (dan mungkin arisan berondong cabe-cabean), tapi positive thinking aja yuk, Baekhyun jadi juru selamat di sini. Sayangnya Suho nggak banyak diekspos. Sepertinya sekali lagi dia hanya akan jadi batu kerikil yang terbuang.

Teaser 'Monster' adalah video teaser paling intens yang dirilis EXO selama empat tahun terakhir (setelah Pathcode Sehun). Konsep yang ini juga yang paling garang selama empat tahun terakhir. Ekspektasi gue sudah ada di posisi 8 dari 10. Semoga MV-nya nggak bikin jatoh ke 5 kayak 'Call Me Baby'.

Dan ya, selamat menunggu tanggal 9 dan selamat berpuasa! Mari kita berdamai dengan keadaan, dan menikmati sebungkus kripik.



Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Spazzing 'Lucky One'

$
0
0
Gue nggak tahu harus bilang apa ketika ternyata, imajinasi gue tentang MV 'Lucky One' sama seriusnya dengan hasil akhir video terbaru EXO itu. Bener-bener sama sekali nggak menyangka kalau akhirnya, EXO dibuatin lagi satu video klip yang agak bikin mikir. OH THANK GOD!!! MV-nya nggak sekedar gitu-gitu aja. THANK GOD!!! Setidaknya ada video yang punya kasta setara dengan 'Love Me Right'. THANK GOD!!! SM mau berbaik hati membuatkan EXO video yang lebih layak. Ya abis, masa million seller idol MV-nya kandang ayam doang kan ya ngehek.

Dan harus gue bilang kalau MV 'Lucky One' ini cukup mengacak-acak emosi.

Tentu gue akan mengawali tulisan kali ini dengan curhat. You know me so well lah kalau kata boyband Indonesia anget-anget tahi ayam yang sekarang udah nggak tahu nasibnya kek mana.

Di hari perilisan 'EX'ACT' gue berasa lagi capek banget. Gila sih, menyelesaikan review teaser foto dan teaser video selama dua hari ternyata bikin tepar juga. Badan sih enggak, tapi otak iya keder. Ditambah lagi urusan kerjaan. Belum lagi harus menyesuaikan waktu untuk tidur, bangun dan masak buat sahur. Wah, kacau sih, sepanjang hari itu gue uring-uringan banget karena kurang tidur.

Biasanya kalau nggak puasa, kopi adalah sahabat terbaik kalo udah kayak gini. Selain KPop, kopi adalah obat terbaik buat bikin kalem hati dan pikiran sejenak. Belakangan gue nyium aroma kopi aja udah bisa bikin rileks. Tapi karena lagi puasa, yah, nggak bisa deh tuh yang namanya ngendus-ngendus kopi ataupun minum kopi ketika kepala lagi puyeng. Yah, emang cobaannya kali ya. Makanya di hari itu, sehabis kerjaan kelar, gue langsung balik kosan dan milih buat tidur. Karena kepala rasanya kayak lagi disentil-sentil Hagrid.

Ngerti gak sih, rasanya kayak gimana?

Tapi gue sadar kalau gue nggak boleh bablas. Makanya malam itu gue nyetel alarm persis jam 22:00 WIB--jam perilisan MV. Biasanya sih, gue kalo udah kayak gini bangunnya pasti setengah jam sebelum alarm bunyi. Kayak udah sugesti gitu. Dan sebelum tidur malam itu gue juga udah kepikiran sih bakalan bangun setengah sepuluh walaupun alarm-nya baru jam sepuluh. Dan bener aja. Setengah jam sebelum alarm bunyi, gue terbangun.

Setelah goler-goleran selama lima sampai sepuluh menit dan badan udah keringetan parah karena kipas angin gue rusak, gue akhirnya bangun. Yang pertama gue lakukan adalah buka laptop, dilanjutkan dengan cuci muka, nyuci beras buat makan sahur nanti, masukin ke rice cooker (jadi nanti tinggal pencet tombol cook aja) terus ngeliat jam dinding dan menjerit: "EH UDAH KELUAR MV-NYA YA?!"

Tangan masih agak basah bekas nyuci beras tapi cuek aja dan langsung beralih ke depan laptop lagi. Buka YouTube SMTOWN dan paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas banget itu kayak baru di-publish beberapa detik yang lalu. Di bawah satu menit seinget gue. Wah gila sih, malam itu perasaan kok deg-degan banget. Kayak lagi nunggu pengumuman kelulusan SNMPTN (yang gue sendiri cuma sok tahu aja gimana nervous-nya karena gue nggak pernah ikutan SNMPTN atau tes masuk kuliah sama sekali).

Sebagai pecinta IDM, gue langsung download MV-nya. Maaf-maaf ni, bukan nggak mau nambah view, tapi ini masalah kuota internet. Jadi harus dihemat-hemat. Karena paket pocong Smartfren baru dimulai jam 1 malam dan itu baru jam 10 (dan masih paket reguler) jadi musti setop streaming dan download aja sekalian.

Kalo bukan EXO sih bodo amat. INI URUSAN FANDOM! URUSAN PRIDE!

#berlebihan #nofuture

(Dan demi kebutuhan spazzing juga perlu download sih. Gak bisa kalo screencaps di YouTube tuh.)

Dan duduklah gue di atas kasur lapis dua yang barusan abis gue kentutin dan baunya lumayan mengganggu. Setelah membuka pintu kamar supaya bau kentutnya keluar dan angin segar masuk supaya adem juga karena kipas angin gue rusak (dibahas terus), gue pun memberanikan diri untuk memutar video klipnya.

Play.


Sumpah demi Tuhan, gue berusaha banget buat kalem dan nggak berisik. At least menjauhkan jari-jemari gue dari laptop dan Twitter untuk empat menit saja fokus nonton video itu. Tapi ternyata nggak bisa. SAMA SEKALI NGGAK BISA. Baru beberapa detik aja rasanya udah pengen teriak kenceng-kenceng sampai diusir dari kosan dan di-blacklist sama masyarakat sekitar.

00:00 - 00:02 - "Loh... Ini kenapa kayak lagunya Taemin yang 'Danger'? Eh enggak. Ini mah SHINee. DREAM GIRL! HAH. BENTAR BARU JUGA DUA DETIK SOK-SOK NGE-JUDGE!"
00:03 - 00:07: "HAHAHAHAHAHAHHA KYUNGSU HAHAHAHAHAHA KENAPA MUKANYA DATAR BEGITU HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAH oh ini yang kemaren kata gue abis disuntik mandul terus dikasih parasetamol dosis raksasa ya sampe nggak bisa ngapa-ngapain gitu anaknya?!"
00:07 - 00:13 "Wah gila sih D.O nggak kedip-kedip. Apa nggak pedes itu mata."
00:14: "Eh akhirnya kedip HAHAHAHAHHA"
00:15 - 00:17: "EH HAHAHAHAHA ITU LO KENAPA HAHAHAHAHAHAHAHA ABIS DISUNTIK MANDUL TERUS KENAPA JADI BEGITU?!?!?!? HAHAHAHAHAHHA Sebentar dulu ini sebenarnya efek suntikannya bikin jadi terlihat seperti sakaw, sawan, ayan, atau itu dia lagi melakukan salah satu koreografi dance-nya sih sambil tiduran apa gimana? Kenapa jadi kayak sedang nge-dance begitu?!?!"

"EH KENAPA TIBA-TIBA BISA PINDAH KASUR GITU KYUNGSU?!"
00:19 - 00:22: "KIM JONGIN!!! Loh sekarang jadi vokalis bro!? Kirain masih jadi Barongsai."

"KAISOO DI VERSE PERTAMA LAGUNYA FTW!! SM SANGAT MENDUKUNG DELU KAMI YA ALLAH!! LANCARKANLAH BISNIS MEREKA!!!"
00:22: "LOH KAI PINDAH POSISI JUGA APA APAAN?!"
00:24 - 00:25: "WA'ALAIKUMSALAM, DIA-YANG-DISEBUT-PASANGANNYA-PARK-CHANYEOL-PADAHAL-MAH-YA-SETTINGAN-AJA #EH #GABOLEHNYINYIRPUASA #OKELA"
00:26: "OH, jadi yang pertama kali disuntik mandul Baekhyun?! Jadi tadi Kai sama Kyungsoo bergejolak di atas ranjang itu tuh cuma sekedar ekspresi ketidakinginan disuntik? Ini kenapa Baekhyun kayaknya anteng-anteng aja?!"
00:30: "Bah! Setelah disuntik malah makin mengkilat kulitnya. Oh mungkin ini suntik mandul sekalian suntik porselen."


00:32 - 00:34: "Lah, kirain ini cewek-cewek satu orang doang meranin suster terus mukanya dikopi jadi banyak dengan efek komputer. Ternyata orangnya beda-beda toh! Ekspresinya bisa sama gitu ya?"

"Omong-omong, si cewek-cewek ini nggak ada keliatan berbahaya sedikitpun. Yang dibawa aja papan ujian, bukan senapan angin. Patahin heels-nya juga jatoh itu mah!"

00:37: "MASYA ALLAH KIM JONGDAE MUKANYA PUCET BANGET KEKURANGAN CAIRAN YA AKIBAT KEBANYAKAN BERDAKWAH SELAMA BULAN ROMADON."

00:39: "Bentar dulu. Kenapa dia mendadak ngeliat ke kiri dan ke kanan gitu. Apa itu ada maksudnya? Apakah dia sedang memastikan bahwa penglihatannya tidak terganggu akibat suntikan mandul ini? Tapi belom disuntik kan? Orang gak ada adegan disuntik. Atau dia sedang mempelajari sekitar demi usaha kabur?"
00:42 - 00:44: "YA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG. JIDATNYA SUHO MENGKILAT SEKALI APAKAH INI YANG DISEBUT LAPANGAN GOLF DI SURGA."

00:44 lebih dikit menuju 00:45: "JANGAN BILANG MAU NGELIRIK KE KAMERA."
pas 00:45: "CACING PITA MUNTABER! SENPAYYYY NOTICED MEEE OMG WHAT IS LIFE."

00:50 - 00:53: "KIM MINSEOK HAHAHAHA KUMISNYA HAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAH"

00:54: "Oh oke, abis disuntik mereka diakuariumin. Eh, bentar deh, sebenarnya mereka disuntik gak sih? Apa cuma Baekhyun doang yang disuntik? Kayaknya sih mereka nggak disuntik. Trus ini kenapa jadi dimasukin akuarium gitu?"
01:04: "Oh... Chanyeol. Katanya mengalami kebotakan dini ya. Selamat ya."
01:10: "HAHAHAHAHHA SEHUN PAKE SOK-SOK GERAKIN KEPALA SAMBIL NYANYI BERASA MAIN VOKAL HAHAHAHA EFEK SUNTIKAN YA HAHAHAHAHAHA"

"Kayak yang bisa nyanyi aja!"


01:12 - 01:26: "Oh, jadi Chen, D.O, Suho sama Xiumin awalnya di satu ruangan. Terus di sebelumnya kan Xiumin sama Suho dipindah ke akuarium. Berarti sisa Chen sama D.O. Coba liat nanti apa yang terjadi. Beda lagi nggak formasinya di adegan yang lain."
01:27: "WAH CEO ZHANG YIXING ASSALAMU---"
01:28: "EEH JANGAN PINGSAN DULU BELOM KELAR SALAMNYA!"
01:29: "Kyungsu apa nggak capek melotot terus."
01:33: "Lah! Tadi pingsan kenapa sekarang melek lagi!"
01:36: "OOOO!!!! Muncul ini rembulan-rembulan yang dahulu kala kayaknya nggak pernah absen!"

"Oh ini tuh mau negasin yang narasi opening EXO'luXion ya? Yang far apa dark side of the moon? Iya? Mantan pemukiman para alien?"

01:39: "ZHANG YIXING'S EYE!!!!! WAIT THIS SEEMS FAMILIAR OMG THEIR DEBUT TEASER!!!"


01:40: "OOO!! OOO!!! THE SUPERPOWER!!!! OOOOOOOO PARK CHANYEOL!!!!! OOOOOOO!!!!!!!"
01:50: "OOOO!!! ES BATU!!! OOO!! ELSA?!?!? OOO!!!"
01:54: "Yaelah Kai ngapa dah. Tumben gak zleb ilang muncul sana, zleb ilang muncul sini? (ceritanya 'zleb' itu efek pas dia lagi teleport)"
01:59: "ASEK!!! BYUN BAEKHYUN!!!!!! PENGUASA CAHAYA!!! PENERANG SANUBARI (KIM TAEYEON)!!!!"
02:06: "Tuh kan melotot terus Kyungsu itu mata apa nggak berair?"
02:07: "WAH?! Ohhh!! Ohh!!! Siapa tuh yang mecahin kaca?! Kyungsu?! PASTI KYUNGSU! GUE YAKIN PASTI KYUNGSU!! Jadi inget pas di 'MAMA' dia membuat retak aspal jalan raya. Sekarang mecahin kaca. Ini keajaiban alam."

02:08: "Ya itu kenapa Chanyeol, Lay udah berusaha nyelametin matanya tapi Kai malah ngeliatin pecahan kacanya? Tsk! Sehun kenapa so cool kayak lagi pemotretan gadis sampul. Tsk!"

"EH! Sekarang D.O seruangan sama empat orang yang berbeda dari yang tadi! Kemana Chen?! Kemana Suho?! Xiumin?! Apakah mereka ada di belakang kamera (bagian yang nggak ke syut???) Oh jadi itu kenapa tadi kameranya muter-muter one-shot gitu buat ngejelasin kalo sebenarnya ruangannya luas dan mereka ada di satu ruangan?! GITU GAK SIH?!"
02:09: "Alhamdulillah berhasil kabur. Tapi itu jubah plastik dari mana? AJAIB!!"

"Tapi itu plastik kayak familiar sih. ANYING... JANGAN BILANG PLASTIK GORDEN DARI TEASER KAI JAMAN DULU?!?!?!?"

02:10: "Loh, Xiumin juga bisa kabur? Kan yang tadi di dalem ruangan pas kacanya pecah nggak ada Xiumin?! Atau berarti emang bener dia ada di sisi lain ruangan?"

"Berarti nggak di akuarium dong?! Bukannya dia lagi dimasukin ke akuarium?!?!"

"Jadi ini apakah semua kaca yang ada di dalam ruangan rumah sakit entah apa itu pecah karena kyungsu?!"
02:11: "TADI JUGA DI RUANGAN ITU NGGAK ADA BAEKHYUN! KENAPA BAEKHYUN BISA BEBAS!"
02:14: "Di saat semua lari-lari ini kenapa Kyungsu malah nyanyi-nyanyi sendiri. Wah ada yang nggak beres. Kyungsu pasti kamu ya orang jahatnya?!"
02:14: "LOH KENAPA TIBA-TIBA CHANYEOL SAMA BAEKHYUN?!?! TADI KAN DI RUANGAN ITU NGGAK ADA BAEKHYUN! BAEKHYUN KAN SERUANGANNYA SAMA CHEN, SUHO, XIUMIN! Tapi ada D.O sih tadi bareng juga pas awal di ruangan yang sama sama Chen, Suho, Xiumin, Baekhyun. Hmm... apakah sebenarnya ini berarti satu orang punya dua tubuh apa gimana. Maksudnya ini Chanyeol sama Baekhyun setubuh dong. Eh salah ya. #krik"
02:15: "Ini lagi kenapa Chen bisa sama Sehun! Tadi kan yang seruangan sama Sehun bukan Chen!" (dipermasalahkan dong sama sikampret siapa seruangan sama siapa)
02:18: "Ini tuh adegan kayak udah berusaha kabur banget dari orang yang nggak pengen ditemuin pas lagi jalan di mol, terus malah papasan pas lagi di musola."
02:19: "Eh, ngapain tuh Chanyeol sama Baekhyun masuk ruangan bareng. Eh eh eh.... Gelap-gelapan. Eh eh eh... #CHANBAEKFORLIFE #CHANBAEKFTW #CHANBAEKMERDEKA" (Ni manajemen emang pandai buat orang berdelu) (nggak kok) (bukan shipper mereka)
02:23: "THE SUPERPOWER (AGAIN)!!!! But wait, kenapa Chanyeol?! Kan itu lagi gelap kenapa harus api? Kan ada Baekhyun yang bisa ngeluarin cahaya?! INI MAU BIKIN API UNGGUN?! LO KIRA LO LAGI DI DALAM GOA, HAH?!?! LO KIRA KITA LAGI KEMPING, HAH?!?!"
02:27 - 02:29: "Ditatap Sehun langsung pingsan?! Ya wajar sih.... kayaknya cewek-cewek juga kalo ditatap Sehun pingsan. Ya tapi tergantung sih cewek yang mana. Kalo cewek yang nggak selera sama Sehun sih ditatap mah bodo amat, yang ada diludahin karena natap-natap dikirain tukang hipnotis."

"Etapi apakah ini berarti kekuatan Sehun sudah berubah ya? Dia udah nggak lagi penguasa angin? Sekarang dia udah bisa jadi penguasa pikiran dan bikin orang lumpuh layuh?"

"Sebentar... apa jangan-jangan tatapan mata Sehun itu berarti sesuatu? Jangan-jangan malah penjahatnya Sehun?!"

02:30: "Wah seneng banget Chen masih punya kekuatannya. Harusnya pas lari-lari lampunya kedap-kedip kamu menstabilkan listriknya dong, supaya nggak nabrak-nabrak pas lari-lariannya!"
02:33: "LAH ITU CEWEK KENAPA BISA DUDUK LAGI KAN TADI UDAH TUMBANG JATOH?!?! WAH SUSTER NGESOT."
02:39: "EH KEPALANYA MELEDAK! Ini perkembangan banget loh ini ada cewek kepalanya meledak di MV EXO. Ada cewek di MV EXO aja udah perkembangan yang sangat indah sekali. Karena biasanya yang ada tuh tiang-tiang sama mobil mahal. Dan sejauh ini cewek di MV EXO yang paling bahagia kayaknya cuma Yoon Sohee. Kasian yang ini kepalanya meledak."
02:43: "Nah ini baru bener nih, Kai sama Lay. Tadi kan emang seruangan."
02:48: "Hayoloh terjebak di antara suster-suster psikopat. Agak susah ya ini mau kabur pake kekuatan juga. Lay kan kekuatannya nggak menyakiti siapapun. EH TAPI KAN KAI BISA TELEPORTASI! HARUSNYA DIA TELEPORTASI DONG ABIS INI BARENG LAY, YA KAN?!"
02:55

"Lah."

"Lah..."

"LAHHHHHHHH KENAPA MALAH JADI JOGET?! LAH... DIA KIRA INI KUIS DANGDUT?!"

"WOYYY!!! LO TUH LAGI DALAM BAHAYA KENAPA MALAH JOGET-JOGET?!?!?"

"Bentar jangan bilang kekuatan lo nggak berfungsi?! Tapi kan tadi yang disuntik cuma Baekhyun! Kalo di dalem ruangan yang sama Chanyeol kekuatannya Baekhyun nggak bisa ya wajar karena udah disuntik. Ini kenapa Kai juga mendadak lumpuh gini?!"

"Etapi kalau dia masih punya kekuatan kan harusnya dia bisa ngilang aja dari tempat itu ya. Berarti emang kekuatan teleportasinya udah ilang kayaknya. Terus diganti oleh Jurus Jongin Joget, begitu?"

"GAJELAS BANGET SIH JONGIN IH!"


03:00: "ZHANG YIXING SELAMA DI CHINA MAKAN APA SIH KENAPA JADI BENING SEPERTI SUMBER MATA AIR ALAMI?!"
03:04: "Nah akhirnya bareng lagi mereka. Nah!"
03:19 - 03:21: "WAH KEKUATAN SUHO! WAH!"

"OOO JADI XIUMIN SAMA SUHO MENGGABUNGKAN KEKUATAN MEREKA?!"

Bentar, ini mereka reuni lagi adegan ngelap kaca di MAMA ya. XIUMIN-SUHO!


03:26: "Itu bunga dapet dari mana coba. Sejak kapan Lay berubah punya kekuatan Park Tarno?"
03:29: "Ini lagi cowok pantura masih aja joget-joget."

"EH LAH TERUS KEPALA CEWEKNYA MELEDAK KARENA JURUS JONGIN JOGET?! Luar biasa! Makin nggak jelas. Apakah cara ini bisa digunakan untuk mengusir begal? Bisakah begal kabur kalau kita joget-joget di depan dia?"
03:30: "Adegan ini mengingatkan kita bahwa dikasi bunga itu tak selamanya indah ya. Hati-hati aja kalo ada yang kasih bunga, siapa tahu di dalemnya ada mercon. Mana ini lagi bulan puasa banyak ranjau petasan."
03:32: "HAH LAH HAHAHAHAHA SIKAMPRET GUE KIRA TADI MAU GABUNGIN KEKUATAN BUAT NGANCURIN DINDING ATAU PINTU INI KENAPA MALAH MINUM. MAKIN NGGAK JELAS. Kecapekan lari? TERUS ITU GELAS DATENG DARI MANA?! Suho kan kekuatannya menciptakan Air bukan menciptakan gelas-gelas kaca! KAMU SUHO APA NIA DANIATY?!?!"
03:31: "Oh tuh akhirnya Kyungsu lari juga. Tapi kenapa larinya super telat banget orang-orang udah pada meledakin kepala suster dia baru lari."
03:34: "Terus dia liat Suho sama Xiumin lagi minum dan dia nggak diajak. Eh tapi tatapannya misterius banget ni emang, cowok yang hobinya melotot ini. Jangan-jangan ada apa-apanya lagi. Gue yakin sih ada apa-apanya."
03:41:
"Wait a minute."

"NO WAY."

"NO WAY SM, YOU CAN'T-----OH M-F*CKING-G."
"MEREKA MASIH DI DALEM MAZE?!?!?!?!? SIKAMPRET!!!!!"
"Lah pantesan dari tadi lokasi larinya di situ lagi di situ lagi. Kayak yang keliatan pintu itu lagi pintu itu lagi. BANGKEEEEEEEE SM SIALAAAAAAAAN BISAAN MEMPERMAINKAN HIDUP INI WAH SIKAMPRET!!!!"
03:50: "WAH KACAU CEWEK-CEWEKNYA TERNYATA MASIH ADA! SURUHAN SIAPA?!?!?! BILANG?!?!? SURUHAN D.O KAN?!??!! BILAAAAANGGG!?!!??! SEBEEEELLLLLL!!!!!!!!!!"
(((MV-nya 4 menit tapi spazzing-nya satu jam sendiri)))

(((tipikal)))

Oke harus gue katakan kalau MV ini sangat diluar dugaan. Gue sebenarnya kemaren mikir kalo SM akan bikin, yah, MV yang tipikal lah kayak yang lain juga. Ada adegan-adegan dramanya, tapi ada juga adegan dance-nya. Kayak 'Love Me Right' gituloh maksud gue. Nggak yang full drama atau full dance (yang ini sih paling jijik--sorry 'Call Me Baby', anda mendapat gelar MV EXO paling jelek sepanjang 4 tahun terakhir setelah 'Overdose' dan 'History'). Untuk yang satu ini, harus bilang kalau gue bener-bener terpesona.

'Lucky One' memberikan feel yang kurang lebih sama dengan 'Love Me Right'. Awalnya kirain cuma teaser-nya doang, tapi ternyata MV-nya pun terasa seperti itu. Mungkin ini bias sih ya jatuhnya. Karena gue emang tipikal orang yang lebih menikmati menonton MV yang punya cerita dan kayak gini nih, bikin kita mikir dan ada kesan misteriusnya. Ketimbang cuma MV yang pindah-pindahin kamera, bolak-balikin kamera, muter-muterin kamera, terus isinya cuma dance doang. Makin nggak banget lagi kalo dance-nya ditambah cut-cutlipsync solo. Hihihihi. Gila sih kalo SM masih ngeluarin MV kayak gitu, meanwhile manajemen kecil aja bisa bikin yang lebih bagus.

Tapi bener-bener 'Lucky One' ini oke sih. Nggak bisa bohong. Sederhananya, kalo gue bisa spazzing setiap detik dari MV-nya, bukankah itu salah satu bukti bahwa gue benar-benar terpukau? Hi hi hi... Tapi kalau ditanya apakah rasa penasaran gue terpuaskan, jawabannya iya dan tidak.

Iya, terpuaskan. Karena pada akhirnya gue bisa lihat cerita detailnya nggak cuma lewat teaser doang. Ternyata yang di teaser nggak seperti yang dibayangkan, walaupun masihlah bisa disambung-sambungin sama teori ngaco Suntik Mandul dan Suntik Monster.


Tidak, tidak terpuaskan. KARENA ENDING-NYA NGEHEK BANGET KAYAK GITU GIMANA LO BISA MOVE ON KALO SELAMA INI TERNYATA LO MASIH DI DALEM KERANGKENG KENANGAN KELAM MASA LALU?!?!?!?

Ada banyak adegan yang bikin mengerutkan dahi dan mengernyitkan alis. Kayak kenapa tiba-tiba Kai nge-dance di tengah-tengah kondisi chaos itu, apa faedah dari Xiumin dan Suho yang tiba-tiba berdiri berhadapan dan minum dua gelas air padahal mereka sedang dalam kondisi yang bahaya (ya oke sih gue tahu minum itu tuh penting, tapi apakah Jack dan Rose sempat minum ketika mereka berusaha menyelamatkan diri ketika Titanic tenggelam? Apakah Harry sempat minum ketika dia berhadapan dengan Lord Voldemort di Hutan Terlarang? Apakah Robert Langdon sempat minum ketika dia dan Sophie sedang dikejar-kejar oleh fanatik di 'The Da Vinci Code'? Nanya aja kok @/Suho @/Xiumin @/SMENTERTAINMENT)

Tapi shot terakhir itu sangat nendang parah. Itu tuh plot twist yang sempurna banget. Hanya sedetik, tapi menghubungkan semua hal yang terjadi dari jaman dulu banget pas EXO masih 12, sampai yang sekarang ini. Bener-bener itu pas nontonnya bikin terperosok. Langsung ngumpat kenceng-kenceng dan teriak (di saat yang sama nge-tweet). Lagi-lagi teriak tengah malam di kosan itu sama sekali tidak sehat buat siapapun. Nggak cuma buat tetangga-tetangga gue tapi juga buat eksistensi gue di lingkungan itu. Bisa-bisa abis sahur gue udah dimutilasi atau paling parah disuntik mandul.


MV-nya sendiri kenapa jadi menarik karena ya kita dibiarkan untuk bebas berimajinasi. Tentang apa yang terjadi di situ, apa yang terjadi sebelum itu, dan apa yang akan terjadi sesudah itu. Ada banyak shot-shot yang kalo diliat sekilas kesannya kayak "Oh si ini begini, oh si itu begitu, ya ampun si ini nggak penting banget, astaga itu si rambut merah ngapain deh" semacem itu tapi mungkin punya makna terselubung yang memunculkan detektif-detektif fandom dengan berbagai analisa mereka. Dibilang penting ya bisa jadi, tapi dibilang nggak penting ya bisa iya bisa nggak (APASIHPOINPEMBICARAANNYA). MV ini bener-bener terbuka buat interpretasi macem apapun. Se-absurd apapun. 

Kemungkinan akan adanya hubungannya antara MV ini dengan MV sebelumnya ataupun MV selanjutnya (di 'Monster' atau repackaged) pun terbuka lebar. Tidak ada hubungan juga tetap aja memungkinkan.
(Kita asumsikan di sini kita belum lihat MV Monster sama sekali dan masih bertanya-tanya).
Gue berani sumpah kalau gue sama sekali nggak membaca teori apapun yang beredar di internet sebelum teaser keluar, setelah teaser keluar, sebelum MV keluar dan setelah MV keluar. Kalaupun ada kemiripan antara analisa absurd ini dengan beberapa teori di luaran sana, itu pasti hanyalah kebetulan semata.

Awalnya gue pikir EXO akan mengajak kita masuk ke alternate universe. Semacam dunia baru di mana kekuatan-kekuatan mereka sudah nggak lagi ada, sehingga karakter-karakter lama ini punya sesuatu yang baru. Tapi ternyata kita masih berada di dunia yang sama dengan 'EXODUS'. Walaupun pada kenyataannya, ada banyak sekali hal yang terjadi dan kita nggak tahu setelah itu. Banyak sekali hal yang terasa tiba-tiba di 'Lucky One' yang berujung tanda tanya.

Kayak misalnya, Kai kehilangan kekuatan teleportasinya dan berubah jadi Jurus Jongin Joget itu.


Tentu saja fakta ini sangat mengejutkan banyak pihak (halah) termasuk gue sendiri. Tapi kalau dilihat-lihat, memang sudah terlalu lama rasanya Kai nggak pernah lagi pamer-pamer kekuatan di depan umum. Lihat dong di 'MAMA' betapa dia sangat mendominasi, muncul di sana dan di sini. Terakhir ya Pathcode #Kai itu. Setelahnya semua kayaknya sudah lupa kalau dia punya kekuatan. Yang paling diinget paling dia punya pacar. #EA #KAISTALSARANGHAJA

Nah di 'Lucky One' ini semakin jelas terlihat bahwa Kai ternyata memang sudah nggak punya kekuatan teleportasi lagi. Ada sesuatu yang terjadi yang membuat kekuatannya mendadak hilang. Oke, ini memang sangat disayangkan. Tapi demikianlah adanya. Pertanyaan terbesarnya adalah, apa yang terjadi pada Kai? Nggak mungkin dong, memadu kasih sayang dengan seorang Ratu Planet Venus membuat energinya melemah dan pelan-pelan kekuatannya memudar? Masa seloyo itu. Lalu, apakah ini efek dari terlalu lama berendam di kolam bersama anjing laut kemudian kekuatannya luntur dan pindah ke anjing laut itu? Kan nggak mungkin juga.

Memang, teleportasi bukan kekuatan yang paling oke. Bukan yang paling kuat. Bukan juga yang paling dahsyat untuk ukuran pertahanan dari serangan musuh. Sebenarnya kalo dipikir-pikir justru kekuatan ini yang agak pengecut. Keadaan rusuh dikit, kabur. Ribut dikit, ngilang. Chaos dikit, teleport. Walaupun begitu, teleport tentu saja sangat dibutuhkan. Apalagi kalau lagi laper dan Go-Jek yang dipesen nggak dateng-dateng. Tapi meski seru aja kesannya bisa pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sekedipan mata, bukan berarti Kai bisa dibilang jadi sosok tercepat. Dia bukan yang terkuat di geng alien ini. Karena, you know what, yang paling kuat adalah Tao.

Time controller, men! Musuh nyerang, tinggal "Sigani momcwo~~~~~" (baca dengan nada 'Miracle in December', kelar semua urusan. Sayangnya karakter ini harus berakhir tragis di kandang ayam.

(((anak ayam turun sepuluh mati satu tinggal sembilan)))

Lalu kenapa Kai kehilangan kekuatannya? (nanya mulu!? Kita flashback sedikit untuk mencari tahu hal tersebut. Boleh dong, sok-sokan jadi Sherlock Holmes dalam fandom. Sok-sokan berteori?

Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, Kai ternyata kehilangan kekuatannya di 'Love Me Right~romantic universe~'. Kita nggak bisa melihat EXO universe dengan biasa-biasa saja. Timeline di dunia ini bisa saja terbalik atau malah bertabrakan. Jadi '~romantic universe~' itu terjadi lebih dulu ketimbang 'Love Me Right' yang reguler (Korea/China). Hilangnya kekuatan Kai di situ juga sebenarnya beralasan. Sepertinya Kai mencoba untuk mengorbankan kekuatan teleportasinya agar bisa memutarbalikan waktu.

Tao sudah nggak ada, dan di EXO, peran Tao adalah penguasa waktu. Di saat yang sama sebenarnya dia juga yang paling kuat. Yang lain mana ada yang bisa main pedang, tongkat, muter-muter di udara. Mereka terlalu males buat latihan. Cuma Tao yang bisa seperti itu! GILA LO! ALL HAIL Z.TAO!

Di MV 'Love Me Right ~romantic universe~' pada adegan pertama ada mobil yang ditimpa sama balok besi berat lalu ringsek. Tapi di bagian terakhir MV, waktu tiba-tiba saja berjalan mundur dan semua kembali seperti semula (koin-koin yang berjatuhan terbang lagi, kaleng-kaleng juga terbang lagi, piring pecah utuh lagi, semua mundur). Termasuk juga mobil ringsek ini. Nah, Kai tuh seharusnya sudah masuk ke dalam mobil sebelum mobil itu ringsek ketimpa balok berat. Alias dia seharusnya mati di situ. Terus kenapa dia bisa hidup? Dia dikasih kesempatan kedua. Tapi kesempatan kedua ini nggak gratis dong. Enak aja. Pipis aja bayar, apalagi ini masalah hidup dan mati. Kesempatan kedua itupun dia bayar dengan mengorbankan kekuatannya. Siapa yang memberikan kesempatan kedua itu? Obviously: MAMA.

MAMA gave him that second chance so he can live again. But as am exchange, he must gave up on his power.
Hilangnya kekuatan ini membuat Kai sedikit stres. Pelampiasannya ya marah-marah. Ngamuk-ngamuk. Lempar barang sana sini. Hancurin barang sana sini. Dia belum terbiasa hidup tanpa sesuatu yang sudah lama dia miliki. Hidupnya mendadak jadi beda aja. Itulah alasan kenapa Kai terlihat sangat stres di MV 'Love Me Right'. Lalu banyak benda-benda hancur ada di sekitarnya. Dia terlalu gundah gulana karena kehilangan separuh dirinya.


Itulah kenapa dia lari-lari terus di MV 'Love Me Right'. Itulah kenapa dia bawa-bawa tongkat bisbol dan marah-marah. Itulah kenapa dia mecahin botol-botol kaca. Dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa kekuatannya sudah nggak ada lagi.

Di situlah dia kemudian mulai mendapatkan sedikit jalan keluar. MAMA gave him mercy. Kai akhirnya menemukan pelampiasan lain selain ngamuk-ngamuk: menari. Nggak cuma di 'Love Me Right' saja, di 'Sing For You' juga demikian. Dia mulai jago banting-banting barang. Apapun yang bisa dia banting akan dia hancurkan.


Tapi kemudian hanya satu hal yang membuatnya tenang dan kembali kalem: menari. Dia menari sendiri di dalam kamar du 'Love Me Right'. Dia juga menari setelah membanting radio di 'Sing For You'. Dan dia pun menari ketika sedang dalam bahaya di 'Lucky One'.

Jadi kalau ada yang bertanya-tanya kenapa Kai nggak teleport aja keluar maze di 'Lucky One' dan kabur dari kejaran cewek-cewek psycho itu? Ini malah mengeluarkan Jurus Jongin Joget yang nggak jelas banget faedahnya apa itu. Jawabannya ya karena dia sudah nggak bisa berteleportasi lagi. Dia sudah menukar kekuatannya dengan kehidupan baru dan kesempatan kedua.

Moral of the story: Second chance is rare and expensive.

Terus kenapa di 'Overdose' Kai nggak bisa berteleportasi keluar maze? Jawabannya sederhana: karena maze itu membuat kekuatan semua orang hilang. Kan akhirnya keluar dulu dari maze baru nyari kekuatannya lagi di 'EXODUS'.

Ehem.


Pertanyaan selanjutnya, masihkah Sehun menjabat sebagai penguasa angin? Jawabannya iya dan tidak. Iya, dia masih bisa mengontrol angin. Tidak, dia tidak hanya bisa mengontrol angin saja, tapi sekarang dia bisa mengontrol banyak hal, termasuk pikiran manusia.


Kekuatan Sehun sekarang jauh dari sekedar penguasa angin. Ibarat meme di Twitter, tekan enter lalu upgrade. Sehun sekarag lebih oke dari itu.

Ada sesuatu yang terjadi pada Sehun dan kekuatannya pasca 'EXODUS'. Dan itu semua (ternyata) terjadi persis ketika dia mendatangi Bright Horizon Nursery and Pre-School di Annandale St., Edinburgh, Inggris. Ingat benda-benda yang berterbangan di dalam ruangan ketika Sehun masuk? Konon katanya sebelum Sehun tiba di sana, Luhan sempat mampir ke lokasi itu. Dengan kekuatan telekinesisnya, Luhan menerbangkan benda-benda yang ada di sana. Tetapi ternyata hari itu Luhan nggak cuma meninggalkan benda-benda itu dalam kondisi melayang saja, tetapi juga meninggalkan seluruh kekuatannya. Ketika Sehun masuk dan menyentuh salah satu benda yang melayang itu (pesawat mainan dari kayu untuk lebih tepatnya), kekuatan itu masuk ke dalam tubuhnya.


Apakah Sehun sadar itu? Tentu saja tidak. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa kekuatan Luhan sekarang sudah dia miliki. Merasuk ke dalam aliran darah dan setiap selnya. Halah. Dia sekarang adalah seseorang dengan kemampuan telekinesis. Bisa menggerakan apapun dengan kekuatan pikiran. Dan nggak cuma menggerakan apapun, tapi dia sekarang juga bisa mengatur dan mengacak-acak juga pikiran orang. Hebatnya lagi, dia bisa membaca masa depan. Walaupun yang ini dia masih ragu. Yang jelas, kekuatan Sehun sudah berkembang ke level yang lebih luar biasa. Ini pasti karena kekuatan cinta HunHan yang abadi meski karam since 2k14.

#apalah #masihdelu #shipperTersakiti

Punya kekuatan yang luar biasa inilah yang kemudian membuat Sehun percaya diri untuk tiduran di rel kereta. Orang biasa mungkin akan menganggap itu hal gila. Tapi karena Sehun punya superpower yang orang lain nggak punya, ya dia nggak perlu khawatir kalau-kalau ada kereta yang lewat dan nabrak dia. Toh dia bisa mengendalikan apapun.



Dia bisa menghindar dengan mudah. Dan di bukti bahwa Sehun sekarang sudah bisa melakukan telekinesis dan membaca masa depan sebenarnya ada di 'Love Me Right ~romantic universe~'.


Selain Kai dan Sehun, kita ada satu orang lagi yang harus diperhatikan dan ini masih soal superpower-nya: Baekhyun.

Kalau diperhatikan di 'Lucky One', di awal MV, orang pertama yang mendapat suntikan dari suster psycho adalah Baekhyun. Nah, tapi Baekhyun masih beruntung nih. Efek suntikannya belum sempurna menjalar ke tubuhnya. Jadi belum efektif. Belum resmi mandul. Karena yang baru masuk cuma sedikit (keburu berhasil kabur), jadi kekuatannya hanya hilang sementara. Makanya ketika dia dan Chanyeol masuk ke ruangan gelap itu, yang mengeluarkan superpower-nya untuk menerangi ruangan buat Baekhyun--si penguasa cahaya--tapi malah Chanyeol.

Apakah Baekhyun akan mendapatkan kekuatannya kembali? Jawabannya iya. Bagaimana? Jangan lupa kita masih punya Lay, si pemilik healing power. Adegan di bawah ini bisa dibilang gambaran bahwa Lay akan menyembuhkan Baekhyun (dan mungkin yang lain yang berada di bawah pengaruh suntikan). Gue juga mengira Xiumin jadi korban suntikan ini karena Xiumin ada di vision-nya Lay. Xiumin juga disembuhkan sama Lay.



Terus bagaimana dengan Chanyeol? Kalo yang kena suntik cuma Baekhyun, kenapa Chanyeol juga ada di vision-nya Lay?

Kekuatannya Chanyeol tuh sekarang lagi membuncah banget. Itu alasan kenapa di sini rambutnya warna merah dan sekarang mengalami kebotakan dini. Jadi kayak dia sendiri sudah dalam kondisi emosional yang nggak stabil dan susah untuk mengontrol kekuatannya sendiri. Jadi maksud dari vision-nya Lay ke Chanyeol itu bukan karena Lay menyembuhkan Chanyeol dari kekuatannya yang hilang tapi menjelaskan bahwa dia sedang dalam kondisi on fire.


#NGARANGBEBAS #SERAHLORON

Trus Kai? Kenapa Lay nggak bisa nyembuhin Kai? Karena Kai berurusan langsung dengan MAMA. Penguasa dunia. Gak ada yang bisa melawan penguasa dunia. Kai sudah melakukan tawar-menawar yang terlalu sakral. So even Lay can't heal him. Dari 'Love Me Right' sampe 'Lucky One' Lay sama Kai ada di tempat yang sama, dan bareng terus. Lay tuh nggak bisa jauh-jauh dari Kai sebab Kai sedang sangat lemah karena kekuatannya punah (dan bahwa dia baru hidup lagi dari kematian).Itu menjelaskan adegan ini:


Yang lain tetap dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing. Chen masih punya kekuatan thunder dengan tenaga listriknya. Terbukti bahwa dia bisa melumpuhkan salah satu cewek psycho ketika sedang kabur dengan Sehun. Tapi Sehun-lah sebenarnya yang pertama kali membuat si cewek lumpuh. Tapi Sehun nggak menyangka kalau ternyata dia bisa melakukan itu. Makanya dia bengong agak lama sebelum kabur.

Suho dan Xiumin masih kompak dengan air dan es-nya. Lumayan, penyegar dahaga kala tersesat dalam labirin penuh nostalgia. D.O juga sebenarnya masih punya kekuatan "penghancur" itu. Salah satu buktinya adalah dia bisa membuat kaca-kaca yang ada di ruang perawatan hancur, sehingga dia dan yang lain bisa kabur.

Salah satu kelebihan dari superpower-nya D.O bukan cuma karena dia kuat dan bisa menghancurkan apa saja, bahkan menggetarkan bumi. Kelebihan dari superpower D.O juga adalah kekuatan dalam sel-nya untuk memperbaiki diri sendiri. Sebenarnya mau disuntik apapun, entah suntik mandul atau suntik monster, nggak akan berfungsi ke D.O. Nah, yang masih jadi misteri adalah, kenapa ketika yang lain lari-lari dan mencoba menyelamatkan diri dia malah kalem dan biasa aja?

Apa bener D.O adalah dalang dari semuanya? Apa bener, dia adalah orang jahatnya?

Dia membiarkan 8 orang lain kabur dari ruang perawatan karena dia tahu mereka nggak akan bisa kabur jauh-jauh. Lah orang masih di dalem maze juga. Dia tahu apa yang akan terjadi karena dia yang merencanakannya. Adegan di awal MV yang dia digeret masuk ke ruangan dan diikat terus sawan hip-hop itu juga sebenarnya sudah diatur. Supaya kesannya yang lain percaya dan rencananya berjalan lancar.

(((WANJERRRR SINETRON BANGET INI EXO APA CINTA FITRI SEASON 8)))

Kalau merujuk ke vision-nya Lay, ada shot planet Bumi kan di situ? Nah itu tuh sebenarnya clue buat D.O gitu. Bahwa 'dunia' tempat mereka sekarang ini tuh sedang dikuasai oleh D.O. Kalau mau melihat kembali ke 'EXODUS', Pathcode D.O dirilis terakhir dan adegan terakhir dari video itu adalah dia sedang memainkan beberapa bola besi kan? Ya sama. Ini juga gitu. Dia sedang mempermainkan semuanya.



Nah, pertanyaan selanjutnya, apakah dia benar-benar orang jahat? Atau dia memainkan peran ganda? Sosok bermuka dua yang jadi agen rahasia pemerintah tapi di saat yang sama juga berpihak pada para alien. Masih ada rahasia besar kenapa akhirnya dia harus berpihak dulu ke sisi jahat. Dan sayangnya, jawaban itu nggak ada di 'Monster'.

Hi hi hi... Mungkin di repackaged (kalau ada).

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Sebut Saja 'Monster'

$
0
0

Ada perasaan yang meledak-ledak waktu 'Lucky One' dirilis. Tapi meledak-ledaknya nggak seheboh ketika nonton MV-nya. Setiap detik tuh kayak berharga banget dan pengen banget dikomentarin. Setiap perubahan adegan kayaknya ada aja yang pengen dibahas. Dan ya, semuanya tumpah begitu aja di Twitter dan sudah gue tuliskan juga reaksi per adegannya di posting-an sebelumnya.


Semua ekspektasi gue sama 'Lucky One' tuh kayak kebayar abis gitu loh, di setiap adegan dalam MV-nya. Sesuatu yang memang layak ditunggu setelah setahun. Nggak salah dong kalau kemudian gue juga menaruh harapan yang cukup tinggi buat senjata pamungkasnya: 'Monster'? Karena dari teaser MV-nya sih, videonya bakalan keren dan oke banget. Belum lagi karena efek 'Lucky One' yang udah sebagus itu, otomatis (menurut gue) yang selanjutnya nggak mungkinlah jelek-jelek banget. Ya paling enggak kan harusnya bisa setara. Positif deh, SM bakalan bikin 'Monster' ini rada sedikit di luar dugaan. Just like the'Lucky One'

Jadi malam itu seperti halnya kebanyakan orang yang nungguin EXO di seluruh dunia ini, wkwkwkwkw, gue juga refresh-refresh itu YouTube SMTOWN berkali-kali setelah 'Lucky One' dirilis. Menunggu-nunggu sambil menebak-nebak dalam kepala seperti apa kelanjutan ceritanya. Apa memang bener berkelanjutan? Bagaimana akhirnya mereka bisa keluar dari maze dan terlibat bentrok antara mahasiswa dan satpol PP begitu? Terus ya penasaran juga ini hubungannya apa antara monster, alien, sama suntik mandul.

Menyimpulkan yang tampak di teaser MV sejauh ini kan mereka semua mendadak punya pengikut (puluhan remaja bak domba-domba tersesat yang sangat disayangkan mau aja diperalat oleh EXO) lalu mereka semua bentrok dengan satpol PP yang (kalau menurut Teori Suntik Mandul) adalah antek-antek pemerintah.

Gak tau deh tuh cerita lengkapnya kayak gimana. Mau bilang gue berharap Teori Suntik Mandul beneran juga kok ya jijik. Tapi pastinya ada dong, alasan kenapa mereka akhirnya berantem sama satpol PP. Apakah mereka bener-bener mau dijadikan senjata rahasia dan memberontak lalu melakukan perlawanan? Atau gimana sih? Wah pokoknya malam itu imajinasi liar udah  entah ke mana. Nyambung-nyambungin MV yang sebelumnya sama MV yang akan dirilis ini.

Ah... tapi ternyata emang manusia tuh nggak boleh berlebihan. Nggak boleh berharap lebih. Nggak boleh berkhayal ketinggian. Karena di atas langit masih ada langit. Di bawah neraka masih ada neraka. Di setiap harapan pasti ada (chance untuk) kecewa. Ah...

Pas akhirnya refresh-an terakhir dan MV-nya muncul di YouTube, lalu gue download, lalu gue tonton dari awal sampai akhir, rasanya kayak.... HAH.... BENTAR.... INI TUH.... SEBENARNYA.... ADA HUBUNGANNYA GAK SIH SAMA YANG TADI GUE TONTON?!



Itu adalah reaksi pertama ketika gue melihat ternyata dua MV ini semacam berdiri sendiri dan nggak ada hubungannya satu sama lain. Di situlah gue merasa sangat kecewa. KECEWA! Harapan gue sudah terbang jauh setinggi langit, kemudian dihempaskan keras ke tanah. Sakitnya Ya Allah... kayak baru abis di chat sama orang yang kita suka tapi abis itu dia cuma minta foto Instagram-nya di LOVE karena dia lagi ikutan kuis banyak-banyakan LOVE.

SIKAMPRET.

LINU. NGILU. MERANA.

Gue berharap sesuatu yang lebih nendang dari segi visual sebenarnya. Sama seperti judul lagunya yang punya kesan WAH banget gitu. Sesuatu yang monstrous. Yang ajaib! Waktu pertama lihat teaser-nya, gue beneran menyangka kalau mereka memang akan jadi bahan eksperimen yang berubah jadi monster karena suntikan yang juga ada di teaser 'Lucky One'. Potongan video yang di teaser itu sudah sangat meyakinkan banget padahal. Ya istilahnya, klimaks deh di 'Monster'. Ah tapi yang satu ini rupanya nggak sampai membawa gue ke titik memuaskan itu.

Secara lagu dan performance di MV ini memang berasa banget sih EXO-nya. Ada kesan misterius yang kembali muncul setelah kita diajak ngepop banget kemaren di 'Call Me Baby' sama 'Love Me Right'. 'Monster' ini tuh kayak nyomot sisi gelap musik di 'MAMA', perasaan menggebu-gebu di 'Overdose' dan misteriusnya 'Wolf' digabung jadi satu dan dikemas ke dalam bentuk yang lebih kekinian. Ketimbang 'Lucky One' sebenarnya dari segi lagu yang EXO banget malah 'Monster' karena gue masih mendengar nada-nada kayak 'Overdose' di sini. Kalo aja lagu ini dibuat lebih grand lagi kayak musiknya 'El Dorado' pasti lebih oke lagi! Tapi yang ini sebenarnya juga udah bagus banget. Cuma sayangnya, MV-nya kentang nih.

Mungkin perasaan kentang itu muncul karena gue terlalu berharap kebanyakan kali ya. Dan karena gue terlalu fokus ke 'Lucky One' dan mencari-cari kelanjutan ceritanya. Mungkin karena juga terlalu dipikirin. Kalau misalnya malam itu gue nggak nungguin MV-nya nih, terus kebangun pas sahur dan inget kalo EXO rilis MV, terus yang gue klik pertama adalan 'Monster' bukan 'Lucky One', mungkin perasaannya akan beda. Bisa jadi gue akan spazzing 'Monster' dengan lebih banyak ketimbang 'Lucky One' atau mungkin justru sama banyaknya dengan 'Lucky One'. Efek kentangnya mungkin muncul karena gue nonton 'Lucky One' duluan dan udah ngerasa "ini bagus banget!" terus 'Monster' muncul dan kebagusannya cuma sampai di level 4 sementara 'Lucky One' bisa sampai 5.

Rasa asyik yang gue dapatkan ketika menonton 'Lucky One' nggak muncul lagi saat menyaksikan 'Monster'. Walaupun dua MV ini berusaha untuk menggunakan alur yang nggak jauh berbeda. Penuturan ceritanya juga bisa dibilang kurang lebih sama, walaupun 'Lucky One' pake alurnya yang progresif (alur maju) sementara 'Monster' pake alur regresif (alur mundur).

00:40 - Sebelum kita dibawa masuk lebih dalam ke MV, ada shot jam tangan yang bergerak mundur dan piring-piring yang pecah menyatu kembali. Tao nggak ada di sini, tenang aja, ini hanya penggambaran alur dari MV-nya. Ketika MV ini dimulai dan Baekhyun sedang bicara dengan ular itu sebenarnya semua member sudah ditangkap dan masuk ke mobil tahanan. Nah Baekhyun udah mau nyelametin tuh. Tapi sebelum itu kita dijelasin dulu apa yang terjadi sebelum Baekhyun menyelamatkan mereka, dan ya begitulah kemudian flashback ke kejadian sepanjang MV sampai di adegan Baekhyun nyetir mobil.
03:19 - Jam ini kembali muncul tapi sekarang jarumnya berputar lebih cepat dan maju. Menggambarkan flashback udah kelar dan kembali ke present time.
Tapi kok anehnya malah 'Monster' terasa agak melempem, padahal kesempatan ceritanya untuk jadi nendang dan ngasih kejutan tuh ada? KENAPA?!?!


Mungkin juga perasaan melempem itu muncul karena gue ngerasa porsi cerita yang dimunculkan di 'Monster' agak lebih sedikit ketimbang 'Lucky One'. Karena kan di 'Lucky One' sama sekali nggak ada part dance yang akhirnya bikin ceritanya bisa lebih dibeberkan dengan leluasa. Sementara kalau gue lihat di 'Monster' ini yang mau ditampilkan tuh ada dua: koreografi sama cerita. Cuma mungkin porsi cerita lebih sedikit dari porsi koreografinya sehingga ada bagian yang harusnya bisa lebih menjelaskan soal apa sih yang terjadi di MV dengan lebih lengkap malah jadi terburu-buru. Efeknya ya malah jadi kayak "HAH, UDAH NIH GITU DOANG?!"

Dan kenapa gue bilang alurnya nggak jauh berbeda dengan 'Lucky One' karena:

(1) MV-nya langsung dimulai dengan tanda tanya yang ketika lo mau berusaha menghubung-hubungkan dengan MV sebelumnya dan MV-MV jadul tuh masih nggak nemu di mana benang merahnya.

Siapa Baekhyun? Kenapa dia bisa bareng sama ular? Ada hubungan apa Baekhyun sama si ular? Lalu apa kabar hubungan Baekhyun dengan Taeyeon kalau selama ini dia berhubungan sama ular? Kenapa tiba-tiba ular? Ini EXO kan? Bukan Animal Planet? Lalu kenapa member lain diborgol di dalam mobil? Apa yang terjadi pada mereka? Kenapa mereka udah nggak punya kekuatan lagi?

Pertanyaan terakhir sih yang paling inti.

(2) Diakhiri dengan sesuatu yang nendang tapi kurang maksimal meski ditutup sebuah kejutan dari Baekhyun. Kejutan yang membuat gue sendiri mengeluarkan ekspresi terkejut yang tidak maksimal. HAHAHAHAHHAHA. [Baekhyun di balik kostum satpol PP] versus [EXO masih terjebak di dalem maze] ya lebih shocking yang maze lah! 'Lucky One' tuh endingnya meninggalkan efek traumatis. Sementara 'Monster'... aduh apa ya kata lain dari kentang...??? Hahahaha Ceritanya udah dibeberin dari awal dengan alur mundur itu jadi yaudah gak ada rahasia lagi di dalamnya. Abis sampai situ doang.

Kalau kemaren di teaser video 'Lucky One' gue nyebut-nyebut soal adanya kemungkinan tentang alternate universe yang ternyata enggak, nah mungkin di 'Monster' ini deh kayaknya setting-nya pake alternate universe itu. Soalnya ya EXO-nya nggak punya kekuatan. EXO-nya jadi manusia biasa nih. Gue nggak melihat ada hubungan yang langsung kebaca gitu antara kedua MV ini. Mau 'Monster' duluan atau 'Lucky One' duluan, tetep aja nggak nemu. Karena kalau misalnya mereka ada di universe yang sama, mungkin itu bentrok sama satpol PP nggak akan kejadian deh.

Kalau memang mereka punya kekuatan kan ya itu satpol PP nggak ada apa-apanya lah! Orang Jongin Joget Pantura aja bisa bikin kepala orang meledak. Lay kan bisa memproduksi bunga-bunga mercon dan meledakin semua orang. Chen tinggal nyetrum satu-satu satpol PP-nya. Chanyeol tinggal ngebakar semuanya (termasuk bakar mobil yang di awal ya hmmm). Ya kan kelar urusan. Orang satpol PP-nya cuma modal pentungan, ngapain pake berdarah-darah dan drama. Fix kalo menurut gue 'Monster' ini menawarkan cerita yang berbeda, dari dunia yang berbeda, dengan latar belakang masing-masing karakter juga berbeda.

Ya mungkin ini alternate universe itu?


Tersebutlah sebuah geng yang isinya sembilan orang. Masing-masing dari mereka punya karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang hobinya ngaji dan dakwah, ada yang hobinya ngasih rolling eyes ke orang, ada yang kaya raya banget sampai-sampai kalau dia mau beli Empire State Building di New York mungkin bisa kali saking uangnya banyak banget (tolong bayarin S2 gue gitu kek ah), ada lagi satu yang jago banget semua genre dance yang ada di dunia ini mulai yang pake koteka sampai yang pake rok tutu, dari yang klasik sampai tarian khas pantai utara. Tapi kesembilan orang ini, tsk, punya hobi yang tidak senonoh!

Mereka suka banget ikut arisan. Ya kalo arisan gedung bertingkat atau arisan kapal pesiar biasalah. Tapi mereka malah bikin arisan berondong cabe-cabean. Astagfirullah. Di tengah khidmatnya bulan romadon, ada saja yang seperti ini ya. Penyakit di tengah masyarakat banget ini mah. Dan untuk urusan cabe-cabean ini, ada satu yang paling jago di antara mereka. Cowok yang satu ini nggak kalah cabe dari cabe-cabean yang diarisin(?) tapi mau sok-sok belagak nyeremin gitu pake tindikan ceritanya. Padahal nembus kulit juga nggak, orang cuma dijepit doang. Belinya juga di abang-abang depan SD. Keliatannya keren sih, tapi lama-lama kali dijepit ngilu juga. Omong-omong, cowok ini namanya Byun Baekhyun. Jabatan: bandar arisan.


Selama ini Byun Baekhyun selalu dikenal sebagai sosok pria yang baik hati dan ceria. Hampir semua orang yang ketemu sama dia pasti punya kesan yang baik.

"Oh, anak yang suka gelayutan di pundak orang itu kan?" kata salah seorang yang baru mengenal Baekhyun selama empat jam. Orang ini tinggal nggak jauh dari basecamp arisan tempat geng arisan berondong suka kumpul.

Walaupun begitu, Baekhyun juga anaknya tegas. Apalagi kalau sudah masuk ke ranah arisan. Wah, dia bener-bener bisa jadi orang yang paling ditakuti di seluruh dunia. Nggak ada deh yang berani ngelawan dia. Manusia sampai binatang semuanya tunduk sama Baekhyun. Yang paling punya hubungan emosional dengannya saat ini adalah ular. Dulu dia sempat belajar bahasa ular dari salah seorang penyanyi dangdut ekstrem yang pernah ditemuinya di kawasan Pantai Utara Pulau Jawa, Indonesia. Ketika saat itu dia sedang mencari-cari berondong untuk dicabein.

Baekhyun sering banget bolak-balik Korea-Luar Negeri. Makanya dia sering dicurigai sebagai muncikari. Karena suka datang dari luar negeri bersama beberapa orang anak laki-laki. Pernah suatu hari dia diinterogasi petugas bandara selama 12 jam karena masalah ini. Ratusan pertanyaan muncul dari petugas imigrasi bandara soal anak-anak yang dia bawa dari luar negeri itu. Tapi jagonya, Baekhyun ini selalu bisa ngeles. Iya, selain pinter bahasa ular dia juga pinter banget ngeles.

Makanya sejak saat itu, dia pun mencari cara bagaimana caranya supaya dia nggak lagi dipersulit sama petugas. Ya males kali setiap balik dri luar negeri ditanya macem-macem. Politik kotor dan uang pun berbicara.


Baekhyun menjebak seorang pejabat pemerintahan di imigrasi dan kepolisian demi melancarkan proyek cabe-cabeannya itu. Jago bahasa ular, jago ngeles, dia juga licik. Dia berhasil tahu kalau ternyata para pejabat yang akan dia jebak itu ternyata punya rahasia gelap yang kalau ketahuan sama masyarakat pasti image mereka akan hancur dan jabatan mereka terancam. Baekhyun juga punya buktinya. Bukti-bukti inilah yang dia gunakan untuk mengancam mereka.

Ya sebenarnya Baekhyun bisa aja sih dipenjara karena blackmailing. Tapi selama dia punya Suho di sisinya, dunia tidak akan sulit untuk dihadapi. Dengan kekayaan yang dimiliki Suho, dia bisa membuat ketidakadilan yang paling tidak adil di dunia. Yang jelas dengan uang, bisnis arisan berondong ini lancar deh pokoknya. The power of chaebol and Baekhyun. #OTP #BAEKHO #SUBAEK

Nah suatu hari, dua pejabat yang dijebak Baekhyun itu berencana untuk menjebak balik si cowok yang sempat digosipkan pacaran dengan seorang penyanyi cantik itu. Tidak hanya Baekhyun, dua pejabat ini juga akan menjebak delapan orang lain yang ada di geng arisan berondong dicabein.

"Ini bulan ramadan. Kita harus menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, hyung!" kata pejabat imigrasi kepada pejabat kepolisian.

Berpegang teguh pada syariat agama, mereka nggak mau masyarakat menjadi rusak iman dan takwanya karena oknum-oknum orang kaya raya yang bisa membeli keadilan dengan uang. Mereka ingin biang arisan berondong ini ditangkap dan dibekuk. Dituntaskan sampai ke akar-akarnya.

Beruntung Baekhyun punya Betty, ular putih polkadot pink peliharaannya yang dia adopsi ketika sedang berenang-berenang lucu bersama Chanyeol (#CHANBAEKFTW) di aliran sungai Pegunungan Alpen. Betty ini bukan ular biasa. Dia bisa dibilang ular ajaib. Dia punya kemampuan menyamar seperti bunglon sehingga orang-orang nggak akan bisa membedakan tubuhnya kalau sudah berkamuflase. Dia juga mempunyai kemampuan menempel di dinding dan langit-langit sehingga bisa merayap melawan gaya gravitasi.


Mendengar kabar dari Betty, Baekhyun pun heboh. Dia buru-buru menelepon Suho dan memberitahukan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Keamanan geng kita dan berondong-berondong kita adalah yang utama, hyung! Musuh salah satu di antara kita adalah musuh kita semua!" kata Baekhyun sambil membaca buku curhat. Dia kemudian menyusun rencana bersama anggota geng arisan berondong dicabein. Bagaimana caranya mereka harus bisa menang melawan antek-antek pejabat ini. Bagaimanapun caranya, geng arisan berondong harus tetap survive.

"Pokoknya kita nggak boleh kalah busuk dari pejabat yang buruk." kata Baekhyun di grup chat KakaoTalk kepada pada member arisan berondong. Akhirnya dia menyusun rencana. Begini:

Baekhyun mau pura-pura menyerahkan diri ke pihak berwajib. Dia akan membelot. Ceritanya mau mengkhianati geng arisan berondong. Padahal sebenarnya enggak. Ini hanya akal-akalan saja. Dia akan bilang ke polisi kalau dia mau bertaubat dan keluar dari lingkaran kehidupan nista penuh dosa sebagai pengurus arisan berondong dicabein ini. Lalu setelah itu, dia akan bilang ke polisi: "Aku bisa bantu membekuk mereka.

Ketika rencana itu dia jalankan, polisi awalnya nggak terlalu percaya sama Baekhyun. Tapi setelah dia menjelaskan visi dan misi kehidupannya selama beberapa tahun ke depan, bahwa dia berniat untuk menciptakan kedamaian di dunia dan make a world a better place, polisi pun percaya padanya.


"Yuk pak, mari kita sama-sama menegakkan amar ma'ruf nahi munkar!" begitu katanya lagi.

Tersusunlah sebuah rencana.


Baekhyun memberitahukan kepada polisi di mana geng arisan ini biasanya kumpul-kumpul dan makan bareng. Karena tidak ingin membuat keributan di kampung tempat basecamp mereka, Suho membelikan orang sekampung tiket pesawat ke Eropa (+uang saku!) dan pulangnya baru dua tahun lagi. Jadi pas penggerebekan nggak akan ada yang tahu selain mereka dan para berondong arisan.

Di saat yang sama Baekhyun juga sudah kirim broadcast message ke member geng arisan kalau mereka akan digerebek. Jadi di-setting-lah sebuah adegan makan malam sekaligus pengocokan arisan berondong bulan ini. Sambil deh-degan juga sebenarnya kan itu mereka tahu mereka akan digerebek. Muka-muka mereka jadi pada tegang banget menunggu kedatangan satpol PP menghancurkan makan malam setting-an ini.


"Pokoknya nanti kalo misalnya satpol PP-nya mau nangkep kalian, kalian lawan aja sampe kalian capek," begitu kata Baekhyun. Bossy banget deh pokoknya dia kalau udah gini. Suka nyuruh-nyuruh kalau sudah berurusan soal organisasi arisan ini. Yang lain juga nggak bisa nolak. Apalagi D.O. Dia cuma bisa ngasih tatapan membunuh aja tapi nggak bisa membunuh beneran. Dia terlalu sayang Baekhyun. #OTP #BAEKSOO

Ini semua juga demi kelancaran bisnis arisan dan kemaslahatan para berondong. Demi kehidupan yang layak buat mereka. Mereka juga adalah manusia biasa. Anak-anak muda yang penuh mimpi. Tapi tersesat dan mau aja dikadalin sama Baekhyun.

Baekhyun udah nggak ada di foto ini soalnya dia lagi caper sama satpol PP

Akhirnya tiba waktunya satpol PP datang dan menggerebek mereka. Sempat terjadi perlawanan. Sempat berontak juga. Tapi nggak lama. Perabotan yang ada di atas meja sudah dihancurkan juga sama satpol PP-nya dengan penuh amarah. Dan begitulah, mereka semua tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.

Beberapa berondong juga ada yang ikut dibekuk petugas. Sementara beberapa yang lainnya masih aman karena mereka bertugas untuk melakukan rencana pembebasan. Sampai di situ tugas Baekhyun sebagai agen pemerintah bohongan sudah berhasil. Dia juga dipercaya banget sama pejabat-pejabat itu. Padahal mereka nggak tahu aja kalau cowok ini licin kayak belut.




Nggak butuh waktu lama mereka ditahanan. Setelah sempat ganti baju dengan yang lebih kasual dan kekinian walaupun ada bagian yang sobek-sobek nggak apa-apa yang penting keren, mereka siap untuk menunggu rencana selanjutnya dijalankan.

Jadi setelah mereka dimasukan ke dalam sel, para berondong yang tadi nggak tertangkap akan menyelundup menyelamatkan mereka. Mereka juga sudah bagi-bagi tugas. Ada yang tukang bikin pingsan semua pegawai penjara, ada yang tukang jaga pintu keluar, ada yang tukang pantau CCTV juga (yang sebenarnya salah paham sama perintahnya. Dia disuruh mantau CCTV maksudnya nunggu di dalam ruang kontrol, bukan malah manjat tiang CCTV dan jadi CCTV-nya ya tolonglah open your eyes joyongi open your eyes), ada seksi konsumsi, seksi fotografi dan dokumentasi, pokoknya gimana caranya supaya rencana ini berjalan lancar.

Mungkin ini adalah adegan favorit gue nggak tahu kenapa tapi gue ngerasa Chen pengen memberitahukan sesuatu gitu. Kayak, "SAHUR WOY! BURUAN NTAR IMSAK!"
Penjara berhasil dijebol. Mereka sudah siap-siap banget buat kabur. Ah... tapi sial. SIAL BANGET! Ternyata di depan sana sudah ada segerombolan satpol PP yang menghadang mereka. Ya mau nggak mau ini semua member arisan berondong harus face to face dong sama mereka. Lay jadi yang paling depan. Sementara Baekhyun memilih untuk berdiri di belakang aja. Ikut ngomporin.



"APA LO?! APA LO!? BESAR BADAN DOANG LO! BERANI GAK MAJU SINI LO?!" terus dia makin mundur, makin mundur, makin mundur ke belakang. Tapi mundurnya juga beralasan sih.

"Ya supaya gampang kaburnya. Kan nanti aku yang mau nyelametin kalian. Gimana sih?!" katanya waktu rapat sama yang lain sebelum mulai menyerang di luar gedung penjara. Sebenarnya ini cuma akal-akalannya aja karena dia sebenarnya nggak mau babak belur apalagi berurusan sama satpol PP. Tapi karena ini rencana dia, yang lain nggak bisa nolak juga.

02:13 - Dan ya Baekhyun memang berdiri di barisan paling belakang dan dia siap untuk kabur.

02:15 - Dan Sehun ngeliat dia kabur, tapi yaudah, karena dia tahu rencananya jadi ya dia cuma memastikan kalau Baekhyun kabur dengan baik-baik.
Terjadilah bentrokan besar-besaran di luar gedung penjara. Geng berondong dicabein heboh. Nendang sana. Nendang sini. Bakar sana. Bakar sini. Mukul kiri. Mukul kanan. Sementara Baekhyun berusaha mencuri waktu untuk kabur dari sana. Karena sekarang waktunya kembali berperan sebagai agen pemerintah dulu.

"Yaudah pokoknya kalian lawan aja terus mereka lagi sampe kalian capek terus ditangkep lagi. Nanti aku selametin. Udah tenang aja, nanti abis itu kita puas-puasin deh mabok Marjan sama KukuBima. Gue yang traktir!" katanya juga saat rapat sebelum bentrokan terjadi.

Benar saja. Kecapekan bikin onar, energi sembilan member geng berondong terkuras habis-habisan. Dengan begitu mudah buat satpol PP untuk bisa menangkap mereka untuk kedua kalinya. Ketika semua sudah dibekuk dan diborgol, sebuah mobil tahanan pun tiba di lokasi kejadian. Mereka akan dibawa pergi ke sel tahanan tingkat provinsi karena yang tingkat kecamatan sudah rusak sama mereka. Mereka semua dimasukin ke dalam mobil dan dibawa pergi dari sana.







Diselamatkan.

Karena ternyata yang datang menyetir dan menyelamatkan mereka adalah Byun Baekhyun.


Tentu saja semua yang lo baca di atas bukan jalan cerita yang sebenarnya. Gue juga nggak tahu kenapa itu semua bisa muncul dan panjang lebar begitu. Jadi inget pas ngarang bebas waktu review 'EXODUS' jadinya. Tapi ya emang di MV ini, Baekhyun keliatan banget jadi pemimpinnya. Padahal awalnya gue kirain D.O kalau misalnya 'Lucky One' sama 'Monster' ini nyambung. Dan yes, gue sih merasa Baekhyun di MV ini (di cerita versi aslinya) ya kayak semacem double agent gitu. Di satu sisi dia kayak pengen menjerumuskan orang-orang ini tapi di sisi lain sebenarnya dia yang menyelamatkan.

Waktu MV-nya keluar, gue sempat nge-tweet kalau Baekhyun di sini berperan sebagai traitor. Tapi bukan traitor dari sisi EXO-nya, traitor dari sisi yang satunya. Siapa kek, pemerintah kek, pejabat imigrasi kek, petugas kepolisian kek, satpol PP kek atau apalah. Yang jelas, dalam cerita ini Baekhyun kayak semacem punya akses (entah apapun itu) yang membuat posisinya selalu aman.

Alhamdulillah inilah efek dari pesugihan ular putih polkadot pink bernama Betty itu. HAHAHAHAHHA YA ALLAH. Gue sendiri nggak habis pikir kenapa dari semua binatang yang ada di dunia ini, KENAPA UJUG-UJUG ULAR?!?!?! Dan yang ngehek-nya lagi di beberapa review terakhir dan beberapa posting-an gue di blog ini gue sering banget nulis dan nyebut-nyebut Nagini dan #MeliukSepertiNagini.

Apakah SM ngebaca review gue juga? HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

Sebelum cerita absurd yang nggak penting banget buat dibaca di atas, gue sempat menyinggung soal 'Monster' yang ceritanya agak kentang dan nggak terlalu menimbulkan efek stres berlebihan. Walaupun pada kenyataannya gue benci banget sama 'Lucky One' karena ceritanya oke tapi endingnya gantung, tapi ketika dikasih cerita yang langsung kelar kayak gini kebenciannya makin bertumpuk ganda. "KENAPA KENTANG?!?!?!?!"

Manusia memang nggak ada puas-puasnya.

Walaupun ada kesan yang lebih dewasa dari penggambaran ceritanya, tapi ending 'Monster' ini berasa krik krik sama kayak ending 'Wolf' drama version. Yang ujug-ujug hanya karena setetes air mata bisa melunturkan bleaching rambut Luhan. Itu air mata apa tinner sebenarnya.



Tidak ada hal-hal seperti teka-teki/rahasia yang terlalu ditutupi secara rapat yang disajikan di 'Monster' ini. Soalnya in the end, semuanya terselesaikan dengan baik dan sangat jelas. Dari awal sudah diperlihatkan bahwa ini cowok yang namanya Baekhyun adalah sosok penting di MV ini. Dan di akhir ditunjukkan juga kalau dia adalah penyelamat umat dari amar ma'ruf nahi munkar. Dan sampai di situ, seperti kisah-kisah dongeng Disney: happily ever after. Dan seperti film-film superhero Marvel: siapa yang peduli pada mereka yang mati karena bentrokan dan kehancuran akibat pertempuran?

Feel ketika menyaksikan ending 'Monster' dan 'Lucky One' kontras banget. Yang satu bikin "WANJERRR INI TERNYATA MASIH DI DALEM MAZE?!? TERUS GIMANA ABIS INI?!?! KENAPA ITU CEWEK-CEWEK MASIH BISA MANTAU DARI LAYAR!?!? SIAPA DI BALIK SEMUA INI?!?!" sementara yang satu, yaudah ketika Baekhyun menyelamatkan mereka, semuanya kelar udah.

That's it. Kentang. Gue melihatnya seperti itu.

Kenapa kemudian gue menyimpulkan 'Lucky One' nggak nyambung ke 'Monster' mungkin karena di 'Monster' mereka sama sekali nggak menunjukkan kalau mereka punya kekuatan. Kecuali kekuatan bahasa ular. Ya mungkin nanti akan lebih jelas dan ada titik terang di MV repackaged (mungkin). Tapi karena ini sudah sangat kecewa rasanya, jadi mari kita turunkan ekspektasi serendah-rendahnya dan terima saja apa adanya. Kita lihat saja nanti.


Secara keseluruhan gue merasa 'Monster' ini masih 'Overdose' banget. Kayak misalnya ada beberapa koreografi yang terasa agak mirip. Misalnya waktu bertumpu pada paha dua member itu keinget sama formasi awal 'Overdose' pas bagian "Come in~". Dan ketika EXO membentuk koreografi huruf E-X-O di MV ini yang kebayang di gue malah part 'Overdose' yang "O~ she wants me~" yang lompat tali. Padahal ya jauh banget ya? Adegan koreografi pertama di intro tapi mirip adegan awal di 'Call Me Baby' yang di atas mobil. Agak kaget juga karena Chanyeol pas dance banyak banget di depan. HAHAHAHAHHA

Dan enggak tahu kenapa ya, gue tuh karena suka banget sama 'Love Me Right' akhirnya terus-terusan membanding-mandingkan lagu ini dengan lagu itu.

Gue suka sih dua-duanya. Tapi gue lebih suka bagaimana aransemen 'Love Me Right' yang menyelipkan part Chanyeol dan Sehun di antara bait-bait vokal. Rap-nya nggak ditaroh di jelang akhir lagu seperti lagu-lagu EXO kebanyakan. Ya sebut deh apa aja title track mereka, terus dengerin part rap-nya pasti ada di belakang-belakang. 'Love Me Right' kayaknya yang paling beda.

Dari dulu gue selalu ngerasa aneh sama part rap di lagu KPop tuh. Apalagi SNSD sama EXO deh. Sebenarnya rap-nya juga nggak yang gimana-gimana banget, tapi tetep aja diselipin. Padahal sebenarnya tanpa rap juga kan bagus-bagus aja. 'Gee', 'Genie', 'Hoot', 'Into The New World', nggak rap-nya masih oke aja dikuping. Padahal SNSD punya rapper bernama Hyoyeon.

Belakangan gue ngerasa rap-nya Chanyeol jauh lebih baik daripada jaman-jaman dulu. Di beberapa lagu gue suka deh rap-nya dia. Salah satunya di 'Lightsaber' (dan kayaknya ini satu-satunya lagu EXO yang dia nge-rap dan paling bagus sih). Tapi gue bisa maklum kenapa akhirnya EXO masih tetap mempertahankan lirik-lirik rap di lagu mereka. Karena kalau dihapus, terus Sehun mau ngapain dong? #berlariberuraiairmata


Akhirul qalam, ternyata di MV 'Monster' ini EXO bukan berubah menjadi monster atau Frankenstein seperti imajinasi sebelumnya. Tapi hanyalah segerombolan anak muda yang digerebek pas lagi sahur on the road. Tapi karena mereka berbuat anarkis ya maka sebut saja mereka monster.


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Sesi Foto Alay di MBC World

$
0
0
Posting-an ini adalah bagian ketiga dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, silakan baca cerita sebelumnya di sini.

Rasa empuk dan juicy-nya daging yang gue makan di Myeongdong hari itu bener-bener nempel di lidah. Bahkan masih terasa ketika tim Oh!K Channel dan para jurnalis move on dari tempat makan ke hotel. Di luar agak gerimis, tapi karena gue suka hujan, kalau gerimis biasanya gue akan menikmati setiap tetesan air hujannya dengan berlebihan. Nggak sampai nari-nari kok, emangnya film India. Cuma kalo gerimis tuh kesannya romantis gitu. Berasa dicipok.

Dicipok air hujan.

Keluar dari tempat makan, gue kembali harus berhadapan dengan para member EXO yang berdiri kaku di depan kios Nature Republik. Sepanjang perjalanan balik ke hotel, gue bener-bener berusaha menahan ketawa dan berusaha tidak memperhatikan wajah-wajah familiar itu. Berjalan dengan gaya belagak kayak model catwalk di jalanan Myeongdong yang makin siang ternyata makin rame. Bahkan setelah berminggu-minggu, gue masih bisa inget dengan jelas suasananya. Ah! Bikin kangen!

Ada banyak sekali toko-toko kecil yang menjual souvenir dan barang-barang lucu di sekitar tempat kita makan tadi. Banyak juga yang menarik perhatian. Gue melihat salah satu toko menjual kaos kaki bergambar lucu yang pernah dijadikan oleh-oleh sama salah satu temen gue. Pengen mampir, tapi sekali lagi karena ini baru hari pertama, jadi kayaknya harus ditahan dulu keinginan untuk belanja-belanjanya.

Gue bukan orang yang suka shopping. Tapi kalau udah belanja, bisa kalap. Kacau sih. Mental bapak-bapak rumah tangga.

#AH

Kalo sudah berhadapan dengan belanja, gue memang selalu men-sugesti diri gue "ENGGAK RON, ELO NGGAK SUKA SHOPPING! UDAHLAH GAUSAH SOK KAYAK IBU-IBU ARISAN!"

Padahal kalo buka Lazada nggak ada niat beli vacuum cleaner malam dibeli. Berasa tinggal di istana dan duit tinggal metik di kebon belakang rumah.

Menembus gerimis di Myeongdong yang menyenangkan walaupun dingin, sekitar jam satu kita sampai lagi di Lotte Hotel Seoul. Di sana sudah ada bus yang nungguin kita buat berangkat ke daerah Sangam-dong. Seinget gue di jadwal liputan yang dikasi Mbak Dian ketika kita belom berangkat, hari ini harusnya kita ke MBC World. Jadi yang ada di kepala gue semuanya adalah MBC World. Tanpa gue tahu kalau ternyata MBC World ini ada di kawasan DMC (Digital Media City).


"Lho? Kok bisa pas?!"

Jadi gini ceritanya...

Waktu sibuk bikin itinerary, DMC muncul beberapa kali di blog-blog yang nulis soal jalan-jalan bertema K-Entertainment di Korea. Kebetulan juga lokasinya bener-bener terjangkau dari Lotte Hotel Seoul. Jadi gue langsung memasukkan tujuan ini ke daftar kunjungan gue. Tapi bukan prioritas. Kayak semacem kalo sempat yaudah, kalo nggak ya nggak apa-apa. Soalnya gue berusaha untuk meyakinkan diri gue bahwa Seoul itu nggak cuma KPop.

"Ya sayang aja gitu kalo misalnya ke sana cuma dateng buat antre M! Countdown yang bisa seharian, cuma buat nongkrong di depan KBS yang bisa seharian. Buang-buang waktu, padahal kan sebenarnya bisa jalan-jalan ke lokasi-lokasi lain dan hunting foto buat Instagram," kata gue kepada diri gue sendiri.

Kalimat terakhir sebenarnya adalah inti dari segalanya. Semuanya demi Instagram. Hahahahahahahahahahahaha.

Karena memang DMC bukan tujuan prioritas saat itu, jadi gue nggak kepikiran lagi deh tuh, urgensi untuk mengunjungi kawasan ini. Bersyukur ternyata ini jadi salah satu tujuan liputan di hari pertama setelah mendarat di Seoul.

Nah, dari info yang gue baca di internet, katanya DMC ini semacem pusat dari Korean Wave. Semacem 'Mekah'-nya Hallyu gitu deh kalo kata internet sih.

"Wah berarti emang ini lokasi keren banget dong ya? Pusat dari segala K-Entertainment dong ya? Yang namanya pusat berarti semuanya ada dong ya? Nggak harus yang jalan jauh udah ada semua di situ dong ya?"

Tapi pas gue sampai di sana, ternyata ya..... gitu.......


Gue sempat ketiduran di bus dan nggak sadar kalau kita sudah sampai di pinggir jalan kawasan DMC. Bus kita berenti di depan, di antara gedung SBS dan Mnet. Tolong koreksi gue kalo misalnya salah, tapi katanya di gedung Mnet yang ada di daerah Sangam-dong ini adalah lokasi syuting M! Countdown juga.

Waktu turun dari bus, gedung SBS-nya terasa familiar karena kayaknya bagian depan gedung ini dipake buat lokasi syuting 'Pinocchio' (walaupun sebenarnya gue agak nggak yakin). Kan di drama itu ceritanya ada dua stasiun televisi yang saingan banget kan dan gedungnya sebelah-sebelahan (apa depan-depanan?). SBS sama MBC juga gitu, gedungnya seberang-seberangan. Kalo di drama SBS jadi SBC terus MBC jadi MBS kalo ngak salah. Makanya pas gue turun bus kok langsung ngerasa itu lokasi familiar banget.

Bagian nggak enaknya dari liputan yang sudah terjadwal sebenarnya karena kita pada akhirnya nggak bisa meluangkan waktu untuk melihat-lihat bagian lain dari tempat itu, selain lokasi liputannya. Karena tujuan utama hari itu adalah MBC World, jadi banyak banget tempat yang ke-sekip. Jadi nggak bisa improvisasi mau ke mana mau ke mana. Kecuali kalo liputan udah kelar (sekitar jam 5 sore) baru deh bisa.

Ini sebenarnya DMC nggak cuma tiga gedung TV itu doang sih. Ada juga tourist attaraction lain yang menarik kalau gue bilang. Kayak misalnya gedung Korean Film Archive itu pasti isinya juga seru, meski tipikal museum ya. Sayang banget nih, waktu ke sana nggak sempat masuk! Padahal lokasi ini juga sempat gue masukin ke itinerary cadangan gue. Huhuhuhu.... Agak aneh juga sebenarnya kenapa kalo di luar negeri kok kayaknya pengen banget masuk museum, padahal di Jakarta ada banyak museum, tapi mau masuk aja males.


Gue jadi inget pertama kali gue ke museum bagus pas SMA itu di Perth dan kagum banget sama semua isi dan setiap sudut museumnya. Rapi, terang, menyenangkan. Sementara ada satu museum lokal di Mataram yang isinya nggak pernah berubah dan berdebu plus bau kayu busuk.

Walaupun nggak sempat masuk ke Korean Film Archive, tapi sempat moto gedungnya dari luar. Sempat juga foto di deket pohon-pohon sisa musim gugur yang warna daunnya udah berubah jadi oranye-merah dan berguguran di trotoar. Bergaya seperti Kyuhyun di album 'At Gwanghwamun'.

Nggak seberapa jauh dari tempat turun bus tadi, ada plaza yang luas di tengah-tengah kawasan DMC. Nah disitulah akhirnya bisa ngeliat langsung patung raksasa warna bitu muda yang berdiri di depan (ceritanya) cermin dengan frame merah, berpose dengan satu kaki di depan dan satunya lagi di belakang.

Kalau lo cek situs-situs yang menjelaskan soal DMC, pasti deh patung ini ada. Denger-denger juga di lokasi ini sempat jadi lokasi syuting 'Kill Me, Heal Me' dan gue juga baru tau pas fotonya gue posting ke Instagram beberapa minggu lalu. Pas ke sana sih nggak ngeh sama sekali. Patung ini bisa dibilang udah kayak ikon(bukan boyband yang ituuuu bukaaaaaaan) dari kawasan ini pokoknya. Lokasinya persis di tengah-tengah antara gedung Korean Film Archive, MBC Mall sama MBC World.

"Mbak aku mau di foto dong sama abang-abangnya," kata gue ke mbak Swita kemudian buru-buru bergaya seperti patung.

Ya... gue mah orangnya tipikal turis lah. Kalau ngeliat sesuatu yang nggak ada di negara asal pasti akan difoto. Tapi mungkin gue tipikal turis alay yang fotonya bisa berkali-kali padahal objeknya sama aja. Begitulah....

Gue kalo jalan-jalan sendiri paling malu buat selfie. Kesannya emang forever alone banget. Padahal siapa juga yang peduli. Kalo jalan-jalan sendiri, yang jadi prioritas adalah objek-objek yang ada di sekitar gue aja. Foto pemandangannya aja. Kalau foto sendiri di lokasi itu sih nggak wajib. Tapi kalau jalan sama orang, pasti gue akan merepotkan mereka dengan meminta untuk difotoin.

"Mbak, mau difotoin nggak?" biasanya gue akan tanya gitu dulu sebelum akhirnya, "Giliran dong... aku juga mau difotoin...."


Nah, udah nih, udah sampe di kawasan DMC. Bagaimana perasaannya?

Gue pikir feel-nya bakalan sama kayak Myeongdong. Gue pikir gue akan merasa sangat WAH! banget pas sampai di sini. Tapi ternyata biasa aja. Wah aneh. Kenapa ya? HAHAHAHAH Bahkan ketika gue ngeliat standee Kim Soo Hyun di dekat salah satu kursi taman kayak, "Oh, yaudah..." Gue sendiri agak heran. Mungkin karena efek capek dan kurang tidur jadi nggak terlalu excited. Sebel juga. Kenapa malah ketika sudah di Seoul nggak ada perasaan meletu-letup seperti yang gue harapkan sih? Ada yang salah apa gimana?

Seketika itu gue merasa jadi orang yang paling tidak bersyukur.

Butuh Istigfar.

Nggak jauh dari patung abang-abang penyakit biru, ada Star Street yang berisi plakat-plakat berbentuk bintang berisi cetakan telapak dan tanda tangan artis-artis Korea yang ditanam di sepanjang jalan di dekat MBC World. Kealayan gue mulai membuncah akhirnya. Buru-buru lari-lari cantik mencari nama-nama yang sudah familiar.

"WAH BOA!" jepret.

"WAH YUNHO!" jepret.

"WAH MOON GEUN YOUNG!" jepret.

"WAH YONGHWA!" jepret.

Di salah satu sudut jalan juga ada plakat The Avengers karena ternyata (selain 'Kill Me, Heal Me'), The Avengers yang kedua juga syuting di kawasan ini. Tapi sayang banget sih waktu itu gue nggak sempat dapet fotonya, soalnya terlalu fokus nyariin plakat bintang-nya EXO yang kayaknya emang nggak ada? Soalnya nggak nemu? Atau gue aja yang nggak mencari dengan teliti.

Ya abis banyak banget! Yang terakhir gue temukan adalah Seo In Guk. Sayang Park Bo Geum nggak ada. OTP!!!!!


Karena ini liputan, masuk MBC World-nya pun jadi gratis. Normalnya untuk dewasa harus bayar KRW 18.000. Kalau dijadiin Rupiah mungkin sekitar Rp 210 ribuan. Lokasi ini sebenarnya sangat segmented. Kenapa? Soalnya seperti namanya, MBC World. Sudah pasti isinya adalah segala sesuatu soal MBC. Sejatinya (YA ALLAH BAHASA GUE) MBC World adalah pameran acara-acara yang pernah dan juga sedang tayang di stasiun televisi itu. Nah, ada tiga Zona di MBC World ini, Zona M, Zona B dan Zona C.

Masing-masing Zona punya atraksi masing-masing. Misalnya di Zona B banyak booth-booth variety show mulai dari 'We Got Married', 'King of Masked Singer', 'I Live Alone' sama 'My Little Television'. Buat gue, yang jarang banget nonton Variety Show MBC misalnya, mungkin nggak terlalu menikmati ada di zona ini. To be honest booth-nya juga biasa aja. Nggak ada yang istimewa sampai bikin jaw drop gitu. Kayak cuma masuk, duduk, foto, terus fotonya dicetak (bayar lagi). Udah gitu aja.

Cuma, kalau misalnya lo fans YG Entertainment, bisa jadi justru lo akan menikmati ada di sini. MBC sama YG kayaknya joinan buat bikin tempat ini. Soalnya, masuk ke sini isinya 2NE1 sama Bigbang semuaaaaaa. OTIDAAAAAAAAAAAK!!!!! BUKAN BIAAAAASSSSS!!!!! Mungkin itu juga yang bikin gue kurang bisa nyambung sama lokasinya yang menyebabkan semangat gue pun jadi turun. Makanya gue bilang MBC World ini segmented banget. Kalo fans YG yang masuk mungkin akan berbahagia dan senang. Soalnya banyak booth yang menawarkan foto bareng (secara digital) bersama member 2NE1 dan Bigbang.

Kayak di booth 'We Got Married', lo masuk, scan barcode, duduk, terus nanti tiba-tiba G-Dragon muncul dan tidur di pangkuan lo. Pas dicetak hasilnya bagus kayak asli! Tapi harus bayar lagi berapa Won gitu.

Kalau lo bukan fans YG kayak gue, ya berarti lo cuma bisa menikmati booth-booth lain yang menawarkan lokasi foto-foto lucu. Kayak misalnya booth 'I Live Alone' nih, ada booth foto sama Kangnam yang lagi tiduran sambil nyengir di kasur, di sebelahnya kosong dan lo bisa berdiri (tapi pas difoto pura-puranya kayak sedang tiduran) gitu. Seru dan lucu buat Instagram. Walaupun aneh juga kenapa gue jadi tidur sama Kangnam. Padahal kenalan juga belom.

KRW 18 ribu cuma buat foto sama Kangnam? HAHAHAHHAHAHAHAHA EH TAPI BELOM KELAR!


Kalo misalnya lo bosan di Zona B, masih ada Zona M sama Zona C.

"Ya, sekarang gini aja, kalo emang tempatnya membosankan, harus cari cara supaya bisa dinikmati aja deh. Udah gratisan nih soalnya, Ron," kata gue dalam hati.

Masuk di Zona M, lo akan disambut dengan catatan sejarah terbentuknya MBC dari jaman jebot sampai masa kini. Tertarik? HHAHAHAHAHAHAH Kalo nggak, yaudah sekip. Jalan lagi ke bagian lain di zona itu. Lebih dalam lagi ada banyak etalase yang memamerkan penghargaan-penghargaan sampai aksesori-aksesori pada bintang yang namanya besar berkat MBC.

Sebagai orang yang besar nonton RCTI, gue nggak ngerti itu siapa. Gue nggak tahu itu baju punya siapa, pin punya siapa. Karena gue juga tahu MBC kayak baru lima sampai enam tahun terakhir. Jadi kurang bisa ngena' sama gue. Ini kalo misalnya RCTI bisa bikin museum kayak gini mungkin gue kalo masuk akan, "OH! INI BAJUNYA SI DOEL ANAK SEKOLAHAN PAS LAGI NARIK OPLET!" atau "OH! INI KAN YANG WAKTU PANJI MANUSIA MILLENIUM!" Akan lebih menyenangkan kalo orang Korea yang masuk sini kayaknya.

Ada deretan DVD-DVD drama Korea lama sampai Variety Show kayak 'I Am A Singer' dipajang juga di salah satu etalase. Nggak jauh dari sana ada lagi wall of fame yang isinya potongan adegan drama jadul yang populer di MBC yang sayangnya gue cuma bisa ngenalin 'Jewel In The Palace' doang.

Masuk agak ke dalam lagi, ada etalase lain yang isinya cetakan sebagian wajah sampai leher dri para penyiar radio MBC legendaris. Ini adalah cara MBC untuk mengapresiasi para penyiar radio mereka atas jasa-jasa mereka mengudara selama bertahun-tahun. Diabadikan dan dipajang di sana sebagai sebuah penghargaan. Bagian ini sih gue yang "WOW! Sebegininya!" karena di tempat kita kan kayaknya nggak ada.

(Padahal patung Sudirman di Jalan Sudirman segede gitu nggak pernah juga lo WOW-in Ron)

(HEDEH)


Nggak jauh dari situ, ada hologram theater tempat kita bisa nonton konser hologram KPop. Sayangnya cuma ada 2NE1, Bigbang sama Psy. HAHAHAHAHAHHA ADOOOOH BUKAN BIAS.

Gue bukan fans 2NE1, tapi gue tahu banyak lagu mereka dan menikmatinya (lebih menikmati 2NE1 daripada lagu-lagu Bigbang). Jadi ketika masuk ke sana dan dikasi nonton konser hologram 2NE1, ya gue bisa enjoy nyanyi-nyanyi sementara jurnalis lain kayak superroaming banget.

Itu pertama kalinya gue nonton konser hologram by the way. Ternyata memang keren dan epik banget. Efek visual yang ditampilkannya bener-bener kualitas tinggi. Bahkan artisnya terlihat lebih cantik dari aslinya. Lebih mulus dan lebih sempurna. Perubahan adegan demi adegannya mulus banget. Dan beneran, hologramnya memang terasa nyata. Kayak liat Park Bom beneran, tapi versi lebih boneka Barbie. Oh iya, konsep konser hologram di MBC World ini 'Music Core'. Jadi di bagian depan, masih ada Minho, N sama Yeri yang jadi MC-nya. Nah bagian ini gue bisa teriak deh soalnya kalo SHINee, VIXX sama Red Velvet gue suka.

Kelar nonton konser hologram (sekitar 15 - 20 menit), perjalanan berlanjut ke lokasi selanjutnya. Agak ke dalem lagi, ada macem-macem booth buat seru-seruan. Ada booth foto (lagi-lagi) yang kali ini konsepnya adalah drama Korea-nya MBC. Ada booth yang bikin kita jadi seolah-olah ada di dalam poster drama, di booth lain kita bisa nyobain secara virtual pake kostum yang dipake juga sama pemeran drama sageuk di MBC.

Kalo lo pernah ke Galeri Indonesia Kaya di Mall Grand Indonesia, ada juga nih yang kayak gini. Di situ bisa foto terus nanti secara virtual kita bisa pilih kostum adat dari berbagai Provinsi di Indonesia. Nah bedanya, di MBC World ini lokasinya lebih terang aja jadi hasilnya bener-bener ceraaaaaah meanwhile pas gue foto di Galeri Indonesia Kaya gelap banget dan hasil fotonya ngehek ngets.

Gue pun mencoba untuk foto ala-ala poster 'The Moon That Embraces The Sun'. Untuk yang kostum, gue pilih foto dengan kostum 'Gu Family Book' yang dipake Lee Seung Gi (kalau enggak salah?) Hasilnya lumayan. Walaupun tentu saja wajah gue tidak seganteng Seung Gi atau Kim Soo Hyun. Realistis aja. Apa adanya.


Dari semua booth yang sudah terlewati, yang paling seru menurut gue Star Stage. Inget gak, dulu pas awal-awal EXO debut, SM juga meresmikan Genie dan Virtual Reality gitu yang kita bisa dance bareng hologram-nya EXO? Ya ini kurang lebih kayak gitu. Bedanya di artis doang. Nggak ada EXO di sini, sayangnya, tapi untung juga bukan artis YG. Yang ada cuma A Pink sama B1A4 (dan ada satu artis lagi gue lupa karena nggak terkenal).

Pilihan lagunya pun terbatas sih. Level awam dikasi 'Mr. Chu'. Karena gue awam yaudah gue pilih itu aja. Gue minta tolong Mbak Dinda buat rekam adegan gue mencoba Star Stage, yang kemudian dengan freak-nya dadah-dadah sama A Pink yang ada di layar padahal fake juga. Bener-bener berasa tolol banget nih pas mulai dance. Aku kaku. Kurang total. Mungkin kalo lagunya diganti jadi 'No No No' aku bisa lebih meliuk-liuk seperti Nagini.

Enggak sempat coba lagu B1A4 karena yang gue tahu lagunya cuma 'Lonely' dan nggak tahu deh apakah ada di situ atau enggak.


Beralihlah gue ke lokasi lain, Virtual Reality Experience. MBC mengemas acara-acara variety-nya ke dalam bentuk 360 sehingga kita bisa pake kaca mata VR dan menikmati acara-acara itu dalam sudut 360 derajat. Seru banget! Walaupun sebenarnya pusing juga, apalagi buat orang yang pake kaca mata minus kayak gue. BUREMMMMMM!!!!! Gue lupa deh itu VR ada perintah Bahasa Inggris-nya atau nggak, tapi seinget gue, gue klik-klik aja random gitu acara TV yang mau ditonton. Pas VR-nya gue pasang....

"ASTAGFIRULLAH!"

"HAH!"

"ASTAGFIRULLAH!"

"LOH MAS INI KENAPA YANG MUNCUL COWOK-COWOK KEKER PAKE CELANA DALEM DOANG?!" gue berusaha ngomong sama Mas Aryo yang ada di deket situ. Tapi kayaknya mas Aryo juga sedang asyik sama VR dia sendiri.

Gue nengok ke kanan, berusaha mengalihkan pandangan dari itu celana dalem.

"ASTAGFIRULLAH SAMA AJA!

Gue nengok ke kiri,

"INNALILAHI CELANA DALEM SEMUA INI ACARA APA SIH SEBENERNYA?!"

Pas gue buka VR-nya, terus gue perhatiin lagi acara yang tadi random gue pilih, ternyata itu emang kayak acara binaraga-binaraga gitu. Innalilahi... BENCI MBC KARENA MEMBUATKU TERNODA!!!! MBC TANGGUNG JAWAAAAAB!!!! MAU LAWSUIT MBC!!!!!!!!!


Kesal akibat dijejelin celana dalem, kami pun beranjak ke lantai atas. Ada ruangan khusus yang isinya drama-drama sageuk semua. Sebutlah semua drama berlatar sejarah yang terkenal punya MBC ada di sana. Bisa foto sama Dae Jang Geum-nya 'Jewel In The Palace', Kim Soo Hyun-nya 'The Moon That Embraces The Sun', Changmin dan Lee Jun Ki-nya 'Scholar Who Walks The Night', dan Ha Ji Won-nya 'Empress Ki'. Kostum-kostum asli yang mereka pake di drama juga ada dipajang di etalase.

Nah, kalau di sini, bahkan gue yang nggak nonton dramanya pun malah jadi seneng. Soalnya emang lokasinya foto-able banget. Bisa berlaku alay sesuka hati tanpa ada yang nge-judge (WELL PEOPLE WILL ALWAYS JUDGE YOU ANYWAY MAU LO ALAY ATAU NGGAK). Ya... walaupun cuma sama standee doang sih, kesannya ya frik aja, sama aja kayak foto sama standee EXO depan Nature Republik di Myeongdong.

Naik beberapa lantai lagi ada juga area foto yang background-nya lebih beragam. Kalau tadi isinya drama-drama sageuk, di sini lebih pop. Puas juga foto-foto alay sama Yoon Eun Hye, EXID, BTS, Yoo Jae Suk, Lee Min Ho, wah banyak! Area ini memang dikhususkan buat foto-foto. Ada booth 'Infinity Challenge' yang lagi naik semacem wahana Tornado-nya Dufan, ada booth 'Coffee Prince' yang kita bisa duduk di depan jendelanya sama Yoon Eun Hye, ada booth 'Personal Taste' yang bikin kita nampak tidur bareng Lee Min Ho, ada juga booth 'Music Core' jadi seolah-olah menang juara satu di 'Music Core'. Selain Star Stage, ini juga menyenangkan! Dijamin Instagram bakalan penuh!

(Lalu kemudian di report as spam)


Gue berterima-kasih buat Oh!K Channel karena sudah mengajak gue ke sini. Kan kalo nggak ke sini, nggak bisa alay-alay deh foto-foto karena emang ini lokasi buat foto-foto lucu oke juga. Boleh mempertimbangkan untuk ke sini kalau kalian ke Korea. Tapi mungkin tidak sebagai prioritas :p

#kalem

Nah, buat kawasan DMC gue rasa lebih bisa dieksplor dan mungkin akan lebih menyenangkan. Karena ada banyak spot yang gratisan kalau menurut website KTO. Banyak juga tempat buat foto-foto yang ikon(bukan boyband yang itu sekali lagi)ik untuk dimasukin ke Instagram. Yaaa... itung-itung laporan ke seluruh dunia kalo lo sedang berada di lokasi hits di Seoul yang dulunya ternyata adalah tempat pembuangan sampah.

KESEL BANGET GAK SETELAH TAHU TERNYATA DMC YANG SEKARANG KEREN BANGET INI DULUNYA BANTAR GEBANG-NYA SEOUL?!?!?!?!?!?!

SEBEL SAMA KOREA!

SEBEEEEELLLLL!!!!!!!

Gue harus jujur, walaupun MBC World nggak semuanya menyenangkan (kecuali mungkin lo mendadak ketemu artis sih pasti seneng ya hahaha), tapi salut sama bagaimana MBC bikin bangunan itu dan mengumpulkan sejarah mereka di dalamnya. Semoga suatu hari nanti akan ada stasiun TV kita yang bikin museum sejarah buat TV mereka juga. Karena sesampah apapun acara TV kita sekarang, dulu toh kita banyak menghabiskan waktu buat nonton TV kok sebelum YouTube menyerang.

Oh iya, gue juga lupa bilang, di sini juga ada studio yang biasa dipake buat siaran radio kayak FM4U sama studio acara TV juga. Waktu itu lagi ada taping acara TV tapi gue nggak tahu siapa bintang tamunya.

Buat Hanguk saram tentu saja tempat ini lebih bisa related sama mereka. Kayak yang gue bilang di atas tadi. Sama juga seperti kalo mereka nonton 'Reply 1988' karena memang itu terjadi di dekat mereka. Kalo gue sih nggak terlalu mengena jadi ujung-ujungnya hanya ngalay. HIDUP ALAY! 2016 TETAP ALAY!


Sebelum mengakhiri posting-an kali ini gue mau ngucapin selamat tahun baru buat semua pembaca setia blog ini! Seneng banget bisa mengakhiri 2015 dengan penuh kenangan dan kebahagiaan! Semoga semuanya tetap bahagia! Ah... gue nggak berani bilang kalau gue akan rajin upload. Tapi selama cerita perjalanan ke Seoul ini belum selesai, tetep akan upload. WKWKWKWKKW. Masih ada juga cerita seru soal BTOB di Berastagi di Hari Natal tahun lalu.

Terima kasih buat kesetiannya(HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA) dan kesabarannya. Kalian yang terbaik! #CIYUM #DILEHER #LAH #HAIYAAAAA

[jangan lupa juga nih add LINE@ KaosKakiBau buat rame-ramein aja hihihi @ecd6150l (di search pake @ jangan lupa)]

Round Trip

$
0
0
Jembatan Pasupati photo by @ronzstagram
Waktu ke Seoul tahun lalu, gue janjian ketemu sama temen di Hangugo Dongari dulu pas di UI. Namanya Anis. Kalau kalian udah pernah nonton film pendek 'Lunch Box' yang ada Ji Soo-nya itu, nah si Anis ini yang pake jilbab, temennya Lia. Kita janjian ketemu di Samseong Station karena berniat untuk ke COEX SMTOWN Artium bareng. Nggak bareng sih sebenarnya, nganterin gue. Karena dia pastinya udah bosen ke sana kan doski Seoul Saram. Sementara gue masih yang ingin ngalay karena belom pernah ke SMTOWN Artium sama sekali. Setelah bosen muter-muter di sana, kita pun makan di Lotteria dan di situlah gue ngobrol banyak soal mau di bawah ke mana blog dan segala macem perkara akun-akun pribadi ini.

"Kenapa nggak bikin YouTube aja sih kak?" tanya Anis yang hari itu makan burger ikan karena kata dia makanan itu doang yang bisa dia makan kalo ke Lotteria. Yang lain daging-dagingan agak tidak terjamin masalah halalnya.

"Sebenarnya udah pengen sih YouTube. Tapi belom pede aja liat muka sendiri dan diliat sama orang lain. Pengen ngegedein brand KaosKakiBau-nya juga ke banyak platform nggak cuma blog doang. Insha Allah 2016 sih harus udah ada perkembangan," jawab gue.

Walaupun 2016 sudah berjalan setengahnya, dan gue belom sama sekali berani untuk memulai vlog. Walaupun sudah terbiasa dengan kegiatan siaran radio sejak 2008, tapi ngomong di depan kamera sama di belakang mikrofon itu pengalamannya beda banget. Gue kadang nggak bisa mengontrol ekspresi ketika di kamera dan jadinya pasti menye-menye banget. Kalo di belakang mikrofon kan nggak ada yang liat. Tapi YouTube adalah salah satu plan jangka panjang sih. Mungkin kalo gue udah nggak di Jakarta atau kalau gue udah nggak kerja di tempat gue yang sekarang.

Walaupun bisa aja sih sebenarnya disambi, tapi.... ah... Ron ini anaknya pemalas.
Dan ngomong-ngomong soal niat untuk ngegedein brand KaosKakiBau, tiba-tiba aja setelah 'GLORY DAY FIGHTING! PROJECT' kemaren kepikiran buat ngadain nonton bareng. Event kecil-kecilan aja supaya orang-orang makin ngeh sama KaosKakiBau. Ketika ide itu muncul di Twitter, akhirnya beberapa orang dari SUHOFANUNIONINA nanggepin dengan positif. Jadilah kitapun bikin event nonton bareng ini.


Bisa dibilang nonton bareng KKB x SFUI ini adalah event offline pertama gue. Mengingat sebelumnya kan gue sering banget bikin project-project online. Kayak waktu bikin dukungan buat HISTORY, atau misalnya giveaway-giveaway itu juga kan salah satu bentuk project online yang cukup ramai juga. Gue lupa persisnya sudah berapa puluh giveaway sudah gue lakukan di media sosial. Tapi pengen juga gitu bikin event offline. Dan akhirnya kesampaian di nonton bareng 'Glory Day' ini.

Makasi buat Suho. Ternyata gini ya rasanya berdedikasi buat idola tuh. Walaupun nggak di waro juga sih sama dia.

Gue dan dua orang dari SFUI (Naul dan Nisya) selama ini hanya berhubungan via LINE untuk kolaborasi soal poster, pengumuman tiket sampai diskusi soal goodies. Kita sama sekali nggak pernah ketemuan langsung buat ngebahas ini. Tapi Alhamdulillah sih atas azas kepercayaan dan tanggung jawab kita bisa ngelarin semuanya via chat. Walaupun ada sedikit kendala jelang hari H karena tiket dan kepastian jam tayang. Bener-bener sih bikin stres banget.

Kita sudah ngumumin event ini sejak... kapan ya persisnya... April apa Mei gitu. 'Glory Day' sendiri kan tayang di Korea udah Februari. Event support gue sendiri terjadi di bulan Maret. Nah ide buat nobar itu kayaknya mulai muncul pas April dengan ancang-ancang tayang di bulan Mei. Eh tapi mundur ke Juni karena kayaknya nggak bisa berhadapan dengan 'AADC2' sama 'Civil War' saat itu. Akhirnya CGV blitz mengkonfirmasi tayangnya di tanggal 15 Juni di semua jaringan CGV blitz.

Karena nobar ini nggak bekerjasama langsung dengan Jive (distributor filmnya) dan CGV blitz sebagai studio yang nayangin (sebenarnya sih bisa aja nonton di Cinemaxx tapi kayaknya udah bias banget sama CGV blitz ya padahal mahal tiketnya), jadilah kita berniat untuk nobar mandiri aja. Kita nggak usah nyewa satu studio, tapi beli aja beberapa tiket buat yang mau nobar bareng. Target gue sebenarnya maksimal 30 orang aja. Itupun sudah banyak banget kalau misalnya kita mau nombok dulu buat tiket dan segala macem. Apalagi kalau misalnya nargetin 100 orang untuk satu studio. Guenya yang nggak yakin. Dan untuk nobarnya sendiri, gue rencana ngadain di Jakarta dan Bandung.

Alasannya sih karena gue sayang banget sama Bandung. Hahaha... dan pengen aja gitu ngadain event sendiri di sana walaupun yang dateng nggak terlalu banyak juga nggak masalah deh. Yang penting ada. Dan setelah masalah tiket fix, goodies fix, bahkan gue juga dapet sponsor dari beberapa online shop yang sebelumnya pernah gue endorse, terus ada fans Ji Soo yang mau berbaik hati juga buat nyumbang handbanner dan photocard buat support project-nya. SENENG BANGET akhirnya terjadilah nonton bareng ini. Walaupun tetep aja ada dramanya.

Yah, dikit.

Jadi kan karena emang kita nobar mandiri dan nggak sewa satu studio, otomatis tiket harus dibeli sendiri dan online. Film tayang pertama 15 Juni dan kita nobar 18 dan 19 Juni. Nunggu jadwalnya update di web CGV blitz itu yang bikin harap-harap cemas. Apakah iya masih tayang sampe akhir minggu? Apakah iya tayang di GI dan BEC kok jadwalnya nggak ada? Apakah iya tayangnya siang bukan sore ini jadwalnya nggak update sama sekali? Bla bla bla bla...

Setiap malem setelah tanggal 15 kayaknya gue begadang untuk menunggu pergantian hari dan ngecek situs CGV blitz apakah sudah ada jadwal tayang untuk 'Glory Day' di GI tanggal 18 Juni dan di BEC tanggal 19 Juni atau belom. Setiap kali bangun sahur yang pertama kali dicek bukan ada makanan apa di kulkas, tapi udah ada belom jadwal 'Glory Day' dari apps CVG blitz di handphone. Sampai akhirnya urusan tiket kelar hari H banget untuk yang GI, dan H-2 untuk yang BEC, baru deh tenang. Dan setelah itu, alhamdulillah banget acaranya berjalan lancar. Dikasih kemudahan banget walaupun sempat ribet.

Walaupun nggak kerja sama dengan CGV blitz-nya, tapi mereka masih mau ngasih ruang penyimpanan goodies dan tempat kita berantakin buat nyusun goodies-nya. Seneng banget, CGV blitz mau gitu nggak ribet nanya mana surat perjanjian atau izin dapet dari siapa bla bla bla. Dan seneng banget juga walaupun ada beberapa yang nggak jadi dateng, tapi mereka yang dateng bikin acaranya jadi meriah. Event foto sama banner-nya pun juga lumayan heboh di depan CGV blitz-nya dan diliatin sama banyak orang, ya orang sini, ya bule juga ngeliatin.



Kelar acara di Jakarta, besokannya gue pun ke Bandung. Kebetulan memang rencana untuk ke Bandung ini sudah ada wacananya sejak beberapa minggu yang lalu. Kebetulan juga Dito mau nemenin gue ke Bandung karena katanya dia lagi butuh refreshing dan butuh random jalan-jalan aja. Ketika gue ajak dia ke Bandung dia mau dan langsung beli tiket kereta. Alhasil gue pun berangkat ke Bandung di tanggal 19 Juni, jam 5 subuh. Means gue sudah harus sampai di Gambir at least jam 4. Dan yah, kitapun berangkat dari kosan gue jam 3.

"Udah nanti naik taksi aja, telepon, suruh jemput jam 3," kata gue ke Dito. Biasanya emang kita berdua suka ribet untuk urusan transport gini.

"Kenapa nggak Uber aja?"

"Udalah taksi aja. Uber jam segitu kalo ada. Taksi juga paling nggak berapa kan," kata gue. Jadilah kita fix naik taksi. Gue udah telepon taksinya jam 10 malem buat dijemput jam 3 subuh. Karena taksi kalau dipesen via telepon tuh selalu on time, bahkan kadang kecepetan, jadilah itu subuh-subuh ribet banget guenya.

Jadi si Dito nginep di kosan gue. Kita baru abis dari kosan temen jam 12-an apa gitu dan sesampainya di kosan gue masih harus beberes dulu karena ada banyak perabotan makan dan masak kotor sisaan sahur kemaren. Jadi itu semua harus dicuci sebelum ditinggal ke Bandung. Nggak berasa sejam aja di kamar mandi berkutat dengan kotoran, Dito sudah tidur sementara gue kelar sekitar jam 1 dini hari. Bentar lagi sahur, jadi gue nggak berani buat berbaring. Yaudah duduk aja di depan laptop dan tiba-tiba jam 2 aja. Buset.... Gue baru mulai masak nasi dan goreng telur tuh kayaknya jam setengah tiga. Makanya pas nasinya belom mateng, eh sopir taksinya udah nelpon.

"Aduh pak cepet banget datengnya nasi saya belom mateng nih," kata gue ke bapaknya. "Boleh tunggu sebentar gak pak? Soalnya nanggung udah di rice cooker," kata gue lagi. Tapi bapaknya kayaknya nggak menjawab dengan senang hati jadinya yaudah karena dianya bete, gue cuekin aja. Pas banget jam 3 nasinya mateng dan telur dadar gue juga udah siap. Niatnya nggak mau bawa tupperware eh malah harus bawa. Yaudah sahur di Gambir.

Hari itu beneran dimudahkan banget pokoknya. Kita dapet sewa motor yang murah (Rp 90 ribu sampai besok pagi kita balik ke Jakarta) dan nggak ribet pula pengembaliannya (motornya bisa ditinggal di stasiun dan nanti orangnya jemput lagi), kita boleh singgah sebentar di kosan kak Icha di kawasan Sekeloa sana buat mandi dan memperbaiki diri sebelum nobar, dan hanya satu penonton aja yang nggak dateng ke nobarnya di BEC.

Gue bersyukur walaupun ini event kecil dan event pertama KaosKakiBau tapi ada banyak kemudahan dan juga dukungan dari berbagai pihak. Termasuk tentu saja mereka yang beli tiket buat nonton bareng Suho yang terlalu bersih dan ganteng untuk jadi anak pemuluk yatim piatu yang hanya tinggal bersama neneknya. Walaupun akhirnya baru berapa menit film dia sudah berdarah aja ditabrak mobil. Ya kan sebel.

Eh maaf spoiler.

Filmnya gue suka. Bukan karena ada Suho-nya, bukan... for fact, Suho di situ beneran cuma kayak pemanis buatan. Dikit banget munculnya. Ji Soo sih yang mendominasi dengan aktingnya dia yang oke banget. Dan cerita tentang persahabatan itu juga cukup menyentuh. Semakin menegaskan kalau keadilan itu bisa dibeli dan polisi itu di mana-mana kayaknya sama yah. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. Kayak baca 'Ayat-ayat Cinta' dibilang polisi Mesir tuh ******. Nonton film Korea makin diyakinkan kalo polisi emang *****. Pengalaman pribadi pun mengatakan demikian. Jadi yah.... No offense... faktanya memang demikian. Entah sejak kapan gue menertawakan kampanye apapun yang dibuat polisi soal mereka yang membantu masyarakatlah apalah. Kalo bikin SIM aja masih sesulit itu buat jujur dan nggak pake orang dalem mah... yasudah... ketawa aja.



Perjalanan ke Bandung hari itu sebenarnya agak random buat gue sama Dito. Karena setelah kita kelar nonton 'Glory Day', kita berdua sama sekali nggak punya plan apapun. Sebenarnya ada sih, plan gue, dan ini bener-bener agak random: mau ala-ala Sangwoo, Yongbi, Jigong sama Dooman di filmnya, yang jalan-jalan random terus yaudah kita lihat apa yang akan terjadi nanti di jalan.

"Gue sih pengennya kita sewa motor, terus nanti berkelana gitu Dit. Ke mana, ke mana sampe sahur. Kalo capek ya mampir, kalo ngantuk ya tidur cari masjid terdekat," gitu kata gue beberapa hari sebelum kita berangkat.

Dito sebenarnya tipikal orang yang mau-mau aja diajak spontan, tapi spontan juga dia suka berubah pikiran like H-1 menit mungkin. Jadi was-was juga. Cuma kayaknya hari itu emang dianya lagi oke-oke aja, jadilah yaudah abis nobar kita bener-bener yang melakukan perjalanan yang sangat random di Bandung.

Gue suka banget sama Bandung dari berbagai sisi. Buat gue, ada banyak hal di kota ini yang bikin penasaran. Bikin baper. Yang kalo kata Pidi Baiq "Bandung itu bukan cuma masalah geografis, tapi juga masalah hati." ya begitu kurang lebih tulisan di lorong jalan Asia-Afrika yang hits banget itu. Tapi itu benar. Mendengar orang-orang menyebut Bandung ketika gue masih kecil (karena ada salah satu keluarga yang kerja di Bandung) entah kenapa memberikan kesan kalo kota ini benar-benar seistimewa itu. Dan ketika 2013 gue pertama kali ke Bandung, ternyata memang seistimewa itu.

Ahem.

Baper.

Ah sial!

Hal pertama yang kita lakukan setelah nobar adalah keliling di BEC. Dan komentar pertama yang meluncur dari mulut kami saat itu adalah, "WAH GILAK SIH WARGA BANDUNG LEBARAN MASIH LAMA TAPI INI TOKO ELEKTRONIK NGGAK ADA YANG SEPI SAMA SEKALI." karena di BEC itu orang beli handphone kayak sedang nunggu pembagian sembako gratis.

Keluar dari BEC kita berdua sama sekali nggak ada tujuan. Jadilah kita naik motor dan ngikutin jalan yang nggak macet aja. Kalo kanan macet kiri enggak, belok kiri. Kalo lurus macet belok kanan enggak, ya kita belok kanan. Dengan modal Pertalite yang kita isi Rp 10 ribu sebelum muter-muter, kitapun kebingungan harus kemana hari itu. Walaupun sebenarnya temen di Bandung ada sih beberapa, tapi availabilty mereka nggak bisa sama sekali dipastikan.

"Udah kita sok-sokan aja taulah, muter-muter aja," kata gue. Kebetulan sudah masuk waktu Ashar, gue sama Dito mutusin buat mampir ke Masjid Agung buat solat dulu. Dan yah... berbaring sebentar sebelum buka puasa. Dan dalam perjalanan ke Masjid Agung itulah gue menerima LINE dari Kak Sandra.

REJEKI ANAK SOLEH(INEUN ONEUL BUTEO URIEUN) POKOKNYA DAH HARI ITU TUH.

Kak Sandra (S): Ron jadi ke Bandung?
Ron (R): Jadi kak, ini udah di Bandung. Nobarnya udah kelar.
S: Abis itu kemana?
R: Nggak tahu kak. Muter-muter doang paling.
S: Yaudah sini ke rumah aku aja, buka puasa di sini. Tapi rame sih ada arisan keluarga. Mau gak?

"DIT DIT! DIKASI MAKAN GRATIS DIT SAMA KAK SANDRA MAU GAK?!"

Karena pada dasarnya kita berdua adalah orang murahan yang bisa dibayar makanan dan bahagia (gak deng itu gue doang) kitapun setuju untuk ke rumah kak Sandra. Nggak peduli apakah arisan keluarga itu berarti banyak sekali orang di sana, yang penting dapet makan gratis. Mana lagi jadi musafir gini kan dikasi makan ya ayo aja alhamdulillah.

"Nanti terawehnya gimana ya?" pikir gue. Baru aja mau nanya kak Sandra dia langsung bales.

S: Sebelah rumahku ada masjid jadi bisa teraweh di situ.

"YAUDAH AYOLAH CUS!" kata Dito.

Akhirnya gue minta alamat kak Sandra yang tinggal di daerah Buah Batu dan setelah ashar (dan tidur sebentar di Masjid Agung) kitapun menerjang dinginnya udara Bandung hari itu.

Kak Sandra adalah salah satu pembaca blog gue yang nggak sengaja ketemu gue pas lagi nonton konser Taeyang Februari 2015 di Jakarta. Dia nyamperin gue dan bilang kalo dia suka baca blog gue. Akhirnya kita jadi ngobrol banyak. Nah ternyata kak Sandra juga suka EXO. Jadi pas 'The EXO'luXion' 2016 kemaren kita pun nonton bareng juga. Nginep bareng juga. Pulang bareng juga. Karena dia orangnya baik banget, gue pun jadi nggak ragu-ragu buat merepotkan dia. Bener-bener baik banget deh gapaham.

Kak Sandra ini sudah menikah dan ketika gue sama Dito sampe di rumahnya yang lagi rame banget itu, kita dikenalin sama suaminya, sama bapaknya, sama ibunya, sama sepupunya, sama adiknya, sama tantenya, sama semuanya pokoknya. Ini berasa pembantu baru dikenalin sama semua orang. Tapi ya emang kalo orang baik mah yaudah baik aja gitu. Semua keluarga kak Sandra superbanget memberikan sambutan buat dua musafir kelaparan fakir takjil ini.

"Oh jadi ini Ron yang suka EXO itu?" kata mas Bem, suami kak Sandra. "Ya apalah aku nggak ngerti kalo dia ngomongin EXO," katanya.

HAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHA LANGSUNG CAIR. Gue pun jadi bisa becanda-becanda. Dan yang paling penting sih bisa makan sepuasnya.

Sekitar jam 9 lebih kita cabut dari rumah kak Sandra dan yak, ini adalah saat yang paling menentukan sih. Mau ke mana nih kita abis ini? Kita nggak nginep di hotel, kita nggak punya teman tidur dan segala macem, kita resmi jadi musafir. Tadi sebenarnya kak Sandra nawarin nginep dan makan sahur di rumahnya (WHICH IS OMG I WANT!!!!) tapi karena beberapa barang kami ada di kosan kak Icha dan kami emang berencana buat muter-muter, akhirnya tawaran itu kami tolak.


"Udah yuk nyari tempat ngopi di Dago Pakar kek," Dito akhirnya memutuskan. Dan ketika kami sudah sampai di kawasan Dago, Dago Pakar, Dago Atas, yang keliatan cuma gelap doang. Nggak nyangka banget ternyata tempat terglamor (halah) ini pas bulan puasa kalem banget kayak nggak ada apa-apa? Bahkan gue sama Dito sempat nyaris kesasar naiiiiiiik aja terus ngikutin jalan, sampai akhirnya kita berdua sama-sama punya feeling nggak enak (kayak lo lagi dikelilingi sama Dementor) dan berasa kayak diusir, gue buru-buru puter balik motornya dan turun lagi.

"Setiabudi aja deh yuk. Seingat gue ada tempat nongkrong yang sampe malem," kata gue. Dan akhirnya yaudah kita on the way ke daerah Setiabudi. Dulu gue pernah ke sini dua kali. Persis sebelum puasa tahun lalu, dan pas lebaran tahun lalu. Jadi gue tahu harus kemana dan mau ngapain.

Kita mampir di salah satu tempat makan serabi dan duduk ada kali setengah jam. Gue nyelesein kerjaan sebentar karena deadline dan Dito sibuk sama hapenya. Sekitar jam 12 malam, kita berdua kompak bilang kalo kita sama-sama ngantuk. Maka perjalanan musafir sampe sahur itupun langsung kita batalin.

Problem-nya adalah kita nggak tahu mau tidur di mana. Dan masjid adalah opsi paling realistis saat itu. Ada sih yang bilang, "Kenapa nggak bilang kalo nginep? Kenapa harus tidur di masjid? Kayak nggak punya kenalan yang bisa diinepin aja!" gitu. Tapi kondisinya adalah bahwa itu sudah malem banget dan mau sahur. Ya masa bertamu malem-malem dan terus seenaknya nebeng sahur. Ya kalo dibolehin sih nggak masalah, tapi gue merasa itu jadi masalah aja sik. Enggak enakan aja.

"Trus kita mau kemana nih abis ini?" kata Dito yang emang udah capek banget sih mukanya.

"Mau ke DT? Deket sih. 600 meter kalo di maps. Kita tidur di sana terus nanti sekalian sahur. Abis subuh terus berangkat ke stasiun, gimana?"

Buat yang nggak tahu DT, itu Daarut Tauhid, pesantrennya Aa Gym. Emang deket dari lokasi makan serabi itu. Dan emang dari lama gue udah pengen banget mampir. Pas tahun lalu gue nginep di kosan temennya Nadya di daerah sana, gue lewat doang nggak sempat mampir. Dan ini pas banget momen puasa, kami lagi jadi musafir, ya kenapa enggak memanfaatkan rumah Allah untuk sekedar bersuci dan tidur mencari perlindungan. Sedikit rasa penasaran gue soal DT lah yang mendorong gue buat meyakinkan Dito buat mau juga diajak ke sana.

"Yaudah ayok."

Akhirnya dengan mengantuk kami berdua naik motor ke DT.


Dalam bayangan gue, daerah itu bakalan rame banget karena lagi bulan ramadan. At least masjidnya ada yang ngaji lah meski tengah malem juga. Karena kalo di kampung gue, bulan ramadan tuh bisa kayak 24 jam masjid nggak berenti bersuara. Anehnya, ketika sampai di Geger Kalong, jalanan sepi banget. Bahkan pas parkir di mesjid, nggak ada suara sama sekali. Bener-bener sepi....

Setelah beresin sepatu, kami agak ragu buat masuk karena niatnya kan emang nyari tempat tidur. Pas naik ke tangga pertama, Dito sempat nanya ke gue ini sebenarnya boleh tidur nggak sih? Dan pas mau gue jawab, dari atas kedengeran suara orang ngorok. Berarti fix, boleh tidur. Dan ketika mau naik, ada poster di dinding yang bilang kalo kita nggak boleh tidur kalo nggak pake alas tidur yang disediakan. ASSA! BERARTI EMANG BOLEH YA, AYOLAH TIDUR GUE JUGA NGANTUK BTW.

Tidur gue sepanjang hari ini hanya terjadi di kereta dari Jakarta, pas film diputar di BEC (karena gue sudah nonton yang di Jakarta jadi gue mutusin buat tidur aja HAHAAHAHAHAHAH), sebentar di Masjid Agung, dan pas teraweh di masjid deket rumah kak Sandra (tidur sambil berdiri kayaknya sik), tapi kunjungan ke DT kan sayang banget kalo langsung tidur. Jadilah wudhu dulu dan mari kita mendekatkan diri pada Allah SWT sebelum terlelap. Nggak berapa lama sih langsung teler. Dan kebangun karena kedinginan. PARAH! DINGIN PARAH! Dan kebetulan sudah waktu sahur juga.

Sepanjang makan sahur kepikiran aja kenapa selama ini nggak pernah nyempetin diri buat mampir ke DT untuk tidur? Padahal bisa tidur gratis. Tau gitu selama ini kalo ke Bandung mending sewa motor aja dan tidurnya di DT aja, nggak perlu hotel. Ahahahahahahaha dan jadi musafir ternyata nggak separah itu. Ternyata menyenangkan juga. Apalagi banyak ketemu sama orang-orang baik hati.

Ketika adzan subuh berkumandang, kami langsung balik ke masjid dari tempat makan soto pas sahur. Harus solat subuh dulu sebelum balik ke stasiun dan kembali ke Jakarta. Ngomong-ngomong itu hari Senin dan kami berdua harus ngantor. Kebetulan sih gue ngantornya jam 2. Jadi kalo sampe Jakarta jam 10 atau sampe kosan jam 11 juga masih ada waktu buat goler-goler dulu. Dito sendiri ngantor jam 8 tapi telat kata dia nggak apa-apa. Yasudah, setelah subuh kelar, baru mau angkat pantat buat pulang, eh ternyata Aa Gym muncul.

OMG! AA GYM BENERAN! AHAHAHAHAHAHAHHA Sempatlah kita dengerin dia ceramah dulu. Nyeritain kalo beberapa hari terakhir dia digosipin meninggal karena sakit dan segala macem. Dari cerita soal pengalaman pribadinya itu kemudian diselipkan ayat-ayat dan pelajaran agama. Syahdu sekali pokoknya subuh hari itu. Berasa nggak mau pulang. Kalo kemaren baper sama Bandung karena masalah hati, sekarang baper karena dengerin ceramah. Ah, someday harus kembali ke DT dan dengerin ceramah lagi deh. Tapi sekarang harus balik ke Jakarta dulu.


Motoran di Bandung subuh-subuh tuh bener-bener nggak baik buat tulang. Dinginnya Ya Allah.............. berasa ingin berada di antara Suho dan Irene atau Kai dan Krystal yang lagi berpelukan. Butuh kehangatan banget. Dan lucunya, kalau selama ini gue balik ke Jakarta dari Bandung perasaannya selalu kayak "Yah... kenapa sih, harus balik... kenapa nggak diem aja buat beberapa hari lagi..." gitu, kemaren tuh untuk pertama kalinya gue kembali ke Jakarta dengan tanpa baper sama sekali.

Lalu kemudian ada yang berbisik, "Hari kemarin mungkin indah, tapi hidup nggak berhenti di hari itu saja. Hidup harus berjalan ke depan. Dan di depan sana masih banyak hal yang akan lebih indah dari hari kemarin. Jadi, move on-lah, Ron."

Seperti halnya anak-anak di 'Glory Day', perjalanan random ke Bandung inipun harus berakhir. Bedanya, kalo mereka hanya One Way Trip karena salah satu dari mereka nggak bisa kembali lagi ke dunia (SPOILERRRRRR!!!!!!!!!), gue sama Dito harus kembali ke Jakarta demi sekeping logam buat makan. Gue sih. Dito mah orang kaya.

Round trip JKT - BDG - JKT bikin sakit pinggang juga ternyata.


Dan gue menatap tulisan STASIUN BANDUNG sambil bersenandung lagu Dragon Boyz dalam hati.

"Jangan memaksaku untuk kembali padamu kembali untuk kau bodohi. Karena kuingin sendiri, kuingin kau pergi, kuingin kau enyah dari hidupku. Jangan pernah berpikir kau segalanya, kau selamanya untukku. Jadi jangan dekati karena ku lelah bersamamu. OO~ OWOWOWOW OO~ WOWOWOWO~ Don't waste your time, love you no more, OO~ WOWOWOWOWO~ OO ~OWOWOWOWOOW."

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Ched, Hostel dan Indomie Tengah Malam

$
0
0

Percaya atau enggak, gue bukan termasuk orang yang mudah bergaul dan cenderung anti-sosial. Apalagi memulai pembicaraan dengan orang baru. Gue kadang-kadang pasif banget untuk yang satu itu, tapi bisa jadi juga sangat aktif, kalau misalnya orang yang diajak berinteraksi menunjukkan tanda-tanda keterbukaan dan nggak memunculkan jarak. Yes, I'm that kind of person who talks too much. Sorry. Genetic. Walaupun kata orang sih yang sering kali memunculkan jarak di obrolan pertama itu gue. Padahal sebenarnya kalau menurut gue mungkin jarak itu terlihat karena gue pada dasarnya orang yang pemalu. Tapi setelah lo kenal, gue akan jadi orang yang paling malu-maluin.

Di beberapa situasi, gue tipikal orang yang nggak akan ikut nimbrung ke obrolan secara langsung kalau misalnya gue nggak ngerti sama apa yang diobrolin. Gue bukan tipe yang mau sok-sok ngerti demi bisa nyambung sama orang-orang yang sedang kumpul-kumpul di kantor misalnya. Gue lebih ke tipikal pendengar kalau di bagian itu. Pernah waktu gue liputan ke Singapura beberapa bulan kemaren, salah satu wartawan senior ngajak gue ngomong soal politik Indonesia dan gue cuma bisa,

"Oh. Gitu ya? Masa sih? Oalah..." doang.

I'm not really interest with any kind of politics topic bahkan masalah negara sendiri. Dan yang lebih parahnya gue gak bisa fake kalo gue gasuka AHAHAHAHAHA. Tapi gue tahu ini salah sih. Soalnya pas di Amerika juga gue diajak ngobrol sama Gayle dari Singapura dan ngebahas soal kebakaran hutan beberapa waktu lalu sementara gue cuma, "Can we talk about Super Junior instead?" eh malu.

Makanya kalo di kantor gue kesannya sangat tidak pernah bergaul sama sekali dan lebih memilih untuk diam di depan laptop ketimbang ikut nongkrong ngerokok sama temen-temen yang lain di bawah. Alasan pertama karena gue nggak terlalu bisa betah menghirup asap rokok (gue bukan perokok), alasan kedua karena gue kadang nggak ngerti sama obrolannya apa.

Buat orang yang lebih suka ngomongin episode terbaru 'Doctors' kayak gue pasti akan susah buat nyambung sama topik-topik yang mereka omongin. Kayak semisal otomotif........ apalah itu...... Ya Allah.

Tapi risiko dari nggak pernah kongkow sama anak-anak kantor di sesi merokok mereka ya gue jadi paling nggak tau apa-apa soal gosip terkini ataupun gonjang-ganjing yang terjadi di kantor. Kayak misalnya yang paling nyesek ketika gue tahu paling terakhir bos gue mau resign sementara yang lain tuh udah ngebahas kayak few weeks ago.

Ketidakmampuan gue untuk berinteraksi baik dengan orang-orang sekitar ini sangat bermasalah sih sebenarnya. Tapi kayak yang gue bilang tadi, gue sendiri punya radar, mana orang yang kira-kira akan nyambung dan mana orang yang kira-kira akan roaming banget kalau ngobrol sama gue. Tentu saja radar itu paten baru-baru ini, setelah lo banyak belajar soal karakter orang dan banyak ketemu dengan berbagai tipe orang. Kalau dulu, ketika sekolah dan kuliah, gue biasanya yang lebih mencoba untuk berusaha dekat dengan orang. Beberapa berhasil dan banyak yang gagal. Dulu gue pikir kalau kegagalan gue dalam menjalin hubungan pertemanan dengan orang adalah karena memang gue yang nggak bisa mengikuti pergaulan. Tapi kalo sekarang, "Men, ya itu kerugian besar buat lo." alias I don't give a shit. If I don't have friend, I still have laptop and create my own friend.

No hope. But at least I'm happy.

But still no hope.

Pathetic.


HAHAHAHA but anyway bicara soal approaching someone to be your friend, sampai sekarang gue masih inget siapa aja orang-orang pertama yang gue ajak ngomong di masing-masing tingkatan pendidikan gue: TK, SD, SMP, SMA dan Kuliah.

Waktu TK gue inget banget dulu selalu ditemenin sama nyokap selama beberapa bulan pertama. Jaman-jaman itu, yang paling penting dalam kehidupan gue sebenarnya bukanlah temen, tapi ditemenin nyokap ke sekolah. Sedetik aja nyokap ilang dari pandangan gue, gue langsung panik. Sampai akhirnya mungkin nyokap mulai merasa kalau itu nggak sehat dan akhirnya dia memutuskan untuk nggak nemenin gue lagi ke sekolah. Kepanikan itu tetap ada, tapi karena panik itulah gue akhirnya memulai sosialisasi dan pencarian teman pertama gue. Dan yang pertama kali ngajak gue ngomong pas TK adalah cewek bermata sipit dan berambut pendek berponi. Namanya Merlin.

Pertemuan dengan Merlin sangat sederhana. Gue sedang jongkok-jongkok kesepian menahan air mata karena nyokap udah nggak nemenin gue lagi ke sekolah di kolam pasir dan kemudian Merlin mendekati gue untuk mengajak berbicara. Lalu gue sadar kalau ternyata berkomunikasi dengan manusia itu sangat menyenangkan dan akhirnya kita mulai berteman. Sesimpel itu. ya anak-anak. Nggak mikir macem-macem soal latar belakang, kelakuan, sifat, dan segala macem. Ketika gue tahu Merlin dan gue sekelas gue makin seneng. Walaupun kita duduknya nggak sebelah-sebelahan karena TK itu sangat seksis banget memisahkan cowok dan cewek di kelompok yang berbeda, tapi setiap jam istirahat kita selalu menyempatkan diri untuk main bareng.

Setelah Merlin, ada satu anak cowok yang gue lupa namanya tapi gue masih inget banget wajahnya pas dulu. Rambutnya lurus, lepek, berponi (sementara gue dulu rambutnya kering dan ngejegrag(????) banget ngembang kayak rambut singa) dan anaknya kalem, walaupun dia suka pipis sembarangan. Dan gue inget kita pernah pipis bareng di WC sebelum masuk kelas sambil makan bakso. Tapi pertemanan gue dengan Merlin nggak bertahan lama karena mungkin dia lebih suka main boneka sama temen-temennya yang lain sementara gue lebih suka nontonin orang main bola karena gue nggak bisa main bola. Sampai akhirnya gue kenal sama anak lain namanya Aank, dan satu lagi jelang lulus namanya Galang. Tapi ya ketika udah mau lulus-lulusan sih jadi kenal semuanya sekelas. Walaupun agak kabur sekarang siapa aja yang dulu temen gue di TK kecuali kita ketemu lagi di SD, SMP atau SMA.

SD gue persis banget di belakang rumah. Bener-bener sedeket itu sampai gue bisa denger suara bel berdering dan baru berangkat setelah bel bener-bener udah berdering. Telat? Nggak mungkin. Karena lewat pintu belakang semuanya aman-aman saja. Ketika gue masuk SD, wajah-wajah familiar di TK muncul semua di kelas itu. Di hari pertama sekolah, orang pertama yang gue samperin di tempat duduknya bernama Dedi.

Kita dulu di TK satu kelas juga tapi ya seperti halnya anak laki-laki yang lain dia lebih suka lari-larian di luar dan gue lebih suka duduk di kelas sambil ngegambar. Jadi pertemanan kita hanya sebatas ketika mewarnai bersama dan menggambar di kelas doang. Dan kalimat pertama yang dikeluarkan Ron yang baru masuk SD ketika ketemu Dedi adalah "Loh kita sekelas lagi?" Sementara Dedi mungkin bingung "lagi" di situ maksudnya apa karena melihat ekspresinya dia sepertinya sama sekali nggak tahu kalo gue sama dia pernah satu TK. Kehidupan gue di SD sangat terbantu dengan dua sepupu gue yang sekelas dan teman-teman dekat rumah yang juga sekelas.

Lulus SD membuat gue merasa harus cepet-cepet cari temen baru. Berpisah dengan anak-anak SD itu adalah hal yang paling gue tunggu-tunggu sepanjang enam tahun sekolah di SD belakang rumah itu. Masuk SMP sendiri sebenarnya bukan hal yang mudah. Rasa insecure-nya bertambah. Gue akan berhadapan dengan orang-orang yang lebih banyak dan datang dari berbagai sekolah di seantero kota. Penerimaan mereka terhadap gue tentu saja akan berbeda. Saat itu gue sangat merasa tidak percaya diri dengan apapun. Apakah rambut gue udah kekinian? Apakah cara bicara gue sudah cukup jantan untuk anak yang baru masuk SMP? Apakah gue akan diterima di pergaulan baru nanti? Pertanyaan-pertanyaan semacem itu bikin Ron yang baru berusia 11 tahun sudah malas menjalani hidup. Takut banget rasanya ditolak dipergaulan. Tapi satu hal yang bikin gue akhirnya punya semangat untuk hidup di SMP adalah karena saat itu gue pertama kalinya meresmikan nama 'RON' sebagai nama panggilan.

Buat yang belom tahu, 'RON' adalah tiga huruf terakhir di nama panjang gue. Dan kebiasaan orang di tempat gue adalah menggunakan nama depan sebagai nama panggilan. Atau modifikasi nama depannya sebagai nama panggilan. Paling banter nama tengah deh. Tapi kakak cewek dan abang gue kompak menggunakan tiga huruf terakhir di namanya sebagai nama panggilan. Supaya klop, gue pun memilih untuk memperkenalkan diri dengan nama 'RON' saat SMP. Dan secara kebetulan gue juga adalah seorang Potterhead sejak SD dan punya nama 'RON' membuat gue merasa sangat dekat dengan Harry, my all time hero.

Orang pertama yang gue ajak bicara di SMP namanya Bayu. Kita sempat sekelas waktu ospek tapi akhirnya dipisah lagi setelah pembagian kelas permanen. Dan orang kedua yang gue kenal waktu itu namanya Ipunk. Beruntung Ipunk akhirnya sekelas sama gue di kelas permanen. Dan di hari pertama masuk kelas 'i' di SMP itu gue pun ketemu lagi sama Aank, temen TK gue yang bahkan sama sekali nggak inget sama gue tapi gue inget betul sama dia. Gue sama Aank akhirnya duduk bareng selama kelas satu. Kebetulan juga gue, Aank dan Ipunk absennya urut-urutan. Aank absen 2, gue absen 3, dan Ipunk absen 4. Kalau ujian duduk kita selalu deketan. Jadilah kita geng tuker-tukeran jawaban dan tuker-tukeran hafalan.

Klik di sini untuk baca detail pertemuan pertama dengan Aank di SMP


Memasuki masa SMA, sebenarnya yang sulit bukan mencari teman, tapi bagaimana bertahan dari teman-teman yang rese dan ngerasa paling keren sedunia, sampai-sampai mereka merasa punya hak untuk menindas teman-temannya yang lain. Banyak dari temen TK, SD, dan SMP gue bersekolah di SMA yang sama. Lucky for me because Aank juga masuk ke SMA yang sama dan kita sekelas waktu kelas satu. Perkenalan dengan anak-anak di kelas juga tidak membutuhkan waktu lama, tapi penyesuaian dengan kondisi intimidatif itu justru yang butuh proses.

The worst thing about being a high schooler is that, me as a student, always sit in the bottom of the "food-chain". Waktu kelas 1 bahkan gue sampai di titik di mana gue nggak pernah makan di kantin karena gue nggak berani menghadapi dunia sama sekali. Bahkan gue selalu pergi makan setelah bel masuk, supaya kantinnya sepi. Yes, gue sehina itu. Aank did help me a lot tho. Walaupun dia adalah tipikal anak-anak gaul kayak di novel-novel teenlit: jago olahraga, pinter matematika, ketua OSIS, remaja mushola, anggota paskibra dan favorit semua orang di angkatan, dia masih mau berteman dengan Ron yang bahkan makan di kantin aja nggak pernah sampai dia mau naik kelas 3.

Dan ketika kuliah, semua jadi lebih complicated di satu sisi, tapi jadi sangat menyenangkan di sisi lain. Ketika gue yang selama 17 tahun hidup di kota yang bahkan mungkin orang-orang nggak akan ngeh ada di Indonesia pindah ke Depok yang mepet-mepet Jakarta, gue banyak belajar bagaimana caranya bertahan hidup di pergaulan. Juga bagaimana menjaga diri dari pergaulan. Walaupun gue nggak punya banyak banget temen ketika kuliah, tapi beberapa dari mereka cukup membuat gue merasa nyaman berada di kampus selama 3,5 tahun. Beberapa teman pertama gue di kampus sebenarnya udah gue ajak kenalan dari Facebook. Tapi yang pertama kali berinteraksi sama gue di kehidupan nyata adalah Afif. Dan kita masih ketemu sampai beberapa bulan yang lalu ketika dia pamit mau ke Jepang buat persiapan S2. Sementara gue masih di sini-sini aja sambil ngetik review EXO. MUAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHA.

Semakin bertambah usia tentu saja semakin banyak pelajaran soal pergaulan dan bagaimana caranya bergaul yang gue dapatkan. Tapi pelajaran yang paling penting di posting-an ini adalah bagaimana cara memulai percakapan, dan dengan siapa lo harus memulai percakapan itu untuk mencapai hubungan pertemanan yang indah dan menyenangkan.

Prolog ini kemudian akan membawa gue ke Seoul, Desember 2015, ketika gue pertama kali ketemu sama Ched, Sascha dan Suzy (bukan member miss A).

Posting-an ini adalah bagian kesebelas dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Susahnya Nyari Taksi di Seoul!
2. Bonjour, Petite France!
3. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
4. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
5. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
6. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
7. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
8. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
9. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
10. Dream Come True: Finally, Seoul!

Ketika di Seoul, gue cukup amazed dengan bagaimana gue sangat berkembang dalam bergaul dan memulai percakapan dengan orang lain. Ditambah lagi kita berbicara bahasa yang berbeda. Beberapa hari di Seoul bikin gue syok juga dengan perkembangan ini yang ternyata sangat oke jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

Gue yang dulu lebih suka makan sendirian di kelas karena bawa bekal dari rumah dan nggak mau ke kantin karena takut sama anak-anak gaul yang ada di sana, sekarang bisa memulai obrolan santai dengan orang asing, bahkan dengan menggunakan bahasa berbeda. Bener sih kata orang, kalau sudah dalam kondisi yang terancam dan tidak ada pilihan lain, do or die.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Maru Hostel Hongdae, gue sudah punya bayangan bahwa di sana nanti gue akan kenalan dengan banyak orang asing. Orang-orang yang juga datang ke Seoul dengan tujuan yang sama: liburan. Walaupun sebenarnya gue waktu itu masih ada kerjaan sih, tapi at least kerjaannya bisa sambil liburan. Gue sudah punya niatan untuk mencari teman orang asing yang enak diajak ngomong paling nggak. Dan bisa berinteraksi sebagaimana di film-film. Setidaknya kenalan untuk tahu nama.

Walaupun kenyataannya, nggak semua orang yang pertama kali bertatap muka sama gue langsung punya koneksi. Tapi beberapa dari mereka justru punya dinding yang tebal sekali.

Hidup di hostel, meski hanya untuk beberapa hari ternyata nggak bisa cuek satu sama lain. Karena kita hidup di "rumah" yang sama dan berbagi kamar mandi, dapur dan bahkan kamar yang sama, mau nggak mau kita harus kenalan. Setidaknya kenalan untuk tahu nama (2). Prinsipnya tuh nggak cuma make yourself comfortable, tapi juga harus make everyone comfortable. Kalo misalnya ada orang yang lo ajak kenalan tapi feedback-nya negatif, yaudah gausah dilanjutin. Daripada dia bete.

Kayak waktu itu ada satu bule cewek, gue nggak tahu dari mana. Rambutnya panjang dan tampilannya kayak anak-anak emo gitu. Pas gue baru dateng dia lagi nonton YouTube yang muterin playlist KPop di televisi superbesar yang ada di ruang tamu hostel. Gue sempat lama di situ karena nungguin penjaga hostel yang lagi keluar, dan gue mau check in. Niat gue buat ngajak dia ngomong aja udah punah karena udah serem sendiri sama tatapan matanya.

Jahat sih. Kan seharusnya nggak boleh judge a book by its cover.

Di ruangan yang sama juga sebenarnya ada orang lain. Tapi semuanya sibuk sama urusan masing-masing. Jadi gue juga yang baru dateng mau nimbrung kok rasanya enggak enak. Makanya pas udah dapet kunci kamar, gue mutusin untuk istirahat dulu aja. Masuk ke kamar dan beres-beres. Di sanalah justru gue ketemu sama Ched.


"Where are you come from?"

"I'm from Manila," katanya. Cara dia menyebutkan kata 'Manila' itu bikin geli. L-nya kayak ada tiga. 'MANILLLA'.

"Oh hi! I'm from Indonesia," kata gue. "Whats your name?"

"Ched."

"Chad?"

"No, its Ched. C. H. E. D,"

"Oh right. I'm Ron," kata gue. Pas gue ngeliat mukanya, gue sadar kalo dia mirip sama seseorang. Tapi gue nggak bisa inget mirip siapa. Yang jelas muka Ched ini familiar banget. Kayaknya kita pernah ketemu sebelumnya. Nggak cuma ketemu, tapi kita pernah ngobrol dan pernah main bareng.

"Nice to see you, Ron!"

"You too!" gue keliatan banget happy-nya. Separo karena akhirnya bisa bicara sama orang yang juga sedang main-main ke Korea dan bukan dari Indonesia, separo karena bahagia ilmu bertemannya kepake dengan baik.

"Jadi, kapan lo sampe Seoul?" tanya dia sambil ngeberesin barang-barangnya. Luar biasa dia ke Seoul bawa dua koper sama satu carrier. Sementara gue cuma bawa satu koper sama ransel aja udah nggak tau lagi harus gimana repotnya.

"Sekitar tiga hari yang lalu. Tapi gue baru aja sampe di Maru beberapa menit yang lalu. Sebelumnya gue tinggal di hotel di deket Myeongdong. Kebetulan gue ke sini kerja," jawab gue sambil merhatiin dia beres-beres. Merhatiin dia bawa beberapa mantel (sementara gue cuma punya satu) dan bawa beberapa sepatu (sementara gue cuma pake satu).

"Oh lo udah kerja?" ekspresi dia kayak nggak percaya gitu. Mungkin karena ngeliat badan gue yang besarnya nggak jauh beda sama dispenser yang ada di dapur yang tadi gue lewatin.

"Iya gue jurnalis. Ini gue ke sini juga sebenarnya masih dalam rangka kerja sih," kata gue. Kita ngomong agak bisik-bisik karena ada tulisan di situ nggak boleh berisik.

"KALO MAU NGOBROL DI LUAR AJA" begitu kata tulisan di dinding dekat pintu.

"Jurnalis? Wow! Gue pengen banget jadi jurnalis. Lo nulis tentang travel?" tapi kayaknya Ched nggak ada niatan untuk menurunkan lagi volume suaranya. Ketika dia denger gue bilang gue jurnalis, dia sangat tertarik untuk mendengarkan cerita lebih banyak.

"Enggak sih, gue sebenarnya nulis tentang KPop. Kebetulan ada syuting drama Korea gitu dan gue dateng buat liputan. Lo suka nulis juga?"

"Suka sih, tapi belom pernah yang diniatin banget. Kayaknya habis dari Seoul ini gue akan mulai nulis di blog. Gue sekarang udah tingkat akhir dan tinggal nunggu wisuda bulan Juni tahun depan," katanya.



Nggak mau baru check in langsung disuruh check out secara tidak hormat, akhirnya gue sama Ched memutuskan untuk cepat-cepat beberes dan keluar dari kamar. Karena kebetulan dia juga mengeluh lapar.

Dalam bayangan gue sih sebenarnya gue pengen ngajak dia jalan malem buat nyari street food. Kebetulan kan di situ deket Hongdae dan gue penasaran aja sama kondisi malam di sana kayak gimana. Tapi nggak jadi. Karena kayaknya di luar sana terlalu dingin dan dia juga udah keliatan capek banget. Sampai akhirnya gue inget kalo di koper gue ada sekantong Alfamart Indomie. Aha!

"Eh, gue ada mie instan nih, dari Indonesia," kata gue sambil buka koper. Buka kopernya beneran pelan-pelan karena suara retsletingnya kenceng banget di kamar yang sepi itu.

"Oh ya? Enak nggak?" dia menanggapi positif. Ini kalo besok ada kompetisi cerita Indomie gue harus ikutan pokoknya.

"Ini enak banget. Semua orang di Indonesia suka. Lo harus coba. Lo mau? Gue pengen makan juga soalnya," kata gue. Baru inget kalo perut udah kelaparan lagi dan ayam yang gue makan di Junggu udah nggak ada rasanya sama sekali di perut. Abis karena jalan kaki, nyari taksi dan emosi.

Gue langsung keluarin keresek Alfamart yang berisi Indomie yang gue bawa dari Jakarta. Gue keluarin satu mie goreng, satu mie rebus. Terus gue kasih liat dia. Ched yang lagi beres-beresin baju langsung mendekat.

"Can I eat this?"

"Can lah! Sure, can! Ini enak banget dan terkenal banget di Indonesia," kata gue. Dia sumringah gitu. Terus gue mencoba jelasin bedanya dari dua mie yang gue kasi tunjuk itu. "Yang ijo ini mie kuah gitu, nah kalo yang putih ini mie goreng, jadi kering. Kalo gue lebih suka yang kering. Tapi kalo lo mau coba yang kuah nggak apa-apa sih."

Ched menimbang-nimbang sebentar mau makan yang mana. Sebelum akhirnya dia bingung dan mutusin untuk nyelesein dulu urusan koper dan barang-barangnya.

"Kayaknya sih gue mau mandi dulu. Abis itu kita makan mie ya. Lo kasih tahu gue cara masaknya," kata dia.

"Oke!"

Mandi malam setelah beraktivitas siang hari itu bukan style gue. Kecuali kalo misalnya lagi liputan luar negeri terus nginep di hotel mahal misalnya. Bela-belain deh mandi malem supaya kamar mandinya nggak sia-sia. Biasa, alay tuh emang gitu. Tapi malam ini gue kayak nggak ada perasaan ingin mandi. Di luar dingin. Di dalem sini hangat sih. Tapi kayaknya sih emang gue harus mandi. Supaya nanti pas masak mie wangi, nggak bau macem-macem. Udah dari Nami, Petite France, Junggu, cemacem bau nempel.

Ched akhirnya mandi duluan sementara itu gue manfaatin waktu buat beresin beberapa barang yang ada di koper.

Nah ngomong-ngomong soal Maru Hostel Hongdae, di sini ada beberapa kamar yang bisa dijadikan alternatif buat tinggal. Seperti yang sudah gue jelasin di posting-an sebelumnya, hostel ini adalah yang termurah yang bisa gue temukan di booking.com. Lokasinya juga nggak jelek-jelek amat. Dan ternyata suasananya sangat homey.

Sumber: chedricangeles.com

Gue tinggal lima malam di sana dengan membayar sekitar Rp 670 ribu. Kamar yang gue pilih adalah shared room dengan bunk bed. Sekamar isinya 12 orang. Termasuk gue dan Ched. Kebetulan waktu booking gue request untuk tidur di kasur atas di bunk bed-nya. Alasannya sederhana: gue parno itu kasur patah dan ambruk terus gue mati kegencet di bawahnya. Sementara gue gak mikirin gimana perasaan orang yang tidur di bawah gue. Karena mungkin mereka nggak separno gue. Kasurnya Ched juga di atas dan sebelahan sama kasur gue tapi posisinya beda.

Buat lo yang misalnya belum pernah tinggal di hostel dan ngerasa kalau 12 bunk bed itu nggak nyaman, ada pilihan lain kok di Maru. Enak juga misalnya lo pergi sama temen berempat, lo bisa pilih kamar yang lebih private yang isinya 4 orang aja (tapi tetep bunk bed juga). Lebih enak dan lebih nyaman karena isinya lo sama temen-temen lo doang. Tapi tentu saja ini lebih mahal secara total, walaupun tetap sharing bisa murah sih. Gue pilih yang 12 karena kebetulan gue sendirian. Dan emang gue nggak terlalu punya masalah dengan tempat tidur. Yang penting ada dan yang penting bisa tidur. Prinsip gue itu sih.

Sebenarnya gue ditawarin buat tinggal di Dongdaemun sama Mbak Dian waktu itu. Dia adalah yang ngundang gue buat ke Korea. Tapi gue tolak tawarannya karena lebih mahal. Walaupun dia nawarin gue buat nggak usah bayar lebihnya dan cukup bayar sebanyak yang gue bayar di Maru, tapi gue tetep nolak karena nggak enak. Hahahaha masa iya dibayarin sih. Manja banget. Kan ngerepotin juga. Akhirnya gue tetep milih di Maru. Emang udah jodoh kayaknya bakalan kenalan sama Ched juga.

Selain kamar dan kasur (inget kalo hostel itungannya per kasur bukan per kamar), di Maru juga ada loker yang bisa dipake seenak kita, asalkan kosong. Loker nggak perlu nyewa jadi bisa kita manfaatin buat naruh barang-barang berharga yang kalo mau jalan agak ribet untuk dibawa. Kayak misalnya laptop gitu. Lokernya cukup luas jadi barang yang masuk juga lumayan bisa muat banyak. DAN FREE WIFI KENCENG!!!!!!!!!!!

Semua pintu kamar di Maru pake kode kayak di drama-drama Korea. Pintu depan (pintu utama) dan pintu kamar juga. Kamar mandi yang gue bisa akses ada tiga. Yang satu ada di deket dapur, tapi ini nggak ada WC-nya, cuma buat mandi aja. Yang satu ada di lorong jalan masuk ke kamar dan di situ ada banyak ruangannya. Ada yang buat mandi doang, ada yang buat buang air doang. Nah yang satu lagi ada di kamar, tapi yang di kamar cuma buat buang air doang. Tapi gue lebih suka yang di kamar karena ada wastafel right beside the WC. Jadi bisa isi air pake botol buat cebok. YAY! Kalo di luar soalnya nggak ada air dan nggak ada semprotannya.

Sumber: chedricangeles.com

Selain itu ada dapur yang bisa dipakai sesukanya. Ini yang gue suka dari hostel, karena kita bisa bebas berkreasi buat makanan dan minuman sesuka hati. Kalo di hotel kan kita nggak bisa masak di kamar. Nah, Maru Hostel Hongdae menyediakan sarapan gratis sampai jam 10 pagi. Sarapan ini berarti roti tawar unlimited, teh unlimited, kopi unlimited, dan telur unlimited. Tapi kalo telur bisa diambil kapan aja karena malam itu gue sama Ched juga bikin Indomie pake telur.

Dapurnya kecil, tapi rapi dan lengkap. Ada kulkas buat storage makanan punya tamu (dengan label nama masing-masing dan tanggal check out), ada kulkas reguler, ada mesin pembuat kopi, air minum, kompor, peralatan masak, dan meja makan unyu yang berkapasitas empat orang. Di dekat situ ada ruang tamu yang sofa dan TV yang tersambung internet.

Sumber: chedricangeles.com

Setelah Ched kelar mandi dan gue juga akhirnya nyusul untuk mandi, kita sama-sama duduk di meja makan. Berusaha ngomong sambil bisik-bisik sementara beberapa orang lain masih duduk depan TV nontonin KPop. Ched keliatan sedang mencoba untuk menyusun itinerary-nya malam itu.

"Lah lo belom bikin itinerary? Gimana cerita?" gue ketawa terus duduk di kursi di depan Ched. Dia udah ganti baju yang lebih santai. Pas itu gue kepikiran lagi sama pas tadi kenalan kita di kamar, yang gue bilang dia mirip temen gue. Tapi siapa...?

"Sebenarnya gue tuh udah bikin. Tapi catetan gue ilang," dia ketawa. Kawat giginya bener-bener ngingetin gue sama temen gue yang gue lupa siapa. "Jadi ini gue kayak harus bikin lagi dan mencoba untuk inget-inget apa yang udah gue tulis kemaren," katanya. Ched lanjut ngoceh tentang beberapa tempat makan yang dia pengen datengin dan ada di kawasan Hongdae ini. Sementara buat gue, makan tuh kayak opsi terakhir banget. "Mereka punya kafe yang lo bisa ngasih makan domba gitu. Lucu deh. Eh ngomong-ngomong, jadi mau masak mie?"

"Oh iya, ini, masak aja!" gue kasih Indomie-nya. Dia ambil yang mie goreng. Gue sebenarnya pengen bantu buat masakin. Tapi gue penasaran juga apakah dia bisa masak mie itu atau nggak. Atau mungkin dia ngeh atau nggak di belakang tuh sebenarnya ada petunjuk masaknya. Tadi sih gue udah bilang itu mie kering. Semoga dia inget.

Dan ketika itu gue langsung inget ternyata si Ched ini mirip siapa.

"CHED! I REMEMBER NOW!" gue histeris. Alay banget sih Ron. Tsk!

"WHAT?! WHAT?!" sebel, dia nanggepinnya juga kayak gitu.

"Dari tadi tuh gue mikir dan agak kesel karena nggak ketemu-ketemu di kepala gue. Lo mirip sama temen gue. Sekarang gue inget siapa," kata gue. Langsung gue keluarin hape dan cek profile picture WhatsApp-nya temen gue yang gue bilang mirip sama dia. "Namanya Dicky. Dia sekarang lagi liputan di Jepang nih. Menurut gue sih lo mirip," kata gue.

"Err... No... Not at all." jawab Ched sambil mencong-mencongin mulut, ngerti kan kalo bule say no terus mencong-mencongin mulut kayak gimana.

"Tapi mirip ah kata gue," kok guenya nyolot.

"Nggak ah," jawab dia.

"Mungkin karena kalian berdua pake kawat gigi kali ya," kata gue lagi.

Gila sih, menurut Ron semua orang yang pake kawat gigi di dunia ini pasti mirip. Jadi kalo someday Irene pake kawat gigi dia mirip Betty La Fea gitu maksudnya, Ron?

Akhirnya obrolan mirip nggak mirip itu berakhir di depan kompor ketika Ched mulai masak Indomie. Ternyata emang dia nggak baca petunjuk masaknya. Dan nggak inget sama apa yang gue bilang di kamar tadi mana yang kuah mana yang kering. Soalnya pas mie-nya udah mateng, dia hampir aja masukin bumbu mie goreng ke dalam mangkok yang berair.

"EH NO NO NO! YOU SHOULD TIRISIN AIRNYA FIRST!" kata gue heboh. Orang-orang yang nonton TV itu mungkin udah kesel kali dari tadi kita berdua berisik banget di dapur kayak penganten baru.

"OH? HAHAHAHAHAHA SORRY HAHAHAHAHAHA," dia heboh sendiri.

Abis itu gue ambilin dia saringan(?) gede yang ada di rak dan nirisin mie itu terus lanjutin campur bumbunya. Setelah itu gue juga bikin mie sendiri dan kita makan sambil ngelanjutin itinerary-nya Ched. Rencananya dia besok akan dijemput sama temennya yang bernama Suzy. Suzy adalah orang Korea yang pernah tinggal di Manila dan satu SMA sama dia dulu. Jadi si Suzy ini yang bakalan jadi tour guide dia selama di Seoul. Kebetulan besok mereka mau jalan.

Sementara gue baru dijemput Mely satu hari setelah besok. Dan besok tuh gue rencananya emang mau jalan-jalan sendiri. Dan sorenya gue mau ketemuan sama Anis di SMTOWN COEX Artium. Tapi itu baru sore. Sementara gue masih punya waktu beberapa jam sebelum sore.

"Lo ikut sama gue aja, sama Suzy. Besok rencananya kita mau ke daerah Gwanghwamun, Ssamziegil, Insadong, dan lain-lain di deket-deket situ. Gimana?" tanya dia.

Tawaran yang bener-bener nggak mungkin gue tolak. Daripada gue canggung jalan-jalan sendiri, kan mending ikut aja sama mereka. Bisa sekalian dikasih tau macem-macem sama temennya juga. Walaupun sih, sebenarnya tetep canggung. Karena nyatanya ketika gue jalan sama mereka, gue lebih banyak diem dan masih bener-bener malu banget buat minta difoto. LOL

TADI KATANYA UDAH BERKEMBANG KEMAMPUAN BERGAULNYA! PEMBOHONG!

Sumber: chedricangeles.com

Dan setelah gue menyetujui untuk ikut jalan sama mereka, kitapun tidur di kasur masing-masing. Benar-benar hari yang melelahkan. Lotte Hotel Seoul - Nami - Petite France - Junggu - Hongdae. Kaki gue nyut-nyutan. Kepala gue alhamdulillah dingin. Dan Maru Hostel Hongdae Alhamdulillah juga hangat. Gue matiin lampu kasur terus berusaha untuk terpejam dan bangun sebelum alarm hape gue membangunkan semua orang pas subuh nanti.

Di situlah gue baru inget, kalo gue baru saja meracuni satu orang Filipina dengan mecin.

Semoga dia masih bangun besok pagi.


Terima Kasih Britney Spears!

$
0
0

Di suatu siang, beberapa hari setelah Lebaran 2015, gue dan Dimas, salah satu temen gue yang dulunya anak cover dance dan sekarang sudah pindah haluan jadi penyanyi nasyid tapi masih menyimpan hasrat untuk nge-dance tapi dia hanya bisa memendam hasrat itu karena di satu sisi dia merasa aneh di sisi lain dia merasa pengen, sedang menunggu pesanan pizza di salah satu tempat makan di kawasan Pasir Kaliki, Bandung. Nama tempatnya Herb & Spice. I reccomend you to try every food in there because it taste really really good. But that’s not my point.

Gue termasuk orang yang susah percaya sama orang lain untuk urusan cerita-cerita masalah pribadi. Tapi di saat yang sama gue orangnya gampang dipancing untuk cerita-cerita masalah pribadi. Nah, bingung kan?

Sama.

Gue juga suka bingung sama diri gue sendiri. Ketika gue berniat untuk menyaring siapa-siapa saja yang berhak mendengarkan kisah-kisah kehidupan pribadi gue yang paling pribadi malah jatohnya jadi nggak kesaring karena kadang-kadang gue bisa random acara cerita sama siapa aja.

Dimas mungkin satu di antara banyak orang yang pernah mendengarkan curhatan-curhatan gue soal kehidupan. Dan topik siang itu adalah comfort zone.

Gue yakin semua orang di dunia ini pasti punya zona nyaman yang nggak pengen mereka tinggalkan. Dan buat gue, zona nyaman itu adalah Kpop. Nggak sekedar masalah fandom dan suka sama siapa, tapi Kpop buat gue adalah sumber penghasilan selama tiga tahun terakhir. Gue hidup dengan menulis berita Kpop di media mainstream dan kasarnya Kpop adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidup gue sejak 2013 sampai jelang akhir 2016 ini. Karena berkat Kpop gue bisa bayar kosan, makan, minum, dan juga jalan-jalan ke beberapa negara yang mungkin sama sekali nggak pernah kepikiran di kepala gue sebelumnya.

Bekerja sebagai jurnalis Kpop adalah hal yang sangat menyenangkan buat gue. Nggak, bukan sangat menyenangkan. Tapi SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT SANGAT MENYENANGKAN.

“Apa sih yang paling menyenangkan di dunia ini selain mengerjakan hobi sendiri dan dibayar?” kata salah satu wartawan hiburan di sebuah sesi wawancara Yubin ‘Wonder Girls’ via telepon beberapa tahun lalu. Lucunya, dia adalah pembaca blog gue juga. “Gue tahu lo lebih dulu dari blog daripada tahu lo wartawan Kpop,” katanya. Gue nggak bisa menyembunyikan senyuman malu-malu gue saat itu.

Kpop adalah zona yang benar-benar nyaman. Di situ gue merasa bisa jadi diri gue sendiri. Di saat orang lain sedang heboh mendengarkan lagu baru Tulus atau DJ Snake, gue tetap dengan EXO dan SNSD. Ketika orang lain sedang heboh membahas apakah benar Saipul Jamil punya video porno sama cowok seperti yang diunggah oleh sebuah akun anonim di Instagram dan jadi heboh di media online, gue tetap heboh manas-manasin orang yang nggak suka sama Baekhyun-Taeyeon. Kpop buat gue sangat penting dan signifikan. Kpop buat gue adalah kehidupan. Kpop buat gue adalah identitas. Kpop buat gue adalah zona nyaman.

2 Januari 2016, Liputan konser KRY di Jakarta (ronzstagram)

Begitu juga dengan kantor yang mempekerjakan gue selama tiga tahun terakhir sebagai jurnalis Kpop, detikcom/detikHOT. Lo nggak akan menemukan tempat senyaman ini di manapun di Jakarta. Setidaknya begitu yang gue rasakan sejauh ini.

Karena emang gue baru kerja di dua perusahaan aja sejak lulus kuliah, hehehehe

Obrolan gue dan Dimas sore itu nggak jauh-jauh dari Kpop sebenarnya. Soal cover dance, drama, lagu dan macem-macem. Dan topik Britney Spears itu tiba-tiba aja muncul.

“Aku tuh seneng deh ngeliat Adhan,” kata gue ke Dimas. Adhan adalah salah satu ikon Kpop di Bandung yang mungkin sering lo liat sebagai MC di banyak acara. Kita pernah nge-MC bareng di gathering EXO beberapa tahun lalu dan terakhir ketemu puasa kemaren di kosan temen gue di Pancoran.

“Kenapa kak?” tanya Dimas yang entah kenapa terlihat tidak nyaman dengan kondisi sekitar di tempat itu. Mungkin dia takut dikira sedang pacaran sama gue.

“Seneng aja karena dia pede banget. Ada dua hal yang bikin aku iri sama orang di dunia ini, orang pinter sama orang yang percaya diri. Menurutku Adhan itu sosok yang pantas untuk di-adore. Ngerti gak sih, dia nggak pernah takut buat jadi apa yang dia mau dan dia bodo amat sama omongan orang. Dia kayak nyaman banget gitu sama dirinya sendiri. Kalau aku sih ngeliat dia kayak gitu,” kata gue lagi. Sayangnya Dimas sepertinya nggak terlalu tertarik dengan topik ini dan akhirnya topik obrolan kita beralih ke masalah kenyamanan.

“Aku tuh suka sebel deh sama diriku,” gue mulai lagi. Ekspresi Dimas menunjukkan bahwa dia minta gue menjelaskan maksud dari kalimat gue apa. “Iya, kayak aku tuh merasa sangat mudah sekali dipengaruhi sama media,” gue ketawa.

“Contohin,” kata Dimas singkat.

“Kayak misalnya waktu itu, aku lagi iseng abis solat maghrib nge-scroll Facebook dan ngeliat posting-an Britney Spears,”

“PFFTTT... BRITNEY SPEARS?!”

“Iya. Jadi posting-an Facebook dia kayak quote gitu. Aku lupa isi persisnya apa, tapi yang jelas pesan dia kayak gini: Kita nggak akan pernah bisa merasakan bagaimana dunia di luar sana kalau kita tetap berada di zona nyaman. Dan sejak aku baca itu, aku kepikiran terus sampai sekarang. Aku emang nggak kenal personal sama Britney, dia mungkin nggak tahu aku ada di dunia ini. Tapi kenapa posting-an itu sangat ngena ke aku ya?”

Begitu awalnya sampai akhirnya kata ‘zona nyaman’ itu terus menggema di kepala gue. Walaupun gue mencoba untuk nggak memikirkan apa yang ditulis Britney saat itu, jauh di lubuk hati gue (halah) kalimatnya tetep membekas.

Kalau mau jujur, nggak ada hal yang bikin gue sangat percaya diri dengan kemampuan gue selain menulis. Okelah, gue bukan orang yang mungkin bisa merangkai kata-kata puitis atau semacam sastrawan yang setiap rangkaian katanya itu punya kesan seni. Tapi menulis seperti ini, mengosongkan pikiran gue dengan menuangkannya ke dalam tulisan adalah hal yang mungkin paling gue sukai dari menjadi seorang Ron. Makanya ketika detikHOT mencari seorang jurnalis Kpop, gue pun nggak segan-segan untuk masukin lamaran ke sana.

“THIS IS MY DREAM JOB!” kata gue ke salah satu temen kuliah gue di tahun terakhir kita di kampus. “Gue kayaknya bakalan magang di detik deh mau jadi wartawan Kpop.” Tapi saat itu, 2011 atau 2012, gue kirim surat lamaran untuk magang tapi nggak dipanggil. Setahun kemudian malah diterima jadi wartawan beneran, bukan wartawan magang.

Waktu wawancara BTOB di Medan, Desember 2015. Sengaja nggak dikasi watermark. (ronzstagram)
Buat gue, detikcom bukan cuma sekedar kantor tapi rumah. Setiap hari yang gue habiskan selama tiga tahun terakhir nggak pernah terasa seperti kerja. Di sana juga gue bisa tidur, makan, mandi dan bener-bener enak deh! Ada sih, hari-hari ketika gue suntuk banget kayak misalnya waktu liputan Mulan Jameela di sebuah acara ulang tahun stasiun televisi dan gue harus nunggu dia bisa diwawancara sampai jam 12 malam. Tapi di luar itu, pekerjaan ini sangat menyenangkan.

Setiap hari tuh kayak main-main dan nggak berasa kerja. Ya kepoin berita Kpop, ya nonton MV Kpop, ya nonton drama terus di review, ya dengerin album Kpop terus di review, ya dateng ke konser gratisan, ya pergi ke Korea dan ketemu artis. Gimana coba lo nggak seneng dan menjadikan pekerjaan ini sebagai zona nyaman lo? Gimana coba bisa mikir buat nyari kerjaan lain?!?!?!?!? INI TUH UDAH PALING JUARA.

“Kayaknya gue nggak bakalan pindah deh. Kayaknya selain di bidang ini gue nggak berguna deh di luaran sana.” Kata gue becanda tapi agak serius. Gue terlalu mencintai pekerjaan ini sampai-sampai gue merasa bahwa kemampuan gue cuma sebatas ini. Jadi kayak underestimate diri sendiri gitu. Tapi ya mau gimana lagi... terlalu asik di detikcom tuh. Terlalu asik jadi wartawan Kpop tuh.

Gue bukan tipe orang yang punya keharusan mencari tantangan untuk membuat dunia gue lebih berwarna. Asal gue makan cukup, tidur cukup, nonton drama cukup, ngeliatin IU cukup, gaul sama temen-temen cukup, itu sudah membuat gue bahagia. Tapi ternyata, tiba juga waktunya gue merasa bahwa mungkin sudah saatnya mencari tantangan baru.

“Siapa tahu abis ini gue bisa kerja di SM beneran.” Gue ketawa sendiri kalau mikirin hal ini. Semua fans mungkin akan sangat menginginkan pekerjaan ini. Ya kerja jadi wartawan Kpop di detikcom, ya kerja juga di SM. Sementara kalo melihat kualifikasi gue boro-boro SM mau mempekerjakan gue. CV gue aja masih kosong. Dan cara untuk mengisi CV itu adalah pindah kerja.

Tapi selama setahun berselang setelah obrolan sama Dimas soal Britney Spears itu, keinginan untuk pindah kerja sama sekali nggak muncul lagi di kepala gue. Apalagi ketika detikcom kemudian mengirim gue untuk liputan ke New York dan Korea di akhir 2015. MEN. GIMANA GUE MAU KELUAR DARI ZONA NYAMAN KALO SEMAKIN LAMA GUE DIBIKIN SEMAKIN NYAMAN?! Sampai akhirnya, “Udah, persetan sama Britney Spears, hidup-hidup gue ya Brit, nggak ada urusan sama quote lo!”

Dan gue pun mulai lupa sama quote itu selama beberapa waktu dan menikmati kenyamanan berlebihan yang ditawarkan oleh detikcom. Tapi manusia kan hanya bisa berencana. Tuhan juga yang menentukan segalanya.

Waktu liputan 'Saimdang - The Herstory' di Korea, November 2015. Cerita soal ini bisa klik di sini. (ronzstagram)
Bulan puasa tahun ini sebuah tawaran datang ke gue. Sebuah tawaran yang penuh tantangan dan menjanjikan sebuah pengalaman baru yang bener-bener beda dari apa yang sudah gue jalanin selama ini. Sebuah tawaran yang sukses bikin gue galau segalau-galaunya, dan bikin gue kepikiran lagi sama Britney Spears.

“Lo mau nggak, kerja di MD Entertainment?”

Gue bengong lama. Lama banget.

“Maksudnya, resign dari detik?”

Gue diem lagi. Lama banget.

Oke ini lucu. Sangat lucu.

MD Entertainment bukanlah sebuah nama baru di kuping gue. Tentu saja. Sejak SMA kelas 1 sampai tahun 2011 atau 2012, hidup gue nggak pernah jauh dari production house ini. GUE NONTON CINTA FITRI SEASON 1 SAMPAI SEASON 7. TOLONG. Dan nggak cuma itu, gue juga pernah punya akun di forum sinetron Lautan Indonesia dan khusus membahas sinetronnya MD. Gilak sih. GILAK SIH KENAPA TIBA-TIBA ADA TAWARAN KERJA DI SITU.

Gue menanggapi tawaran itu awalnya dengan tidak serius. Sampai akhirnya menjadi serius ketika orang yang menawarkan gue pekerjaan itu menjelaskan apa yang akan gue lakukan, apa yang akan dia lakukan, dan bagaimana prospek ke depannya kalau gue menerima tawaran itu. Masalahnya sekarang apakah gue mampu?

Wawancara Shane Filan (Westlife), Oktober 2014. Ini pertemuan kedua, baca cerita pertemuan pertama di sini.(ronzstagram)
Gue yang selama ini kerjanya sangat santai dan cuma sebatas Kpop doang, apakah gue mampu pindah haluan secara drastis dan kemudian melupakan semua hal tentang Kpop ini? Mana lagi jawabannya harus gue kasih segera. SESEGERA MUNGKIN. Sebelum puasa abis, gue udah harus punya jawaban.

Tidur gue sama sekali nggak nyenyak sejak malam itu. Semua orang gue recokin dengan pertanyaan yang sama. Dan semua orang ternyata (sebel banget) sangat mendukung gue untuk pindah.

“Ya kamu harus berkembang kan, nggak bisa stuck di satu tempat aja.”

“Tapi masalahnya ini Kpop. Apalah hidup gue tanpa Kpop?” tetep ngeyel.

“Ya masalahnya kalo kamu di situ terus ya kamu nggak akan berkembang.”

“Kalo aku pindah, aku nggak bisa ke luar negeri lagi dong ya,” mendadak kehilangan kesempatan ngalay di Korea untuk Gayo Daejun 2017.

“Ya kalo uang kamu udah banyak kan kamu bisa ke luar negeri kapan aja.”

“Gue bener-bener nggak siap. Apakah gue harus mengorbankan mimpi gue untuk menjalani mimpi orang lain?” begitu kata gue ke salah satu temen di satu malam ketika gue nggak bisa tidur karena mikirin hal ini. Dan di saat yang sama, Britney Spears kembali lagi dan kembalinya nggak kira-kira, tapi terus-terusan mengganggu pikiran gue.

SIAL! SIAL! KENAPA SIH BRIT?! GAUSAH SOK KENAL SAMA GUE BISA GAK!?!?!?

Waktu liputan press conference fanmeeting GOT7 di Jakarta, November 2015. (ronzstagram)
I made my decision that night. Ya. Gue sudah memutuskan untuk menolak tawaran itu. Dan ya, gue sudah menolak tawaran itu. Gue akan tetap jadi jurnalis Kpop aja. Gue akan tetap di tempat yang sekarang. Bodo amat sama stuck di zona nyaman. Yang penting gue bahagia. Gue belom ketemu IU. Gue belom wawancara EXO. Gue akan tetap di sini. TITIK.

Satu jam kemudian.

“Mas, gue mau pindah ke MD Entertainment.”

Kepala gue rasanya mau pecah. Selama seminggu setelah itu gue sama sekali nggak tenang. Pikiran-pikiran tentang mengucapkan selamat tinggal pada zona nyaman sangat menghantui gue. Sementara Britney, si keparat yang udah bikin gue mengambil keputusan besar dalam hidup gue, nggak muncul untuk memberikan semangat atau apapun.

YA GIMANA SIH ORANGNYA AJA NGGAK TAHU SAMA URUSAN HIDUP LO, RON?!?!?!?!

Akhirnya gue cuti tiga hari sebelum lebaran dan pulang weekend terakhir puasa ke Lombok. Perlahan-lahan gue merasa diberi pencerahan. Memang mungkin ini sudah rencana Tuhan. Mungkin ini memang jalan menuju sebuah kehidupan yang lebih baik tanpa terlalu memikirkan bayar tagihan. Mungkin memang ini cara terbaik untuk nabung kalau-kalau ada yang mau diajak duduk di pelaminan.

“Kayaknya ini jalan deh, supaya lo bisa cepet kerja di SM.” Sayup-sayup terdengar suara bisikan menyebalkan dari sudut terjauh dan terdalam di hati kotor gue. Tapi mungkin dia benar. Mungkin memang jadi jurnalis akan membuat gue lebih dekat dengan para bias. Tapi dengan bergelut di industri entertainment-nya langsung siapa tahu justru malah bisa membuat gue berada di tengah-tengah bias selalu.

TETEP YA YANG DIPIKIRIN ITUNYA. HAHAHAHAHAHAHAH Dan begitulah, akhirnya gue resign dan akhirnya pindah ke tempat baru.

Ketemu Park Bo Young, Oktober 2015. Baca cerita selengkapnya di sini.(ronzstagram)
Ada satu hal lucu yang terjadi sebelum gue masuk detikcom. Dan satu hal lucu yang terjadi sebelum gue masuk MD Entertainment. Dan keduanya terjadi ketika gue masih jadi mahasiswa dan entah gimana berhubungan.

Gue punya temen namanya Tora yang suka banget nulis dan suatu hari dia pengen ikutan sayembara menulis yang digelar oleh majalah Femina. Karena deadline-nya sudah mentok, dia nggak mau ngirim naskah lewat pos tapi pengen dianter sendiri ke gedung Femina. Kebetulan gedung Femina itu ada di Kuningan.

Tora ini dari Medan. Gue dari Lombok. Saat itu belum ada teknologi bernama Google Maps karena masing-masing dari kita nggak dibekali dengan handphone yang memadai. Akhirnya dengan bermodalkan tanya-tanya ke orang, kita naik kereta dan berniat ke Kuningan.

Untuk ukuran anak kampung yang nggak pernah melihat Jakarta secara langsung, daerah Kuningan bikin gue sangat shock karena banyak banget gedung tinggi. Setelah muter-muter tanya orang di mana lokasi gedung majalah Femina, gue sama Tora akhirnya menemukannya setelah berjalan kaki selama setengah jam atau empat puluh lima menit. Setelah itu kita bingung, gimana caranya pulang ke Depok.

Akhirnya kita mutusin buat naik TransJakarta aja. Walaupun nggak tahu harus turun di mana. Karena kita ragu takut kejauhan, kita turun di halte Mampang Prapatan. Dulu gue nggak tahu nama daerah itu, yang gue inget adalah setelah turun kita langsung masuk ke Giant dan beli minum. Lalu keluar lagi dan melihat metro mini 75 lewat dan gue meyakinkan Tora kalau itu bisa membawa kita ke Depok via Pasar Minggu.

Wawancara Song Ji Hyo & HaHa, Oktober 2014. (ronzstagram)
Dua tahun setelah itu, sekitar 2012, gue dapat beasiswa dari yayasan Turki PASIAD yang kantornya ada di Warung Buncit. Ketika pertama kali ke sana gue merasa deja vu. Kayaknya gue pernah deh ke daerah ini? Gue pernah naik Metro Mini 75 ini deh. Dan gue kemudian ingat petualangan gue dan Tora di tahun pertama kuliah kita di 2009/2010 itu.

Satu tahun setelah beasiswa itu, gue diterima di detikcom dan kantornya juga ada di Warung Buncit. Lucunya, kantor detikcom berseberangan dengan kantor PASIAD.

Tiga tahun setelah diterima di detikcom, gue pindah ke MD yang kantornya di Kuningan. Di kawasan tempat gue dan Tora kesasar waktu nyari gedung Femina. Saat itu mungkin gue buta banget sama Kuningan – Mampang – Warung Buncit. Tapi siapa sangka selama tiga tahun kemudian justru itu jadi wilayah yang kayaknya setiap hari gue lewati.

Kok bisa begitu ya? Apakah ini berarti gue akan bener-bener kerja di SM sebelum gue berusia 35 tahun?

WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKKAAAAAAMIIIINWKWKWKAKWAKWKAKWKAW

Waktu liputan ke New York, di Times Square. Baca cerita selengkapnya di sini. (ronzstagram)
Salah satu dream job gue sudah gue tunaikan. Masih banyak dream job lain yang belom kesampaian sih sebenarnya. Di antaranya adalah jadi badut ulang tahun, jadi mas-mas Domino Pizza yang nawarin promo di pinggir jalan, dan jadi kasir di Carefour. Dan yah, walaupun gue sangat berat meninggalkan status gue sebagai jurnalis Kpop, tapi tiga tahun belajar di detikcom bukanlah waktu yang singkat. Cukup untuk membuat gue lebih tahu dan membuat gue jadi punya pengalaman. Mungkin ini saatnya untuk menuju ke dream job yang lain (ehem) (SM) (ehem). Dan kita sudah sampai pada titik gue harus mengucapkan selamat tinggal untuk zona nyaman, sekarang waktunya untuk membuat zona nyaman yang baru.

Yang jelas gue harus berterima kasih kepada Britney Spears. Tanpa quote menyebalkan tapi benar itu gue mungkin nggak akan berani mengambil keputusan sebesar ini dalam hidup gue. Ini adalah titik paling penting dalam karier profesional gue sebagai manusia di kehidupan nyata. Dan lucu aja bagaimana Tuhan menunjukkan jalan itu lewat Britney Spears yang padahal kenal sama gue juga kagak.

Dan terima kasih untuk Tora yang entah gimana membuat semua ini berhubungan secara aneh. Juga untuk Dimas yang sudah mau mendengarkan keluh kesah nggak penting gue soal Britney. Udah berasa temen SMP aja gue sama dia.

Gue mungkin udah nggak nulis lagi untuk detikcom sekarang, tapi karena menulis bisa di mana aja dan gue nggak mau jauh dari Kpop, sekarang gue kontributor di Salam Korea dan (hopefully) di Creative Disc.

Thank you for everyone who stick with me all these times. And for you, my lovely readers, you are my world.

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)




“Joshua!” - “Hi!”

$
0
0

Gue sudah bisa meramalkan kalau bulan Agustus ini akan jadi salah satu bulan paling hectic di sepanjang tahun. Alasannya sudah pasti karena kerjaan baru. Setiap kali pindah kerja gue selalu punya kekhawatiran untuk tidak adanya waktu buat menulis. Dulu waktu pindah ke detikcom juga gitu. Blog sempat keteteran beberapa bulan dan pas juga comeback EXO yang ‘Wolf’. Sekarang pindah ke tempat baru (dan EXO comeback ‘Lotto’ hahahaha) berasa déjà vu. Tetapi bersenang-senang sangat diperlukan dalam kondisi seperti ini. Selain kasih sayang Tuhan, apalagi yang bisa membuat hati dan pikiran santai sejenak selain bersenang-senang (di jalan yang benar)?

Aneh rasanya menjalani hidup selama nyaris sebulan di luar ladang gandum KPop. Gue yang biasanya berkutat dengan Notepad setiap harinya dan ngetik 10 berita per hari, sekarang harus beralih ke Microsoft Excel. Mencoba untuk memanggil lagi memori-memori lama ketika gue SMP dan belajar aplikasi itu untuk pertama kalinya di ruang komputer SMPN 2 Mataram. Perubahan mendadak ini benar-benar bikin shock. Keluar dari zona nyaman tentu saja tidak mudah. Tapi sekarang saatnya membuat zona nyaman yang baru.

Tempat kerja gue yang baru ini sangat menyenangkan. Ada banyak orang-orang yang seru dan juga orang-orang penting di industri hiburan Indonesia. Gue bertemu dengan orang-orang di balik sebuah poster film keren, orang-orang di balik casting sebuah film box office, sampai ketemu bocah-bocah pemain sinetron remaja seangkatan Randy Martin. Tapi seperti yang gue jelaskan di awal, sebulan terakhir ini benar-benar hectic. Gue sendiri sedang mencoba untuk menyesuaikan diri dengan ritme kerja yang baru dan bener-bener cepat ini. Walaupun itu berarti gue udah nggak punya lagi banyak waktu di depan Twitter dan situs-situs gosip KPop.

“Gue udah nggak bisa lagi nonton Laura in the Kitchen nih! Coba lo bayangin, gue udah lima hari nggak liat resep baru di YouTube-nya!” kata gue ke Ajie—member grup dance cover paling hits se-Asia Afrika (setidaknya di hati hamba yang receh ini)—di halte TransJakarta sepulang kantor di suatu malam.

Di detikcom biasanya gue bisa nonton lebih dari 6 video memasak dalam sehari dengan 6 resep yang berbeda. Tapi sekarang, buka YouTube aja rasanya agak susah. Walaupun pelan-pelan mulai longgar dan senggang sih. Tapi seringkali sibuk. Welcome to real life! #pencitraan. But anyway, inilah hidup yang sesungguhnya, bukan? Harus dinikmati. Pekerjaan tuh nggak ada yang berat kalo dinikmati. Memang kali ini agak lebih komplikasi dari sebelumnya tapi lebih menantang.

Di suatu pagi ketika gue sedang hectic mengejarkan laporan (dalam kondisi sangat suci karena selama beberapa hari di awal bulan Agustus gue nggak pernah lagi spazzing di Twitter) tiba-tiba gue menerima notifikasi chat dari abang KPop baik hati paling hits se-Nusantara. And he delivered a good news that I’ve been waiting for these past few weeks.

“Aku ada dua tiket Seventeen di Singapore. Kamu masih mau gak?”

Gue nggak pernah ngerasain ditimpa durian runtuh jadi gue nggak bisa mengibaratkan kondisi gue pagi itu dengan kiasan “bak ketiban durian runtuh”. Mungkin yang lebih pas adalah “bak dua bias yang selama ini bagaikan mustahil bisa bersatu tiba-tiba bertemu dalam sebuah produksi drama dan jadi dekat satu sama lain di dunia nyata bukan lagi dalam delusi semata”. Seketika gue juga lupa diri. Siapa gue? Apa itu kerja? Sedang apa gue di sini? Siapa itu Britney Spears? Apa itu EXO?! SEVENTEEN IS LIFE!

FTW!

Kaki gue nggak bisa diem sejak nerima LINE itu. Bergerak-gerak sendiri, tremor kayak adegan film Warkop DKI ketika salah satu dari mereka turun dari bajaj dan badannya geter-geter nggak berenti karena di sepanjang jalan bajaj-nya geter-geter nonstop juga. Laporan gue cuekin. Excel gue kesampingkan. Mata gue fokus ke LINE sambil gemeteran memikirkan banyak hal. Termasuk dari mana gue akan mendapatkan puing-puing receh untuk berangkat ke Singapura. Tapi kalau menolak kesempatan kayak gini tuh semacem nggak bersyukur banget. Karena kesempatan kayak gini nggak mungkin dateng dua kali. ITS NOW OR NEVER!

“MAU!”

Udah gue jawab gitu aja. 99% gemeter, 1% nge-dance AJU NICE dalam hati. Tetapi kekuatannya bisa meruntuhkan gedung kantor yang dari luar keliatan sangat ppanjak ppanjak ini. Kenapa dance-nya dalam hati dan nggak teriak-teriak seperti biasa? Karena gue harus behave. Kantor ini formal banget. Jadi gue harus bisa terlihat seperti Raline Shah ketika sesi photoshoot: kalem dan bersahaja. Di saat yang sama, tangan gue nggak bisa disetop untuk buka situs penjualan tiket pesawat dan nge-tag penerbangan ke Singapura untuk menjemput Joshua.

HONG JISOO, I HYUNG BERKUMIS-EUN WASOYOOOO!!!!



Oke, sebut gue fans karbitan. Yes. Gwencana Sarangiya. Gue bukan Carat? Gak apa-apa. Malu juga sih gue mau nyebut diri Carat. Karena sampai sekarang gue aja belom punya CD Seventeen sama sekali. Prinsip gue masih sama: kalo lo belom punya CD mereka, belom bisa nyebut diri masuk fandom. Rasanya memang kok kayak “APA SIH!?!?!” tapi ini sih prinsip gue pribadi doang. Kayak misalnya gue suka banget SHINee sejak mereka debut tapi gue sama sekali nggak punya CD mereka loh. BYE, GUE BUKAN SHAWOL. GUE CUMA FANS KARBITAN. Seventeen juga demikian.

Awalnya gue suka Seventeen juga sebenarnya karena temen-temen main. Karena pas kumpul mereka semua selalu bahas Seventeen. Jadi kan gue penasaran juga. Walaupun sebenarnya konsep besar grup Seventeen sendiri gue sudah tahu sejak lama. Ya, namanya juga jurnalis KPop kan. Pastilah cari tahu dan kepo-kepo. Sebisa mungkin harus netral dan nggak boleh bias (walaupun banyak juga berita gue yang bias LOL). Dan ketika akhirnya acara mereka di MBC Music itu tayang, gue juga ikutan seneng karena akhirnya grup ini pecah telor juga (walaupun NU’EST akhirnya malah jadi flop banget--SEDIH YA ALLAH KEMBALIKAN KEJAYAAN REN!!!!!).

Waktu awal debut gue sama sekali nggak tertarik mendengarkan lagu ‘Adore U’ itu. Pernah temen gue nyanyi di karoke dan gue nggak bisa ngikutin sama sekali. Baru banget ini gue suka sama ‘Adore U’ dan nontonin video dance practice mereka satu per satu. Dari situ gue menemukan alasan kenapa akhirnya gue memutuskan untuk suka mereka. Dan alasan itu sejalan dengan waktu gue ngeliat dance practice ‘Mansae’. Apalah arti fans karbitan seperti gue tanpa lagu ‘Mansae’ yang ternyata kalo lagunya diganti ‘Diobok-obok’-nya Joshua ternyata koreografinya tetep masuk.

Karena ‘Mansae’ gue jadi suka Seventeen. Dan karena penampilan dance mereka yang sangat asyik dan meriah dan kayak penampilan menyanyi dan menari anak-anak SMA ekskul teater musikal itu juga gue suka mereka.

Kesukaan seseorang pada sebuah grup tentu saja akan diikuti dengan seonggok daging berjalan yang disebut bias. Gue sendiri sebenarnya adalah tipikal orang yang receh banget untuk urusan per-bias-an ini. Waktu belom kenal satu per satu member-nya, pertanyaan pertama gue adalah “Leader-nya siapa?”

Selama ini gue memang termasuk yang selalu mengidolakan leader atau sebutan kasarnya Leader Whore. Sederet bias gue leader semua kayak Suho, Irene, Onew, Taeyeon, bahkan sampai Babysoul-nya Lovelyz. Ketika temen gue ngasih liat S.Coups, gue langsung yang, “Yaudah nge-fans dia aja.” Padahal ngeliat mukanya aja belom. Eh pas liat, spontan nyanyi “Bila kita mencintai yang lain. Mungkinkah hati ini akan tegar.” Sambil berlari-lari menggunakan rok dari taplak meja di Kawah Putih, Ciwidey.

Selain leader, gue biasanya suka member yang paling nggak banyak tingkah. Lelah dengan kelakuan cabe-cabean macem Byun Baekhyun, gue berniat untuk cari member yang paling alim di grup ini. Dan waktu ditanya siapa yang paling relijius yang setidaknya bisa diajak ngaji setiap malem Jumat, mereka kompak menjawab Joshua.

“Yaudah gue ngefans dia aja.”



Kalau yang ini, gue udah tahu mukanya. Karena temen gue juga ada yang spazzing dia mulu. Jadi gue hapal. Dan sebenarnya waktu gue sok-sokan milih bias itu gue juga yang biasa aja sama si Jojo (akrab). Nggak terlalu yang gimana banget. Yaelah, kan gue nggak masuk fandom juga, yaudah gausah diseriusin. Sampai akhirnya gue nonton video cut yang dia ngomong bahasa Inggris di suatu siang yang panas dan perut lapar.

Pertahanan gue langsung runtuh. Gue ketawa kenceng banget sampai usus gue berserakan. Padahal videonya sama sekali nggak lucu. Dan di video itu dia juga nggak berniat untuk ngelucu. Dia cuma memperkenalkan diri doang. Tapi gue ketawa. Lama. Sampai sesak. Akhirnya bengek.

“Hi, my name is Joshua. My hobbies are singing, eating and sleeping.”

Mungkin kondisi mental gue lagi receh banget hari itu sampai video kayak gitu doang bikin gue ngakak. Terlebih ketika dia nyebut namanya sendiri yang di kuping gue kedengerannya kayak ‘Jawswa’ gitu.

“FIX YAUDAH NGEFANS DIA AJA. LEVEL RECEHNYA SAMA KAYAK GUE.”

Dan sepertinya dia adalah sosok yang keju. Kayak Suho. Biasanya kan bule kalo dipaksa nge-boyband aegyo gitu kan suka keju. Coba lihat Kris dulu. Keju banget. Tapi bismillah, semoga ini pilihan yang terbaik untuk masa depan.

#eapa #seriusamat

Berawal dari video sialan itulah akhirnya gue bahagia banget waktu dikasih tiket gratisan untuk nonton ke Singapura. Pertahanan gue hancur (dua kali). Gue cuma pernah nonton EXO di luar negeri dan itupun juga dikasih gratisan oleh kakak yang sama. Dan karena itu EXO makanya gue bela-belain untuk berangkat. Tapi ini… Seventeen… yang notabene-nya gue hanyalah fans karbitan…. Tapi entahlah, gue sekali lagi merasa bahwa ini kesempatan yang langka dan yes, ITS NOW OR NEVER (DUA KALI). Jadi yuk, Josh, demi elo, gue terbang nih!

Untuk urusan terbang sebenarnya gue sendiri termasuk orang yang ribet banget. Walaupun cuma dua hari tiga malam, persiapan gue tuh udah kayak orang yang mau tinggal sebulan. Apalagi kalau udah bawa koper. Duh! Gue termasuk yang hobi banget bawa barang-barang yang nggak penting. Kayak misalnya dulu pas gue liputan acara party pinggir pantai di Langkawi gue bawa buku tebel banget yang niatnya mau dibaca pas waktu luang. Ujung-ujungnya itu cuma berat-beratin tas gue doang. Sial!

Makanya untuk perjalanan kali ini gue mau keep eerything simple aja. Karena gue pernah ke Singapura sebelumnya dan gue tahu negara itu panasnya nggak jauh beda sama Margonda, Depok, jadi gue fix nggak usah bawa baju yang terlalu tebel. Nggak usah juga bawa banyak baju kalau bisa satu baju dipake dua kali deh. Sama satu baju buat tidur. Bodo amat bau juga. Daripada berat?! Eh tapi akhirnya gue nyerah sama kompleksitas(?) gue dan akhirnya gue bawa satu baju tidur, satu buat main, dan satu lagi yang gue pake dari Indonesia. Gue juga cuma bawa ransel karena nggak ada rencana buat belanja macem-macem. Cuma nonton fanmeeting dan sudah.

Etapi secara kebetulan ada dua orang temen gue yang pergi ke Singapura di waktu yang bersamaan. Oke, sebenarnya satu di antara mereka sudah janjian sama gue sih. Tapi satu lagi kayak murah banget yang mau aja diajak pergi ke luar negeri. Yang satu namanya Ambar, yang satu namanya Mamal (biasa dipanggil Yayang di keluarga HAHAHAHAHAHAHAHA). Gue sama Ambar terbilang cukup sering main bareng. Bahkan kita pernah nonton konser SNSD juga kemaren. Tapi sama Mamal tuh jarang. Terakhir ketemu dia pas buka puasa bareng di kosan Ambar dan kita jarang banget ngobrol. Tapi udah kenal sih.



Mereka berdua ini, fyi, belom pernah ke luar negeri. Dan mereka berniat untuk “merawanin” paspor. Akhirnya Ambar memaksa gue untuk mencari flight yang sama dengan mereka atau paling nggak deketan dengan flight mereka baik datang dan pulang. “Biar bisa jadi guide!” katanya.

Karena emang gue juga nggak ada jadwal lain selain ke Seventeen, gue nggak bisa menolak cewek-cewek rumpi ini. Sebagai “bayaran”, Mamal akan meminta izin kepada sepupunya yang tinggal di Singapura untuk membolehkan gue menginap di sana selama akhir pekan. Means gue nggak perlu bayar hostel. ASSA!

Yang lucu dari Mamal dan keluarganya ini adalah bahwa mereka nggak pernah ketemu selama lebih dari 20 tahun. Mamal sendiri nggak pernah tahu wajah sepupunya ini kayak gimana. Semua itu akan jadi kejutan. Ya. Dan benar-benar kejutan. Banyak sekali.

Setelah urusan tiket berangkat dan pulang kelar (dan ngutang, demi Jojo, gue ngutang! INNALILAHI! NO FUTURE BANGET?!?!??!?!) gue pun berangkat ke bandara setelah jam pulang kantor. Mepet banget. MEPET BANGET. Gue takut banget nggak bakalan bisa sampe ke Bandara tepat waktu. Tau kan, Jakarta tuh nggak bisa ditebak. Giliran ngarep macet eh enggak. Giliran buru-buru eh macetnya kayak tai. Tapi Alhamdulillah jalanan sangat bersahabat malam itu dan gue bisa sampai di CGK tepat waktu. Bahkan masih bisa makan di Hokben sama mereka berdua. Perjalanan ke Singapura malam itu berjalan mulus dan kamipun mendarat di sana sekitar jam setengah satu dini hari.

Lagi-lagi gue nggak pernah lucky soal urusan bandara. Padahal gue mendarat di hari yang sama dengan Seventeen. Tapi karena jeda jam yang terlalu jauh, ya nggak ketemu. Gue baru turun pesawat, mereka udah keluar bandara. Duh! Emang nggak pernah rejeki. Ini membuat gue menunggu-nunggu, artis mana yang akan jadi yang pertama yang gue temui di bandara dalam kondisi mendarat di saat yang sama, berada di imigrasi dan keluar di pintu yang sama. Gue ngarep Irene atau IU sih. AAAAMMIIIIN.

Gue emang cupu soal perbandaraan. Tapi bukan berarti gue mau belajar. Gue merasa hal itu cukuplah jadi sebuah kejadian tak disengaja yang mengejutkan suatu saat nanti. Kalau emang jodoh (sama IU) ya nggak kemana. Kalau nggak jodoh (sama IU) yaudah ikhlasin aja (sama Irene).

Untuk kesekian kalinya gue menginjakkan kaki di Changi Airport. Selalu senang dan kagum sama tempat ini. Walaupun banyak bule-bule yang tidur serampangan, tapi Changi selalu memberikan kesan yang berbeda di setiap kali gue datang. Misalnya pas pertama kali tahun 2015 lalu, Changi memberi kesan yang mewah. Pas kedua kali Januari 2016 kemaren, Changi membuat gue bete. Dan yang ketiga ini Changi membuat gue rindu pulang ke Lombok.

“KAMU YA BELA BELAIN KE SINGAPURA TAPI PULANG NGGAK PERNAH DIBELA-BELAIN!”

Terbayang Mama di kepala berteriak membawa sapu lidi.

Maafkan aku Ma.

Aku masih jadi budak KPop.



Kita keluar dari imigrasi dan langsung berjumpa dengan Teh Yum (sepupunya Mamal) dan Abang (suaminya). Adegan pertemuan Mamal dengan Teh Yum bener-bener berasa kayak tali kasih dua keluarga yang tidak pernah bertemu selama puluhan tahun (dan emang begitu adanya). Meski mereka berdua sepupuan, tapi usia mereka terpaut jauh banget. Mamal itu tiga atau empat tahun lebih muda dari gue sementara Teh Yum kayaknya sih hanya terpaut lima atau enam tahun lebih muda dari nyokap gue. Anaknya aja udah empat.

“Iya jadi aku sama Teh Yum tuh terakhir kali ketemu pas aku umur satu tahun,” kata Mamal sambil berlinang air mata, memeluk Teh Yum. Hampir saja ingusnya membanjiri Terminal 1 Changi Airport.

Adegan emosional itu gue tinggalkan sejenak bersama Ambar untuk mencari jual SIM Card. Tapi ternyata banyak yang tutup akhirnya nggak dapet. Yaudah, kitapun langsung meluncur ke rumah Teh Yum di kawasan Marsiling Drive. Naik taksi. Dibayarin. EDAN! Setelah sampe rumah niatnya mau tidur langsung karena besok pagi-pagi mau ke patung singa eh malah nggak bisa karena diajakin ngobrol sampe jam 4 subuh. HAHAHAHAHAHAHAHAHHA BANGUN LAGI JAM 7 HAHAHAHAHA SUBUH TELAT HAHAHAHAHAHAH EH ENGGAK DENG HAHAHAHA DI SINGAPUR JAM 7 MASIH GELAP HAHAHAHAHAHA

Satu hari sebelum fanmeeting gue beneran jadi guide buat Ambar dan Mamal. Gue cukup khatam-lah sama tempat-tempat mainstream di Singapura. Jadi nggak terlalu awam kalo jadi guide juga. Dan di hari berikutnya, waktunya untuk Jojo dan Cucup.

Cucup maksudnya S.Coups.

Mengejar bias sampai ke negara tetangga bukanlah hobi gue. Yah, fans kere kayak gue nggak akan bisa melakukan itu kalau nggak dimodali oleh kakak baik hati pujaan semua fans KPop. Tapi ketika kesempatan itu datang, gue biasanya melakukan persiapan yang cukup oke untuk urusan tetek-bengek konser. Biasanya fanboard dan segala macam sudah gue siapkan. Tapi kali ini rasanya bener-bener kosong. Karena gue nggak bawa apapun. Bahkan fanboard receh yang mungkin bisa menarik perhatian Joshua. Gue nggak sempat bikin karena hectic kerjaan kantor dan juga mikirin gimana caranya bisa bertahan hidup di Singapura dengan sisa-sisa duit di akhir bulan lalu setelah resign. Alhasil gue cuma bisa menyiapkan photocard yang sudah gue niatkan untuk dibagi di venue di hari H.

Photocard gue cukup laris. Walaupun terhitung biasa aja dan nggak seniat para fansite ataupun fan-support yang lain. Maklum, kerjainnya sendiri dan malem-malem. Seadanya aja. Yang penting menunjukkan kalau gue nih ngefans Jojo walaupun nggak punya CD-nya.



Selain Mamal dan Ambar, di Singapura gue juga udah janjian sama Teh Yani aka Mami Luhan. Sahabat EXO-L uzur hamba yang juga bertandang ke Singapura untuk mengejar Seventeen. Biasnya Mingyu sama Wonwoo. Selain Teh Yani, ada juga Rizka yang hari itu liputan. Huhuh… gue jadi kangen masa-masa ketika masih berprofesi sebagai jurnalis.

Gue sampai di venue sekitar jam 4 sore lebih, setelah perjalanan panjang dan deg-degan dari Johor, Malaysia, bersama Teh Yum, Mamal, Ambar dan Dayat, anak laki-laki Teh Yum. Tapi nggak seperti konser di Indonesia yang masuknya aja lama dan lambat banget, antrean masuk ke venue di Singapura tuh selalu rapi dan enak banget. Nggak ribet dan cepet. Dan karena gue dapetnya tiket gratisan dari Abang Felix yang notabenenya adalah sponsor dari acara itu, posisi gue pun mantab bin yahud. Bener-bener di depan panggung (Row A) dan di tengah-tengah.

REJEKI TUH YA EMANG KALO UDAH BUAT KITA GAK AKAN KETUKER DEH SAMA YANG LAIN!

Sekitar jam lima lebih gue sama Teh Yani masuk venue. Dan seperti halnya konser-konser sebelumnya yang pernah gue datangi, tas gue juga sudah penuh. Penuh dengan persiapan fancam dan segala macam. Singapura nggak pernah melakukan pemeriksaan tas yang berlebihan. Setidaknya setelah dua kali nonton di sana tas gue nggak pernah digeledah. Nggak heran gue nggak merasa deg-degan atau takut ketika masuk ke venue padahal gue bawa kamera Fujifilm Finepix SL1000 yang sama yang gue bawa waktu TLP 2014 di Jakarta dan konser-konser lain juga. Dan yang jadi masalah—well, not really—adalah gue belom tahu apakah gue akan dapat hi-touch atau group photo. Karena kan random.

Setelah tiket disobek dan masuk ke ruangan agak gelap, tiba-tiba ada mbak-mbak yang ngebagiin satu kartu kayak kartu ATM gitu. “Nanti ini jadi surprise-nya!” kata dia. Gue dapet warna biru muda dan Teh Yani dapet warna pink.

“Kayaknya sih ini nanti yang bakalan nentuin apakah kita dapet hi-touch atau foto,” kata Teh Yani dan gue cuma manggut doang karena nggak terlalu mikirin. Dapet yang manapun sebenarnya oke-oke aja. Nggak terlalu bermasalah karena toh gue kan fans karbitan juga. Waktu masuk gue juga dikasi project dari fanbase lokal yaitu kertas tebal berbentuk tangan yang diangkat pas ‘Mansae’ sama satu cincin yang bisa nyala-nyala.

Setelah menerima semua itu, gue masuk ke lokasi fanmeeting dan tercengang karena ternyata rame juga untuk ukuran grup baru. Gue berjalan dengan percaya diri ke tempat duduk gue yang ada di depan panggung banget. Bahkan saking depannya sampai harus mendongak parah dan layar utama yang ada di tengah-tengah panggung nggak keliatan sama sekali karena tinggi panggungnya yang luar biasa. HAHAHAHAHAHAHAHAHA ALHAMDULILLAH TAPI PALING NGGAK KALO UPIL JOSHUA JATOH BISA DIPUNGUT BUAT DIJADIIN PRASASTI.



Panggungnya memang cukup tinggi. Ya kalo misalnya gue berdiri, hidung gue mungkin mentok sama puncak panggungnya. Tapi karena posisi penonton duduk, kan otomatis itu jadi mendongak banget. Sementara kursi tempat penonton nggak lebih tinggi dari 40 cm. Walaupun posisi gue juara banget untuk urusan “yang terdepan” tapi sebenarnya posisi ini nggak terlalu asyik buat mereka yang bayar untuk menonton acara secara keseluruhan dengan nyaman. Alasannya? Di depan itu banyak banget penghalang: soundsystem, lampu, kamera staf, staf foto yang mondar-mandir, security. BLAAAAAAHHHHHH. Bahkan ketika Seventeen perform di tengah-tengah panggung, yang keliatan cuma rambut mereka doang. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHA

Pengen banget ngeluh sama dunia. “KENAPA SIH VIEW-NYA JELEK BANGET?!” tapi kemudian nggak jadi karena rasanya tuh kayak “EH SIBANGSAT, NGGAK BERSYUKUR BANGET UDAH DIKASI TIKET GRATIS, PALING DEPAN, TERUS MASIH MAU NGELUH JUGA?!”

Gue tidak dalam posisi yang berhak ngeluh. Karena seringkali mengeluh berarti tidak bersyukur. Jadi sekarang mendingan gue mempersiapkan segala sesuatunya sebelum ini fanmeeting-nya dimulai. Kebetulan gue punya niatan untuk LIVE di Facebook KaosKakiBau hari itu. Jadi semua persenjataan buat LIVE dan juga buat motret sudah disiapkan. Sebisa mungkin terjangkau di dalam ransel: kamera Fujifilm Finepix SL1000, Microsoft Lumia 1020 yang kameranya ajaib banget itu, ASUS Zenfone 2 untuk live Facebook, dan Brica B-Pro Alpha Plus yang gue beli beberapa waktu lalu untuk cadangan. Yang terakhir adalah penyelamat sih. And you’ll know why.

Memang, posisi paling depan paling berbahaya buat kamera besar. Kecuali lo fansite raksasa yang kalo ke mana-mana bawa tim jadi kalo ketauan bisa langsung gercep. Kalo sendiri ya semua harus lo tanggung sendiri. Makanya pas awal-awal gue sama sekali nggak berani ngeluarin itu kamera Fujifilm karena bodinya lumayan gede. Di depan gue sebenarnya nggak ada security, tapi ya kan kalo keasyikan dan hilang fokus, mana tahu dari belakang ada yang sergap. Makanya di menit-menit awal gue nggak mau bermasalah jadinya cuma mengandalkan Lumia dan Brica aja.

Punya banyak peralatan tempur kayak gitu ternyata bikin ribet juga. 95% keribetan gue hari itu karena kamera dan hape. Bener-bener harus hati-hati karena takut ilang dan jatuh. Makanya gue ngerasa ini konser paling ribet tapi juga paling nyantai di saat yang sama. Gue nggak perlu mikirin lagi soal tempat strategis karena emang numbered seating. Dan gue nggak bawa fanboard sama sekali. Menyesal sebenarnya, karena itu posisinya kayak BANGKE TIKUS JOSHUA DEPAN MATA PASTI BISA BANGET NOTICE! HUH! BENCI SAMA DIRI SENDIRI!



Seperti biasa, MV-MV dulu yang diputer. Dan sepanjang jeda antara MV yang satu ke MV yang lain tuh ada yang bisik-bisik dengan suara keras “SEVENTEEEEEEEEEEEEEEEEEN” sama “SLIP INTO THE DIAMOND LIFE!” dan ketika lampu sudah gelap, deg-degannya mulai berasa. FINALLY, JOSHUA!!!!!!!!

Keribetan terjadi di kepala gue. Pertanyaan-pertanyaan yang bikin nggak fokus nonton kayak “harus apa nih?” “live facebook nggak nih?” “kamera mana nih yang harus on?” ini mengganggu banget. Tapi janji adalah janji. Jadi yaudah, gue harus live facebook dulu karena gue pikir ini yang paling ribet (dan pegel) karena harus megang handphone selama beberapa menit dan nggak boleh terlalu asyik menikmati penampilan opening mereka yang udah bikin semua orang teriak kenceng banget. Sisanya gue giliran aja Brica, Lumia, Brica, Lumia. Yang nyebelinnya sih pas di awal-awal security-nya nggak mau jauh-jauh dari depan gue. Jadi yaudah penampilan Seventeen bercampur wajah security di depan mata.

Mungkin karena sudah lama nggak nonton konser kali ya, jadi agak kagok dan bingung ini gue sebenarnya harus ngapain. Padahal kan simpel aja, ya tinggal nonton. Tapi emang dasar fans Indonesia, kalo nggak ngerekam nggak afdol, jadilah gue ribet sendiri sama gadget dan kamera. Sampai-sampai lupa faedah dari semua ini adalah bisa melihat Seventeen langsung dari jarak yang sangat dekat sekali.

Karena gue fans karbitan, gue sama sekali nggak tahu Joshua posisinya kalo di lagu ini ada di mana, kalo di lagu itu ada di mana. Jadi agak susah buat gue untuk mengikuti pergerakan si orang ini. Sementara kalau mau fokus ke dia aja kan ya sayang banget karena yang lain juga sebenarnya nggak kalah asyik untuk diperhatikan.

BISA NGGAK GUE KANTONGIN WOOZI TERUS GUE MASUKIN BOTOL DAN DIJADIIN GANTUNGAN KUNCI?!?!?!?!



Ketika mereka membuka showcase dengan ‘Shining Diamonds’ gue mangap sambil ngerekam di dua kamera yang berbeda. Mangap karena yes, ini jarak antara gue sama Seventeen nggak terlalu jauh. Kalau misalnya keringet mereka nggak sengaja keciprat ke depan sangat bisa dipastikan gue akan kena. Kalau S.Coups muncrat pas nge-rap sangat bisa dipastikan juga gue akan kena. Alhamdulillah nggak kejadian. Mangap yang kedua karena mereka bisa gitu tampil dengan power sebegitunya.

Gue jadi inget pertama kali gue dengerin lagu ini adalah ketika dalam perjalanan outing bareng detikHOT ke Anyer tahun lalu. Dan komentar pertama gue adalah “INI SHINee?!?!?!” karena feel lagunya sangat SHINee banget (WHICH MEANS I LOVE IT!). Dan senjata kedua mereka langsung bikin gue terkapar: ‘ROCK’. Gue nggak hapal sama sekali lagu ini. Faktanya, gue nggak hapal lagu Seventeen manapun kecuali title track mereka. Itupun hapalnya nggak setiap lirik, paling ya cuma bisa bergumam dan salah-salah liriknya. Tapi gue tahu flow lagunya kayak gimana. Sama kayak ‘Rock’ ini, yang gue inget malah lirik salah denger yang selalu gue nyanyikan setiap kali denger lagu ini. Ituloh, reff-nya yang “Mamah dedeh, mamah dedeh, mamah dedeh, mah, mah mah mah.”

Waktu adegan body-roll, kayaknya nggak ada yang nggak teriak. Kecuali gue. Beneran, karena itu gue sendirian banget nontonnya (Bang Felix belum dateng) jadi mau teriak alay juga enggak enak sama dunia sekitar. Walaupun sebenarnya nggak ada juga yang kenal sama gue, tapi ya tetep aja. Gue agak malu sama kumis.

Sepanjang acara itu sebenarnya gue mau mencoba untuk fokus aja ke Joshua. Tapi member lain justru bikin fokus gue buyar. Masing-masing member punya pesona yang nggak bisa ditolak. Hoshi misalnya, untuk urusan dance kayaknya dia yang paling all out. Dino di satu sisi keliatan sangat lucu tapi di sisi lain punya aura swag yang parah kalau dance. D.K dan Seungkwan karena emang vokalis utama, jadi banyak juga muncul di depan-depan di setiap lagu. Yang paling bikin salah fokus dari D.K adalah cuping hidungnya, kalau Seungkwan emang tipikal gag-man yang diem aja udah mengundang tawa sepertinya.

Wonwoo kebanyakan diem sementara Mingyu justru nggak bisa diem. Seriusan ini anak emang jual murah ya, receh banget. Nggak pernah berenti senyum, enggak pernah berenti cari perhatian fans. Tipikal idola panggilan. Yang dipanggil langsung noleh dan begaya. Gue nggak terlalu merhatiin The8 tapi Jun kayaknya sebentar lagi bakalan debut jadi aktor deh. Gaya-gayanya pas banget buat memerankan salah satu member geng anak SMA di drama tapi bagian yang bodoh-bodohnya gitu. Yang paling gue inget dari Jun adalah part dia di ‘Rock’.



Woozi selain minta dikantongin dan dijadiin gantungan kunci, dia juga keliatan sangat dewasa. Meskipun secara wajah sangat terlihat penuh aegyo, tapi dia cool dan hyung banget. Sementara S.Coups memberikan kesan leader yang ceria dan tipikal bodor. THAT BLONDE HAIR SUIT HIM WELL!

Jeonghan dan Joshua punya banyak kesamaan. Tapi yang paling sering keliatan adalah mereka sama-sama ribet dengan rambut sendiri. Jeonghan kan image-nya bener-bener mirip Ren ‘NU’EST’ banget dari awal gue liat juga. Efek rambut dan wajah yang emang terlihat feminin. Dan potongan rambutnya itu bikin dia keliatan makin feminin. Walaupun kalo dance sih tetep aja powerful dan manly.

Vernon nggak kalah cool sebenarnya dari Wonwoo (dan Joshua). Tapi Vernon masih mau do something funny and trying to be funny walaupun di dalam hati gue merasa dia juga pasti merasa awkward melakukan hal-hal seperti itu. Gue selalu punya keyakinan bahwa semua member bule di grup KPop pasti merasa awkward harus bersikap seperti kemauan masyarakat, sementara di hati kecil mereka “YA ALLAH KENAPA AKU HARUS MELAKUKAN INI.”

Joshua termasuk yang interaktif sama fans. Kalau dia ngeliat ada yang bawa fanboard dia, dia pasti akan bereaksi. Dia juga terbilang cool dan nggak terlalu yang menye-menye kayak Mingyu atau Seungkwan gitu. Maksudnya, bereaksi seperlunya, kalau nggak perlu yaudah benerin rambut aja. Dalam semenit mungkin ada kali dia empat kali benerin rambut pake jari. Entah poni, entah bagian samping. Pokoknya setiap ada kesempatan dia pasti benerin rambut. Padahal sebenarnya nggak dirapiin juga itu rambut udah jatoh dan rapi.



Bereaksi seperlunya itu yang memberikan kesan bahwa Joshua ini sangat memposisikan dirinya sebagai artis. Profesional, begitu. Bukan tipikal bias yang receh walaupun dia interaksinya juga nggak yang jarang-jarang banget. Gimana ya… mungkin tipe orang yang liat-liat mau ngelambai ke mana dan harus bereaksi ke fans yang mana. Kalau ada mas-mas berkumis yang bawa foto dia dan nempel pager di tengah-tengah acara sampai abis acara mungkin dia takut juga buat memberikan reaksi atau sekedar melambaikan tangan.

Walaupun akhirnya dia melambai juga sih. Dua kali.

Secara keseluruhan, anak-anak ini (EH AKRAB BANGET GUE HAHAHAHA) penampilannya bener-bener keren. I can feel their energy hanya dengan duduk diam melihat mereka. Bahkan gue juga ikutan capek ngeliat mereka bergerak. Apalagi kalo ngeliat Hoshi (dan Dino). Their power was just……… DAAAAAAAMNNNN!!!!!!!!!!

Selain itu, Seventeen mungkin bisa dibilang grup KPop pertama yang memberikan kesan ke gue bahwa mereka in real life sama in YouTube video itu sama aja. Karena biasanya gue selalu ngerasa ada perbedaan yang sangat terasa antara bentuk seorang artis Korea di video sama di dunia nyata. Kayak misalnya pas pertama kali gue ngeliat SUJU dan EXO. Tapi ngeliat Seventeen ini kayak yah sama aja gitu bentuknya. Persis kayak yang gue liat di ‘One Fine Day’.

YA GIMANA SIH MASA TIBA-TIBA JOSHUA KAKINYA ADA TIGA KAN GAK MUNGKIN. RON?!

Nggak…. Bukan gitu….

Maksud gue, feel-nya tuh sama. Atmosfer yang muncul ketika mereka perform dan ketika mereka sedang di sesi bercanda itu sama persis sama yang gue lihat di ‘One Fine Day’ atau video-video backstage mereka di acara musik. Seventeen memang semenyenangkan itu. Chemistry antara satu dan yang lainnya teras kuat dan real. Well, even if they’re faking it, I can’t see it anyway. Walaupun sepanjang acara sih Wonwoo keliatan kayak orang sakit dan males banget ngomong gitu ya, tapi pas diajak becanda ya dia mau becanda. Pas dia harus bermain-main ya dia bermain-main.

Yang paling awkward dari acara ini sebenarnya waktu games yang tebak-tebak gaya itu. Karena jelas-jelas member bisa ngintip ke layar gede di belakang (karena beberapa kali gue liat mereka ngintip) but they still managed to made the game as fun as possible. For the sake of fans. Walaupun gue tahu bahwa setiap adegan yang mereka lakukan di panggung itu sudah ada skrip-nya, tapi Seventeen berhasil membawa gue tenggelam lebih jauh untuk menikmati setiap skrip itu. Yes. Gue terbawa suasana dan gue sangat menikmatinya. Untuk ukuran fans karbitan, gue sangat menikmati acara ini dan semua ke-cheesy-annya.



Setelah pertengahan acara gue baru bisa ngeluarin kamera besar. Dan bersyukur karena abis itu pengamanannya jadi nggak lebay. Bahkan ketika kondisi chaos orang-orang yang di row A pada berdiri semua (termasuk gue dan langsung nemplok pager dengan posisi kamera Fujifilm on dan itu bener-bener kalo ditangkep udahlah nggak ada harapan lagi) security-nya pun nggak peduli sama kamera kita. Di situlah gue banyak ngerekam Joshua dan focus ke si orang ini. Sementara pas duduk gue sembunyi-sembunyi motret juga.

Ada empat momen penting gue sebagai fans Joshua di acara ini.  Waktu di awal yang dia pake baju hitam-putih, dia sempat melambai ke kamera gue dan itu posisinya gue lagi fokus motret. Dan yang terakhir waktu encore yang dia abis benerin rambut terus ngeliat ke kamera gue juga dan itu lagi video-in. Yang ketiga pas adegan lempar-lemparan bola. Gue sempat teriak ke dia manggil nama dia gitu, terus dia ngelempar bola ke gue. Pas gue mau tangkep, eh bolanya nggak masuk ke tangan malah ketepis. Untung mbak-mbak staf di depan baik dan mungutin bola itu terus dikasih ke gue. Gue dapet dua, satu warna ijo satu warna ungu. Tapi nggak satupun dari dua bola itu bertanda-tangan Joshua. HAHAHAHAHAHAHAHAHAH Dan yang keempat waktu hi-touch.

Setelah acara berakhir, promotor mengumumkan akhirnya siapa yang berhak untuk dapat hi-touch dan siapa yang berhak untuk dapat group photo.

“Yang dapet kartu biru berarti hi-touch ya, dan yang dapet pink berarti group photo ya!” gitu kata Chris, front-man promotor Three Angles Pro.

Kondisi sekitar saat itu bener-bener chaos. HAHAHAHAHAHHAHA Semua pada sibuk pengen tukeran kartu. Semua pada pengen foto ternyata.

Gue punya biru dan gue pegang sambil bengong dan bingung. Haruskah gue foto aja biar ada kenang-kenangan? Tapi gue tipikal yang selalu berpikir bahwa apa yang sudah gue dapet harusnya gue syukuri dan nggak usah muluk-muluk lah. Apalagi ini gratisan. Jadilah keinginan gue untuk tuker ke foto gue abaikan. Dan gue juga sempat tanya sama Kak Icha di kakaotalk, haruskah gue hi-touch atau foto?

“Mending hi-touch aja!” kata dia. Dan ya, akhirnya gue pilih hi-touch.

Agak lama gue diem di kursi sebelum akhirnya gue bergerak menuju antrean orang-orang yang sudah bersiap ke belakang panggung untuk hi-touch. Setelah semua barang-barang gue beres dan aman di dalam ransel gue pun berjalan menuju antrean. Awalnya gue ada di barisan paling depan, tapi kemudian gue bilang “I’m in the first row.” Dan akhirnya gue dipindah ke paling belakang.



Gue enggak tahu bedanya apa berdiri di paling depan antrean sama di paling belakang. Toh pasti semuanya dapet tos sama Seventeen. Tapi berada di antrean paling belakang memberikan gue cukup waktu untuk mempersiapkan kamera Brica kecil yang sangat bermanfaat itu. Ya, gue berniat untuk ngumpetin kamera itu di tangan dan merekam semua yang mungkin bisa gue rekam sepanjang event hi-touch. Ini ilegal, tentu saja. Tapi gue gatel. Gue pengen juga dong mengabadikan momen ini. Kapan lagi gitu kan?!

Butuh sekitar lima menit untuk gue menghilangkan rasa deg-degan karena takut ketahuan sampai akhirnya bisa santai ngumpetin kamera di tangan. Kalau kamera besar aja bisa gue pake pas acara tadi, masa kamera kecil gini nggak bisa gue akalin?

Ukuran Brica ini kurang lebih sama dengan Go-Pro dan Xiaomi Yi. Yang berarti nggak lebih besar dari telapak tangan lo. Target gue hari itu kan Joshua. Jadi gue mengeluarkan photocard Joshua yang gue cetak dari Jakarta untuk dibawa berjalan sampai proses hi-touch selesai. Photocard ini juga adalah penyelamat hidup, karena berkat ini kamera kecil itu jadi makin ketutupan. Gue mencoba membaca situasi dan memerhatikan posisi staf. Kebanyakan dari mereka berdiri di sebelah kanan dan gue berpikir tos-nya akan pake tangan kanan. Jadi gue taroh kamera itu di tangan kiri dengan posisi begini:



Dan sepanjang perjalanan dari antrean ke backstage itu tangan kanan gue berusaha untuk menutupi bagian lensa yang menonjol. Dalam posisi tangan seperti di atas, gue naroh tangan kiri di depan dada dan tangan kanan nutupin (kayak posisi sedekap gitu). Eh pas masuk malah ternyata tos-nya pake tangan kiri. EGILAAAAKKKKKK BUYAR BANGET ITU UDAH BUYAR BANGET.

GIMANA NIH GUE HARUS PINDAHIN INI KAMERA TANPA PANIK DAN TANPA KELIATAN SAMA STAF.

Akhirnya dengan gerakan secepat kilat, gue pindahin ke tangan kanan tetap dengan posisi itu kamera di belakang photocard yang gue bawa.


Nggak sampai dua detik setelah mas-mas staf-nya bilang “I need your left hand please!” dan itu udah kayak sedetik sebelum gue tos pertama sama Wonwoo. Makanya pas Wonwoo, Vernon, Seungkwan sama The8 kameranya madep ke bawah karena emang nggak siap sama sekali. Dan pas Joshua…..

Sumpah sih nggak tahu apakah emang rejeki atau gimana dah itu pokoknya tapi paaaaaaas banget kamera gue langsung mendongak dan nangkep semua muka member dari Joshua sampai ke Mingyu.

Gue sendiri awalnya nggak nyangka kalau ternyata proses hi-touch itu sangat cepet sekali. NGGAK NYAMPE 15 DETIK MEEEEENNNN!!!!! Dan sama sekali nggak nyangka kalo ternyata gue berhasil merekam semua kejadiannya. Setelah Mingyu, gue berjalan keluar dari backstage kayak orang abis ngeliat setan.

Mau heboh tapi gak bisa heboh sendirian. Mau diem aja tapi pengen teriak. Tangan kanan gue masih megang kamera sambil gemeteran. Tangan kiri gue udah kayak yang kesemutan ini abis tos sama tiga belas orang. Iseng gue endus ternyata wangi. Ya sebelumnya mungkin mereka semprot disinfektan dulu. Dan abis itu pasti mereka semprot lagi.

Dan sambil berjalan gontai setelah berhasil melihat semua member dari jarak kurang dari 40 cm, gue pencet tombol ‘stop record’ di kameranya. Dan gue denger suara Teh Yani manggil dari tempat nunggu dia yang mau foto grup. Gue buru-buru lari ke sana dan bilang “GUE NGEREKAM NIH TAPI GAK TAHU BAGUS ATAU NGGAK!” kata gue. Dan pas gue puter lagi videonya, udah harap-harap cemas, karena di bagian awal yang keliatan bokong mbak-mbak yang ada di depan gue doang. Tapi pas kameranya menengadah ke wajah Joshua…

Lemes.

LEMES.

ASTAGA KEREKAM!!!!!

“MAM KEREKAM MAM! KEREKAM! JOSHUA MAM!” kata gue dan langsung nunjukin ke Teh Yani. KITA BERDUA HEBOH! KARENA YANG KEREKAM PAS BANGET JOSHUA DAN SAMPAI ABIS, WOOZI, SIAPA, SIAPA, HOSHI, SIAPA, MINGYU.

YA ALLAH.

HAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAH INILAH YANG DINAMAKAN SURGA DUNIA?!?!?!

Gue puter video itu berulang kali sampai gue gemeter sendiri. Dan ketika gue perhatikan, itu sama sekali nggak hi-touch. Karena gue sama sekali nggak hi-touch sama mereka. Nggak tos! gitu. Pas gue liat lagi, itu malah yang ada gue ngebejek tangan mereka satu-satu. Dan waktu gue buka di laptop, makin jelas bahwa ngebejek-nya nggak kira-kira. Gue juga baru sadar belakangan setelah gue liat videonya lagi ternyata gue ngabsenin member satu per satu. Dan pas di Joshua suara gue kenceng banget “JOSHUA!” dan dia langsung “HI! HUH HUH?!?!” dengan suara yang terdengar seperti kaget dan bingung kemudian pasrah karena tangannya udah gue bejek.



Nggak heran kalau dia takut. Mungkin baru pertama kali dia ketemu sama fans yang kumisan. Mungkin dia kira gue predator atau tukang nagih hutang. Mungkin penampilan gue hari ini agak serem dan reaksi gue terlalu berlebihan. Tapi yah… namanya juga fans, Josh… Mau gimana lagi……..

Terlepas dari spekulasi tentang makna dari “HI.”-nya Joshua yang agak kaget dan pasrah itu, gue seneng banget. Nggak cuma karena hi-touch-nya tapi karena gue berhasil rekam momen langka itu.

“Pokoknya nggak mau cuci tangan selamanya!” kata gue kenceng-kenceng. Langsung juga gue tweet kata-kata itu bersama cuplikan videonya. Tapi……

Sayangnya setelah itu gue kebelet pipis.

Dan tadi tos-nya pake tangan kiri.

Dan.

Yah……

Harus cebok kan.

Pupus sudah.


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Subscribe on my YouTube Channel: kaoskakibau TV
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Akhirnya Nge-#vron

$
0
0
Gue sangat suka mencoba hal baru. Walaupun sebenarnya gue tipikal orang yang sangat setia dengan sesuatu yang lama, yang sudah gue mengerti dengan baik, ketimbang mengambil risiko untuk melakukan sesuatu yang berbeda tetapi masih gambling. Tapi setelah memutuskan pindah kerja dari bidang yang gue sukai ke bidang yang masih ‘igemoya’ banget, pola pikir gue jadi berubah. Mungkin mencoba hal baru nggak ada salahnya.

Di tengah kesibukan gue dengan pekerjaan baru gue sekarang (yang najis tralala bener-bener sibuk banget from sunrise to sunset) (gak deng ini cuma pencitraan) gue masih berusaha untuk mengejar ketertinggalan gue pada posting-an blog. Tapi kemudian muncul sesuatu yang sepertinya nggak bisa gue hindari. Sesuatu yang memang sudah gue rencanakan sejak lama. Sejak akhir 2011 dan gue bahas lagi di jelang akhir 2015 lalu. Sesuatu yang sudah menumpuk idenya tapi terlalu takut untuk memulai: bikin channel YouTube.



Di suatu malam, gue sama beberapa temen kampus sedang makan di JB. Buat anak Depok pasti tahu tempat makan pinggir jalan di jalan Margonda deket gapura belimbing raksasa ini. Temen gue ini namanya Rini. Malam itu kita lagi on-fire banget membahas masa depan. Biasa kan, mahasiswa tingkat akhir past galau soal masa depan. Pertanyaan “mau kerja apa” dan “mau jadi apa lo nanti” selalu menghantui. Dan ketika gue sama Rini ngobrol malem itu (di sana ada Nadya sama Shinta juga kalau nggak salah inget), kita sepakat soal satu hal.

“Gue pengen banget deh jadi artis YouTube,” kata gue sesumbar. Rini mendadak bersemangat dan berteriak.

“Eh iya gue juga loh! GUE JUGA PENGEN BANGET”

“IYA KAN RIN! Kayaknya kalau ngeliat YouTube-ers luar tuh kok mereka indah banget hidupnya ya! Bahkan Shinta-Jojo aja bias begitu loh,”

Shinta yang gue maksud di paragraf sebelumnya bukan Shinta yang Keong Racun itu.

“Tapi gue sih nggak mau kayak gitu. Gue pengennya kayak punya acara sendiri di YouTube gitu Ron,” kata Rini.

“Iya sama! Gue juga kayak kebayang bikin apaa yang berhubungan sama Kpop gitu. Kayak EatYourKimchi. Gue seneng banget liat video mereka!” kata gue lagi.

Obrolan gue dan Rini ngalor ngidul sampe ke mana-mana. Dan ketika bertahun-tahun berselang setelah itu, Rini nggak jadi artis YouTube. Tapi sekarang dia jadi host acara kesehatan di ElShinta TV. GUE KEDULUAN!!! RINI UDAH JADI ARTIS DULUAN!!!!

Ide bikin channel YouTube sendiri sebenarnya sempat juga muncul tahun 2013 lalu. Gue udah sempat kepikiran untuk serius sampai beli kamera segala. Tapi gue sadari saat itu gue masih punya banyak kekurangan. Di antaranya adalah gue masih belum percaya diri kalo muncul di video.

Ketawa gue terlihat aneh.

Setiap gue ngomong kok kayaknya terlalu menye.

Gue terlalu banyak kedip.

Rambut gue nggak banget.

Gerakan tangan gue kurang tegas.

Terlalu sering mengatupkan bibir.

Keseringan jilat bibir juga.

Banyak hal. Padahal waktu itu ada momen gue jalan-jalan ke Ciater untuk pertama kalinya dan suda diniatin mau bikin video, eh malah batal karena ternyata pas gue nonton lagi hasil rekamannya, bener-bener najis. Nggak layak siar banget. Dan ketika istilah vlog sudah mulai banyak digunakan, sementara gue masih aktif nge-blog, keinginan gue untuk bikin vlog pun semakin besar. Makanya gue jadi sering iseng ngerekam muka sendiri. Ngomong di kamera sendiri setelah itu. Ala-ala test cam gitu. Gue jadi sering live facebook secara random. Semua untuk membiasakan diri bicara di depan kamera.

Gue basic-nya orang yang pemalu. Tapi kalau lama kenal bisa jadi malu-maluin. Tapi kalau dua hal itu muncul di saat yang sama di kamera dan gue nggak siap kan jelek banget. Makanya takes time banget untuk gue akhirnya percaya diri dan menemukan momen untuk muncul di YouTube dan punya channel sendiri.

“2016 sih aku udah harus vlog sih Nis,” kata gue Annisa, temen gue yang sekarang kuliah di Korea. Kita lagi ngobrol di Lotteria di COEX Mall setelah gue jalan-jalan ke SMTOWN COEX Artium tahun lalu. Annis pun menyemangati.

Akhirnya gue mulai nabung pelan-pelan untuk beli segala kebutuhan yang kemungkinan akan gue butuhkan untuk nge-vlog. Mulai dari handphone yang kameranya bagus, microphone, kamera aksi, sampai keinginan gue untuk beli kamera mirrorless demi mendukung niat gue ini. Tapi pelan-pelan. Karena mirrorless sampai sekarang belom berhasil gue punya hahahahaha

Kalo lagi ngumpul sama temen, gue suka rekam-rekamin. Ala-ala nge-vlog gitu. Padahal di-posting juga enggak. Pas tahun baru gue sok-sokan bikin video selamat tahun baru di Instagram. Macem-macem deh aksinya. Tapi nggak ada yang naik sama sekali ke YouTube. Gue masih malu-malu. Kalau dipikir-pikir, video pertama yang nampilin muka gue di YouTube ya pas gue ke SM dan manggil-manggil Suho secara random itu. Selebihnya udah nggak pernah lagi.

Dan gue nggak tahu bagaimana awalnya keyakinan itu datang, ketika gue ke Singapura untuk nonton Seventeen kemaren gue sudah membayangkan kalau semua footage yang gue rekam dari perjalanan sampai ketika di Singapura nanti akan jadi video pertama gue di YouTube. Dan benar saja, gue akhirnya nge-vlog. Nggak lagi hanya nge-blog.

Hehehehe



Gue jadi ingat alasan pertama kenapa gue nge-blog dulu. “Karena saya merasa hidup saya unik dan orang-orang mungkin tertarik untuk tahu keunikannya.” Kata gue di sebuah wawancara kerja dulu. Dan gue merasa ini adalah alasan yang juga sangat oke untuk memulai nge-vlog. Selain memang tuntutan zaman. Semua orang sudah mulai nge-vlog. Semua orang sudah ngomongin soal konten pribadi di YouTube. Semua orang sudah mulai bicara video, bukan lagi tulisan dan gambar doang.

Ide-ide banyak muncul di kepala gue untuk video YouTube. Dan semoga gue bisa mewujudkannya pelan-pelan, dan satu per satu. Gue juga nggak bisa yang langsung WOW banget. Karena gue sendiri masih NEWBS (newbie) dan masih CUPS (cupu) soal ginian. Tapi gue yakin kalau pelan-pelan dan istikomah pasti akan menuai hasil yang oke. Dan semuanya bisa terjadi seperti ini karena dukungan kalian sekalian: pembaca kaoskakibau.com, followers @ronzzykevin, followers @ronstagram, likers @kaoskakibau di Facebook, adders @kaoskakibau di LINE, dan tentu saja teman-teman yang kenal gue dan masih berhubungan sama gue secara virtual.

Tanpa kalian apalah gue. Hanya percikan keringat Kim Jong Un. THANK YOU SO MUCH!

Dan sekarang gue resmi mengelola akun YouTube bernama KaosKakiBau TV dengan serial pertamanya yang berjudul #vron (#vlognyaron).

Kenapa KaosKakiBau TV? Sebenarnya ini menyambung keberadaan kaoskakibau.com sebagai blog. Dan kata-kata TV terasa pas aja karena sejatinya channel ini adalah versi video dari kaoskakibau.com. Mungkin terinspirasi dari berbagai acara YouTube Kpop yang juga pake-pake TV sih kayak Winner TV gitu. Alasan lain nggak ada. Lebih simpel aja dan gampang diinget. Supaya brand KaosKakiBau-nya juga tetep ada gitu.

Lalu kenapa #vron (#vlognyaron)? Sekarang apa-apa tuh bagus banget kalo di-hashtag-in. Kesannya sangat #kekinian dan #DigitalBingits. Ide untuk menamai seri vlog-nya #vron juga dateng saat itu juga ketika gue mengedit video Singapura itu. #vron adalah gabungan dari kata vlog dan ron. Sudah jelas kan. Dan kepanjangan #vlognyaron itu lebih ke yang kayak lebih enak aja disebut kalo lagi ada yang ngomongin gitu.

“Eh udah nonton #vlognyaron yang baru belum?”

Gitu.

(KAYAK AJA ADA YANG NGOMONGIN)

Yang jelas ini adalah salah satu isi bucket list yang sekarang sudah bisa gue coret. Gue sendiri masih harus banyak belajar karena seperti yang gue bilang tadi gue masih #NEWBS di dunia vlogging. So yeah, I need all your critics and comments, guys! Gue termasuk orang yang percaya bahwa nggak ada komentar yang sampah. Komentar itu muncul dari perasaan mengganjal yang ada di hati seseorang yang berarti ada sesuatu yang salah yang ingin dia ubah, kan. Jadi, silakan rajin-rajin komentar di YouTube gue.#kalem

Untuk sekarang mungkin gue akan fokus ke #vron dulu yang isinya sebagian besar adalah kegiatan sehari-hari gue yang membosankan yang mungkin nggak bisa gue tulis di blog. Ke depannya gue sih sebenarnya sudah ada beberapa ide yang mungkin asik untuk dikemas dalam format video pendek di YouTube. Tapi ya doakan supaya cepet bisa terkabul. Sekarang masih dalam tahap mengumpulkan receh untuk membuat studio pojokan di kamar kosan yang sempit tapi nyaman (buat gue) ini.

Sekali lagi gue mau ngucapin terima kasih untuk semuanya yang sudah memberikan dukungannya sejak kaoskakibau.com sampai sekarang di kaoskakibauTV. Dukungan kalian sangat berarti banget! Kalo nggak ada kalian, ya siapa yang mau nonton videonya? AHAHAHAHAHAHHAA KENAPA SIH KALIAN TUH BAIK BANGET?! JANGAN TERLALU BAIK GITULAH. KALO ORANG TERLALU BAIK BIASANYA GAMPANG DIMANFAATIN!

#baper #drama #apalah #pergiajasana #keAlaska

Akhir kata, sila LIKE+COMMENT+SHARE+SUBSCRIBE #vron (#vlognyaron) di YouTube. Playlist-nya tinggal klik aja di [bit.ly/vlognyaron] atau bisa langsung nonton di bawah ini:



Have a nice weekend guys and God Bless you all!

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere:
Subscribe on my YouTube Channel: kaoskakibau TV
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Rabu yang Basah di Gwanghwamun

$
0
0

“Cepetan pulang yuk, bentar lagi hujan!”

Gue sedang dalam perjalanan dari fx menuju ke kosan ketika gue teringat pada sebuah adegan ketika gue masih duduk di bangku SMA. Eh bentar, kenapa bahasa gue jadi kaku banget?!

*puter-puter sekrup di kepala* *oke done*

Gue sedang merasa insecure dengan rambut gue semalam, Senin (3 Oktober 2016). Makanya sepanjang perjalanan itu gue tutupin terus kepala pake hoodie jaket Halfworlds pemberian HBO tahun lalu. Oh iya, gue baru ngewarnain rambut gue lagi. Setelah pirang di tahun 2014 dan rada-rada golden brown di 2015 kali ini akhirnya gue bisa mencoret salah satu bucket list gue: rambut biru. Sebenarnya urusan rambut ini nggak ada hubungannya sama hujan. Tapi ketika gue kembali dari fx menuju ke kosan semalam, hujan turun rintik-rintik ringan.

Hm, masih nggak ada hubungannya sih. WK.

Well ngomong-ngomong, gue suka hujan. Kesukaan gue pada kondisi cuaca yang satu itu bisa dibilang berlebih. Ibarat gue suka banget sama grup menyebalkan bernama EXO yang menguras duit dan hati itu. Kesukaan gue udah sampe tahap yang lebih memilih untuk basah-basahan sampe kosan dari kantor lama daripada harus nunggu di kantor sampe hujan reda. Gue suka mandi hujan. Karena membawa banyak sekali kenangan masa lalu yang lucu-lucu gimanaaa gitu.

Entah sejak kapan kegiatan mandi hujan itu jadi hal yang sangat menyenangkan. Mungkin sejak gue belum sekolah dulu, berlanjut ke TK, SD, SMP, SMA bahkan sampe kuliah. Gue inget banget dulu setiap kali musim hujan, sekitar rumah gue pasti banjir karena kekurangan saluran air yang mumpuni untuk membawa air itu ke tempat yang seharusnya (dimana?!?!?!). Ditambah lagi posisi daerah rumah gue yang agak bawah jadi air dari komplek atas turun semua.

Cuma kondisi itu menjadikan setiap kali hujan turun sangat seru! Gue dan temen-temen gue sering menikmati momen itu dengan basah-basahan di bawah hujan. Lari-larian di lapangan bulutangkis sebelah rumah yang tergenang. Nyanyi-nyanyi kayak adegan dalam film India yang lagi hits zaman itu, ‘Dil To Pagal Hai’, adegan ketika Shah Rukh Khan sama Madhuri Dixit lagi nyanyi-nyanyi di bawah hujan sama banyak banget anak-anak kecil dengan koreografi yang mendadak mereka hapal padahal kita gak pernah tahu kapan latihannya. Dan mandi hujan gue selalu diakhiri dengan meniru adegan terakhir dalam lagu itu: Shah Rukh Khan tiduran di lapangan sambil menikmati setiap rintik hujan yang turun.

Dan Ron kecil nggak pernah peduli bahwa air yang tergenang itu bisa saja bercampur sampah bahkan kotoran anjing. Dia cuek aja.

Ketika SMP adegan mandi hujan jadi agak-agak tabu. “Jangan mandi hujan! Capek nyucinya!” kata sepupu gue yang hobinya memang marah-marah. Padahal kan sebenarnya kalo bajunya basah karena mandi hujan, kan sama halnya dengan nyuci. Begitu pikiran gue waktu itu. Dan ya, gue mandi hujan dengan pakaian lengkap. Baju, baju dalam, celana, celana dalam. Tapi karena gue suka banget mandi hujan gue nggak pernah mengindahkan larangan itu. Gue pun tetap meniru adegan Shah Rukh Khan dan Madhuri Dixit di lagu India yang sama dengan yang gue dengarkan ketika SD.

Dialog paling atas di posting-an ini dikutip dari sebuah adegan di suatu hari di musim hujan ketika gue SMA kelas 2. Itu sekitar tahun 2007 atau 2008. Gue punya geng, yang isinya nyaris semuanya cewek, dan ada satu cowok namanya Aldi. Aldi kalo ke sekolah naik motor, sementara gue, April dan salah satu temen gue namanya Hulpy, kita semua tim jalan kaki. Sebenarnya rumah kita tuh nggak deket-deket banget sama sekolah. Tapi jalan kaki adalah pilihan yang sangat asyik setiap kali pulang karena seru aja bisa sambil cerita. Dan ngomongin orang.

“Mau nunggu hujan apa diterabas aja?” tanya gue ke April dan Hulpy. Kita lagi di lantai dua gedung SMA 5 Mataram, setelah kelas Sejarah yang membosankan di siang hari. “Gimana kalo kita terabas aja? Kan ini hari Kamis. Besok bajunya nggak dipake lagi,” gue memberi ide. Seragam kita dulu memang dipakenya dua hari – dua hari.

“Aduh, gak usah ah. Nunggu reda aja deh,”
jawab Hulpy. Di antara kita dia memang yang paling susah untuk urusan spontanitas. Sementara April mau-mau aja diajak basah-basahan.

“Terus kalo mau basah-basahan, sepatunya gimana? Buku? Tas?”

“Santai. Kita beli plastik keresek merah besar itu di depan, terus sepatu sama buku dimasukin aja ke situ. Terus kita pulang deh telanjang kaki,” kata gue lagi.“Gimana?”

“Yaudah yuk!”

Dan begitulah, kita bertiga beli plastik merah ukuran jumbo, masukin sepatu, sabuk, tas dan buku-buku ke situ, terus jalan kaki pulang dari sekolah ke rumah masing-masing yang searah, tapi beda kampung dan emang jauh-jauhan.

Satu momen hujan-hujanan yang gue inget ketika kuliah adalah ketika pertama kalinya gue merasakan musim hujan di Depok. YANG MANA SANGAT MEMBAHAYAKAN UMAT MANUSIA. Kondisi gang stasiun UI bener-bener nggak wajar. Dan saat itu gue sama sekali enggak tahu kalau ternyata kondisi gang itu kalau hujan BENER-BENER ENGGAK WAJAR. Gue ambil risiko nerabas hujan, eh ternyata banjirnya sampe betis. Belum lagi arusnya deres banget gapaham. Yaudah, terlanjur basah celana jins gue, basahin aja semuanya. Kebetulan tas gue isinya nggak ada buku dan laptop masi bisa dibungkus plastik.

Dan momen lain adalah ketika gue ngejer kuliah jam 9 dan waktu itu hujan angin. Nggak deres hujannya. Tapi anginnya Ya Allah……………. Yang dipayungin kepala, yang diserang badan dari segala arah sama si angin. Yaudah sampe kelas, buka tas, sepatu, kaos kaki, langsung dipajang di depan AC. Kalo  nggak salah pernah gue tulis juga sih di blog.

Dan bicara tentang hujan, rintikkan air yang turun dari langit ini (halah apa sih Ron ah) juga yang menyapa gue pagi itu.

Seoul, Rabu (2 Desember 2015).
Posting-an ini adalah bagian ke-12 dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Indomie tengah Malam di Hongdae
2. Susahnya Nyari Taksi di Seoul!
3. Bonjour, Petite France!
4. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
5. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
6. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
7. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
8. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
9. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
10. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
11. Dream Come True: Finally, Seoul!

Setelah malamnya kenyang makan Indomie sama Ched, paginya gue bangun agak kesiangan. Kondisi kamar yang tertutup dan kasur yang pake kelambu jadi bikin nyaman baget tidurnya. Selimut yang disediakan juga hangat sekali. Kondisi badan yang kemaren udah capek karena jalan seharian ke Nami dan Petite France pun mendukung untuk tidur lama-lama. Kalau enggak inget ini lagi ada di Seoul dan kapan lagi akan ke sini dengan gratis, mungkin gue akan tetap tidur di kasur itu. Keluar dari kamar gue udah menemukan Ched sedang duduk di meja makan, sarapan dan ngopi dengan santai di Maru Hostel Hongdae. Sarapan di sini sudah termasuk dengan biaya menginapnya. Kabar gembiranya lagi, sarapan di sini bisa makan sepuasnya mulai dari roti tawar dan selai, kopi atau teh sampai telur. 
“Morning,” kata gue sambil garuk-garuk kepala. Ched senyum. Dia pagi itu pake baju kaos tipis dan celana training. Kawat giginya masih tetep mengingatkan gue pada Dicky, temen gue yang pas gue ke Korea itu dia juga sedang liputan ke Jepang. Itu udah jam delapan tapi di luar masih gelap. Sepertinya mendung, tapi gue nggak perhatian. Kondisi ruang tamu hostel masih sepi. Bahkan resepsionis yang shift pagi juga belum dateng.

Gue berpikir cepat mau makan apa pagi itu. Akhirnya gue mengambil beberapa helai roti, mengolesinya dengan selai stroberi (SUKA BANGET!), mencoba menggunakan mesin pembuat kopi yang ada di sana dan duduk manis di depan Ched sambil memerhatikan cowok Manila itu sedang mencorat-coret di atas kertas dengan kepo.

“So what are you doing? Still finishing your itinerary?” tanya gue. Dia mengangguk. Sejak semalam memang dia mencoba untuk mengingat-ingat semua rencana perjalanannya di Seoul karena itinerary-nya entah ketinggalan di bandara atau lupa dibawa dari rumah, gue lupa. Baca di artikel sebelumnya deh. EHAHAHAHAHAHA.

“Yes. But today I already have a plan with my friend. She is the one who picked me up at airport yesterday. Her name is Suzy,” kata Ched.

“Suzy? Namanya kayak member girlband KPop. Jadi kenal di mana sama Suzy?” tanya gue agak kepo.

“Dia temen SMA gue dulu di Manila,” kata Ched.

“Oh gitu. Terus kalian mau ke mana hari ini?” tanya gue lagi.

“Kita mau ke Gwanghwamun dan jalan-jalan di sekitar situ.”

Gwanghwamun sudah masuk ke itinerary gue tapi itu kayaknya baru besok. Dan hari ini sebenarnya gue nggak tahu mau ke mana dan sedang mencoba untuk mencari jalan ke Cheongyechon. Atau paling banter kalo emang hujan nggak kelar-kelar, gue mau ke daerah Hongdae aja. Sekitar sini kayaknya juga seru banget untuk dieksplor karena banyak tempat-tempat lucu. Tapi, ah kalo jalan sendiri kan nggak seru. Apa gue ikut aja ya sama mereka?

“Temen gue juga besok mau dateng. Tapi baru besok. Hari ini gue nggak tahu mau ke mana sih,” kata gue curhat.

“Yaudah ikut aja sama gue sama Suzy. Kita muter-muter di Gwanghwamun. Bentar lagi Suzy sampe nih. Katanya dia mau dianter sama pacarnya,” kata Ched lagi. Oke informasi berlebih. Eh tapi tawarannya ngepas banget sama pikiran gue tadi!

“Eh beneran boleh?”

“Ya bolehlah! Yuk, siap-siap dulu. Gue udah siap-siap sih tinggal ganti baju aja nih,” kata dia.

“Arasso!”

Gue langsung ngabisin sarapan pagi itu dan buru-buru ambil handuk dan peralatan mandi di kamar. Langsung masuk ke kamar mandi di deket dapur (yang paling bersih daripada yang di kamar mandi tengah lorong suka bau tahi). Sebelum jam sembilan gue udah siap denga segala hal yang kira-kira gue butuhkan hari itu. Ransel gue masih yang lama, Bonjour coklat yang udah sobek di beberapa bagian dan udah kena lunturan pulpen ungu di pojok kanannya. Power bank dan perkabelan sudah masuk, laptop dan segala macem benda-benda penting dimasukin ke loker yang ada di ujung lorong menuju kamar. Dan hari itu gue memutuskan untuk bawa uang sekitar KRW 100,000 atau KRW 200,000 gitu.

Sebenarnya emang nggak pernah ada rencana belanja. Tapi kalau-kalau ada benda lucu yang mau dibeli kan bisa. Gue sih buan tipe orang yang gampang tertarik pada sesuatu. Cuma buat jaga-jaga aja. Setelah menyelesaikan daftar perjalanannya, Ched juga ikutan siap-siap. Cowok ini ternyata cukup perfeksionis untuk penampilan. Enggak heran kenapa dia bela-belain ke Seoul bawa dua koper dan satu tas superbesar yang ternyata isinya adalah baju-baju bagus dan stylish menurut dia. Dia bawa dua atau tiga pasang sepatu, empat coat, beberapa celana dan mungkin selusin t-shirt.



“Jadi kalo nanti gue foto, setiap hari bajunya enggak sama.” Kata dia. Bener. Masuk akal sih. Tapi gue bawa satu koper aja udah lebih dari cukup. Punya satu coat (minjem) aja sudah alhamdulillah. Nggak pernah juga sih mikir dan mempermasalahkan apakah foto yang satu dengan foto yang lain bajunya akan sama. Lah yang penting di Seoul. Mau bajunya sama setiap hari juga yang penting di Seoul. WQWQWQWQ.

Setelah siap, gue duduk nunggu di ruang tamu Maru Hostel Hongdae sambil ngeliat ke jendela besar yang ada di belakang sofa. Dari situ keliatan jelas mendungnya. Dan bener aja nggak berapa lama hujan turun dan jendela itu mulai basah kena cipratan air.

Rasanya kayak… dihujani berbagai kenangan masa lalu. Masa-masa SMA ketika yang dipikirin cuma gimana caranya untuk lulus UN walaupun nilainya pas-pasan. Nggak mau ngelamun terlalu lama, gue berusaha untuk “menyadarkan diri”. Buru-buru gue ngecek aplikasi Weather di hape. Entah kenapa berada di negara yang punya empat musim dan sedang berada di peralihan musim gugur ke musim dingin, ngecek apps ini jadi candu. Biasanya ngeliat suhu di kisaran 25 – 30 derajat, sekarang yang nampak bisa di bawah 10. Lucu juga karena gue seneng nge-screen capture fotonya. Hari itu suhunya sekitar 10 derajat. Dan agak siangan nanti diramalkan bisa drop ke 7 atau 8. Keliatannya sih enggak terlalu menggigil, tapi ya pasti dingin.

Gue memutuskan untuk nggak keluar dengan coat hitam yang gue pinjem dari Dito (yang gue pake ke Nami dan beraktivitas di hari-hari sebelumnya). Alasannya cuma satu: BERAT. Gue memilih untuk menggunakan baju berlapis-lapis walaupun keliatannya agak aneh. Tapi gerakan jadi enak dan nyaman. Akhirnya hari itu gue keluar dengan baju dalam tipis yang kayak bapak-bapak di sinetron Betawi, t-shirt, sweater abu-abu, jaket abu-abu dan syal abu-abu. Sementara bawahannya cuma hi-tech ketat long-john dan celana jins yang salah banget karena dinginnya makin berasa. Ya Bismillah aja semoga betah, bertahan dan nggak mati kedinginan.

Sebelum terbang dari Jakarta Mely sempat bilang kalau Seoul lagi sering hujan. Jadi gue juga sudah bawa payung dari Jakarta. “Mending bawa aja dari rumah karena beli di sini pasti jatuhnya lebih mahal,” kata dia. Yaudah, gue bawa aja payung gratisan dari KCC yang gue dapet beberapa tahun lalu. Nggak gede-gede banget, tapi lumayan berguna. Dan hari itu memang itu payung  penyelamat banget sepanjang hari.

Seperti janjinya, Suzy dateng ke hostel sekitar jam 10-an dan ngejemput kita. Gue kenalan sekelabatan aja karena masih canggung. Suzy ini orang Korea asli. Dari namanya sih kalo di-hangul jadi Soo Ji. Anaknya ceria, nggak lebih tinggi dari gue untuk ukuran badan, ramah, bahasa Inggris-nya bagus banget. Rambutnya panjang dan digerai. Wangi. Ahahaha… gaya-gayanya persis kayak anak-anak sekolahan di drama-drama Korea yang gue tonton selama ini. Walaupun sekarang usianya sih bukan anak sekolahan lagi. Suzy dan Ched seumuran, sekitar 20 atau 21.

“Halo, gue Ron. Nice to meet you,” kata gue saat kenalan. Sebenarnya gue mau pamer kalo gue bisa ngomong Korea sedikit-sedikit. Tapi emang dasar gue kalo ketemu orag baru suka kaku banget. Apalagi harus ngomong sama orang Korea. Padahal kalo dipikir-pikir kan ini saat yang tepat untuk belajar banyak. Sebel. Jadinya ya sekaku itu pas ketemu Suzy.

“Are we ready to go now?” tanya dia.

“Yes, lets go!” kata gue dan Ched barengan.

Kita bertiga keluar dari hostel dan turun tangga dari lantai 6. Secara kebetulan hari itu lift-nya sedang dibenerin. Dan pas udah sampe bawah, Ched mendadak ngomong tiba-tiba, “Wah angan sampe aja ada barang yang ketinggalan. Bisa mati lemes itu di tangga naik dari lantai 1 ke lantai 6.” Katanya. “Oh iya, Suzy, I need to buy the T-Money card,” lanjut Ched.

“Iya nanti beli di Sevel aja. Di semua Sevel ada kok. Depan sana ada Sevel kan? Ntar mampir dulu aja,” kata Suzy. “Ron, lo udah punya T-Money?”

“Sudah!” gue meraba kantong celana gue dengan percaya diri. “Ada di sini, bentar,” gue nepuk-nepuk di kantong celana kiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang. Kantong jaket kiri dan kanan. “EH ANJIR BENTAR DULU?! MANA NIH?!?!” kata gue kenceng.

“ANJ---WHAT?!”

“No sorry, but I think I left my card at the hostel. Can you please wait for me at Seven Eleven? I will run fast an find it.”

“Ok sure,”
kata mereka.

NAGINI KUDISAN, KENAPA BISA KETINGGALAN?!?!??!?!

Gue buru-buru tutup payung dan lari secepat gue bisa ke hostel nggak peduli basah. Karena lari sambil bawa payung akan membuat gue terlihat seperti orang dungu. Menerobos hujan gerimis nggak terlalu bermasalah lah. Untung juga di kawasan Hongdae lagi agak sepi. Ya siapa juga yang mau keluar hujan-hujan. Waktu ngeliat kios Pizza Etang, gue langsung belok kiri dan masuk ke gedung di belakang kios pizza itu, siap-siap naik lift.

Naik lift.

KAMBING KATARAK! LIFT-NYA KAN LAGI MAINTENANCE. YA ALLAH TERUS GUE NAIK TANGGA DONG SAMPE LANTAI 6?!?!?!?!

SEBEL. APA YANG DIBILANG CHED KEJADIAN JUGA AKHIRNYA.

SEBEL SAMA CHED!!!!!

Meniti tangga dengan celana ketat dan baju tebel itu sama sekali nggak nyenengin. Lelah dan keringetan di udara dingin juga nggak nyenengin. Gue berusaha mencari kerta bertuliskan kode pintu di dalam tas dan itu jga butuh proses. Setelah berhasil masuk, gue langsung menuju kamar, naik ke kasur dan bongkar-bongkar semua yang ada di sana. Gue sih curiganya ketinggalan di kasur pas beberes semalem. Tapi nggak ada.

Turun dari kasur yang gue tinggalin dalam kondisi berantakan gue menuju loker dan buka-buka loker. Bongkar semua barang yang ada di loker. Tapi nggak ada juga.

“Di mana deh Ron ketinggalannya? Coba inget-inget lagi!” kata gue ke diri sendiri. “Kamar mandi nggak mungkin, karena gue nggak pake celana jins di kamar mandi dan kartu itu selalu ada di celana jins. Trus di dapur? Nggak mungkin juga…”

Gue nggak menemukan jawabannya. Yaudah akhirnya gue nyerah.

“Beli lagi aja deh…” pasrah. Padahal itu juga gue minjem dari temen dan baru diisi beberapa malam lalu pas gue lagi di Myeongdong. SEBEL! MASIH BANYAK SALDONYA!!!!!!!!!

Gue pake sepatu lagi dan turun tangga yang sama menuju lantai satu. Udah lemes karena kelelahan dan agak ngos-ngosan juga, gue buka payung dan berjalan ke Seven Eleven tempat Ched dan Suzy nunggu. Gue masih kepikiran T-Money itu. Karena seinget gue setelah dari Lotte Hotel Seoul semalam gue nggak pernah ngeluarin itu dari celana. Gue coba lagi meraba-raba kantong celana gue sebelum memutuskan untuk masuk dan membeli kartu yang baru.

Dan

Ya

Gimana sih

Bener aja dong, ada nyelip di kantong sebelah kanan. Tadi nggak berasa karena kantong di bagian dalamnya kelipet dan gue nggak merogoh dengan saksama. Karena kartunya kelilit kantong bagian dalam jadi tadi pas ditepok-tepok jadi nggak berasa. Alhamdulillah.

“You know what? Ternyata I nggak forget the card di hostel. But the card is on my pocket all this time. Kampret gak?” gue diketawain sama Ched dan Suzy. Setelah itu kita akhirnya memulai perjalanan ke Gwanghwamun.

Kalo semalem gue turun di Hapjeong, hari ini Suzy nggak ngajakin naik di Hapjeong. Tapi di stasiun lain yang deket situ namanya Sangsu. Dari Sangsu nanti kita akan transit di Gongdeok dan turun di Gwanghwamun.


Sepanjang jalan ke stasiun ini gue masih merasa awkward. Yang pertama karena gue baru kenal sama mereka. Kedua karena entah kenapa gue jadi rada nggak pede sama bahasa Inggris gue. Ketiga karena gue dasarnya emang kaku sama orang baru. Keempat lebih kepada kenyataan bahwa MEN GUE LAGI DI SEOUL! YA ALLAH!!! SETIAP TIKUNGAN RASANYA SANGAT INDAH DAN BERHARGA UTUK DILIHAT DAN DIPOTRET. SETIAP TOKO DI PINGGIR JALAN WALAUPUN YAUDAH CUMA GITU AJA KOK TERLIHAT SO SYABANG-SYABANG. Hampir gue jerit setiap liat standee artis di sepanjang jalan ke Sangsu itu. Alay banget. IH AMIT-AMIT!

Gue sengaja berjalan agak lambat dan menjaga jarak di belakang Ched dan Suzy. Sambil memerhatikan sekitar. Kadang-kadang nimbrung tiba-tiba ada di antara mereka berdua. Tapi seringan sih ada di sebelah Ched. Kita bertiga jalan pake payung yang bikin jalannya nggak bisa dempet-dempetan. Dan setelah kurang lebih lima belas menit kita sampai di Sangsu.

Di sepanjang perjalanan itu gue tahu lebih banyak soal kepribadian mereka berdua. Suzy tipikal yang gampang banget diisengin. Ched di sisi lain suka banget iseng dan hobi bercanda. Sering dia becandain Suzy dengan jokes-jokes permainan kata yang terkadang krik-krik juga. Dan ketika kita sedang nunggu di peron, gue akhirnya punya kesempatan untuk pamer ke Suzy kalau gue bisa baca hangul. Dengan cara bertanya arti dari kata yang gue baca di deket situ.

“Loh lo bisa baca hangul?”

“Bisa baca tapi gue nggak bisa ngerti artinya,” kata gue.

“Oh kalo itu artinya ini, kalo ini artinya itu, kalo itu lo bisa baca kan?”

“Iya bisa. Hehe,”

“Belajar di mana?”

“Gue belajar sendiri sih karena gue suka KPop,”
kata gue lagi.

“Ron ini jurnalis,” Ched nimbrung.

“Lo suka KPop? Wah gue juga suka KPop. Lo suka siapa?” tanya Suzy.

“Banyak sih. Gue suka IU, EXO, SNSD, hehe,”

“Wah! Gue suka Infinite. Kemaren waktu gue jemput Ched, gue ketemu sama VIXX di bandara. Rame banget. Mereka mau berangkat ke MAMA yang di Hong Kong kayaknya. Atau mau ke mana gitu deh rame pokoknya. Karena Ched gue jadi ketemu mereka. Ahahaha thanks Ched!”
katanya. Walaupun dia bukan tipikal fans militan, tapi dia kedengerannya suka banget sama KPop. Ekspresinya waktu nyeritain ketemu VIXX ini sih sebenarnya nggak yang sehepi itu. Biasa banget. BENERAN YANG BIASA BANGET.

Kayak yang… yaudah…

WWQWQWQWQWQWQ

Suzy please. ITU VI AY F*CKING EKS EKS.

HUHUHUHUHUHUHUHUHUHUHUHUH HONGBIN.

Kereta yang akan membawa kita ke stasiun transit tiba dan kosong. Kita masuk dan duduk sebelah-sebelahan.

“Kalo di sini, grup yang paling terkenal siapa sih?”
gue iseng aja nanya.

“Kalo girlband tentu SNSD. Semua orang tahu SNSD. Selain itu A Pink juga banyak fans-nya. Gue suka A Pink. Its my favorite girlgroup,” katanya. Terus abis itu dia nyeritain sesuatu yang bikin gue pengen teriak kenceng banget, tapi enggak bisa demi alasan pencitraan.

“Gue pernah loh ketemu Xiumin sama Baekhyun-nya EXO.” Kata dia.

Hening sesaat.

Tenang Ron. Tenang. Dia kan tinggal di Korea, ya tentu saja dia pernah ketemu sama siapapun artis Korea yang lo hanya bisa lihat di laptop. Nggak heran dan bukan hal yang wow banget. Ya kan siapa tahu dia emang dateng ke fanmeeting atau apa.

Gue memutuskan untuk enggak nanya-nanya lebih lanjut tapi hanya menanggapi statement itu dengan senyum seadanya. Suzy terus lanjut cerita.

“Gue kan sekarang kerja part-time di coffee shop gitu. Nah pernah pas kapan si Baekhyun ini dateng mau beli kopi,”
kata dia.

GUE MAU BANTING SEMUA HAL YANG BISA GUE BANTING DEMI MENDENGAR DETAIL CERITA ITU TAPI GUE JAGA DIRI DAN JAGA HAWA NAFSU.

“Dia aslinya lucu banget loh! Sempet becanda-becandain gue gitu. Nah kalo Xiumin gue suka sama dia. Karena dia imut. Sekarang sih dia lagi banyak banget fans di sini karena tipikal yang aegyo gitu. Banyak nuna-nuna suka cowok ber-aegyo. Dia tipe kesukaan nuna-nuna banget,” kata dia lagi.

Gue masih senyum seadanya dan nggak tahu kenapa gue mendadak nahan nafas. Mau nanya lebih banyak tapi ngga berani. Masih tahap perkenalan nih sama Suzy. Kendala bahasa juga. Mau spazzing berlebihan takut keliatan freak. Dan emang lagi dingin banget jadi lidah gue kelu. #alasan.

“Oh iya terus lo kemaren ke Gangneung ngapain?” tanya dia lagi. Tadi di jalan gue sempat cerita gue sudah ke mana aja selama beberapa hari terakhir ini di Korea.

“Oh iya, kemaren gue tuh ada liputan drama baru gitu. Jadi SBS sedang memproduksi drama baru tentang Shin Saimdang,” gue menjelaskan singkat.

“OH! SHIN SAIMDANG! Dia terkenal banget. Ibu bangsa banget,” kata Suzy.

“Iya, jadi ada drama baru yang main Song Seung Hun sama Lee Young Ae,” kata gue lagi

“Song Seung Hun ganten banget!! Lee Young Ae gilak sih cantik luar biasa padahal dia udah berumur dan punya anak!”
Ched cuma diem merhatiin kita ngobrol soal KPop karena dia sama sekali nggak ngerti. Akhirnya karena kita berdua orangnya pengertian, kita memutuskan untuk menghentikan obrolan itu dan beranjak ke obrolan lain. Obrolan lain di sini berarti adalah masa lalu Suzy dan Ched waktu sekolah di Manila. Yang berarti juga gue nggak ngerti dan yaudah cuma diem aja ngeliat kaca. Menunggu sampai di stasiun transit. Turun dari kereta dan berpindah ke jalur lain, kitapun tiba di stasiun Gwanghwamun.
“We used to shine so bright together. But now we are strangers. In your arms, the world was mine. Goodbye to those childish days…”
Keluar dari stasiun subway dan disambut angin dingin serta air hujan bukanlah Gwanghwamun yang gue bayangkan. Gue melewatkan musim semi dan sekarang semua pohon sudah gundul. Keromantisan yang ditawarkan Kyuhyun di lagu ‘At Gwanghwamun’ itu jadi nggak kerasa. Well, tetep kerasa sih, karena lirik yang gue kutip di atas adalah my personal favorite. Fakta bahwa sekarang gue sedang berada di salah satu spot paling hits di Seoul ini membuat letupan-letupan lucu di dada gue.


Payung sudah dalam kondisi terbuka lagi. Suzy dan Ched jalan di depan sementara gue memanfaatkan waktu sejenak untuk melihat-lihat sekeliling sambil membuntuti mereka. Gue nggak tahu mereka aan jalan ke mana dan Suzy akan ngajak kita ke mana. Tapi sekilas tadi gue sempat denger kalo hari ini agendanya adalah di sekitaran situ. Gwanghwamun Square, Gyeongbokgung, sampai Insadong.

“Gue balik aja rutenya gak apa-apa kan? Karena hujan jadi mending kita cari tempat yang teduh-teduh dulu aja ya!” kata Suzy.

Gue nggak keberatan. Mengingat hari ini kan agendanya memang membuntuti mereka jadi kemanapun gue diajak hari ini gue akan senang aja. Jadilah tujuan pertama kita adalah National Museum of Korean Contemporary History yang letaknya nggak jauh dari pintu keluar stasiun subway.

Mengunjungi museum di Seoul sebenarnya udah di luar rencana banget. Dalam bayangan gue, museum tuh selalu gelap dan membosankan. Juga berdebu. Gue nggak inget kapan terakhir kali gue masu museum sebelum ini. Yang jelas itu sudah lama banget. Walaupun berkunjung ke museum bukan gue banget, tapi gue jadi penasaran juga sama museum di Gwanghwamun ini.

Dalam perjalanan ke lokasi, kita melewati banyak banget polisi berseragam persis sama kayak di drama Korea itu. Hujan-hujanan mereka bikin barikade di depan kedutaan besar Amerika. Bisa jadi salah satunya adalah Siwon atau Donghae. Ya tapi nggak mungkin kan gue ngecekin muka mereka satu-satu. Yang kepikiran hari itu sebenarnya cuma nyari tempat berteduh dan hangat. Udah itu aja.


Udah masuk sekitar jam 11 lebih siang. Udaranya dingin dan basah banget. Hujannya udah reda tapi masih awet. Setelah melewati barisan para polisi gue pun akhirnya bisa menyaksikan sendiri dari kejauhan patung Raja Sejong yang sedang duduk di singgasananya. Patung yang terkenal itu. Nggak jauh dari sana juga gue ngeliat patung jenderal Lee Sun Shin. Persis kaya gambar-gambar di internet.

Lagu Kyuhyun tetap keputer di kepala gue.
“Today, like a fool, I am standing at that spot. Getting wet in the rain. Waiting for you, who won’t come. I was happy. At the memories of holding hands and walking together, I look back in case you are standing there…”
Gue menghela nafas. Setiap detail yang gue lihat hari itu akan jadi bahan di novel Airin gue suatu hari nanti. Gue membatin. Dari kejauhan gue ngeliat Namsan Tower juga. Sudah ada rencana ke sana tapi nggak hari ini.

Kita mendadak berbelok ke kanan, masuk ke area halaman museum dan berhenti di depan pintu untuk ngeberesin payung. Memasukkan payung ke dalam plastik yang sudah disediakan di sana. Dan Alhamdulillah pas udah masuk, rasanya nyaman dan hangat. Kalau aja di situ boleh ngopi pasti akan lebih enak lagi. Gue sudah membayangkan latte hangat atau green tea manis.

Suzy melihat-lihat sebentar tulisan-tulisan yang ada di dinding sebelum mengajak kita mulai mengeksplor dari lantai satu sampai beberapa lantai di atasnya.

Di sana ada macem-macem. Mulai dari video mapping tentang sejarah Korea tentu saja. Tulisan-tulisan di dinding yang juga menceritakan sejarah Korea. Gue nggak terlalu mencermati ataupun mencoba untuk membaca lebih teliti. Karena (1) itu sejarah Korea, (2) sejarah Indonesia aja gue nggak khatam kenapa gue harus baca-baca sejarah Korea, (3) gue lagi mau liburan bukan mau mikirin sejarah, (4) bodo amat sama sejarah negara orang, sejarah negeri sendiri aja masih ogah-ogahan bacanya, (5) gue nggak suka pelajaran sejarah.

Terlepas dari semua itu, menurut gue museum ini bukan tipe yang membosankan. Jadi nggak ada salahnya untuk datang  ke sini sekedar untuk nambah-nambahin check in di Path.


Lantai pertama yang kita datengin berisi sejarah-sejarah dari zaman dahulu kala. Tahun per tahun dijelaskan dengan rinci apa saja yang terjadi di era itu. Naskah-naskah kuno yang bisa diselamatkan dipajang dengan indah di sana. Setelah masa kerajaan berakhir, lanjut dijelaskan dengan tak kalah mendetail soal masa penjajahan Jepang di Korea sampai ke hari kemerdekaan.

Di dinding banyak banget gambar-gambar pemberontakan masa lalu terhadap kepemimpinan Jepang zaman itu. Menurut gue, gambar-gambar itu bagus banget buat foto-foto. Di sini emang nggak dilarang foto. Yang dilarang cuma berisik aja. Ada lagi ruangan kayak bilik karaoke gitu yang memutar video non stop masih tentang perjuangan melawan penjajah. Ada satu sudut juga yang menampilkan sederet foto pahlwan era itu yang membentuk angka bulan dan tanggal kemerdekaan Korea Selatan.

Salah satu ruangan yang seru sebenarnya di bagian replika ruangan presiden di Blue House, semacem White House-nya Korea. Di sana ada replika meja presiden dan juga podium tempat pidato presidennya. Nah yang serunya lagi, dari ruangan itu kita bisa melihat kawasan Gwanghwamun Square dari atas. Pemandangannya indah banget. Basah tapi indah. Langsung ke gerbang Gwanghwamun dan Gyeongbokgung Palace.

Suasana antara gue, Ched dan Suzy masih awkward banget deh. Enggak paham. Ketika Ched dan Suzy sibuk saling foto, gue cuma bisa liat-liat sendiri dan foto-foto benda-benda mati di sekitaran sana. Mungkin Ched menangkap sinyal itu dan akhirnya dia ngomong ke gue “Kalo mau difoto kasih tahu aja. Nggak usah diem dan malu-malu ya!” ahahahahahahahahha.

Jadilah gue mau difoto belagak sedang kampanye presiden.

“Yak, siap-siap untuk foto paspor ya!”
kata Ched becanda sebelum motret gue. Juga dia sempat sok-sok mau candid ketika gue duduk di bangku presiden.


Berpindah ke lantai selanjutnya, kita memasuki wilayah sejarah populer dan perkembangan teknologi. Semua benda-benda yang sering kita lihat di Indonesia (yang ternyata berasal dari Korea) ada di situ. Salah satunya adalah kelereng. Boneka anak kecil dekil yang agak serem itu juga ada dipajang di sana. Kalo nggak salah di episode ‘Reply’ ada deh ini boneka. Semua hasil produksi pabrik Korea untuk import dan digunakan secara lokal dipajang di sana. Perkembangan televisi, film, bioskop, ponsel, pesawat, transportasi, radio, sistem sekolah, sampai sederet CD-CD penyanyi terkenal Korea di masa lalu ada di etalase dan sekitaran lantai ini.

Yang jelas pojok favorit gue adalah Hallyu. Di situlah pertama kalinya gue merasa nggak awkward berada di museum. Ngeliat ke dalam etalasenya aja udah senyum-senyum. Ada CD H.O.T, BoA, Super Junior, Psy. DVD Jewel In The Palace, buku Winter Sonata, CD Psy dan banyak lagi. Dan ketika itu insting wartawan (halah sok sokan) gue langsung muncul. Pojok itu jadi salah satu bahan artikel gue buat detikHOT besoknya.
“Sejak tahun 90-an, serial Korea memang sudah "menyerang" beberapa negara Asia dan menjadi populer. Bersamaan dengan drama televisi, musik juga menjadi salah satu produk budaya populer yang sangat digemari. Jika kalian pernah menyaksikan drama 'Reply 1997' tentu masih ingat bagaimana Sung Shi Won (Eunji 'A Pink') sangat mengidolakan boyband H.O.T yang popularitasnya saat itu benar-benar luar biasa. Sementara di era media sosial seperti saat ini, nama-nama seperti EXO, BTS, dan grup-grup senior seperti Bigbang dan SNSD pun masih berada di peringkat teratas untuk urusan popularitas.

Perkembangan budaya populer Korea menjadi salah satu hal yang patut dimasukkan ke dalam catatan sejarah. Di antara semua produk budaya populer yang pernah dibuat Korea Selatan, hanya beberapa saja yang dicatut untuk dipamerkan di salah satu etalase National Museum of Korean Contemporary History ketika detikHOT mengunjunginya pada Rabu (2/11/2015).

Tiga artis SM Entertainment tampak menghiasi rak di dalam etalase. Mereka adalah H.O.T, BoA dan Super Junior. Album pertama H.O.T yang berjudul 'We Hate All Kinds of Violence' merupakan album yang terjual lebih dari satu juta kopi saat itu. Padahal Korea Selatan sedang mengalami krisis ekonomi yang parah. Kontroversi juga mengikuti perilisan album ini seperti tuduhan plagiat sampai digugat secara hukum. Namun fakta penjualan yang fantastis buat CD H.O.T berada di puncak popularitas dan fenomenal. Sampai-sampai CD-nya pun dipajang langsung di museum yang terletak di pusat kota Seoul.”
Baca artikelnya di sini.

Ada satu etalase yang memajang sebuah replika kapal besar yang mengangkut ribuan masyarakat Korea pada perang Korea di masa lalu. Gue menerka itu adalah yang digambarkan dalam film ‘Ode To My Father’ yang sempat gue tonton beberapa waktu lalu. Banyak orang-orang mungil yang dibuat entah dengan bahan apa – terlihat seperti plastisin – dengan berbagai aktivitas. Mulai dari makan, tidur, gendong anak dan sebagainya. Kalo lo udah nonton filmnya pasti deh baper liat ini.

Ched sih nampaknya sangat menikmati perjalanan ke museum itu. Karena menurut dia, semua benda yang ada di sana ‘Instagram-Worthy’. Walaupun gue nggak terlalu banyak komentar mengenai itu, tapi banyak juga gue foto-foto di sekitaran museum. Nggak lama setelah kita kelar di bagian itu akhirnya kita mutusin untuk udahan dan pindah ke lokasi selanjutnya.


“Sebelum lanjut kita mending makan dulu yuk! Kebetulan gue juga udah laper banget nih,”
kata Ched yang dibalas anggukan setuju oleh Suzy.

Gue juga laper. Tapi di perjalanan ini, makan sebenarnya adalah opsi ke sekian. Tapi karena hari ini gue nguntit mereka, nggak mungkin kalo gue mendadak bilang kalo gue nggak mau makan dan memilih untuk jalan sendiri kan. Yaudah, mari makan kalau begitu.

Kita keluar museum lewat jalan yang berbeda dengan jalan masuk kita tadi. Setelah menuruni beberapa eskalator, berpapasan dengan segerombolan tentara muda yang sedang wajib militer dan jalan-jalan ke museum, kita keluar dari kompleks adalah National Museum of Korean Contemporary History menuju jalan yang akan membawa kita ke tempat makan bernama Kimbab Jeon-guk. Gimana ya bahasa Inggrisnya? Kimbab World?

“Murah dan lumayan buat ganjel.” Kata Suzy sih.

Ini pertama kalinya gue bakalan makan di luar bareng sama orang asing yang bukan muslim by the way. Jadi gue harus menjelaskan keribetan turis muslim yang sedang jalan-jalan ke negara yang belum muslim friendly kayak Korea Selatan ini.

“Gue nggak makan babi, by the way. Gue muslim. Di situ ada makanan yang nggak pake babi kan? Kayak ayam, atau misalnya ikan gitu? Nant gue minta tolong ya dijelasin ke ahjumma-ya ya, Suzy, hehe.”


“Oh oke. Ada kok yang tuna,” katanya. Lagian, kalau dipikir-pikir, makanan kayak bibimbab atau ramyeon kan ada yang “aman”. Dalam artian no pork and no lard. Tapi ya kalo alat yang digunakannya sudah terkontaminasi babi, serahkanlah pada Allah SWT. Namanya juga musafir. #seenaknya

Perjalanan dari museum ke Kimbab Jeon-guk enggak terlalu jauh. Gue masi baper sama jalanan dan suasana yang gerimis-gerimis itu. Kebayang semua aja yang pernah gue tonton di drama Korea. Sesayang itu gue sama Seoul. Benci. Kenapa.

Kita sampai di Kimbab Jeon-guk yang enggak terlalu rame. Ada meja kosong buat bertiga di tengah-tengah ruangan. Tempat ini semacem franchise kayaknya sih. Karena gue pernah liat beberapa kali tempat yang sama juga. Tempatnya nggak terlalu gede. Kursi dan mejanya hitam dan ruangan itu berpencahayaan lampu yang redup. Suasananya hangat. Perpaduan antara penghangat ruangan dan panas yang dihasilkan dari kompor di dapur yang nggak terlalu jauh dari lokasi makan kita. Di dinding ada banyak gambar yang dipajang dan di salah satu sudut terpampang papan menu beserta harga makanannya. Kimbab Jeon-guk yang kita datangi hari itu dijaga oleh dua atau tiga ahjumma gitu.

Setelah gue dan Ched duduk dan membuat diri kita senyaman mungkin—melepas beberapa aksesori penghangat karena ruangannya udah hangat—Suzy langsung mengambil tiga gelas air minum dari dispenser yang ada di pojokan. Kebanyakan tempat-tempat kayak gini di Korea air minumnya pasti self-service. Jadi kita bisa minum air putih sepuasnya nggak perlu beli air kemasan gitu. Menyusul kemudian seorang ahjumma mengantaran sederet kimchi ke atas meja yang juga sudah termasuk ke dalam “service” mereka. Belajar dari vlog-nya Eat Your Kimchi, “service” di sini berarti gratisan.

Sehelai krtas menu dan satu pensil juga sudah ada di atas meja. Ched dan Suzy sudah sibuk-sibuk memilih makanan apa yang akan mereka pesan. Sementara buat gue pilihannya cuma tuna kimbab, kimbab sayur, atau ramyeon dan tokpokki. Gue pesen kimbab tuna satu dan rapokki (ramyeon-tokpokki). Sementara Ched memilih makan udon karena dia mengaku nggak terlalu bisa menoleransi makanan pedas. Suzy kayaknya bukan tipikal yang banyk makan (hehehe tapi dia chubby gitu lucu deh hehehe sayang udah punya pacar hehehehe) jadi dia pun hanya akan kimbab aja.

Harga kimbab di sini nggak lebih mahal dari kimbab yang gue makan di pinggiran Lotte Supermarket beberapa hari yang lalu. Itu gilak sih mahal banget udah gitu beku beneran kayak es. Menu di sini harganya berkisar KRW 3,000 untuk kimbab. Gue sih rekomen buat makan di sini karena murah. Kenyang banget cuma kimbab doang karena itu padet banget dan bener-bener gumoh deh makannya. Gue pun nggak tahu kalo kimbab-nya bakalan semengenyangkan itu. Gue malah pesen sama rapokki. Yaudah itu mie, kue beras sama kimbab numpuk. Nyaris muntah. Dijamin kenyang bego.

Makan gue hari itu abis sekitar KRW 7,000 atau KRW 8,000 deh. Perut kembung. Air putih berlebihan. Makanan sangat berlebihan. Yang jelas itu nggak boleh sakit perut dan boker. Karena boker di luar hostel pasti akan sangat ribet karena nggak ada air pastinya. Daripada gue keliling kota dalam kondisi menjijikkan dan tidak cebok, mending gue tahan aja sampai nanti malam. Tapi beruntung sih gue nggak sampe yang mules dan kebelet boker. Tuhan memberkati.


Acara makan hari itu tentu saja dimulai dulu dengan foto-foto makanannya. Kemudian mereka berdua berlanjut mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari masa sekolah sampai sekarang. Tipikal kita kalo reunian sama temen SMA pasti ngomongin siapa yang udah nikah dan macem-macem. Sampai akhirnya mereka pun beralih topik ke pekerjaan gue. Gue sedikit menjelaskan betapa menyenangkannya jadi jurnalis. Karena sebelumnya gue bilang ke mereka kalo gue pun pernah dikirim ke New York. Yah apalah sekarang udah resign WKWKWKWKWKWKW.

Gue pun sempat komplain soal cuaca. Bukan komplain sih, lebih ke yang unek-unek gitu. Namanya juga kan anak tropis yah. Diajak ke suhu begitu pasti bawel dong.

“This is too cold for me to handle,”
kata gue.

“Ini tuh nggak cold Ron, ini tuh cuma cool,” tegas Suzy.

Mau marah rasanya. Suzy mungkin nggak pernah hidup di Jakarta yang suhunya bisa sampe 35 derajat celcius. Makanya dia bisa bilang begitu. Atau dia mungkin sudah lupa sama udara di Manila yang kan nggak jauh beda juga sama Jakarta. Untung lo cantik, Sus. WKAWAKWAKWAKWAKWA

Kita makan cukup lama sik. Gue yang makannya lama karena udah gumoh duluan sama makanan. Sampe nggak abis. Nggak mau terlalu nyaman karena kehangatan tempat itu, kitapun bersiap untuk pindah ke tempat selanjutnya. Hujan udah agak redaan dan sekarang udah bisa jalan nggak pake payung. Alhamdulillah! Walaupun begitu langit masih gelap. Suasana kota juga masih basah.

Usai jam makan siang itu ada banyak orang yang berlalu lalang di sekitar tempat yang kita kunjungi. Pakaian mereka stylish banget. Boot, coat bulu-bulu ala Goo Jun Pyo, bawa kopi di tangan kiri dan kalo nafas keluar asep dari mulut dan hidungnya. BERASA BANGET DI LUAR NEGERI YA?!?! AHAHAHAHA ADUH KATROK. MIAN.

Kita menelusuri jalan di antara gedung-gedung tinggi, melewati lampu-lampu jalan, melangkah di atas trotoar basah yang bersih banget. Seoul itu bersih banget. Melewati sederetan pepohonan pinggir jalan yang botak. Gue tetap pangling sama kota ini. Jadi gue kembali menikmati kesendirian sejenak dengan membiarkan orang Korea dan Filipina itu bercengkerama di depan sementara gue di belakang memberi jarak beberapa langkah.

Sudah delapan tahun kurang lebih sejak gue pertama kali kenal Korea-Korea-an dan ini pertama kalinya gue bisa mampir ke Seoul (AND IT’S F*CKING FREE). Gue nggak ingin pengalaman pertama gue ini jadi yang biasa-biasa aja. Atau misalnya jadi cuma yaudah sekedar gitu aja. Itulah kenapa setiap langkah kaki, setiap belokan, setiap gedung, setiap pohon, setiap detail kotanya, dan setiap perasaan yang muncul – halah – berusaha gue ingat sekuat-kuatnya. Gue nggak tahu kapan gue akan menuliskan cerita ini dan ketika gue menuliskannya nanti gue ingin itu jadi sebuah tulisan yang setidaknya mengajak para pembaca blog gue juga tenggelam dalam suasana basah Seoul di awal Desember 2015.

Nyaris setahun berlalu dari perjalanan itu, excitement-nya masih berasa. Jelas sekali.

Dalam perjalanan ke Insadong, mendadak handphone gue bergetar. Dapet message dari Annis, temen gue di UI yang sekarang kuliah di Korea.

“Kak aku bisa ketemu di SMTOWN COEX sore ini. Gimana?”

OMG.

OMG.

OMG!

FINALLY, NAIK HAJI!

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Deg-degan Masuk SMTOWN COEX Artium [Part 1]

$
0
0
Nama gue Ron. Gue suka nonton drama Korea dan suka dengerin KPop. Baru-baru ini gue menderita mencret yang parah banget. Lo tahu kan, penyakit yang disebabkan karena kebanyakan makan cireng dan sambel ayam penyet itu? Ya… Dalam 25 tahun terakhir mungkin ini adalah mencret gue yang paling parah. Karena bahkan untuk berdiri aja gue goyah. Untung Tuhan menunjukkan jalan kepada manusia bahwa boker sangat efektif dilakukan jika jongkok, bukan berdiri. Tapi bahkan dalam kondisi kurang cairan seperti ini, jongkok pun terasa melelahkan.

Gengs, maafin gue kalo posting-an ini diawali dengan curhatan soal mencret. Karena seperti yang gue bilang di atas, ini adalah mencret terparah sepanjang hidup gue. Kalo capek karena lari, angkat beban, atau ngepel kamar okelah bisa dimaklumi. Tapi capek karena boker itu hal lain gengs. Jangan pernah sekali-sekali makan jorok di pinggir jalan kalau kondisi badan lo lagi nggak fit.

Seharusnya posting-an ini sudah naik di kaoskakibau.com sejak dua minggu lalu. Tapi karena gue mendadak kena diare (dan diperparah karena gue sendiri di kosan dan susah buat keluar beli obat akhirnya malah berkepanjangan) jadinya ketunda. Penundaan berlanjut karena urusan kantor dan kepribadian golongan darah B yang super mager macem gue. Tapi yah, life must go on. Walaupun mencret gue belum kelar sampai hari ketiga, gue tetap harus bertahan melawan kejamnya dunia. Termasuk kejamnya sebagian orang menilai para fans KPop di masa lalu.

Oh yeah, lets begin the curhat.



Jadi seorang fanboy KPop tuh nggak gampang. Jujur saja. Kondisi kehidupan lo nggak akan semudah ketika lo mengidolakan seorang pemain sepak bola atau personel sebuah band metal papan atas dunia. Kalau lo udah jadi fanboy militan Korea-Korea-an sejak sebelum 2009, tahun di mana KPop hanyalah genre nugu di dunia ini, lalu kemudian lo merasakan bagaimana rasanya dicibir teman-teman sekitar lo karena lo suka KPop, men, kita harus tos dulu.

Tos di jidat orang-orang yang ngatain tapi ya. HAHAHAHAHAHAH

Gue tuh suka nggak paham kadang sama orang-orang. Kenapa deh mereka suka banget ngurusin kesukaan orang lain? Like seriously, memangnya kenapa sih kalau gue suka sama Korea-Korea-an? Gue nggak minta duit sama elo kok buat menghilangkan dahaga gue akan kesukaan gue ini. Kenapa malah lo yang sakit pantat.

Kalau diitung-itung kira-kira sudah delapan tahun gue ada di lingkaran setan bernama KPop ini. Nggak jarang gue mendapat pandangan yang yah bisa dikategorikan ke negatif. Dan selama delapan tahun itu gue juga memperhatikan bahwa ternyata nggak cuma gue loh yang mengalami hal ini. Banyak fanboy bahkan fangirl juga (mungkin) berada di frekuensi yang sama. Kayak semisal, kalau gue nggak sengaja ada di acara KPop gitu ya, kayak cover dance competition atau apa, gue masih sering ngeliat fanboy pake masker.

Oke ini suuzon sih.

Gue menebak mereka yang pake masker ini kurang pede sama diri mereka sendiri. Mungkin juga ngerasa nggak nyaman berada di situ. Takut kalau-kalau ada temen rumahnya atau temen sekolahnya yang nggak suka KPop ngeliat dia ada di acara KPop trus nanti dikata-katain di sekolah.

Sotoy sih emang. Kan bisa jadi sebenarnya mereka pake masker karena emang lagi pengen. Karena memang lagi cosplay-in airport fashion idol favorit mereka. Karena lagi jerawatan. Karena alergi. Karena yah mungkin juga terlalu ganteng untuk berada di sana sehingga ada ketakutan tersendiri para wanita akan berteriak “OPPA!! OPPAA!!! SARANGHAE!! OMMOO OMMOOOO!!!!” ke dia. Atau mungkin karena ternyata dia adalah Byun Baekhyun.

OMG!

“OPPAAA!!! OPPPAAA!!!!!!” *JAMBAK YANG PAKE MASKER*

Tapi enggak tahu kenapa gue kayak punya keyakinan gitu, bahwa beberapa orang yang pake masker di tempat yang seharusnya mereka bisa jadi diri mereka sendiri itu adalah orang yang masih punya ketidakpercayaan diri. Bener gak sih itu kata terakhir. Padahal kan sebenarnya kalau dipikir-pikir, semua yang di situ pasti suka KPop. Like WE ARE ONE, MAN! Ehem. Tapi ya mungkin emang dia lagi jerawatan. Atau emang dia takut ketauan temen sekelasnya yang nggak suka KPop.

Iya gue suuzon. Maafin gue.

Tapi tenang saja. Kalau lo baca ini kemudian lo merasa tersentil, bagus, karena niat gue emang pengen nyentil. Nggak cuma elo kok yang merasa demikian.

Gue selalu menganggap diri gue sebagai orang yang paling nggak pede di seluruh dunia. Gue pun pernah berada di masa-masa seperti itu. Waktu SMA mungkin nggak terlalu kerasa karena gue belum yang frik banget sama KPop. Tapi berasa banget pas kuliah sih.

Jadi ceritanya kan gue emang suka banget bikin fanfic (baca di smellyshockshortstory.tumblr.com). Dan kalau udah bikin fanfic tuh gue suka banget yang menenggelamkan diri gue ke masing-masing karakter yang gue bikin. Jadi kadang suka bikin editan-editan foto dengan karakter-karakter yang gue pake jadi main cast-nya gitu. Terus gue jadiin wallpaper laptop. Maksud gue kayak supaya gue setiap kali inget kalo gue harus ngelanjutin ini fanfic, gitu loh. Nah, suatu hari ada salah satu temen se-program studi gue mau minta file dari laptop gue gitu. Dia nyamperin gue sama salah satu temennya.

Dalam hati gue sebenarnya sudah merasa nggak aman. Karena kalau mau transfer-transferan kan harus buka desktop dulu dan itu wallpaper pasti nampak.

“Ah gue males deh kalo ntar diliat sama nih orang,” kata gue. Gue nggak mempermasalahkan temen gue yang minta data. Yang gue permasalahkan adalah temennya itu. Yang gue yakin (keliatan) kalo dia bukan tipe orang yang biasa aja sama orang yang suka KPop. Anjir sebel kalo diinget-inget WKWKWKWK.

Saat itu wallpaper gue lagi editan fotonya Joong Ki, Yoona sama Siwon. Persis ketika wallpaper gue tampak, gue ngeliat temennya temen gue itu kayak memberikan tatapan  yang—hmmm gimana ya nyebutnya—mencela? Kayak mau ketawa tapi ketawanya yang nyinyir kayak yang “APAAN SIH NIH ORANG” gitu pas liat laptop gue.

Wah bangsatlah. LO PALING SUCI GUE PENUH DOSA.

Begitu kira-kira.

Tapi pandangan negatif jadi fanboy KPop nggak cuma datang dari orang yang nggak suka KPop aja. TERNYATA! Gue juga pernah merasa “dipandang sebelah mata” oleh sesama fans KPop. Waktu itu SHINee pertama kali datang ke Indonesia, 2010 kalo nggak salah, yang mereka isi acara kerjasama Arirang sama TVRI yang panggungnya gembel banget itu. Dan gue sama salah satu temen gue dateng ke bandara (niatnya) ngejemput SHINee (walaupun sebenarnya nggak bisa juga kejemput karena ya lo tahulah satpam di bandara always full of shit untuk urusan inian).

Ketika sedang berdiri di antara kerumunan, ada salah satu orang yang memberikan tatapan merendahkan gitu ke gue.

“Fanboy?!” sambil ketawa nyinyir ala-ala antagonis sinetron Bawang Merah Bawang Putih.

“Hehe ada masalah? Hehe” kata gue lalu mengalihkan pandangan ke pintu kedatangan bandara yang nggak kunjung dilewati oleh SHINee karena kita semua dibohongi satpam bandara.

Tq pak satpam.

Gue jadi suka mikir, kenapa sih orang-orang masih aja ada yang nggak respect sama kesukaan orang lain?!

Men, mereka tuh haruslah mulai menghargai apa yang orang lain suka. Ketika kita nggak pernah ngerecokin mereka, kenapa deh mereka tuh always act like shit. AHAHAHAHAHA Maksud gue, ya lo nggak usah mencela lah. Lagian lo juga kan nggak tahu gimana-gimana dan apa-apanya. Nggak usah mencibir gitulah.

Gue jadi inget beberapa waktu yang lalu gue sempat mampir ke Bumi Perkemahan di Cibubur dan melihat banyak banget mas-mas bertelanjang dada, berkemah di tengah hutan, duduk ngerokok melingkari api unggun. Ikhlas banget badan mereka digigit nyamuk segede gajah. Kalau mau sinis gue bisa aja bilang, “Yaelah mas, ngapain sih, mending tidur di rumah nggak digigitin nyamuk. Anget. Daripada tengah hutan gini?” Ya tapi urusan gue apa? AHAHAHA Itu kan emang kesukaan mereka. Hobi mereka. Sesuatu yang membuat mereka puas yang nggak akan pernah gue ngerti kenapa.

Sama aja kayak orang mikir “Ya lo ngapain beli tiket konser KPop? Mahal! Buang-buang duit! Bisa beli laptop atau hape baru tuh tinggal nambah dikit!”

Dan ya, perdebatan itu nggak akan pernah berakhir. Kecuali lo sama-sama ngerti bahwa yang A suka itu nggak sama dengan apa yang B suka. Apa yang A lakukan buat hobinya beda sama apa yang B lakukan buat kesukaannya. Dan lo nggak bisa nyuruh A beli handphone baru dengan uang yang dia pake beli tiket konser karena dia nggak butuh hape baru. Lo juga nggak bisa nyuruh B tidur di rumah aja jangan di hutan ya karena di rumah mungkin dia nggak bisa bakar api unggun karena tinggalnya di apartemen kali?

Gue Ron, gue suka KPop, dan itu terserah gue.

Lo suka musik rock ya itu urusan lo. Lo nggak suka KPop juga itu masalah lo, gue nggak mau ikut campur.

Walaupun mungkin sekarang sudah jarang ada yang kayak gini karena SEMUA ORANG YANG DULUNYA NGGAK SUKA KPOP ATAU NGGAK MAU KOREA-KOREA-AN SUDAH MULAI BAHAS-BAHAS KOREA, tapi dulu hal-hal yang kayak gini tuh yang paling nyebelin. URRGGHH.

Gue sendiri mulai pede sama “status” sebagai fanboy KPop tuh mungkin bisa dibilang setelah Super Junior ngeluarin album ‘Bonamana’. Wah gila sih. Walaupun sekarang sinar biru-biru ELF gue sudah pudar, tapi pada masanya, gue tuh kayak mempromosikan itu lagu ke mana-mana. Sampai-sampai gue memaksa Music Director di radio tempat siaran gue di Mataram dulu supaya mau masukin Super Junior ke playlist mereka. Waktu itu gue juga mulai berani tuh pake-pake baju KPop. Dan gue inget baju KPop pertama gue adalah baju bertuliskan SUPER JUNIOR di bagian depan dan BONAMANA di bagian belakang. Dan ketika gue ke mana-mana pake baju itu banyak yang liatin. Sebel. Tapi gapapa. Makasih sudah liatin aq padahal aq bukan Raline Shah.

Gue jadi inget sama kejadian di bandara. Suatu hari gue baru balik dari liburan kuliah dan mendarat di Jakarta. Gue sedang nunggu koper di baggage claim ketika seorang cewek berjilbab mendekati gue dan ngajakin ngobrol mendadak. Cuma karena gue pake baju Super Junior yang gue cetak sendiri itu. Asli, cetakannya jelek banget. Dan alay. Tapi toh si cewek tetap menunjukkan antusiasmenya.

“Mas, boleh nanya?”

“Eh apa ya?”

“Itu bajunya beli di mana? Hehe saya suka SuJu juga soalnya,”

OALAH!

“Oh ini aku bikin sendiri di dekat kampus ahaha desain sendiri gitu.”

“Oh gitu, bagus deh bajunya. Aku tinggal di Palembang soalnya dan agak susah untuk nyari merchandise kayak gini. Oke makasih ya mas!”

Dan itu 2010. 6 tahun kemudian gue rasa merchandise KPop bisa lo dapetin sambil merem. Bahkan CoppaMagz mungkin akan nge-broadcast online shop berbayar mereka ke LINE setiap dua jam sekali.

Memang, kesukaan yang berlebihan terhadap artis-artis Korea ini ada sisi salahnya. Pasti ada. Kayak misalnya “Kenapa sih gue nggak suka sama artis dari negeri sendiri aja? Kan banyak juga yang berbakat?”

Betul. Banyak kok yang berbakat. Gue sendiri suka kok sama Agnez MO. Banyak aktris dan aktor juga yang gue suka dari kecil. Walaupun sekarang udah nggak banyak muncul lagi. Nggak serta merta gue fanboy KPop terus gue nggak suka sama bintang dari negeri sendiri. Tapi memang, dukungan yang gue tunjukkan ke artis-artis Indonesia yang gue suka ini mungkin beda sama artis-artis Korea. Ya semisal gue ngefans Raditya Dika ya gue beli bukunya. Suka Pevita Pearce ya gue tonton filmnya. Ngefans banget anjir gue sama Cinta Fitri ya gue tonton 7 season sampe seribu berapa ratus episode. Ya maksudnya masing-masing punya cara sendirilah kan untuk menunjukkan dukungan. Lah buktinya mati-matian wa promosi Surga Yang Tak Dirindukan 2 nih selama dua bulan terakhir itu kan salah satu bentuk dukungan gue terhadap perfilman dan bintang Indonesia.

Ehem.

Kesukaan gue terhadap KPop ini kemudian merajalela. Sampai-sampai muncul ide untuk cari kerja yang sesuai nih sama KPop-Kpop-an ini. Sama dunia entertainment. Dan ya, mimpi itu (sempat) jadi nyata. Gue pun jadi wartawan KPop selama beberapa tahun. Dari pekerjaan itulah mimpi-mimpi lainnya juga mengikuti jadi kenyataan: nonton konser gratisan, ketemu Park Bo Young, wawancara Song Ji Hyo dan HaHa ‘Running Man’, sampai “Naik Haji” ke SMTOWN COEX Artium di Seoul.

Udah kayak naik haji gak tuh keliatannya?


Seoul, Rabu (2 Desember 2015)

Posting-an ini adalah bagian ke-13 dari 'Finally, Seoul!', catatan perjalanan pertama saya ke Seoul, Korea Selatan. Sebelum melanjutkan baca bagian ini, baca dulu beberapa cerita sebelumnya supaya lebih nyambung yuk. Link posting-an sebelumnya ada di bawah ini ya!

1. Rabu yang Basah di Gwanghwamun
2. Indomie tengah Malam di Seoul
3. Susahnya Nyari Taksi di Seoul!
4. Bonjour, Petite France!
5. Jadi Tukang Foto Orang Pacaran di Nami
6. Ngeliat Song Seung Hun Syuting 'Saimdang - The Herstory' di Ohjukheon
7. OMG! Saya Ikutan Press Conference Drama Korea!
8. Pertemuan Pertama yang Awkward dengan Salju (ALAY BANGET ASTAGA!)
9. Ngegaul Sendiri di Dongdaemun Design Plaza
10. MBC World, Tempat Seru Buat Ngalay!
11. Jangan ke Myeongdong Kalau Nggak Punya (Cukup) Uang
12. Dream Come True: Finally, Seoul!

Hujan sudah mulai reda tapi Gwanghwamun dan sekitarnya masih basah. Angin dingin yang sesekali ber-wuzzzz wuzzzzzz nerbangin ujung rambut gue juga tetap terasa basah. Yah well at least jigeum nae sudah nggak perlu ribet lagi sama urusan payung. Sisaan plastik dari museum masih nae simpen buat nanti masukin payung ke tas. Supaya tasnya nggak becek di dalem. Udara pelan-pelan jadi makin hangat. Matahari pun sudah mulai muncul di langit buram kelabu kota Seoul di awal Desember ini. Badan gue yang tadinya agak menggigil jadi terasa berkeringat. Efek berjalan cukup jauh dari kedai makan kimbab melewati Insadong dan sekarang menyebrang menuju ke Gyeongbukgung Palace.

Ched—teman baru gue dari Filipina—sedang berjalan dengan Suzy—temannya yang asli Korea dan sudah lama nggak ketemu—di depan gue yang mata dan kepalanya nggak bisa diem. Terus-terusan noleh kiri kanan kiri kanan. Penasaran dengan setiap cerita yang bisa aja muncul dadakan kayak kang tahu bulat di lorong-lorong toko di Insadong. Atau di setiap persimpangan jalan menuju ke Gwanghwamun Square.

Tadi kita cukup lama di Insadong, by the way. Tempat ini unik. Jelas banget ditujukan untuk turis (dan entah kenapa pecinta art). Karena ya sepanjang jalan isinya cuma toko make up dan souvenir. Nggak jauh beda dari Myeongdong, tapi Insadong lebih punya pesona untuk gue sendiri. Nggak terlalu rame, nggak terlalu padat, nggak terlalu menderu-deru(?). Sama-sama banyak makanan, sama-sama banyak orang pacaran. Menelusuri jalan di Insadong ngingetin gue sama Diagon Alley-nya Harry Potter. Makanya pas Dedy—temen gue yang waktu itu lagi S2 di Korea juga—ngajak ke sini lagi gue nggak nolak.

(Tunggu selengkapnya di chapter ‘Jatuh Cinta pada Insadong’)

“Gyeongbukgung Palace udah deket, tuh di depan sana, cuma nyebrang dikit aja,” Suzy memecah keheninga. Jujur gue masih canggung karena ini pertama kalinya gue jalan sama mereka. Jadi gue sendiri nggak banyak ngomong. Untuk urusan jalan-jalan juga sebenarnya gue lebih suka sendirian. Tapi karena gue berniat menjalin silaturahmi secara internasional jadi gue nggak menolak ajakan Ched tadi pagi.

Gue dan Ched cuma bisa mengangguk, ngikutin petunjuk dari Suzy. Dia guide-nya hari ini, jadi yaudah bebas mau diajak kemana juga hayuk.

Keluar dari jalan Insadong kita sampai di persimpangan yang nggak terlalu ramai. Satu dua motor lewat tapi bukan kayak di Jakarta yang motor memang jadi transportasi masyarakat umum. Yang lewat paling abang-abang delivery makanan atau ajoessi-ajoessi yang nganterin barang. Mobil juga lagi sepi. Bus lewat satu atau dua. Hari menjelang sore dan orang-orang mungkin masih males keluar karena habis hujan.



Sesekali gue berhenti kalau ngeliat hal menarik untuk dipotret. Kamera saku punya kantor yang gue bawa itu berguna banget. Sebelum nyebrang ke Gyeongbukgung, nggak jauh dari ujung jalan Insadong ada monumen yang menarik perhatian gue. Monumen ini nggak terlalu gede, tapi lucu aja gitu. Bagian bawahnya melingkar, agak lebih tinggi dari jalanan di sekitarnya. Di tengah-tengah terlihat jelas genangan air bekas hujan. Awalnya gue berpikir keras sama bentuk monumennya. Gue pikir itu anjing laut atau lumba-lumba lagi nyundul bola atau kaleng sarden. Pas diperhatikan ternyata itu kuas kaligrafi.

Agak jauh ya. Mian.


Mungkin ada yang salah dengan mental gue.



Pas mau nyebrang gue sempat memotret juga semacem bangunan tradisional semacem gazebo?? Di tengah-tengah perempatan jalan. Pertanda kalau Gyeongbukgung sepertinya sudah dekat.

Kuharus jujur kalau udara Seoul sore itu seger banget! Angin jelang musim dingin ditambah udara habis hujannya bikin nyaman. Gue suka banget sama aroma hujan. Ya apapun tentang hujan gue suka sih. Kecuali banjir bandang mungkin nggak karena itu masuknya udah malapetaka.

Matahari sudah agak condong ke barat dan berusaha bersinar seterang-terangnya tapi kalah sama awan. Suasana jadi adem-adem gloomy tapi menyangkan because hey we’re in Seoul right now! THE CITY OF MY DREAM AS A KPOP FANBOY! Damn… gue nggak bisa berhenti motret setiap ada kesempatan. Sampai memastikan bahwa gue nggak ketinggalan jauh dari dua sahabat yang sedang bernostalgia di depan gue itu.

Setelah berjalan kurang lebih 10 menit, kita sampai di depan Gyeongbukgung. Pas banget juga hape gue tiba-tiba bergetar. Sekedar mengingatkan, selama di Seoul gue pake paketan WiFi dari Olleh. Sila baca di sini bagaimana gue mendapatkannya.

Gue merogoh saku dan melihat ada pesan masuk dari Facebook Messenger.

“Kak aku bisa ketemu di SMTOWN COEX sore ini. Gimana?”



Gemeter sejenak. SMTOWN COEX. APA?!

Gue baca ulang pesannya. Itu dari Annis. Salah satu temen gue di UI, lulusan Sastra Korea dan saat itu sedang melanjutkan S2 di Seoul. Sejak gue tiba di Seoul gue memang udah ngabarin Annis soal perjalanan gue ini. Gue juga udah janji mau ketemu sama dia. Annis sekarang kuliah di Kyunghee University. Salah satu fakta yang bikin gue iri karena dia adalah salah satu mahasiswa yang dapet beasiswa KGSP untuk melanjutkan pendidikan di Korea. HUHUHUHUHU Gue selalu iri sama orang pinter. Karena gue tahu gue nggak pinter-pinter banget di akademis. Sudah berapa lama gue nggak buka buku untuk dipelajari. Sudah terlalu nyaman dengan kerjaan dan kehidupan saat itu.

Nah, Annis janji mau jadi guide gue di SMTOWN COEX. Hari ini kebetulan dia bisa. OMG! SO EXCITED!

Sebagai fans SMTOWN, COEX Artium bisa dibilang pusat dari segala rasa cinta itu. Tempat yang sudah diimpi-impikan untuk didatangi. Nggak cuma Seoul secara keseluruhan, tapi tempat ini secara khusus. Gue yang selalu nanya “Kapan? Kapan? Kapan?” dan selalu iri sama orang yang update kalo mereka lagi liburan ke Korea, sekarang akhirnya doa gue terkabul. Dan perjalanan ini GRATIS. Itu yang harus ditekankan WQWQWQWQ Ya akan selalu ada jalan sih kalau emang berusaha dan istikomah.

Malah ceramah.

Tapi ya, segala caci maki dan cibiran bertahun-tahun lalu juga yang membawa gue ke sini.

Buru-buru gue bales pesan Annis dan setuju untuk bertemu satu jam lagi. Gue juga menjelaskan kalau gue sedang ada di Gwanghwamun sekarang. Nggak jauh dari stasiun subway.

“Boleh kak, dari tempatku ke Samseong Station juga kira-kira 40 menitan.”

“Siap deh Nis. Ini kebetulan aku belum masuk ke Gyeongbukgung jadi aku bisa cabs. Dua temenku mau masuk soalnya. See you!”

Sebenarnya gue nggak enak mau ninggalin Ched dan Suzy. Karena kan udah diizinkan buat ikutan jalan bareng mereka. Jadi obat nyamuk di antara reuni itu. Apalagi kita udah jalan dari pagi dan tiba-tiba pergi begini kan nggak enak. Kesannya kayak mereka cuma jadi pengisi di waktu kosong doang. WKWKWKKW. Gaya banget gak sih bahasa gue. Muntah. Gak deng. Tapi emang nggak enak kalo pamit tiba-tiba gini. Karena prioritas gue sama Ched pun kan udah beda. Ched nggak suka KPop. Dia ke Korea pun pengen ke tempat wisata yang tradisional. Jadi gue nggak mungkin memaksa dia buat ikutan ke SMTOW COEX Artium dan menjadi saksi kealayan gue akan KPop. Mana dia jauh lebih muda dari gue pula kan secara umur. HARGA DIRI MEN.

Tapi gue harus berpisah dengan mereka. Karena…. APA LAGI YANG LEBIH PENTING DI DUNIA INI SELAIN TUHAN, RASUL, DAN FANDOM!!!??!?!??!

PRINSIP RONZZY KEVIN: (1) TUHAN DAN SEGALA PERINTAHNYA, (2) FANDOM!

Ketemu sama Annis juga adalah prioritas. Karena kalau eggak hari ini nggak tahu lagi kapan. Gue nggak pengen mengganggu dia dengan segala kesibukannya sebagai mahasiswa juga. Yaudah akhirnya hari itu gue memberanikan diri untuk pamit dari Ched dan Suzy setelah kita puas foto-foto di depan gerbang Gyeongbukgung dan gangguin mas-mas penjaga pintu yang demi Allah awalnya gue kira itu patung ternyata orang.

“Anjir ya ini orang-orang bisa aja berdiri di situ dalam kondisi cuaca dingin kayak gini?” kata gue ke Ched.

“Yakin itu orang?” kata dia.

“Ya coba aja kelitikin. Atau jambak itu kumisnya.” Gue menyarankan tapi nggak dilakukan. Daripada kita dideportasi sama-sama.

Antara kagum sama kasian. Soalnya mereka pasti capek berdiri tegak, tatapan lurus, nggak boleh garuk-garuk kalo gatel, nggak boleh miring badannya kalo pegel, bawa tongkat, kaku, bajunya pasti berat karena di dalemnya pasti ada hot pack, dan harus mau diapa-apain sama turis iseng kayak gue dan Ched yang gemes banget pengen cabutin kumisnya satu. Atau sekedar tiup-tiupin kuping mereka sambil berbisik “SHINee’s back back back back.”



Jadi inget adegan Mr. Bean ke Inggris dan ngerjain salah satu penjaga istana Buckingham. Ya adegan ini kalo dilanjutkan bisa jadi kayak gitu.

“Sorry guys but I think I can’t join you guys to enter the Palace,” gue akhirnya bicara.

“Loh, why?”

“I had a promise with a friend and we’ll meet at Samseong station at around 4:30. So I think I leave you two and go to Samseong right now,” kata gue.

“Oh gitu. Yaudah deh gapapa. Kalau gitu have fun ya! Thank you for today,” kata Suzy dan Ched.

“IYA! Kalian juga have fun! Sori kalo ngintilin dan ngerepotin. See you at the hostel ya Ched!” kata gue.

Setelah gue pamit dan memastikan mereka berdua sudah masuk ke Gyeongbukgung, gue langsung nyebrang jalan menuju ke Gwanghwamun Station lagi. Melewati patung Raja Sejong yang bersinar keemasan, menuruni tangga menuju stasiun bawah tanah, lalu mencari jalan sendiri ke Samseong Station. Gue cukup bangga dengan kemampuan gue mengingat jalan dan arah. Terutama kemampuan gue untuk menghapal bagaimana caranya keluar-masuk subway, pindah dari stasiun satu ke stasiun lain, padahal baru dua kali naik. Bahasa Korea gue nggak bagus, itu artinya gue harus bisa apa-apa sendiri wkwkwkwk. Setelah tap T-Money dan masuk ke subway, gue pun duduk dengan tenang sambil membayangkan kalau tiba-tiba ketemu jodoh di sana.

Ehem. Airin.

Sepanjang jalan ke Samseong gue tuker-tukeran pesan sama Annis. Memastikan kalau gue nggak kesasar dan nggak akan telat. Memastikan juga kalau tujuan hari itu cuma satu: SMTOWN COEX Artium aja. Nggak ke mana-mana lagi dan nggak akan ke tempat lain lagi. Masudnya, COEX kan juga sebenarnya mall. Dan di sana juga kayak yaudah sama aja sama mall di Jakarta. Belanja pun enggak, jadi ngapain masuk mall. Walaupun Annis sempat nanya soal akuarium tapi gue pun nggak ada rencana ke sana. Jadi yaudah, sore itu temanya adalah SMTOWN COEX Artium.

Sekali lagi, ini urusan fandom! Nggak bisa kalo nggak fokus!

Gue berusaha untuk nggak ketiduran di subway. Kebetulan memang kondisinya lagi sepi banget. Kalau udah jalan seharian kayak tadi biasanya gue akan tidur lebih cepat dari biasanya kalau udah nemu sandaran kepala. Apalagi gue tipikal yang nempel molor. Tapi ponsel membuat gue terjaga. Serunya lagi, WiFi Olleh yang gue beli itu kalo di dalem subway kenceng  banget sinyalnya! Jadi apa-apa lancar kalau mau update. Kecuali kalau lagi lewatin terowongan sik. Pasti ilang itu sinyal. Sempat mengangguk-angguk karena kantuk, tapi nggak sampai yang nyenyak. Takut kalo nyenyak ntar pas bangun udah sampe Pyeongyang kan serem juga.

Subway pocong.

Sekitar 40 menitan sesuai ekspektasi gue tiba di Samseong Station. Aduh. Rasanya deg-degan banget. Rasanya kayak mau ngejemput calon istri. Rasanya campur aduk. Ngga ngerti lagi harus apa. Kalau mau dirangkum, gue deg-degan karena dua hal: (1) pasti di luar dingin banget dan gue takut nggak sanggup menahannya karena di bawah sini enak banget hangat. Walaupun di Gwanghwamun tadi rasanya udah fine-fine aja, tapi di bagian lain Seoul siapa yang tahu. Orang keluar subway di Hapjoeng aja bisa menggigil sementara di Gwanghwamun malah hangat, (2) alasan kedua karena ini dalam perjalanan “naik haji”.

AHWOOOOO!!!!!!!!! GIMANA KALO KE MEKAH BENERAN?!?! MUNGKIN BELOM SAMPE KAKBAH UDAH LEMAS DULUAN KARENA BELUM SUCI DAN MASI PENUH DOSSACH.

Ini yang kasarnya mau ke tempat penuh kesenangan duniawi aja gue masih gemetaran. Gimana menghadap Yang Maha Kuasa. Mendadak gue baca Al Fatihah. Berdoa. Ya Allah, maafkan aku. Masih belum total beribadah. Masih duniawi banget. Masih labil.

Baru mau lanjut baca Ayat Kursi pas keluar dari stasiun subway, gue langsung dihadapkan dengan iklan selamat ulang tahun superbesar dari musuh bebuyutan gue di fandom: Park Chanyeol.

“Allahulailahailahuwalhayyulqayyum…” baca Ayat Kursi kenceng-kenceng sambil liatin gambarnya.
“Emang dia kapan sih ulang tahun?” kata gue dalam hati sambil terus berjalan keluar dan beberapa langkah dari sana akhirnya gue ketemu sama Annis.





Setelah bersalam-salaman seperti sedang lebaran, Annis langsung memandu perjalanan menuju lokasi. Jujur aja gue makin deg-degan dan gemeteran. Ngerti nggak sih ini tuh my first time! And because it was my first time, gue tuh excited af! AHAHAHHAHA GATAU HARUS APA. Pas keluar stasiun, dari kejauhan langsung keliatan bangunan warna hitam-putih kayak papan catur (atau illuminati) dengan logo-logo kecil di setiap warna putih dan hitamnya. Persis seperti yang ada di internet. Dan agak ke atas lagi ada poster f(x) ‘4 Walls’ yang dirilis belum lama.

“Welcome to heaven!” kata gue ke diri sendiri sambil senyum-senyum sendiri.

Gue berdiri agak lama di sana sambil memperhatikan sekitar dan sesekali memotret. Gue juga sempat minta difotoin dulu sama Annis di depan gedung. Buru-buru di Instagram mumpung masih dapet sinyal. Ahahahaha. Dada gue rasanya sesak. Sesak karena terlalu gembira.





Pintu masuk ke gedung itu ada di bagian lain dari arah kedatangan gue dari stasiun. Menuju ke sana nafas gue makin berat. Gue nggak berharap bakalan ketemu sama siapapun. Tapi pengalaman pertama ini bikin gue bener-bener masih nggak bisa percaya gue akhirnya ada di sini. Setelah mengkhayal selama dua setengah tahun setelah gue jadi wartawan, bertanya-tanya kapan gue bisa liputan ke Korea, dan sekarang gue ada di sini. Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Annis mendadakk mengomentari baju gue yang menurut dia terlalu tipis untuk udara sedingin ini. Tapi sore itu gue merasa baik-baik aja. Mungkin sudah hangat karena terlalu bersemangat. Entahlah. Nggak paham. Tapi yang jelas gue baik-baik saja.

Sebelum ke sini gue pernah liat gedung itu di video promosi SM di YouTube. Baca nama SMTOWN COEX Artium juga sudah sering. Nulis itu di badan berita juga sudah sering. Tapi ke sini baru pertama (again!). Sekarang saatnya membuktikan kalau semua yang ada di video itu benar adanya. Semua yang gue lihat di video itu bener-bener nyata. Dan ketika gue sama Annis berjalan menuju pintu masuk SMTOWN COEX Artium, dada gue makin sesak. But in a good meaning.

“YA ALLAH. LA HAULAWALA QUWATA ILA BILLAH….. ALHAMDULILLAH YA ALLAH….”

Just like every pengkolan At Gwangwamun and Hongdae, masuk ke sini juga benar-benar berusaha gue nikmati banget setiap langkahnya. Bisa jadi ini kesempatan pertama dan terakhir. Siapa yang tahu umur manusia? Setiap apapun yang gue lihat di sana berusaha gue rekam baik-baik di memori. Gue paksa masuk long term memory. Karena gue tahu, ketika gue kembali ke Indonesia, part ini akan gue tulis di blog dan itu bisa aja berselang berbulan-bulan setelah perjalanan yang sebenarnya terjadi. Gue ingin memberitahukan semua orang betapa bahagianya gue ketika masuk ke tempat itu.

“ASSALAMUALAIKUM….”

Salam gue dijawab oleh sederet layar yang tersusun vertikal di depan pintu masuk yang saat itu sedang memutar teaser video ‘Love Me Right’-nya EXO. Gue tahu semua sedang ada di Hong Kong saat itu, tapi shit men, rasanya kayak disambut sama EXO beneran. Lebay emang. Tapi gapapa. Lebay sesekali diperlukan. INI MASALAH FANDOM! HARUS LEBAY! KALO NGGAK LEBAY, UUS NGGAK BAKALAN NGATAIN KAN!



Yang paling berasa pas udah di dalem sebenarnya adalah rasa hangatnya.

Gue sama Annis melewati sederet anak-anak cewe yang baru abis belanja sebelum naik eskalator. Gue juga berhenti sebentar di depan LCD-LCD itu. Nonton teaser ‘Love Me Right’ lagi di situ nggak ada salahnya. Walaupun itu teaser udah gue tonton berkali-kali juga di YouTube. Bahkan sudah gue review kalau gue nggak salah inget.

Di sisi kanan dinding tempat LCD-LCD itu nempel ada eskalator naik (kanan pintu masuk) dan turun (kiri pintu masuk). Sementara di belakang gue, di kaca sebelah pintu masuk dan keluar ada beberapa standing banner dengan wajah-wajah familiar. Mulai dari konser SMTOWN, album baru SJ juga TVXQ. Dan persis seperti video YouTube tentang tempat ini, Minho ‘SHINee’ raksasa menyambut di dinding sisi kiri eskalator naik.



“Halo bias pertama!”

Jadi inget jaman-jaman SMA baru pertama kali lihat MV SHINee yang ‘Love Like Oxygen’ langsung nempel di kepala dan nyanyi-nyanyi lagu itu sepanjang malam sampe jelang ujian nasional. Dan sekarang ada di depan (video raksasa) Minho tuh rasanya bener-bener seperti mimpi yang jadi nyata. Perlahan eskalator bergerak naik dan sampailah kita di ujung tangga di lantai 2F. Logo SUM Store gede banget kayak emblem sekolah-sekolah di drama Korea nempel di dinding. Logonya simpel dua dimensi dan warna hitam-putih gitu.

Gengs, ada di dalam gedung itu bikin kondisi mental gue jadi nggak stabil. Tapi ini dalam arti kata yang positif. Rasanya pengen banget teriak kenceng-kenceng. Menunjukkan kebahagiaan yang membuncah. Karena memang rasanya bahagia itu berlebihan banget. Sampe sesek. Tapi mau heboh-heboh banget juga nggak bisa. Pertama jelas takut diusir. Kedua jelas takut dikira orang gila. Kalau dikira orang alay sih yaudah ikhlas karena emang alay. Ketiga takut nggak dianggap temen lagi sama Annis.





Berbelok ke kiri dari eskalator naik, gue langsung disambut poster promo ‘Mr. Taxi’ dan ‘Mr. Mr’-nya SNSD. Ngintip dikit-dikit member Super Junior dari album ‘Acha’, Seulgi dari ‘Happiness’ dan ketika berbelok kiri lagi di lantai 2F itu, ada poster maha besar SHINee ‘Everybody’ yang bikin terkapar. DAMN! SHINee is the only reason why I Stay in this KPop world! Pengin rasanya foto-foto di situ sampai bosen. Tapi mutusin buat nggak dulu. Karena perjalanan masih panjang.





Lantai 2F ini secara keseluruhan sik tempat belanja CD dan souvenir. SUM Store ini bisa dibilang semuanya jualan gift SMTOWN. Lo bisa belanja di sini dengan harga yang jauh lebih murah daripada online shop di Jakarta tentu saja.

Baru mau masuk ke sana, gue disambut oleh standee Suho yang lagi promosi Pepero. Gede banget berdiri di tengah-tengah pintu masuk. Sementara di dinding belakang SUM Store sedang diputar MV ‘Party’-nya SNSD dari proyektor yang nempel di atap. Konsep open ceiling di SUM Store ini bikin pemandangannya jadi makin unik. Gue suka sih interiornya. Sebagai fans SMTOWN, berada di sini kayak berada di rumah dan juga di goa harta karun. Walaupun harta karunnya nggak bisa lo miliki semua. Nggak akan berasa asing di sini karena setiap pengkolan isinya bias lo semua. Lurus dikit Suho, belok kiri dikit Taeyeon, lirik ke kanan Siwon, duduk nemu Onew, rukuk ketemu Yoona. Surga Yang Kurindukan banget #AHEM.







Setumpuk boks berbungkus kain putih dan hitam dengan logo EXODUS-nya EXO ada di deket standee Suho Pepero itu. Termasuk juga dua kotak Pepero raksasa ada di sana. Dari situlah gue baru sadar kalo ada banyak banget merchandise EXO di sana. Walaupun hall of fame-nya tetap dijuarai oleh TVXQ sih. Gue nggak ada keinginan untuk borong semua benda-benda yang ada logo EXO-nya. Walaupun perjalanan ini dibiayai, tapi untuk urusan belanja harus bayar sendiri kan. Dan gue ke sana minim budget. Nggak mau kalap untuk yang nggak perlu-perlu banget. Walaupun FANDOM DI ATAS SEGALANYA, tapi HEMAT TETAP HARUS DIPELIHARA.

Koper gue juga sudah penuh dengan oleh-oleh untuk orang kantor yang bahkan belom gue beli. Bisa aja sih nambah koper. Tapi itu berarti gue harus mengeluarkan ekstra USD 100 ke Korean Air. Dengan uang sebanyak itu kan gue bisa beli macem-macem di hari-hari gue di Korea berikutnya. Jadi bener-bener perjalanan ini penuh tantangan. Nggak boleh kalap. NGGAK BOLEH! Tapi tetap harus beli satu atau dua lah dari SMTOWN COEX Artium. Sebagai cenderamata bahwa kusudah menunaikan tugasku sebagai fans.

Annis membiarkan gue jalan-jalan sendiri menikmati SUM Store. Dia memilih untuk berjalan ke sisi lain dari toko itu. Gue memulai perjalanan gue dari sisi kanan toko dan menemukan banyak banget benda-benda lucu yang harganya berkisar KRW 1000 sampai KRW MAHAL BANGET NAUZUBILLAHIMINZALIK. Yang menarik perhatian gue pertama kali adalah totebag bertandatangan Suho di salah satu dinding. Tapi itu enggak dijual karena cuma pajangan.

“Siwon banyak banget loh kak tanda tangannya di sini. Dia kayak alay banget setiap dateng dia pasti tanda tangan. Di setiap fotonya pasti ada tanda tangannya,” kata Annis tiba-tiba dateng. Gue cuma ketawa. Kapan sih Siwon nggak alay.

Sederet sampel buku tulis bergambar papertoy EXO juga dijual di sana. Termasuk juga papertoy-nya. Sudah bisa ditebak punya Baekhyun yang paling langka dan sold out. Kebanyakan dari yang ada di sana juga cuma sampel dan pajangan. Jadi agak susah juga kalau mau beli. Cuma ya kalau pasrah waktu itu mungkin bisa beli yang Tao. Karena nyisa banyak. WAKKAWKWAKWKAKWAKWAK Walaupun dia udah nggak di EXO, tapi barang-barang yang ada gambar muka dia masih dijual waktu itu.

Berbagai kotak random yang ditempatkan di sudut-sudut SUM Store juga menarik perhatian gue. Ada muka Donghae sampai Changmin. Ketika beralih ke rak CD, rasanya pengen beli semuanya.







Waktu itu gue pengen punya ‘At Gwanghwamun’-nya Kyuhyun. Tapi pengen juga ‘Holler’-nya TTS. Ah… susah sih, ini semua bias. Jadi emang harus bener-bener milih salah satu aja. Harga CD-nya belasan ribuan. Nggak kayak Box-nya EXO yang sampai tiga puluhan ribu. Karena galau mau beli apa, gue akhirnya milih untuk beli ‘Dumb Dumb’-nya RV aja. Demi Irene. Karena gue sudah punya yang ‘Ice Cream Cake’, jadi gue rasa ini saatnya melanjutkan mengkoleksi CD RV. Kalau EXO kan sudah punya semua jadi gausahlah dibeli di sini. Walaupun Box itu menggiurkan, tapi so mahal.

Serius deh gue senyum-senyum sendiri setiap kali bergeser satu langkah di SUM Store. Kayak pas liat piercing-piercing yang dijual di sana dan Taemin yang jadi modelnya, gue pengen ngumpat. Nggak cuma karena harganya, tapi karena SM Entertainment bisa menjadikan artisnya sebagai modal utama buat jualan. Fans mana yang nggak tertarik punya “Piercing seperti Taemin di ‘Danger’?” Sederet pernak-pernik wajah itu bikin bergidik. Apalagi pas ngeliat EXODUS Ring… Ya Allah…. SM nyari duit begini amat ya.






Poster, photocard, replika baju, topi, kaca mata, sampai hal-hal nggak penting buat gue kayak alat tulis bergambar EXO (anjjiiiirrr gue jadi inget pas SD gue ngoleksi serutan pensil bergambar Harry Potter—dulu itu penting sekarang boro-boro megang pensil) ada di sini. Semuanya bener-bener memanjakan fans banget. Ya yang punya duit, ya yang cuma bisa moto-motoin barangnya aja nggak beli apa-apa. Megang baju replika ‘Love Me Right’ yang ditandatangani EXO aja udah seneng. Gimana kalo beli dan make baju official itu? Pasti ada kebanggaan tersendiri. Tapi apalah gue cuma mampu beli sticker Hans-nya Suho di ‘School of Oz’ yang harganya KRW 1000 an. WKWKWKWKWKWK






Salah satu pojok menarik di SUM Store adalah stempel-stempel logo artis-artis SM. Gue menghabiskan ada kali 15 menit cuma buat ngecap-ngecap stempel itu di notes yang gue bawa. Ngejodoh-jodohin bias gue kayak Siwon-Donghae (eh ahahah OTP), Taeyeon-Baekhyun, Kai-Krystal. Nggak tahu faedahnya apa tapi gue seneng aja. Dari semua stempel itu yang paling lucu f(x) sama SHINee. Karena EXO cuma inisial huruf pake model maze, sementara f(x) ada karakter game 8 bit-nya. Kalau SHINee ada minion member berkostum ‘Everybody’. Menggemaskan!






For me, this is heaven, eventhough I don’t have that much money to buy everything that I love. Ahahaha tapi berada di tempat ini aja gue udah bahagia banget! Dan ini baru lantai dua! Ada apa di lantai selanjutnya ya?!

“Yuk Nis, naik lagi!”

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

EXO-CBX?! Fix, Lee Soo Man Kebanyakan Nonton Uttaran!

$
0
0
EXO bikin sub-unit?

Wait.

WHAT?!?!?!

OMG! Sebegitu terasingnya kah gue dari fandom ini sampai-sampai berita besar kayak gini gue nggak tahu? Coba gue inget-inget dulu kapan terakhir gue baca Soompi atau AllKPop.

(berpikir)

31 Juli. LOLS. Itu di hari terakhir gue kerja di detik dan setelah itu gue nggak pernah lagi buka portal berita. Semua hal yang terjadi di dunia KPop gue tahu dari timeline Twitter (yang jarang banget juga gue buka kecuali emang iseng-iseng banget) dan YouTube. Bahkan YouTube aja udah nggak sesering dulu. Waktu gue buat nonton Laura in the Kitchen sudah berkurang nih sekarang. Apalagi buat spazzing EXO?!

Tiba-tiba inget belum nonton 'Scarlet Heart: Ryeo' episode 17 sama 18 ahahahha. Tapi… apa gue pernah ngebayangin EXO bikin sub-unit?

Hmmm… seinget gue dulu gue pernah berandai-andai apakah EXO juga akan mengikuti jejak para seniornya di SM (grup yang member-nya banyak) untuk bikin sub-unit. Yah, walaupun sebenarnya EXO juga debut kan dalam dua sub-unit K dan M, yang walaupun sekarang sudah dihapuskan karena member M udah sisa cuma tiga aja. Timpang. Tapi setelah beranda-andai itu, nggak pernah lagi deh mikirin apakah EXO akan beraktivitas dalam sub-unit.

“Karena gue suka ngeliat mereka ber-12 di panggung!” kata gue kala itu. Yah sayangnya kemudian gugur satu per satu bagaikan pahlawan di medan perang.

Tapi kalaupun misalnya EXO maksa banget bikin sub-unit, gue sih pengennya sub-unit M yang didebutin. Kayak bukti eksistensi mereka gitu loh yang ditinggal tiga member China terus mereka kembali dengan bangga “KITA YANG BERTAHAN.” Harapan itu nyaris jadi nyata. Karena sub-unit pertama EXO memang didominasi member M.

Chen, Baekhyun, Xiumin.

Ngeliat formasinya sih gue nggak ada komplain. Tapi curiga juga. Apa jangan-jangan sebenarnya proyek ini seharusnya jadi comeback-nya EXO-M ya? Tapi kemudian batal.


“Jadi begini pak bos, kami punya niatan untuk bikin comeback EXO-M karena mereka semacam sudah berdebu dan terlupakan. Belakangan orang-orang cuma fokus ke hubungan Kai dan Krystal.” Kata salah satu tim kreatif EXO di tengah rapat bersama Kim Young Min dan Lee Soo Man.

“Kenapa EXO-M? Saya aja lupa ada sub-unit itu,” Kim Young Min menyesap kopinya.

“Supaya kita bisa mengembalikan feel EXO saat debut dulu. Sub-unit ini pasti punya kenangan yang mendalam buat fans EXO sejak dulu. Tiga orang ini semacam orang kuat. Yang bertahan,” lanjut tim kreatif EXO itu.

“Wah tapi saya sih nggak setuju kalo EXO-M comeback. Karena itu akan mengeruk luka lama. Nanti orang-orang malah menghubung-hubungkan comeback ini dengan berita-berita lawsuit. Makin jelek citra EXO-M. Udah bikin sub-unit baru aja,” Kim Young Min menyesap kopinya lagi. “Siapa yang punya ide?”

Semuanya diam. Ada salah satu lagi tim kreatif EXO yang punya ide untuk bikin sub unit Kai-Sehun. Tapi dia kebingungan mau bikin eksekusinya. Mana ada dari mereka yang bisa nyanyi. Ada juga yang berniat pengen bikin konsep debut solo Sehun, tapi takut nanti lagunya cuma ada tiga huruf aja diulang-ulang “E…X…O” sampai gumoh.

“Baekhyun lagi naik banget ini. Dia harus ada di dalam sub-unit,” kata Kim Young Min lagi. Yang lain mencatat di notes masing-masing. “Tapi sebenarnya comeback EXO-M itu bukan ide buruk sih. Karena Chen dan Xiumin juga memang masih butuh nama di Korea.”

Tim kreatif EXO membatin. Memaki Kim Young Min karena kelabilannya.

“Kalau gitu kita bikin aja sub-unit sisaan EXO-M plus Baekhyun, gimana?” keluar ide baru.

“Nggak setuju saya,” jawab Kim Young Min. Dia menyesap kopinya lagi. Kali ini lebih banyak. “Saya nggak suka grup yang jumlah membernya genap. Buktinya itu EXO debut genap ujung-ujung ganjil juga. CSJH genap bubar juga. TVXQ sih beda kasus. Kalau f(x) yaudahlah ya. Kita harus jaga image anak tirinya. Ide lain?”

Hening sejenak.

“EXO-M tanpa Lay tapi sama Baekhyun gimana? Lay kita debutin solo aja. Karena dia juga punya pasar sendiri di China. Terus belum lama ini juga punya dua lagu solo. Sekalian aja dibikinin album. Nanti kita rilis berdekatan sub-unit baru sama album solo Lay. Walaupun saya yakin sih Lay akan dinomorduakan tapi nggak apa-apalah, dia juga udah punya massa sendiri di China. Gimana pak?”

Senyum merekah di bibir Kim Young Min.

“Gimana, pak direktur?” tanya Young Min kepada Lee Soo Man yang duduk di sebelahnya. “Pak?” Lee Soo Man tidak menjawab. “PAK DIREKTUR?!”

Lee Soo Man terkesiap sampai kaca matanya melorot ke bibir. Sayup-sayup terdengar soundtrack Uttaran dari headset yang tidak dikenakannya di telinga tapi tergeletak di meja dalam posisi tercolok di ponsel.

“Eyagimanaadumaafsayagakkonsen. Jadi, Luhan sama Kris mau balik ke EXO?”

Wah ini orang ngelindurnya parah. Batin salah satu tim kreatif EXO. Kim Young Min kemudian menjelaskan hasil rapat tadi kepada sang founder SM Entertainment.

“Nah itu bagus itu. Saya setuju bikinin Lay album solo aja. Dia gausah dimasukin ke sub-unit. Biarkan dia bersinar sendiri. Terus nama sub-unit barunya apa?” tanya Lee Soo Man.

Suasana hening lagi. Tim kreatif EXO melakukan diskusi kilat.

“Jadi kita sih pengennya nama sub-unitnya diambil dari nama rasi gitu pak. Biar nyambung gitu sama konsep EXO Planet. Berkelas juga dan unik,” kata tim kreatif EXO.

“Wah aku sih takut fanwar sama fans TVXQ,” kata Soo Man.

“Ya kan tapi pak kita gak pake nama Cassiopeia. Pake nama bintang lain. Kayak misalnya EXO-C dari Canopus. EXO-D dari Dorado. EXO-O dari Orion. Atau EXO-P dari Pegasus. Nanti teaser fotonya Baekhyun pake sayap-sayap gitu terbang-terbang di awan. Gimana pak?”

“Ah… saya nggak setuju. Nama-nama itu terkesan murah. Orion tuh kayak nama toko baju. Dorado itu kan udah ada di judul lagu. Canopus? Kamu kira ini Petualangan Sherina! Gimana sih kalian. Saya udah dapat nama dalam sekejap barusan. Ini brilian banget! Nama ini tuh kayaknya yang paling brilian dari semua sub-unit dari SM Entertainment!” kata Lee Soo Man lagi.

Semua mengantisipasi nama ini. Akan sekeren apa? Akan Semenakjubkan apa?

“Oke, jadi apa pak namanya?”

“EXO-CBX.”

Kemudian tim kreatif EXO bunuh diri di meja rapat.
Kim Young Min gelendotan pasrah di dalam dispenser.

Jujur gue sendiri kaget gak kaget sih sama member yang debut sub-unit. Karena gue tahu Baekhyun pasti akan masuk karena di antara semuanya, dia yang paling cabe. Paling cabe berarti paling diterima oleh masyarakat. Bodo amat dia punya sejarah percintaan yang rumit dengan IU—eh salah maaf delu—maksudnya Taeyeon—hehehe—tapi dia toh tetap yang paling banyak fans. Nggak mengikutsertakan Baekhyun dalam sub-unit berarti kehilangan 50% pendapatan dari album dan merchandise. Mana mau SM rugi.


Baek-baek itu siku Xiumin di titit Baekhyun nanti kamu mandul kasian Taeyeon gabisa punya anak.
Chen adalah yang paling berhak untuk masuk ke sub-unit. Karena D.O tentu saja nggak bisa. Sudah sibuk dia nih sekarang sama urusan akting dan film. Mana sempat dia rekaman. Dia lebih memilih untuk mandi bareng Jo Jung Suk ketimbang debut sub-unit. Mungkin memang menurut D.O ini sangat menyenangkan (AHAHAHAHAHAHAHAHAHA GOSOK TEROS HYUNG PUNGGUNGNYA SAMPE RUSUK BERDARAH) daripada harus YE4L—YA ELAH LO LAGI LO LAGI—sama Baekhyun dan Chen. Dan kenapa Chen harus masuk sub-unit? Ya karena udah capek-capek foto sama mantan pacarnya bocor dan ke-blow up media dan media sosial ya masa nggak dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Semuanya bisa diatur shay.



Lalu kenapa Xiumin?

Oke, kalo lo tanya gue sih gue lebih memilih Suho. Jelas. Bias. Dan kapan lagi Suho sama Baekhyun bisa bermesraan di dalam sub-unit. Sebagai shipper delu“pasangan” nggak resmi ini tentu saja ada harapan terselip supaya Suho aja yang masuk sub-unit. Ya tapi apalah Suho. Cuma selembar kertas saham yang suaranya juga nggak bagus-bagus banget. Xiumin udah menang loh, audisi masuk SM bertahun-tahun yang lalu. Berilah dia kesempatan untuk bersinar. Dia udah capek ngurusin badan, bikin otot, jadi badut dan segala macam, masa iya dia mau terus-terusan berdiri di belakang bayang-bayang pentolan-pentolan EXO.

“Xiumin aja udah. Suho tuh udahlah mending suruh aja dia jadi admin fanpage EXO. Posting satu foto sehari setiap hari supaya dia ada kerjaan.”

Rapat ternyata masih berlanjut.



Untuk konsep lagunya sendiri gue sih seneng kalo akhirnya SM sekarang sudah give upmenjejalkan EDM ke album utama artis-artisnya. Gue seneng EDM-nya sekarang fokus ke Station aja. Karena emang sebaiknya demikian. Banting setir terlalu jauh juga nggak bagus. Bahagia rasanya EXO CBX yang namanya tetap saja terdengar sangat aneh (antara bahasa SMS dari CEBOX, COBEX atau CABEX) (ngomong-ngomong ini kalo di Korea nyebutnya jadi ChenBaekXi) akan melanjutkan konsep retro dari Red Velvet dan SHINee.

Ya. Kebiasaan SM. Satu gaya itu semua gaya itu.

Satu EDM semua EDM. Sekarang satu pake style retro 70-an, semua ngekor.

Tapi nggak apa-apa. Untung sayang. Untung bias. Untung ini EXO. Dan gue pun harus siap-siap menabung lagi buat beli albumnya. JANGAN BILANG AKAN ADA VERSI CHINA-NYA JUGA?!?! BANGKE BANGET EMANG SM ENTERTAINMENT PENGERUK TABUNGAN CICILAN RUMAH. 

TERTAHIK.

Gue suka banget sama konsep puzzle yang SM pake untuk perilisan teaser-teaser foto CBX (anjir masih nggak nyaman nulisnya karena kebayang cebok beneran) ini. Situs exo-cbx.smtown.com juga jadi semakin berwarna. Tiga warna yang mewakilkan masing-masing member sub-unitnya bikin makin menarik. Jadi inget waktu nebak-nebak kode pas EXODUS (Baca review semua teaser EXODUS di sini). Tapi yang ini nggak pake mikir. Simpel tapi menarik. Bahkan temen sekantor gue berniat untuk membuat cara promosi yang sama untuk film selanjutnya nanti.

Kalau bisa.


Jujur sih gue sempat ketinggalan sama berita-berita debut sub-unit ini. Jadi ngecek situsnya juga udah pas teaser grup yang pertama keluar. Yang rambut Baekhyun dibuat bertanduk mirip-mirip belahan jiwanya di ‘Why’ itu. Anggap aja Wendy nggak pernah ada di dunia ini ya karena dunia hanya milik Baekhyun.

Jadi gue ketinggalan banyak hal termasuk logo EXO baru yang sekarang jadi punya warna nggak cuma hitam dan putih itu. Masing-masing warna ini merepresentasikan masing-masing member. Enggak tahu pastinya gimana tapi kalau mau ditebak dari warna rambut ya berarti Merah = Baekhyun, Hijau = Xiumin dan Biru = Chen.

Foto Baekhyun yang rambut bertanduk itu juga lucu banget sik. Karena ada minions dari masing-masing member yang walaupun photoshop-nya kasar tapi termaafkanlah karena lucu. Dengan gaya retro dengan warna-warna norak dan mencolok seperti ini mau nggak mau membuat gue teringat pada teaser foto TaeTiSeo di 2012 (Baca review-nya di sini). Yang Baekhyun juga jadi model MV-nya sepercik.

 
Personally I love Xiumin’s hair because I have the same hair color with him in the teaser. LOL tapi overall gue tetap bias Baekhyun. Posting-an ini dibuat ketika teaser foto individual Chen dirilis dan puzzle hitam-putih Baekhyun ada di halaman depan exo-cbx.smtown.com. Jadi gue nggak banyak membahas soal itu sampai videonya keluar nanti. Walaupun yah biasanya sik video sama foto kemungkinan nyambungnya sedikit. Tapi untuk yang ini sepertinya sih ada kemungkinan baju di video sama baju di foto akan sama.

Ya kita lihat saja nanti.

Jadi gimana menurut lo soal sub-unit ini? Komposisi membernya udah pas belom? Atau lo punya bayangan sub-unit lain di EXO selain Kai dan Sehun seperti imajinasi gue? 


Tulis pendapat lo di kolom komentar. Siapa tahu nanti bisa jadi bahan vlog.

Albumnya akan dirilis 31 Oktober bertepatan dengan Halloween. Gue berharap banyak—seperti biasa—untuk MV-nya. Tapi… kalau SHINee aja se-flat itu, yaudah, ikhlasin aja.

(BY THE WAY SHINee FLAT JUGA SESUAI KONSEP YA)

(GAUSAH BANYAK NUNTUT DEH LO! LO BUKAN SHAWOL JUGA!)

(E JANGAN LUPA NONTON SWC V JKT GENGS BELI YUUU TIKETNYA TENGS!)

Anyway, #HappyNationalBloggerDay! Selamat #HariBloggerNasional!

Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian semua pembaca setia kaoskakibau.com sejak awal populernya blog ini di kalangan kpoppers sampai sekarang udah nggak populer lagi karena udah banyak blog lain yang gaya bahasanya sama. Kusayang kalian karena Allah.


cek bit.ly/FinallySeoul untuk kelanjutan cerita di Seoul ya! I love you!

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)


Suka Banget Album Solo-nya Lay (Zhang Yixing)!

$
0
0
Seneng ngeliat EXO aktif lagi di sub-unit setelah K dan M karam dan terkubur di samudera lawsuit di 2014 dan 2015. Gue sangat menunggu-nunggu penampilan CBX karena ada Baekhyun. Gue padahal tipe fans yang nggak suka kalo ada satu member dalam grup yang terlalu mendominasi (atau sok-sok mendominasi) tapi kalau itu Baekhyun (atau Suho—tapi Suho seringkali gagal mendominasi karena selalu di-bully) nggak apa-apa deh. Karena bias. Tapi selain CBX yang sebenarnya juga harus dirayakan loncatan kariernya di tahun ini adalah Zhang Yixing.


Memang nggak banyak atau nggak sering gue ngomongin Lay baik di blog ataupun di Twitter. Soalnya memang dia bukan bias. Waktu awal debut juga first impression gue ke Lay nggak terlalu gimana-gimana banget. Ya memang gue nggak terlalu ke M waktu dulu. Lebih suka sama K. Selain karena masalah bahasa (yang padahal bukan sesuatu yang asing karena gue dulu suka banget sama Mandarin pop) juga karena member-member M yang kalah nendang dari K. Masih inget banget gimana krik-krik-nya wawancara M di semua sesi interview di China di awal-awal debut.

Lay juga keliatan tua banget waktu pertama debut. Dengan rambut yang agak gondrong dan dikuncir di belakang itu bikin dia jadi kayak mas-mas. Entah itu salah siapa. Padahal semakin ke sini dia jadi semakin keliatan sesuai dengan umurnya.

Gue banyak kenal sama fans-nya Lay. Dan gue banyak denger cerita-cerita soal dia. Cerita-cerita yang sebenarnya gue nggak tahu kebenarannya gimana, tapi membuat gue merasa simpati dengan sosok Zhang Yixing. Dan kenyataan bahwa dia satu-satunya member China yang masih bertahan di EXO sekarang juga membuat gue semakin respek sama Lay. Dan itu makin bikin gue nyinyirin Kris, Tao dan Luhan.

“Kalo Lay aja bisa, kenapa mereka enggak bisa deh?!”

Tapi itu cerita lama. Bisa atau nggak bisa bertahan itu bukan lagi masalah mau atau nggak mau lagi berkarier di bawah SM. Bukan lagi masalah diperlakukan baik atau tidak baik sama SM. Bukan lagi masalah adil/tidak adil atau bayaran yang nggak sepadan. Itu semua masalah prinsip, cara pandang dan tujuan hidup. Dan, menurut gue, skenario yang dibuat SM dan semua yang keluar dari awal.

Pesan moral: jangan pernah percaya 100% sama dunia entertainment. Bisa jadi semuanya palsu.

Walaupun gue nggak bias Lay, tapi gue punya satu—enggak deh—dua momen yang nggak terlupakan sama dia. Entah ini memang momen nyata atau hanya terjadi di kepala gue. Yang pertama waktu EXO-M jadi bintang tamu di konser Super Show 4 di Jakarta tahun 2012 dulu. Dan yang kedua waktu konser The Lost Planet di Jakarta tahun 2014.

Ada tiga alasan kenapa gue nonton Super Show 4 sekitar empat tahun yang lalu: Siwon, Donghae dan EXO-M. Spesial buat yang terakhir, gue bawa banner 1x1 meter dan berdiri di depan pager supaya keliatan sama mereka. Waktu mereka bawain lagu History, ada momen waktu Lay ngeliat ke banner gue dan dia sedikit shock gitu. Kayak “ANJIR TERNYATA ADA JUGA FANS GUE DI SINI?!” Nggak cuma Lay sebenarnya, Chen juga.


Dan waktu di The Lost Planet, lagi-lagi gue nempel pager dan gue sebelahan sama Kak Dea. Kak Dea emang ngefans sama Lay. Dan kebetulan saat itu gue juga bawa fanboard fotonya Lay sama Lee Soo Man. Kak Dea bawa handuk warna ungu yang dia beli dari salah satu fansite Lay yang terkenal banget katanya. Kami berdua sudah dalam posisi yang siap sedia dengan handuk dan fanboard masing-masing waktu Lay lewat di depan kami dan melihat apa yang kami bawa. Fanboard sesimpel foto Lay dan Lee Soo Man itu bikin Zhang Yixing langsung menangkupkan kedua telapak tangannya, terus sambil membungkuk bilang “Terima kasih.” dari jauh. Ya, keliatan gerakan bibirnya bilang “Terima Kasih.”


Ah… rasanya kalau mengingat kejadian-kejadian masa lalu tuh berasa seneng banget. Walaupun sudah empat tahun dan dua tahun berlalu, tapi masih seger gitu di kepala. Tapi nggak ada sih yang ngalahin rasa seneng waktu tahu Lay akhirnya bikin album solo.

WHOAAA FINALLY!!!!


Belakangan ini gue serius banget dengerin Monodrama. Karena sejak lagu itu dirilis gue nggak pernah punya waktu khusus buat dengan sengaja memutarnya di music player di ponsel atau di laptop. Tapi kadang-kadang kalau lagi shuffle lagu di hape suka keputer sendiri dan direnungi dalam-dalam.

Padahal nggak ngerti juga lirik lagunya.

Gue tahu Lay punya kemampuan buat jadi penulis lirik dan komposer. Walaupun yang paling nempel di kepala gue adalah lagu yang dia bikin di salah satu episode EXO’s Showtime yang liriknya “My back my back my back my kneeeeee” karena waktu itu punggung sama lututnya lagi sakit. Tapi alhamdulillah di album debut solonya nggak ada lagu yang liriknya kayak gitu. Malah albumnya terdengar sangat serius.

Seserius itu loh beneran deh.

Tapi sesuai sih sama image-nya dia. Karena kalau Lay mendadak nyanyi lagu macem NCT Dream kan agak-agak aneh juga. Gue nggak kebayang dia pake celana pendek, rambut jamur, terus naik hoverblade keliling-keliling panggung sambil ngunyah dan sesekali niup permen karet.

Gue jujur aja nggak pernah terlalu dengerin versi Mandarin dari lagu-lagu EXO. Walaupun gue beli semua album yang M, tapi jarang gue dengerin. Gue masih enggak bisa terbiasa mendengar suara Baekhyun atau Suho berbahasa China. Dan karena memang in daily basis gue lebih banyak dengerin lagu Korea, lagu-lagu M jadi terasa aneh di kuping. Apalagi waktu masih ada Kris sama Tao yang ngerap misalnya. Jadi kayak makin ricuh gitu kedengerannya.

Kalau ada lagu M yang paling gue suka ya paling title track-nya doang. Itupun lagu-lagu lama kayak History dan Mama. Padahal sebenarnya bahasa Mandarin bukanlah hal yang asing buat gue. Sebelum kenal KPop, gue dulu suka dengerin Mandarin Pop. Gue suka dengerin S.H.E dan Fahrenheit. Juga 5566. Sampai sekarang bahkan lagu-lagu mereka masih ada yang gue inget liriknya walaupun nggak hapal 100%. Tapi untuk urusan EXO-M, entah kenapa gue masih nggak bisa nyaman dengan lagu-lagunya.

Ini sih pasti karena gue lebih bias ke bahasa Korea. Dan lebih cepet aja otak gue memproses lirik hangul daripada Mandarin.

Nah, album solo Lay ini justru menyelamatkan gue dari bias bahasa itu. Lagu-lagunya sedikit banyak mengingatkan gue ke lagu-lagu Mandarin yang sering gue dengerin pas SMA. Lagu-lagu yang selalu gue dengerin lewat headset setiap jalan kaki ke sekolah. Yang jelas sih setelah gue mendengarkan lagu-lagu di album LOSE CONTROL ini merasa Lay akhirnya bisa jadi dirinya sendiri, menyanyikan lima lagu sendiri, 100% mendengarkan hanya suara dia sendiri aja. Setelah 'LOTTO'/'EX’ACT', mendengarkan lagu-lagu di album ini rasanya adem dan kalem. Shit sih gue gak suka banget sama track-track EDM di 'LOTTO'/EX’ACT' (kecuali Lotto sama Monster). Maksain banget. And thank you Lay, just like his power in EXO’s universe, he heals everything on my mind with this album.

#EAAA

'MYM'is my most favorite track in this album! Yang versi original gue suka karena kayak mendadak bikin gue inget sama lagu-lagu lamanya 5566 dan salah satu lagunya BoA di tahun 2000-an. Yang versi akustiknya gue suka karena feel-nya ngebawa gue ke salah satu adegan novelet yang gue tulis waktu gue SMP. Novelet teenlit alay banget. Waktu itu adegannya si pemeran utama ceweknya—kalau nggak salah namanya Rina—dan pemeran utama cowoknya yang gue lupa namanya siapa, lagi dateng ke sebuah pesta gitu. Gue lupa pesta kawinan atau prom night. Tapi ada adegan mereka berdua dansa diiringi lagu akustik gitu.

Gue bisa dengerin lagu 'MYM' (kepanjangannya apa sih? Marhaban ya Mama? Marhaban ya Mantan?) ini setiap hari dan nggak akan ngerasa gumoh. Sama kayak gue selalu mengulang-ulang lagunya I.O.I yang 'Very Very Very' beberapa hari terakhir. Bagus banget sih! Lay ngebawainnya juga santai, nggak terlalu berlebihan emosi-nya, nyaman di kuping, enak didengerin pas lagi duduk ngetik di Starbucks sambil mikirin setiap kata yang harus gue tulis untuk review album 'LOSE CONTROL' buat kaoskakibau.

Hal lain yang membuat gue suka sama album ini adalah karena side-track-nya bagus-bagus. Tonight yang ada di track 3 juga lumayan. Walaupun gue agak geli sama suara di bagian awal yang ngomong pake Bahasa Inggris itu.

“Yeah.. aljdkahdjksjsakjdajdks two thousands sixteen.”

Geli aja. Kenapa harus nyebut-nyebut tahun.

(Tiba-tiba nyanyi EXO 2014) (EAAAAA) (Terbang ke Fiji)


Oh iya kenapa gue juga lebih suka versi akustik 'MYM' karena versi original-nya terdengar sama dengan 'Tonight' ini. Jadi pas pindah dari track 3 ke track 4 tuh kayak mendengarkan lagu yang sama. Not that bad, tapi gue prefer mendengarkan yang akustik karena terdengar beda. Track penutup di album ini juga sebenarnya nggak jauh beda feel-nya sama track 3 sama 4. Masih dengan feel gloomy lagu-lagu yang enak didengarkan di musim hujan, sambil duduk pinggir jendela dan ngeliatin tetesan air dari langit.

Kemudian nulis di buku curhat.

WKWKWKWKWKWKWKWKWK.

Sayang banget 'Monodrama' nggak dimasukin di album ini. Padahal kalo masuk bisa makin lengkap deh itu suasana gloomy-nya. Nah, terus bagaimana dengan title track-nya?

Sebelum masuk ke situ, kita bahas sedikit dulu ‘What U Need?’. Lagu ini kan sebenarnya bridging menuju album debut solo Lay. Dan sudah ada MV-nya juga walaupun ya nggak gimana-gimana banget. Cuma ngiklan mobil mewah doang terus Lay keliling parkiran basement joget kiri joget kanan terus kembali lagi ke mobil. Konsep MV-nya ya cuma fanservice aja. Nggak terlalu yang ribet-ribet banget.

Lagunya sendiri cukup menyenangkan dan ringan. Tipe-tipe lagu di album 'FANTASTIC'-nya Henry. Dan ngomong-ngomong, cempreng-cempreng suaranya Lay juga mirip loh sama Henry. DAN GUE JADI KEPIKIRAN KAPAN HENRY AKAN COMEBACK SOLO?!?!?

Tapi ‘What U Need?’ ini bukan tipe lagu yang gue suka sih. Apalagi di musim hujan kayak gini gue lebih memilih mendengarkan lagu-lagu yang bertempo pelan dan mendayu-dayu balada daripada lagu joget dangdut kayak gini. Tapi nggak berarti lagu ini jelek juga. Mungkin kalau tiba-tiba lagu ini ke-shuffle di handphone, gue akan mendengarkannya sampai habis dan nggak akan gue sekip kayak lagu-lagu EXO-M lainnya. Ahahahahaha… kayaknya gue harus hapus deh lagu-lagu EXO-M itu dari hape daripada keputer tapi disekip juga.


'Lose Control' terdengar lebih serius. Sama-sama punya feel gloomy dengan track lain (selain ‘What U Need?’) tapi yang ini mungkin lebih… seksi? Ya coba lo itung berapa kali Lay maju mundur maju mundurin pinggulnya sepanjang MV. Gerakan dance megang-megang titit juga. Sejalan dengan MV Lotto yang—yah—punya visual berjudi dan minum-minum menghamburkan uang seperti itu, MV Lose Control ini juga terasa lebih dewasa. Ya nggak cuma karena Lay keseringan maju mundur maju mundurin pinggul sama gesture dance megang-megang titit, tapi dari visual video dan musiknya juga terasa lebih mature.

Liriknya pun bukan sekedar “ngadu sama Mama” soal masalah yang sedang terjadi di dunia ataupun merajuk ingin “terbang bersama ke milky way”. Lirik lagunya terasa intim dan memang sangat dewasa. Serasi lah sama nuansa video sama musiknya juga yang rada-rada teler dikit.

Gue pikir Lay beruntung karena SM belakangan ini memang sedang dalam fase MV-nya bagus-bagus gitu. Ya okelah SHINee putih-putih gitu dimaafin karena konsepnya memang retro ya okelah. Tapi Jonghyun yang terakhir bagus dan gue suka banget. ‘Lotto’, ‘Lucky One’ sama ‘Monster’ juga kan bagus. Kalo Lay debutnya pas jaman-jaman dulu yang MV-MV masih busuk kayak ‘Bonamana’ atau ‘Sorry, Sorry’ yaudah sabar aja mungki MV title track ini berujung jadi kayak ‘What U Need?’ aja. Jalan di lorong basement sambil joget. That’s it. Alhamdulillah-nya sih enggak.


Ada feel elegan yang muncul di awal pas Lay berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan (studio) yang tampak seperti galeri seni. Dan entah kenapa ini jadi semacem mewabah gitu?? Setelah Bangtan Boys sekarang Lay juga ada (sedikit) elemen seni di MV-nya.

“Hayoloh… Lay nyontek BTS hayoloh…!!!” terdengar suara teriakan di kepala gue berusaha mau ngomporin anak-anak KPop baru yang mungkin masih ada yang gampang dikomporin.

“Hayoloh… BTS juga ngikutin SHINee ‘Sherlock’ hayoloh…”

(menyesap the herbal sambil nonton Scarlet Heart: Ryeo)

Lukisan bergaya renaissance yang muncul di sana pun langsung bikin gue inget MV dangdut-nya Bangtan Boys yang itu. Hihihihi. Kemudian di antara semua lukisan hitam-putih melayang—ya bener-bener melayang. KOK BISA?!—yang ada di sana ada satu yang berwarna dan sudah bisa ketebak, Lay pasti menaruh perhatiannya ke lukisan yang itu.


Here’s a thing about KPop MV: kalau sudah ada satu yang pake gaya kayak gitu, yang lain pasti ngikutin.

Apalagi kalau satu manajemen. Apalagi kalau SM. WKWKWKKW. Kalau satu artis pake shot dari belakang, jalan menuju sebuah ruangan atau lorong, ya pasti artis lain juga ngikut deh. Ide emang nggak ada yang original-original banget. Pasti akan bentrok satu sama lain. Dan karena MV ini dimulai dengan Lay melihat lukisan wanita bergaun merah, langsung muncul tanda tanya besar di kepala gue: Sebenarnya ada apa sih SM sama wanita bergaun merah?!


Mungkin cinta pertama Kim Young Min dulu suka banget pake baju merah? Terus karena cinta pertamanya tidak kesampaian dia akhirnya memaksa semua MV “pokoknya harus ada yang baju merah ya! Nggak mau tahu!”

Sederet wanita bergaun merah di music video SM, antara lain:

‘Mirotic’


‘Dream Girl’


‘Super Girl’


‘Devil’


Dan ngomong-ngomong soal "kalau sudah ada satu yang pake gaya kayak gitu, yang lain pasti ngikutin", ada era di mana MV KPop masang model buleeeeeeeee terus. Nggak cowok nggak cewek di mana-mana modelnya buleeeeee semua. Kayak gambar yang di atas ini.

Untuk urusan set sih semacem yang nggak bisa dikomplain banget. Karena ya begitu lagi begitu lagi. Kalau sudah syuting di studio, pasti set-nya bakalan dibuat kayak semacam ruangan dengan dinding-dinding bertekstur. Atau ruangan dengan lukisan di berbagai sudutnya. Atau lorong menuju sebuah ruangan tempat artisnya berjalan atau berlari. Ya boleh dicek deh MV ‘Mama’, ‘Something’, dan juga MV-MV yang ada cewek bergaun merah yang gue sebutkan di atas.

Tapi tetep sih, ini masih lebih oke dari ‘Call Me Baby’ atau ‘Bonamana’ yang jangankan dinding bertekstur. Lampu aja minim. SM kembali dengan konsep MV yang mereka tampilkan di MV-MV Super Junior antara tahun 2011 ke 2013 di MV-nya Lay ini dengan warna yang dominan hitam-putih.


Apa lagi yang diulang? Chandelier? Studio kotak dengan furnitur yang posisinya terbalik? Sudah pernah… semua benda di ‘Dream Girl’ juga kebolak balik posisinya. Apa lagi? Hiasan dinding yang keliatan kayak mata satu? HAAHAHAHHA kalo masih jaman ngebahas illuminati sih ini asik banget. Tapi sayangnya isu itu sudah basi.

Yang menarik sih sebenarnya karena (enggak tahu ya, kayaknya) MV ini masih membawa sederet elemen dari EXO. Kayak misalnya efek-efek air yang ada di awal dan kemudian Lay nge-dance di atas air yang mana merepresentasikan Suho (EA) (MAKSA). Backdrop yang mirip kayak maze ‘Overdose’. Dan adegan ketika mata Lay berubah jadi warna merah yang mendadak membuat gue keinget ‘Wolf’. Ada tuh yang dulu matanya berubah merah terus mendadak keluar dari grup.

Tiati aja Lay. Semoga tetap istikomah.





Tapi lirik sama judul lagu, terus visual mata merah Lay dan visual bulan purnama yang muncul di bagian akhir MV ini sih emang merujuk ke ‘Wolf’ banget (and its halloween month anyway!). Manusia serigala akan berubah ke wujud binatang mereka ketika bulan purnama penuh. Dan ketika mereka sudah wujud, mereka nggak akan lagi punya sifat-sifat manusia. Yang berarti mereka tidak akan bisa mengontrol diri dan emosi mereka: lose control.

Keseluruhan MV-nya mungkin bisa disimpulkan bahwa Lay sedang jatuh cinta dengan seorang wanita bergaun merah yang suatu hari muncul dalam mimpinya, kemudian dia terbayang-bayang terus-terusan sampai-sampai berhalusinasi melihat si wanita ini dalam sebuah lukisan. Lay tenggelam dalam setiap khayalan dan mimpinya yang berujung pada amarah karena “ANJIR INI CEWEK KOK GAK BISA GUE DAPETIN?! GAK BISA GUE TEMUIN?! DI MANA SIH SEBENARNYA INI CEWEK?! MANUSIA APA SILUMAN?!?” Tapi dia tetap berusaha untuk mengejar dan mencari dan mengejar dan mencari sampai putus asa. Dia mencoba untuk menghilangkan pikiran tentang cewek ini dengan berbagai cara tapi nggak bisa. Dan Lay pun terjebak dalam cintanya itu—yang tetap nggak kesampaian—yang digambarkan dalam lukisan di akhir video di mana Lay dan si cewek ada di satu lukisan tapi nggak bersatu.







Tapi kalo baca liriknya, nggak, nggak kayak gitu ceritanya. Liriknya sih agak mesum.
Jago banget emang gue kalo ngarang. Makasih. Makasih. Muach.

Gue suka banget MV ini terlepas dari segala konsep berulang yang diselipkan SM di dalamnya. Pada akhirnya album solo ini (beserta MV-nya) membuat Lay nggak cuma memamerkan bahwa dia bisa nyanyi aja, tapi juga nge-dance maksimal seperti yang tampil di MV dan juga berakting sebagai pemeran utama di MV-nya sendiri. Lay bisa dibilang artis satu paket lengkap dari SM yang bisa semuanya. Nyanyi, dance, ngarang lagu, akting, main musik, hajar semua. Kinda reminds me of Henry.

Hamdalah gue nggak terlalu suka rap-rap-an jadi menurut gue walaupun Lay nggak nge-rap tetep suka. Who needs rap? Album ini is a bingo!




Kurangnya sih nggak ada ‘Monodrama’ sama nggak ada versi Korea-nya aja. Agak sayang karena sasarannya cuma pasar China doang. Jadi Lay nggak bisa promosi di Korea kayak Henry atau Zhoumi. Ya tapi nggak apa-apa. CBX juga lagi promosi dan nggak mungkin tumpang tindih. Bisa dimengertilah…

Ada satu lagi kesamaan Lay dengan solois cowok SM yang lain. Ada yang bisa tebak? Tulis di kolom komentar deh. Sekaligus jadi bukti lo bukan fans SM abal-abal. #EA #canda Sekalian tulis juga lagu mana yang jadi favorit lo?

Thanks for reading guys! Jangan lupa cek bit.ly/FinallySeoul untuk kelanjutan cerita di Seoul ya! I love you!


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

'Hey Mama!' EXO-CBX: Fun Tapi Kurang Nendang!

$
0
0

Gue sedang sibuk nyuci beras untuk dimasak besok paginya waktu malam 31 Oktober kemaren. Kebetulan memang gue sudah sampai kosan dan beberapa hari terakhir gue ngerasa punya kewajiban lebih untuk semua urusan “rumah tangga” kayak nyuci perabotan masak dan makan sampai nyuci beras. Gue lagi ada dalam mode “gak mau ngerepotin temen sekamar”. PFT. Oke mungkin informasi ini nggak terlalu penting untuk lo baca tapi malam 31 Oktober itu gue bener-bener lupa kalau CBX mau rilis MV.

EXO mungkin satu-satunya grup yang bikin gue rela buang-buang kuota internet cuma buat streaming MV baru mereka. Tapi malam itu bener-bener pikiran gue isinya cuma nyuci perabotan, nyuci beras, kemudian tidur. Sesimpel itu. Padahal di kantor sorenya gue udah kayak niatin “Apa gue nunggu aja ya jam 10 baru balik?”

Karena biasanya waktu di kantor lama—yang jaraknya cuma 2 menit ke kosan—gue selalu melakukan ini. Gue akan nunggu sampai jam 10 di kantor dan kemudian spazzing sampai jam 12 malam lalu sholat isya dan balik ke kosan sekitar jam 1 pagi. Terus nanti kembali lagi ke kantor jam 9 untuk bikin berita kalo EXO rilis MV semalam.

Cuma karena sekarang jarak kantor dan kosan 40 menit, dan naik TransJakarta di malam hari itu  bukanlah ide yang menyenangkan (but they’re getting better now!) jadi yaudah. Gue pikir streaming di kosan aja. 100 MB cukuplah buat MV dan album. Sayangnya karena sibuk dengan urusan perkakas kehidupan dan beras, gue lupa banget.

Gue baru inget pas udah mau tidur. Dalam kondisi badan yang sudah letih, mau spazzing juga jadi males. Dan yaudah abis itu ketiduran. Baru paginya di kantor gue bener-bener nyimak MV-nya. Dan baru sadar kalau…

OMG. BAEKHYUN NGE-RAP?!?!?! AHAHAHAHAHA


Gue lebih dari sekedar seneng sama MV-nya. Tapi kembali lagi bahwa SM memang sedang berada dalam fase membuat MV bukan sekedar pelangkap dari album doang.
“MV itu sebuah karya audio visual yang bisa banget menunjukkan citra perusahaan kita! Mulai sekarang kita harus bikin MV yang bagus dan rame. Supaya viral. Supaya nggak malu sama dunia. Masa manajemen besar se-Korea MV-nya cuma dinding kosong sama kotak Samyang. Malu dong!” kata Kim Young Min ketika sedang rapat konsep CBX.

Yang kemudian disambut caci maki oleh semua orang yang hadir di rapat itu.
“Kemana aja lo nyet. Baru sadar sekarang. Lo makan tuh MV tembok kosong SuJu dari jaman ‘Sorry, Sorry’.” Batin salah satu staf yang menolak disebutkan namanya demi kemaslahatan masa depan dan cicilan apartemen yang bersangkutan.

Tapi sebelum kita masuk ke visual, mari kita bahas dulu audio-nya.

Seperti namanya, CBX, yang yaudahlah ya apa bedanya sama TTS (atau KRY atau D&E), entah kenapa gue berharap kalau grup ini akan jadi lebih seperti TaeTiSeo. Gue bahkan mikir, apakah ini memang versi cowoknya TaeTiSeo ya? Karena kalau dilihat dari press release pertama yang ngumumin soal genre lagu kan udah sama-sama retro tuh konsepnya. Terus pas liat teaser video yang mereka pake baju-baju “cupu” juga kan ya udah sama-sama retro juga. Gue jadi yakin, oh ini pasti bakalan nendang sih lagunya.


Karena ‘Hey Mama!’ menurut gue adalah judul yang cukup spesial. EXO debut dengan lagu ‘MAMA’ dan sub-unit mereka pun debut dengan lagu yang ada kata ‘Mama’-nya. Tapi ‘Mama’ yang ini lebih santai. Oke, nggak apa-apa santai, asal nendang. Justru lebih mudah dinikmati kan kalau santai. Karena nggak semua hal kan harus dibawa serius. Nah dari judul lagu ini aja ekspektasi gue udah tinggi banget. Pasti lagunya akan keren!

Dan TaeTiSeo juaranya nggak cuma di title track. Lagu-lagu di album mereka semuanya bagus-bagus. Personally I like‘Holler’ album more than ‘Twinkle’. Karena semua lagu di ‘Holler’ bergaya pop Amerika kekinian (pada masanya) banget yang masih bisa gue ikutin. ‘Twinkle’ kebanyakan lagu-lagunya retro. Bukan nggak enak, tapi gue lebih suka ‘Holler’.

Itu juga yang lalu bikin gue berharap kalo lagu-lagu di album CBX ini juga akan sebagus ‘Holler’ atau paling nggak ya ‘Twinkle’. Karena gue masih berada di pola pikir kalo CBX ini versi cowoknya TaeTiSeo. Dalam artian gue nggak membanding-bandingkan atau menyama-nyamakan konsep dan tetek-bengeknya. Tapi kualitasnya. And yes, I wish I could listen to something like TaeTiSeo from these EXO main vocalists.

Lalu setelah albumnya dirilis, jawabannya gimana?


Nggak. Sedikitpun nggak. Enggak senendang itu. Enggak sebagus TaeTiSeo di dua album mereka yang gue sebutin itu.

Lagi dan lagi, SM mengajarkan gue untuk tidak menaruh ekspektasi berlebih pada apapun. SHIT! PADAHAL GUE GAK EKSPEKTASI APAPUN DARI ALBUM SOLO-NYA LUNA TAPI MADAFAKA ITU LAGU-LAGU BAGUS SEMUA ISINYA DAN LUNA NAILED IT IN EVERY SONG!

Judul ‘Hey Mama!’ nggak lagi terkesan istimewa karena hahahahahha biasa aja. Seriusan ini EXO? SERIUSAN INI FIRST SUB-UNIT?! SERIUSAN INI BAEKHYUN?! Karena biasa aja. Title track-nya nggak terdengar terlalu menantang untuk dua vokal sekuat Chen dan Baekhyun. Ada sih klimaksnya pas Chen teriak. Tapi yaudah di situ aja. Konsep retro di lagu ini sama retro di lagu TaeTiSeo jauh banget bedanya. Itu mungkin yang bikin lagu ini terasa sangat datar. Nggak yang meraung-raung kayak suara teriakan Taeyeon di ‘Twinkle’ gitu. Lagunya tetep aja ada elektro-elektronya yang di-combine ke musik retro.

Ya jelas sekali lagi nggak bisalah banding-bandingin CBX sama TTS terlepas dari mereka sama-sama sub-unit pertama dari masing-masing grup. Tapi dari segi kualitas bedanya jelas terasa. Bukan lagu ‘Hey Mama!’ ini nggak berkualitas. Tapi nggak nendang (again). Kalau skala kualitas ada 1 – 10 ya lagu ini mungkin mentok di 7,5. But it’s fun. The song is totally fine and fun. But I want more. I WANT MORE.

Gue pengen Baekhyun nyanyi teriak-teriak kayak di ‘What Is Love’, Chen bisa maksimal kayak di ‘Best Luck’, Xiumin bisa…

Xiumin bisa…..

Hmmmm…………..

Xiumin bisa melengkapi suara Baekhyun dan Chen.
Lah ini ngulang gaya Suho di teaser 'Wolf'?

Gue pengen mereka dapat lagu yang lebih menantang (again and again). Nggak se-flat‘For You’ (yang tetep sih gue suka banget karena lagunya punya lirik yang oke dan juga melodinya mudah diterima kepala).
“Iya jamblang. Tunggu aja album kedua. Ini kan baru coba-coba. Namanya juga eksperimen!” kata Kim Young Min muncul mendadak entah dari mana. But why? Apakah kali ini Kim Young Min nggak terlalu yakin dengan sub-unit yang ini sampai harus dimasukkan ke dalam daftar eksperimen? NCT aja eksperimennya belom kelar. Jangan bawa-bawa EXO dong!

Secara konsep memang CBX nggak EXO banget. Biasanya kan gitu, sub-unit biasanya punya konsep yang lebih “norak” dalam arti positif. Untuk urusan lagu malah gue dengernya CBX ini kayak SHINee. AHAHAHAHA. Jadi gue mikir apa sebenarnya eksperimen tersukses SM tuh SHINee kali ya? Karena sejak debut mereka dicekokin semua macem genre dan ketika sekarang ada junior yang nyanyi lagu kayak gini dan kedengeran seperti SHINee ya jangan salahkan bunda mengandung. Efek SHINee di kepala gue tuh kayak sudah terpatri(???) banget. Sudah mendarah daging.

Sebenarnya nggak ada perbedaan yang terlalu gimana banget kok antara album terakhir EXO sama CBX ini. Ya gimana ya, di EXO selain Baekhyun dan Chen (dan D.O) kan nggak ada member yang menyanyi dengan terlalu dominan (kecuali mungkin Chanyeol di beberapa part dan beberapa lagu). Lo mungkin bisa mendengarkan suara Suho tapi ya nggak banyak juga. Bahkan kalau di EXO, suara Xiumin aja masih sayup-sayup. Seneng sebenarnya dia debut sub-unit, tapi nggak seneng kalo ujung-ujungnya ketutupan juga sama Baekhyun dan Chen.

Tenggelam. Karena kalau mau compare suara Xiumin sama mereka berdua ya nggak bisa. Cuma, nggak bisa juga bohong kalau suara Xiumin terlalu biasa di antara Baekhyun dan Chen. Kalau misal D.O ada di sub-unit ini gue pikir sih akan jadi so damn awesome. But Xiumin did great. Gue suka part-part Xiumin di lagu terakhir di album ini.


Gue mungkin terlalu kebawa-bawa nikmat sama lagu-lagu EXO di semua albumnya sampai-sampai gue merasa lagu-lagu di CBX ini sangat membosankan. Semembosankan beberapa lagu di ‘LOTTO’, at least mereka punya ‘Lotto’ sama ‘Monster’ atau bahkan 'Stronger'. ‘Hey Mama!’ cuma fun. 'Lotto'fun dan dangdut. 'Monster'creepyand cool and little bit dangdut kalau lo cepetin temponya 2 sampai 3 kali. Lagu-lagu yang lain di album inipun terlalu SHINee. WK. 

Parah sih, ini mungkin gue aja yang nggak terlalu tenggelam di fandom terlalu lama sampai akhirnya ini album cuma masuk telinga kiri keluar telinga kanan.

Waktu tracklist dirilis dan bocoran lagu keluar, gue baca timeline heboh banget soal lagu yang judulnya ‘The One’. Kayaknya semua orang ngomongin lagu ini. Akun senpai yang satu nge-RT akun senpai yang lain. Akun senpai A bales-balesan sama akun senpai B. Ada juga akun senpai C yang ngebales tweet akun senpai D tapi pas mau dikepoin ternyata akun senpai D Twitter-nya dikunci. Titit Brontosaurus! Tapi topiknya kurang lebih sama:
“Oh astaga! Ini kan lagu yang di VCR?!” (di RT 14 miliar orang)

“Iya! Lagu ini kan?! Oh jadi judulnya ‘The One’!” (di RT 15 miliar orang)

“So the song on the VCR called ‘The One’!” (di RT seluruh dunia termasuk Hollary Clinton dan Donald Trump).

Sementara gue yang baca cuma bisa bengong diem sambil scroll timeline berusaha untuk nggak kepikiran tapi tetep aja kepikiran juga akhirnya.
“WHAT THE F*CK ARE YOU GUYS TALKING ABOUT?! WHAT VCR?!?!?!?!” (dan belum lama ini VCR-nya pun dirilis di YouTube SMTOWN) (Oh ini. Ok.)

Gue mungkin bisa merasa bangga pada diri gue sendiri yang selalu berhasil melawan mager untuk nyuci setiap weekend. Tapi hari itu gue merasa gagal sebagai EXO-L. Aku hanyalah fans nggak pure yang nggak bisa spazzing setiap hari dan hanya bisa memandang laporan yang minta dikerjakan kalau nggak ya nggak digaji. Aku hanyalah fans yang jadwalnya terlalu padat sampai-sampai EXO ditelantarkan.

(Berasa EXO yang ngasih gue makan).

Gue langsung buka Spotify mumpung masih premium dan langsung dengerin album CBX ini. Terus langsung disambut suara Baekhyun di track 1 “HEHEY!!!! AYO AYO DIBELI DIBELI DULU INI MASIH FRESH BARU KELUAR DARI JARING!” di intro lagu yang judulnya ‘The One’. Bodo amat lu dipake di VCR apa gue nggak tahu. Jadi mending gausah gue pikirin dan gue dengerin dulu aja pelan-pelan.

Dan komentar pertama gue cuma… “Ini LDN Noise lagi nih pasti.” Dan gue bener-bener sotoy aja bergumam kayak gitu. Dan pas gue baca Wikipedia, ternyata bener. WQWQWQWQWQ Kayaknya LDN Noise butuh piknik.
“ANIYA! NARANGINE!” “ANIGODEUN, NARANG-NIKKA!” “ANIYA NAYA!”

Gue cuma suka bagian yang itu aja. Sisanya campur-campur di kepala gue semua lagu di album ‘LOTTO’ (kecuali ‘Lotto’, ‘Monster’ sama ‘Stronger’) dan ‘Why’-nya Taeyeon. Lalu komentar kedua gue sambil memegang dada kiri agak ke bawah dikit, “BANGSAT! KENAPA LO SEMUA PADA NGE-RAP! LO SEMUA KAN BUKAN RAPPER?!?!?!”

Kalau dada kiri agak ke bawah dikit gue aja nyeri, gimana perasaan member EXO yang memang rapper. Kenapa main vocalists ini dikasih nge-rap sih.
“Ya nggak bisa gitu dong, depyonim. Ini namanya ngambil lahan orang!” kata Park Chanyeol sebelum akhirnya menggebrak meja. “Kalau mereka mau nge-rap di album mereka, kenapa nggak sekalian aja mereka nge-rap di semua lagu EXO!” Chanyeol nampaknya lagi pundung. Mungkin PMS.

Kim Young Min terdiam agak lama. Sebenarnya dia pengen lemparin telur aja ke kepala anak ini. Tapi karena anak ini sumber isi dari pundi-pundi emasnya, dia mengurungkan niat itu. Kim Young Min menarik nafas panjang dan kemudian berusaha bicara tenang.
“Yaudah gini aja, nanti aku teleponin Far East Movement dan ngajak mereka kolaborasi ya. Kan enak tuh kamu jadi bisa dikenal secara internasional nggak cuma di dalam negeri doang. Gimana?” Chanyeol menyeringai lebar. Seperti yang biasa dilakukannya setiap saat.

Seperti yang gue ceritakan di atas, gue nggak mendengarkan dengan saksama lagu ‘Hey Mama!’ sampai setelah beberapa jam berlalu. Momen kedua gue mendengarkan lagu itu di kantor ketika salah satu temen gue yang tahu KPop kaget pas gue bilang EXO debutin sub-unit lagi (yang menurut Wikipedia sub-unit ketiga, bukan pertama LOL! SM GIMANA SIH?!?!? WWKWKKWKW). Akhirnya temen gue yang namanya Nabila ini muter lagu itu di kantor dan gue langsung, “Lo denger deh Baekhyun nge-rap!” sambil ketawa.

OMG, apakah Baekhyun belajar nge-rap dari Chanyeol?!

OMOOOO!!!!! MY CHANBAEK FEELS !!!!! #BukanOTP #iniCeritanyaNyinyir

(Terus lupa Xiumin juga nge-rap)

WK

Dan pas udah lama lagunya keputer, gue malah nggak nyanyi liriknya “Hey Mama!, jigeum baro I sunggan lets make doughnut.” Tapi yang gue nyanyiin lirik ‘Lucky One’ sama ‘Dream Girl’-nya SHINee.
“Sebentar… ini bukan LDN Noise kan?!?!?!?!?”

Gue cek lagi Wikipedia dan ternyata bukan LDN Noise. Tapi Hyuk Shin. WQWQWQWQWQ YA PANTESAN.

Gue ngumpat dalam hati karena ekspektasi gue terlalu tinggi lagi dan jatohnya sakit banget. Mungkin gue juga begok(emang) sik kalo ngarep ini lagu akan terasa grand kayak ‘MAMA’ (atau please at least kayak ‘Twinkle’ lah! #tetep). Gue ngarep ini lagu yang akan teringat sampai sekian lama dari sub-unit pertama (atau menurut Wikipedia ketiga) EXO. I mean, ‘Twinkle’ was a hit, man! Even after 4 years, gue akan tetap teriak menjerit kayak Tiffany di bagian awal lagu setiap kali lagunya ke-shuffle di playlist. #tetep #teamTwinkle #teamBaekYeon.


Mungkin akan more fun dan sounds good kalau Kai yang nyanyiin 'Hey Mama!'. Lagu ini pas banget sebenarnya untuk Kai karena nggak ada part yang terlalu menantang (ya kecuali part Chen yang nada tinggi itu. Yang kalo Chen yang nyanyiin kayaknya kacang goreng banget gausah pake usaha juga dia pasti bisa. Tiba-tiba inget pertama kali Chen dimunculin di TV sebelum EXO debut HUHUHUHUHH MASA MASA INDAH). Kalau Kai sama Sehun debut sub-unit dan lagunya ‘Hey Mama!’ klop deh! What do you think about this sub-unit Kai and Sehun, guys? Gue sih pengen banget mereka debut sub-unit karena pasti akan unik. Nggak berharap yang gimana-gimana banget, kalopun mereka perform 20% nyanyi 80% nggak juga nggak apa-apa.

Entah karena bawaan track 1-nya yang LDN Noise itu jadi pas masuk ke ‘Hey Mama!’ jadi retro feel-nya ketutupan sama EDM. WHYYYYY. Again and again again again~ again and again again again~ Serius deh, gue sangat menunggu saat di mana EDM nggak lagi populer dan akhirnya artis-artis SM ini bebas dari jeratan genre ini. Tapi sebenarnya untung banget CBX ini debut deh. Kenapa?

Ya nggak cuma nambahin bahan spazzing. Tapi setidaknya SM akan setop ngasih lagu EDM ke EXO karena sekarang mereka sudah punya sub-unit baru yang lebih bisa diapa-apain. Kalau ini CBX bisa nyanyiin lagu-lagu yang SHINee banget, ya berarti mereka sudah cukup bisa dijadikan grup eksperimen. Seperti yang dikatakan Lee Soo Man, semuanya adalah eksperimen. Jadi bersyukur EXO selamat karena CBX (APADEH). Setidaknya nanti kalau EDM kembali tren (sekarang masih sih, tapi kayaknya udah berangsur-angsur udahan) EXO nggak akan “dipaksa” nyanyi genre itu karena sudah ada sub-unit.

Ya ini harapan aja sebenarnya. Sotoy-sotoy-an aja.

Ngomong-ngomong suka sama part “Whatcha think about that!” di lagu ini. Mungkin bisa dijadikan ringtone alarm supaya diulang-ulang sampe gumoh dan bangun karena sebal.


Once again, it’s a fun song tho. Dan MV-nya pun seceria itu. Dan baru ada feel retro-nya. Dan kayaknya emang lo nggak bisa deh dengerin lagu ini cuma dengerin doang tapi harus nonton juga. Jadi lo bisa lebih dapet gitu feel fun yang ganda.

SM mendadak mengubah CBX jadi cowok-cowok kantoran di MV ini. Yang bikin gue langsung nyeletuk, “Wait, is this another ‘Swing’ and ‘Dumb Dumb’ style?!”. Meskipun sebagai cowok-cowok kantoran, celana mereka mungkin terlalu ketat dan terlihat nggak nyaman untuk digunakan.


Sebagai pegawai kantoran masing-masing punya sifat yang beda. Xiumin tipikal yang serius tapi ingin berpesta selalu. Sementara Chen tipikal yang serius banget, jarang melanggar peraturan dan cenderung kaku. Baekhyun sudahlah gausah ditanya, dia tetap cabe-cabean. Buktinya di adegan pertama dia nggak ada di balik meja. Nggak kerja. Malah main detektif-detektifan di rooftop. Tipikal temen kantor yang tiap hari “Eh nongkrong yuk!” “Eh hari ini kemana? Nonton yuk!” “Eh udah lama gak mabok nih, bolehlah mabok dikit yuk!”

Tapi ngomong-ngomong kalo bentuk ruangan kantornya kayak gitu agak ribet juga yak keluar masuknya kalo mau pipis harus melipir nempel dinding dulu.


Tapi menyenangkan sih punya temen kantor yang sifatnya kayak Baekhyun ini. Jadi kehidupan nggak monoton. Walaupun misalnya gue kalo diajak mabok atau nonton juga pasti nolak sih dengan alasan “haram itumah” dan “yah nggak ada duit” tapi setidaknya di kantor ada yang bikin ribut jadi nggak bosen.
Funfact: Function generator yang ada di MV ini adalah keluaran Goldstar dengan tipe FG2002C. Perkiraan rilis antara tahun 1994 – 1995. Nama Goldstar sekarang udah nggak akrab dikuping karena lebih dikenal dengan LG. Sementara device yang ada di bawah function generator (yang dipake Baekhyun buat ngomong ke teleponnya Chen) adalah Oscilloscopes keluaran HAMEG dengan tipe HM304 yang dirilis tahun 1995. Apa itu Function generator dan Oscilloscopes? Bisa di baca di sini dan di sini. Walaupun gue gak yakin lo akan tertarik bacanya sih karena ini teknik banget WK. Cek di sini. Dan di sini.

Ada sekitar 23 botol yang dijadikan vas bunga di set Baekhyun di awal MV ini. Mostly dari botol bekas minuman beralkohol. Jika perhitungan gue benar, maka angka ini sesuai dengan jumlah teaser debut EXO dulu. 23 video.

Kalau salah yaudahlah. Namanya juga manusia, bukan Rasul.


Di atas meja, masih di adegan Baekhyun di awal, selain ada beberapa tangkai bunga ada juga beberapa senjata mulai dari senjata api sampai senjata tajam. Baekhyun mungkin sebentar lagi berubah profesi jadi begal. Dari semua senjata itu, ada satu pedang pendek yang biasa dipake Si Pitung di meja. Pedang ini punya sarung yang antik karena ada ornamen matahari (yang gue curiga di baliknya ada ornamen bulan-nya). Kalau dipikir-pikir, masih satu konsep sama EXO jaman debut.

Di atas meja juga ada peta dunia yang bergaya jadul yang ada logo EXO di beberapa titik. Ada satu di Amerika, ada satu di Eropa yang keliatan. Titik ini seolah ingin mengingatkan lokasi teaser ‘EXODUS’, atau juga akan jadi lokasi tur dunia konser EXO tahun ini sampe tahun depan. Logo EXO jaman dulu muncul lagi dan ini adalah logo kesukaan gue. SM paling mengerti aq. Tq SM.


Ngomongin peta, lo pasti inget di masa lalu ada pasangan karam yang sama-sama ngeliatin peta di MV ‘What Is Love’ dan teaser debut mereka. Konon katanya pasangan yang karam ini masih sering kontak satu sama lain dalam kerahasiaan.


Dan mumpung kita lagi bahas-bahas masa lalu, ada beberapa benda di shot Baekhyun di rooftop itu yang mengindikasikan (apalah bahasa gue) member-member EXO lain yang nggak ada di MV ini.

  1. Kuda di belakang mewakili Lay. Ini sebenarnya unicorn, tapi tanduknya belum muncul karena masih bayi. If this isn’t make sense, then every flower in the MV represents Lay. Karena dari jaman dulu Lay cuma bisa menghidupkan bunga. Nggak pernah orang mati. 
     
  2. Globe di atas trunk di pojokan mewakili Kai. Karena dia bisa keliling dunia dengan berteleportasi. Gak nyambung emang. Tapi bodo amat.
  3. Lilin di  belakang mewakili Chanyeol.
  4. Air di dalam vas bunga mewakili Suho.
  5. Pesawat mewakili Sehun. Karena pesawat+angin jadinya seru aja. #iniapadeh
  6. Pohon kering mewakili D.O karena nggak ada D.O pohonnya jadi kering. D.O kan penguasa bumi dan tanah. #makingakjelas #yaudah
  7. Jam pasir mewakili Tao.

    eh, sorry, masih terjebak era ‘EXODUS’.

    lupa kalo dia udah bukan member EXO.

    mian.

    ya makanya itu jam pasir udah di bawah semua pasirnya karena masa dia di EXO kan udah abis.

Vas bunga di atas meja Baekhyun berubah dari tidak ada menjadi ada. Awalnya nggak ada vas bunga di meja persisnya di detik 00:05. Di 00:07, vas bunganya muncul dan botolnya warna biru sementara di detik ke 00:13 berubah jadi botol putih bening dan lebih besar. Terus di detik 00:19, vas bunga yang dipegang Baekhyun berubah lagi jadi biru seperti di awal.


Detik 00:21, meja yang ada di rooftop tempat Baekhyun mendadak hilang. Dengan segala isinya. Dan vas bunga di sekitarnya. Lantai mendadak dipenuhi dengan kelopak bunga. Kapan dia mindahinnya? Kapan dia ngerontokin semua kelopak bunganya? Perasaan nggak semua bunga di situ mawar dengan kelopak putih agak pink tapi kenapa semuanya jadi kelopak mawar? Wallahualam bishawab.

Lalu di 00:44 setelah meja dan vas bunga hilang (dan setelah Baekhyun ngapain sih nabur bunga ke atas kepala Chen emangnya dia sudah dikubur?!?!) meja dan semua vas bunga muncul lagi persis seperti di adegan awal Baekhyun berdiri di sana.


Adegan Baekhyun buka “pintu di lantai” ini mengingatkan gue sama adegan di MV ‘La Cha Ta’-nya f(x).




Di detik-detik awal terlihat hanya Xiumin yang bekerja dengan komputer sementara Chen sibuk dengan kertas yang dicoret-coret nggak jelas. Tapi kalo diperhatiin ke komputernya Xiumin, nggak ada kabel yang menghubungkan antara keyboard ke PC. Kalau PC-nya emang di bawah meja, pasti keliatan ada kabel-kabel dong menjuntai menuju ke bagian bawah. Itu kabel cuma ada nyambung dari Mouse ke Keyboard. Tapi dari Mouse kan nggak nyambung ke keyboard harusnya. Nyambung ke PC. Kabel keyboard juga nggak ada.

(DIBAWA SERIUS!) (BIARIN!)


Dan bicara soal kabel, coba itu kabel telepon yang dipake Chen diperhatiin juga. Ada nggak? Kalo nggak ada kok bisa nyambung teleponnya? Dan mau nanya deh emangnya alat komunikasi yang dipake Baekhyun itu bisa nyambung ke telepon?

(MAKIN DIBAWA SERIUS!) (BIARIN!)


Do you guys even realized that Chen is making a circle on the paper with HIS FINGER?! Padahal dia lagi genggam pensil loh itu. Coba cek 00:18. Sekalian juga cek otak-nya Chen siapa tahu sengklek. WKWKWKWK nggak deng sebenarnya setelah gue perhatikan gerakan itu dibuat supaya kertasnya melingkar tersebar sebelum dilempar. Bukan sedang coret-coret. Sorry.


00:25 Xiumin ngeberantakin tempat pensil di atas meja dan pensilnya berserakan. Nggak lama setelah itu tempat pensilnya baik-baik saja dan mejanya masih rapi. Makasih ibu peri atas pertolongannya.


Di detik 00:44 ada box yang tiba-tiba muncul di dekat kaki meja Baekhyun. Di awal tadi box ini nggak ada loh! Di detik ini posisi trunk sama globe dan TV yang ada di atasnya juga berubah. Perhatiin deh:


Perhatiin juga Chen yang kalo nemu kertas selalu di lempar-lempar, di berantakin. Di awal dia udah ngeberantakin kertas tapi di tengah-tengah video kertasnya rapi lagi. Ajaib ini anak-anak tukang sihir.


01:59 makin yakin kalau Baekhyun otaknya agak nggak beres. Karena ketika semua orang akan minum dan bersulang dari gelas yang gue yakin itu semacem product placement entah apakah sekarang sedang dijual di SUM Store atau gimana, dia malah minum air dari vas bunga yang masih ada bunganya. Something is wrong with this kid. But it’s okay. Bias.

(langsung puter lagu dangdut yang berjudul ‘Air Bunga’)


TV yang ada di menit 02:22 (yang juga ada di menit-menit sebelumnya) adalah televisi Toshiba tipe Blackstripe yang dirilis sekitar tahun 1976. TV ini ukurannya 13 inch dan sudah berwarna. Selengkapnya di sini.


Di 02:41 waktu adegan party-party chaos di studio, seseorang melempar botol ke peta dunia berwarna pink di belakang meja pembaca berita. Seisi botol yang juga cairan berwarna pink muncrat ke mana-mana. Tapi kemudian adegan setelahnya peta dunia itu bersih kembali.

Adegan yang ada lampu diskonya, dengan jaket denim itu, keliatan kayak ending MV ‘Holler’. Don’t you think?


Another reason why this is a fun MV adalah karena Baekhyun nge-dance-nya kayak belatung bener-bener bikin seneng ngeliatnya. Dibandingkan dengan dua member lain, dia yang keliatan paling happy di shot dance (sampai-sampai dancer sunbaenim yang berewokan kayak ketawa di salah satu adegan pas Baekhyun lagi menggeliat bijaksana).

What do you think guys? Selain apa yang gue tulis di atas, apa yang lo liat di MV ini yang mungkin orang lain (termasuk gue) nggak liat? Tulis di kolom komentar juga gimana menurut lo MV ini secara keseluruhan. I would like to hear your opinion as well!


Berpindah ke track 3 ‘Rhythm After Summer’ gue kembali kebingungan. Kembali merasa bodoh. “IS THIS AN OLD-STYLE SONG OR IS THIS ANOTHER EDM?!” YA ALLAH. CAMBUK AKU. Walaupun ada sik feel masa lalu dan disco-nya. Dan gue serius banget mendengarkan bahasa Inggris di bagian awal itu walaupun gue nggak nangkep sama sekali apa yang dikatakan oleh siapapun itu.

Part yang paling gue ngeh cuma pas Baekhyun nyanyi “Sunday, brunch day.” Abis itu “Morajineun. Sunggan. Nae sesange momcoso. Neon naye only one.”

Sorry not sorry.

Masuk lagu keempat kirain lagu di album solonya Luna. Eh ternyata bukan. Kirain remake lagu SHINee karena judulnya sama etapi bukan (dan gamungkin juga). Kemudian gue sadar kalo judulnya sama-sama dibaca “juliet” tapi penulisannya beda. Ya, emang bukan yang pertama sih SM menggunakan judul yang sama untuk lagu artis yang berbeda. Apalagi kalau bukan title track. Kecuali ya ‘Happiness’-nya RV yang judulnya diambil dari judul lagu debutnya Lee Soo Man WKWKWKWKKW (dan lalu setelah itu H.O.T juga menggunakannya). Lagu ‘Juliet’-nya CBX ini juga salah satu yang terasa disko dan jadul. 

Lagu terakhir setiap intro pianonya kedengeran bawaannya mau nyanyi “My heart is running to you~ Every second is close to you~” eh pas denger kelanjutannya ternyata lagu yang beda. Bukan lagunya BoA sama Gaeko yang itu. Tapi gue suka lagu terakhir di album ini. Xiumin-nya lebih berasa. Meski bisa disimpulkan bahwa Xiumin tetap jadi penggembira di album ini. Nggak heran namanya ada di suku kata terakhir di nama sub-unitnya.



Urutannya bukan berdasarkan umur. Tapi berdasarkan dominasi dalam lagu-lagunya. Sabar ya qa. Kamu nanti solo aja deh, supaya puas nyanyi sendiri. Sekarang ya nikmati saja kehidupan di belakang suara Chen dan Baek. Next album, maybe? Kalo SM mau comeback-in CBX instead of making new sub-unit. Semoga sub-unitnya tahan lama kayak TaeTiSeo. Semoga sakinah mawaddah warahmah.

Intermezzo, gue sangat kecewa kenapa KRY sampai sekarang nggak punya album resmi kayak sub-unit dari SM yang lain. Bahkan M&D aja udah punya dua album, nyet! Ini ada permainan politik apa di KRY sampai-sampai mereka nggak bisa banget bikin satu album isi 5 lagu yang semuanya lagu baper?! Tapi KRY membuktikan kalau tanpa album pun mereka bisa last longer dan hanya wajib militer yang memisahkan.

Gue sih berharap CBX nggak berhenti di sini. Maksudnya ya melihat lagi ke TaeTiSeo yang adalah sub-unit pertama dan sukses banget, gue rasa CBX bisa lebih dari sekedar ‘Hey Mama!’ ini. Bisalah! Ya kan aneh aja kalau lagu OST drama yang dinyanyikan Chen bahkan jauh lebih terkenal, disukai dan nempel ketimbang lagu dari album sub-unit ini yang notabenenya dimodalin seratus persen dari manajemen, bukan dari tim produksi drama.

Album selanjutnya sih gue rasa mending coba ballad deh. Mungkin lebih cocok. 

*ta tara tara~ tarara taara~ tarara tara tara~ tarara tara*


Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Pengen ke Korea Lagi (dan Gratis) Dong…

$
0
0
Ok. Ini sebenarnya gue cuma kangen sama kerjaan lama gue. Dan rasa kangen itu makin menjadi-jadi jelang akhir November ini. Alasannya, akhir November tahun lalu adalah momen ketika gue akhirnya bisa terbang ke Seoul untuk liputan dan semuanya dibiayai kantor dan sponsor. Mulai dari tiket pesawat, akomodasi untuk dua hari pertama dan uang saku semua dikasih.

Itulah kenapa sebenarnya gue berat meninggalkan kerjaan itu waktu pindah ke tempat baru. Karena, men, kalo gue nggak jadi wartawan mungkin gue nggak akan bisa melakukan semua itu dengan cuma-cuma. DAN INI KE KOREA! I MEAN, NEGARA IMPIAN ANAK KPOP ALAY KAYAK GUE!!!!

Dan sebagai blogger, setelah kerjaan kelar gue pasti akan tulis di sini pengalaman-pengalaman gue selama di sana. Mulai dari pertama datang, kerjaannya, sampai jalan-jalan random-nya. ‘Finally, Seoul!’ itulah yang gue pilih sebagai judul dari serial perjalanan pertama gue ke Korea Selatan ini. Dan sampai sekarang masih berlanjut karena gue belum sempat menyelesaikan semua posting-annya. Sekarang sudah episode 12 apa 13 ya? Gua lupa wkwkkw

Pengalaman pertama selalu mengesankan. Makanya gue selalu tulis apapun yang jadi pengalaman pertama gue di blog ini. Karena cerita setelah itu biasanya kan pengulangan dan nostalgia. Kecuali kalau misalnya gue kembali lagi ke sana dan kemudian gue ketemu sama Suho atau IU… beda lagi urusan.

Tapi pertanyaannya, kapan bisa balik lagi ke sana?!

Buat pegawai biasa kayak gue (yang mana lagi sekarang udah nggak jadi wartawan, means no more free trip damn it!) pergi ke luar negeri bisa jadi pertimbangan yang berat. Ya berat diongkos. Ya berat juga mikirin makan sebulan ke depan dan bayar kosan sebulan ke depan. Butuh nabung dalam waktu yang lama dan bener-bener difokusin buat bisa jalan-jalan. Ke Seoul juga kan nggak bisa cuma sejuta dua juga. Tiket sama Visa-nya aja bisa empat jutaan sendiri. Belom sama tempat tinggal di sana. Kalau makan sih gue bilang gampang. Karena gue pribadi bisa hidup di Seoul cuma makan Kimbab dan Ramyeon selama dua minggu dan I’ll be fine. LOL Masalahnya ya ongkosnya ini.

Nah, kemaren gue dapat info dari salah satu temen kalau aplikasi streaming Tribe bikin event kompetisi menarik di ngetribe.com: MY K-MOMENT yang hadiahnya jalan-jalan ke Korea gratis. BENERAN GRATIS!

Buat lo yang udah follow Twitter gue sejak lama pasti tahu kalau gue bukan tipe orang yang mau ikutan kuis atau giveaway karena dari 100% keberuntungan yang ada di dunia ini, kemungkinan gue menang tuh kayak cuma 0,000000000000001% doang. Dengan kata lain nyaris nggak ada. Apalagi untuk urusan bikin video cover. Dah… gue ngomong aja meletot. Apalagi  nyanyi. Gue nggak sanggup.

Event kuis Tribe ini syukurnya nggak disuruh bikin video cover. Setidaknya di dua tantangan pertama yang gue ikutin, gue cuma disuruh bikin komik foto lucu-lucuan sama beberapa aktor dan aktris drama Korea dari potongan drama Korea gitu. Sesuai sama aplikasi Tribe yang memang khusus untuk streaming film ataupun drama dari Korea juga (walaupun ada juga sih dari negara lain).

Gue tertarik untuk ikutan karena GUE PENGEN BANGET BISA KE KOREA GRATIS LAGI!!!!!!!! Dan gue rasa ini adalah kesempatan yang oke banget. Tapi gue nggak mau egois. Gue mau kalian juga ikutan karena siapa tahu ini rejeki kalian untuk menang.

Kek mana sih caranya? Simpel aja!

1. Buka ngetribe.com dan lo akan disambut dengan tampilan seperti di bawah ini:

 
Yes, Tribe bekerja sama dengan tvN. tvN BRO!!!!!!!!! Siapa tahu nanti di Korea lo bakalan diajak ketemu ke lokasi syuting salah satu drama terbaru. Siapa tahu kan?!

2. Sebelum lo ikutan CHALLENGE-nya, lo tinggal login via Facebook atau Twitter. Buat gue lebih gampang kalau lewat Twitter. Jadi gue klik Login via Twitter aja. Nanti tampilannya akan kayak gini:


 3. Klik Authorize app dan lo akan dibawa kembali ke situs ngetribe.com

 
4. Setelah itu akan muncul layar seperti di atas dan lo harus mengisi biodata Nama, Email dan nomor Telepon. Tanda yang dibintangi adalah yang wajib lo isi. Nomor telepon boleh dikosongin. Tapi gue isi aja supaya kalau-kalau gue menang gue bisa dihubungi dengan lebih mudah. #SUDAHPEDEAKANMENANG

5. Abis itu lo klik simpan dan lo akan dibawa ke layar yang berbeda yang berarti lo udah terdaftar di ngetribe.com dan siap untuk ikutan CHALLENGE mereka. Klik JOIN CHALLENGE untuk memulai gengs.



6. Nah, setelah lo klik JOIN CHALLENGE akan muncul foto Jo Jong Suk yang lagi cengok, dan di sebelahnya ada foto kosong gitu. Tugas lo sebenarnya sederhana: lo diminta upload foto yang kira-kira pas sama adegan si Jo Jong Suk, dan bikin caption lo sendiri di bagian putih di kepala-kepala kayak di komik itu. Gue bikin kayak gini:


7. Setelah itu pastikan lo share hasil karya lo ke Facebook atau ke Twitter. Setelah itu lo bisa lanjut ke CHALLENGE kedua dan akan muncul foto Seo Kang Jun. Gue bikin kayak gini:


8. Nah silakan lo ikut 24 CHALLENGE yang mereka kasih di situ. CHALLENGE-nya dimulai 21 November (HARI INI!!!) sampai 27 November mendatang. Jadi ada beberapa CHALLENGE yang masih coming soon jadi lo cek-cek aja setiap hari ya! SIAPA TAHU KITA MENANG MEN. KETEMU DEH KITA DI KOREA SAMA NA BONG SUN #AMEN


Selain berhadiah tiket ke Korea, MY K-MOMENT juga berhadiah 50 tiket VIP untuk NONTON BARENG acara Mnet Asian Music Awards di Jakarta. Ini bukan nonton acaranya yang di Hong Kong, tapi nonton bareng fans KPop yang dapat undangan di Cinema XXI Plaza Senayan. Acaranya bakalan seru karena nggak cuma nobar MAMA doang, tapi ada penampilan spesial dari beberapa “artis lokal” yang lo pasti suka.


Yuk gengs! Gue juga lagi mencoba peruntungan gue untuk bisa ke Korea lagi (dan gratis!) lewat event ini. Dari sekarang, selain pilih-pilih foto dan caption lucu buat ikutan MY K-MOMENT di ngetribe.com, bolehlah lo baca-baca juga posting-an ‘Finally, Seoul!’gue (klik di tulisan Finally Seoul-nya untuk list artikel). Siapa tahu buat lo yang belom pernah ke Korea bisa dapet inspirasi mau kemana nanti pas udah di sana.

Yah…

Walaupun itu juga tujuan gue masih mainstream banget sih….

Dan belom kelar juga ceritanya…

Wkwkwkwkwkwkwk….

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Steller: ronzzykevin
Snapchat: snapronzzy
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Pertama Kali ke Sea World Ancol (#VRON #vlognyaron Episode 7)

$
0
0



“Gue pengen deh ke Pelabuhan Sunda Kelapa.”

Di satu kurun waktu dalam satu bulan gue pernah ngomong kalimat ini ke empat orang yang berbeda. Yang pertama gue lupa antara temen deket atau kenalan di pinggir jalan yang nggak sengaja ngobrol karena kita punya baju yang sama-sama berlogo EXO. Yang kedua temen kantor gue. Yang ketiga Dimas, mantan member cover dance grup yang pernah gue idolakan. Yang keempat salah satu orang asing yang kenal di media sosial.

Gue sama sekali nggak pernah ke tempat itu. Walaupun buat sebagian orang mungkin kayak “Ngapain sih?” “Males ah. Panas pasti.” Dan sebagainya, tapi kalau gue udah penasaran maka gue pasti akan mengusahakan supaya rasa penasaran gue itu bisa terobati. Sebelum gue ke sana langsung dan melihat sendiri seperti apa kondisi lokasinya, gue nggak akan percaya apa kata orang. Dan kalau ada yang nanya “Lo ngapain sih ke sana?” ya gue akan jawab “Ya mau lihat kapal. Emang mau ngapain lagi.” Dan kalau ada yang bilang “Panas ah!” ya gue akan jawab “Kalo pelabuhan di Jakarta adem berarti udah mau kiamat.”

Sudah hampir empat tahun gue tinggal di Jakarta dan ada banyak tempat yang belum pernah gue datengin. Pelabuhan Sunda Kelapa mendadak muncul di kepala gue karena gue pengen punya foto kapal besar di Instagram. Dan akhirnya gue pun jadi ke sana bareng sama Dimas, orang ketiga dalam paragraf pertama yang mendengarkan keinginan gue itu. Beruntung Dimas mau dan bawa motor juga kamera bagusnya.

Beberapa hari setelah itu mendadak temen satu meja gue, Sean, ngajakin jalan-jalan ke museum di Jakarta. “Wah seru juga sih. Gue nggak pernah soalnya.” Gue menanggapi dengan antusias. Kebetulan itu lagi pekan-pekan liburan Natal dan Tahun Baru. Walaupun sebenarnya gue nggak dapet libur sama sekali karena masih pegawai baru, tapi kondisi ketika bos besar gue sedang tidak ada di tempat ini membuat kehidupan gue jadi sedikit luang dan menyenangkan. Antusiasme gue itupun disambut dengan sigap oleh Sean. Dia langsung browsing-browsing museum yang bisa dikunjungi di Jakarta.

Mulai dari Museum Nasional sampai Museum Layang-layang masuk ke itinerary kita. Rencananya sih kita mau pergi pas malam tahun baru. Setelah enam atau tujuh lokasi museum sudah ditulis, tiba-tiba Sean random aja bilang pengen ke Sea World.

“Eh yaudah! Ke Sea World aja!” yang ini bener-bener nggak bisa ditolak. Walaupun gue sudah tahu kalau harga weekend itu akan mahal, tapi yang ini nggak bisa ditolak.



Gue nggak pernah ke situ. Pernah kapan ada yang ngajakin ke sana tapi gue nggak mau ikut karena nggak ada duit. Dan kebetulan pekan-pekan ini gue sedang berada dalam fase buang-buang duit, yaudah gue setuju kalau misalnya kita jadinya ke Sea World aja. Jangan ke museum. Toh Sea World juga jatuhnya tetap museum. Walaupun untuk ikan-ikan yang masih hidup (dan ada juga sih yang sudah mati ternyata).

Seharusnya kita ketemu di halte TransJakarta Ancol jam 9 pagi di Sabtu 31 Desember 2016 itu. Karena memang ngejer masuk pas Sea World-nya baru buka. Tempat-tempat kayak gini nggak bakalan sepi. Apalagi weekend. Apalagi mau tahun baru. Makinlah tempat ini bakalan kayak bubaran konser EXO. Jadi kalau kita dateng pagi-pagi seenggaknya bakalan lebih sepi sebelum orang-orang lain muncul. Lebih puas foto-fotonya.

Tapi boro-boro ketemu jam 9 pagi. Gue udah bangun dari setengah 7 dan langsung WhatsApp Sean. Tapi nggak ada balasan. Gue yakin dia masih tidur jadi gue yaudah tidur lagi aja. Jam setengah 10 dia baru balas dan akhirnya kita baru berangkat jam 11-an dan ketemu di Ancol sekitar jam 12:30.

PS: JAKARTA LAGI PANAS-PANASNYA KAYAK NERAKA.

Berada di ujung kota kayak gitu berasa makin panas. Beruntung ketika TransJakarta gue (TRANSJAKARTA GUE. BERASA GUE YANG PUNYA PERUSAHAAN TRANSPORTASI) mendarat di halte Harmoni, bus yang ke Ancol sudah standby dan SEPI BANGET! Yaudah langsung naik dan duduk manis terkantuk-kantuk sampai di halte Ancol. Di sana Sean udah nunggu dengan baju setengah basah.

“Keringetan anjir gue gembel banget.” Katanya entah menghina atau memuji dirinya sendiri. Sementara buat gue itu terlihat sangat wajar. Justru agak aneh kalau dia malah nggak keringetan di udara seperti ini. Tapi yang membuat gue merasa sedikit tidak wajar adalah outer yang dia pake.

“Lo nggak lagi di Seoul, njir. Ngapain pake gituan.” Kata gue nyinyir. Tapi style Sean memang kayak gitu. Dia salah satu temen yang paling stylish yang gue kenal. Meanwhile gue aja baru belajar pake celana chino slim fit sebulan yang lalu. Selama ini gue cuma pake jelana jins belel yang kalau nggak belubang lututnya mungkin gue nggak akan ganti. Karena kalo bolong kan nggak bisa dipake solat.

Karena sudah masuk zuhur gue izin solat dulu ke Sean. Gue ngajak dia nunggu di dalem mushola aja karena di luar panas. Walaupun nggak ada tempat duduk di mushola dekat halte TransJakarta Ancol itu dan dia harus berdiri, tapi lebih baik menunggu di dalam daripada panas-panasan di luar. Lagipula mushola-nya nggak kayak masjid yang gimana-gimana. Orang cuma bangunan macem teras beratap doang. Setelah itu kita pun mencari bus Wara Wiri.

Pertama kali gue ke Ancol tahun 2012. Waktu itu gue masih kuliah dan berniat untuk survey lokasi sebelum nonton konser Super Show 4 di MEIS. H-30 kalau nggak salah gue beranikan diri ke Ancol dengan modal browsing doang. Gue nggak pernah punya pengalaman naik TransJakarta jadi itu bener-bener ngebolang sendiran. Dan waktu itu gue nggak punya hape dengan kamera yang bagus jadi harus pinjem kamera digital punya temen supaya bisa motret macem-macem untuk dijadikan bahan tulisan.

Gue inget banget ketika MEIS masih eksis, posting-an gue yang isinya gimana cara ke MEIS laris manis di hasil pencarian Google. Karena kan hampir semua konser KPop dulu di sana. Gue waktu itu naik KRL dari Depok ke Kota dan nyambung TransJakarta dari Kota ke Harmoni. Tapi informasi di halte TransJakarta dulu dan sekarang jauh lebih oke sekarang sih.


Tiket masuk Ancol sekarang naik jadi Rp 25 ribu. Terakhir gue masuk pake tiket itu gue masi bayar Rp 17,500. Dan setelah jadi wartawan gue nggak pernah bayar masuk Ancol karena bilang aja liputan jadi pasti gratis. WKWKWKWKWK. Sayangnya kemaren gue udah nggak jadi wartawan lagi jadi nggak bisa modus buat liputan di sana.

Empat tahun berlalu sejak kedatangan pertama gue ke Ancol dan naik Wara Wiri kondisi Ancol nggak banyak berubah. Bus-nya pun masih yang itu. Masih nyaman kayak dulu. Bedanya dulu ya gue dateng pas nggak rame. Kemaren numpuk banget di bus sampai yang ibu-ibu di sana nyolot banget mau naik duluan. Padahal gue sama Sean sama sekali nggak ada keinginan buat nyelak atau buru-buru.

“Ya bu kalau mau naik duluan naik aja bu. Jangan ribet deh.” Pengen banget gue gituin. Tapi nggak berani.

Sampai di SeaWorld udah kebayang ramenya kayak apa. Tapi masi dalam kondisi yang wajar. Nggak yang parah-parah banget. Cuma ongkos masuknya aja yang meningkat drastis. Dengan modus malam tahun baru, tiket masuk Sea World di akhir pekan yang biasanya Rp 95 ribu naik jadi Rp 110 ribu. Luar biasa ya Ancol. Panen banget pasti kemaren tuh.

“Kalau sama bundling tiket terusan jadi Rp 200 ribu,” kata ibu-ibu yang lagi mengeluhkan harga tiket yang mahal itu. Directly dia ngeliat ke gue dan gue menanggapinya dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat.

“Mahal anjir.” Kata gue. Dia ketawa. “Lo masih mau kan? Gue sih mau kalo Rp 110 ribu. Kalau Rp 200 ribu gue nggak.” Kata gue ke Sean. Dia setuju dengan harga terendah. Dan ketika kita sampai di depan loket, kita memilih untuk beli tiket reguler. Sayang loket nggak menyediakan layanan pembayaran dengan debit semua bank. Cuma bisa debit Mandiri dan VISA doang. Kebetulan gue lagi gandrung pake kartu kredit dan karena bisa bayar bulan depan, gue pake kartu kredit aja.

(pas tagihan keluar tinggal potong nadi langsung loncat dari lantai 8)

Nyebelinnya tempat itu nggak ada jual minuman yang khusus minuman. Cuma jualan makanan cepat saji yang menyediakan minuman. Jadi mau antre beli air mineral aja lamanya mintak ampun. Gue senewen karena jam sudah menunjukkan pukul 13:19 WIB dan hari itu karena malam tahun baru semua tempat di Ancol tutup jam 15:00 WIB.

“Kita cuma punya waktu dua jam kurang.” Kata gue ke Sean. “Cukuplah ya buat muter-muter.”

Gue sebenarnya nggak tahu seluas apa Sea World ini. Dalam bayangan gue sih luas banget. Kayak…. LUAS BANGET. Tapi ternyata nggak juga. Nggak seluas itu.



Gue takut tas kami bakalan diperiksa di pintu masuk karena melihat sederet botol minuman dan air mineral yang nggak diperbolehkan masuk oleh petugas. Tapi beruntung pas kami masuk (basically emang gue berusaha buat bodo amat sih pura-pura gila aja) nggak diperiksa. Jadi air minum yang kami beli tadi bisa dibawa masuk.

Dan setelah berada di dalam kegelapan, gue cukup terpesona dengan sekeliling gue. Gue sebenarnya takut air. Takut lautan. Takut kedalaman. Takut lama-lama ngeliat pinggir kolam yang kedalamannya nggak bisa gue ukur. Takut melihat kedalaman lautan karena parno tenggelam. Gue pernah tenggelam dan parno banget sama air. Tapi di saat yang sama gue suka banget sama dunia bawah air. Jauh di lubuk hati gue lebih memilih jadi manusia duyung ketimbang manusia serigala.

Gue jadi inget pas SMP gue pernah bikin cerita tentang penyihir yang bisa berubah jadi manusia duyung. Sudah berpuluh-puluh halaman gue ketik di komputer rumah (bahkan imajinasi setiap adegannya masih jelas di kepala gue pas gue ngetik ini) dulu pas SMP tapi hilang begitu saja karena Abang gue semena-mena ngeformat hardisk komputernya tanpa konfirmasi.

“YANG KAMU LAKUKAN KE SAYA ITU, BANGSAT.”

Gue adalah manusia yang heboh dengan apapun kalau gue sudah suka banget sama hal itu. Lo kalau pernah liat gue nonton lomba cover dance di antara tahun 2013 – 2014 mungkin akan geleng-geleng kepala. But easy, untuk urusan yang satu itu gue udah taubat. Cuma untuk Sea World, karena ini yang pertama jadi gue musti heboh. DAN GUE BENERAN HEBOH.



Gue nggak berenti tersenyum setiap kali melirik ke akuarium manapun di setiap sudut lokasi itu. Mulai dari ikan yang bentuknya menjijikkan sampai yang lucu-lucu kayak Dory dan Nemo. Gue sibuk manggil-manggilin Dory kenceng-kenceng dar luar akuarium seolah-olah dia bakalan denger (dan seolah-olah nggak ada orang lain di situ. DAN SEOLAH-OLAH GUE MASIH ANAK-ANAK). Gue heboh teriak “HARABOJI! HARABOJI!” ke kura-kura tua besar yang berenang-berenang pilu jadi objek foto bocah-bocah bau keringat yang sedang ada di sana. Dan untuk pertama kalinya gue pun melihat hiu dari dekat.

“Sayang di sini nggak ada paus pembunuh.” Batin gue. Gue suka banget sama binatang itu. Walaupun gue takut juga ngebayangin kalau gue dimakan mereka. Warna hitam dan putih di paus pembunuh itu lucu banget. Apalagi bentuknya boneka. Cuma kalo udah aslinya nyeremin juga. Mungkin suatu saat nanti Sea World bikin pameran ikan paus biru.

Mikir gimana bawanya ke sana sih gue. Sekalian mikir gimana caranya bisa ke Sea World pake baju astronot biar ala-ala Sehun.

Setelah puas mengelilingi akuarium di sekitar sana, gue inget sama iklan Sea World belasan tahun lalu yang selalu muncul setiap kali nonton kartun pagi di RCTI. Ada lorong akuarium raksasa yang kita bisa masuk dan ngeliat ikan dengan sensasi yang berbeda. Sebenarnya tujuan utama kami ke Sea World yang ini. Gue sama Sean penasaran dengan hasil foto kamera Samsung Gear360 itu dari dalam terowongan.

“Pasti berasa kayak dikelilingi air dan ikan deh. Seru pasti!” kata gue ketika kita merencanakan perjalanan itu. Karena gue sekalian nge-vlog, jadi setiap pergerakan gue rekam selama di Sea World. Termasuk ketika masuk ke terowongan itu.



Seru banget deh ngeliatin ikan-ikan itu lewat di atas kepala. Berdiri di atas lantai berjalan yang jalannya lambat banget itu ternyata menyenangkan. Gue ngga bosen-bosennya motret pake handphone. Sesekali merekam footage buat blog. Sesekali motret Sean karena pemandangannya oke juga buat Instagram.

Banyak yang tiba-tiba berteriak ketika ikan Pari lewat. “Itu! Itu! Foto!” kata salah satu mbak-mbak yang datang sama pacarnya. “IKAN PARI! IKAN PARI!” kata salah satu anak kecil yang datang sama bapak dan ibunya. Sementara gue berseru kencang “NENEKNYA MOANA! NENEKNYA MOANA! HALMONI!!! HALMONI!!!” bodo amat sama sekitar.

Gue sama Sean keluar masuk terowongan tiga kali untuk memastikan kita sudah punya stok foto yang bagus untuk di Instagram-in WKWKWKWKW, gue sudah dapat video yang oke untuk vlog dan kita dapat foto 360 yang bagus di Gear 360. Dan hasilnya bener-bener lucu! Melihat pemandangan sekitar dalam foto 360 derajat itu beda banget sih.




Ada satu akuarium baru yang ada di Sea World dan jadi akuarium favorit gue: Jellyfish Sphere. Tempat ini yang paling menarik dari semuanya karena walaupun yang dilihat hanyalah segumpal makhluk berlendir, tapi gemes banget. Tempatnya gelap. Nggak ada lampu sama sekali tapi ada black light yang akan membuat gambar ubur-ubur di dinding, gigi dan tali sepatu lo bercahaya. Tapi di akuariumnya ada cahaya berwarna-warni yang bikin pengalaman menyaksikan ubur-ubur berenang itu jadi beda. Dan untuk menambah syahdu-nya suasana gelap-gelapan yang dimanfaatkan oleh beberapa pasangan muda buat peluk-pelukan diputar musik yang terdengar misterius ala-ala choir gitu.

BUKAN. NGGAK “CARELESS, CARELESS. SHOOT ANONYMOUS. ANONYMOUS. HEARTLESS. MINDLESS. NO ONE WHO CARE ABOUT MEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE.” Nggak gitu juga. Yang jelas lagu-lagu macem paduan suara tapi agak serius sampai terdengar seperti lagu pemujaan setan gitulah. Cuma syahdu dan kalem banget.



Awalnya gue pikir hampir dua jam di sini nggak cukup. Tapi ternyata lebih dari cukup. Persis jam 15:00 WIB, ketika lokasi itu mau ditutup untuk persiapan pergantian tahun nanti malam, kami keluar dan melanjutkan foto-foto di pepohonan dekat sana. Perjalanan kembali ke TransJakarta pun semakin lengkap dengan iringan lagu dangdut koplo dari speaker bus Wara Wiri.

“LOTTO remix pantura.”

Gue membantin sambil mengangguk-anggukkan kepala menikmati musiknya.


PS: Ini adalah posting-an blog sekaligus vlog pertama gue. Ke depannya semoga bisa istikomah melakukan ini. Please do subscribe to my YouTube channel. I'm still newbie and need your support. Let's be friend! (halah)

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom

Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

BOGUMMY!

$
0
0

Ketika lo nggak lagi bekerja di ranah yang menjadi hobi dan passion lo, semuanya akan jadi beda. Lo harus berani ngambil keputusan untuk mengorbankan pekerjaan lo untuk sesuatu yang lo sukai. Walaupun itu akhirnya akan “menyakiti” beberapa pihak, tapi… ah… Bahkan JK Rowling pernah dipecat dari pekerjaannya sebagai sekretaris karena terlalu sering ngelamun dan nulis Harry Potter di kantor.

Tentu saja gue nggak serta-merta meniru JK Rowling dan masa lalunya yang kelam sebelum Harry Potter. Gue hanya bandel aja. Sebagai pegawai selama empat tahun terakhir, gue termasuk yang jarang banget bandel masalah kerjaan. Bolos, izin untuk sebuah urusan yang trivial dan semacamnya itu nggak ada di kamus gue. Tapi kali ini gue harus melakukan itu rupanya.

Karena Park Bo Gum akan ke Jakarta.

Sebelum gue pindah ke kantor yang sekarang, gue sudah tahu bahwa mungkin per-Korea-an ini nggak akan selancar dulu. Pastinya akan ada batu-batu yang sangat besar yang menghalangi gue untuk meneruskan kesukaan gue ini. Dan salah satu batu terbesarnya itu adalah pekerjaan utama, tentu saja. Lo nggak bisa abai sama kewajiban. Tapi lo juga nggak bisa ikhlas kalau nggak melakukan apa yang lo sukai. Ini tuh semacem ribet dan membingungkan.

Tapi kalau lo sudah ikhlas dengan hal terburuk yang akan terjadi kayaknya lo akan lebih berani mengambil risiko. Dan gue sudah pasrah sama apapun.
“Oke mas, saya bisa ke Park Bo Gum.” kata gue ke Mas Welly, pemilik sekaligus koordinator liputan Creative Disc, tempat gue nulis sebagai kontributor sekarang.
“Yakin? Kamu bisa bolos?”
“Semoga nggak bolos. Semoga bisa dikondisikan.”

Ya. Semua pasti bisa dikondisikan, kan?

Doing something wrong is never right. Right? Gue tipikal orang yang sangat kepikiran ketika gue sudah melakukan kesalahan. Apalagi kalau kesalahan itu menyeret-nyeret orang lain ke dalamnya. Kalau misalnya kesalahan diri sendiri sih yaudah bodo amat kan itu risiko pribadi. Kalau udah ada ngekor kata “orang lain” yaudah, gue bisa minta maaf berkali-kali sampai ke level annoying. Tapi ya udah. Passion gue ke menulis dan mencari pengalaman untuk ditulis itu nggak bisa dibendung.

Singkat cerita gue pun mengambil risiko untuk mendatangi Park Bo Gum.

Jarang-jarang loh, promotor artis Korea bikin press conference. Mungkin karena manajemen Park Bo Gum ini (dan Park Bo Gum-nya) baik banget kali ya. Fans dan media oriented banget, jadi mereka mau membuka hati buat beberapa media untuk datang ke press conference. Termasuk Creative Disc, walaupun kami bukan media partner.

Hari itu bener-bener hectic banget. Parah. Gue curi-curi waktu untuk bisa datang ke acara ini. Bener-bener curi-curi waktu di tengah jadwal yang nggak bisa gue tebak sama sekali. Naik turun dari lantai 8 ke lantai dasar itu melelahkan. Belum lagi lari-larian di trotoar buat menuju ke lokasi press conference. Berdebat sedikit sama driver Uber yang nggak tahu jalan dan segala macam. Tapi kemudian sampai juga gue di lokasi. Kurang lima menit dari batas kehadiran.

Lega. Tapi deg-degannya berasa.


“Belum mulai kok. Baru mulai setengah jam lagi.” Kata salah satu temen gue yang sudah ada di sana duluan. Gue menenangkan diri dulu sejenak. Lari-larian pake celana ketat itu ternyata nggak nyaman. Keringetnya berasa nempel banget. Beruntung sepatu gue udah nggak bolong lagi bawahnya. Alhamdulillah setelah SHINee merusak sepatu BATA yang gue beli Rp 170 ribu itu, gue dapat penggantinya dan gratis.

Waktu setengah jam itu gue manfaatkan untuk minum dan menenangkan diri. Juga bikin tulisan BOGUM IRENE di poster lumayan besar yang dibagiin waktu di registrasi. Gue nggak bisa ngelupain kalau gue shipper mereka. Dan ini adalah momen yang gue rasa pas buat ngeliatin Bogum kalau di luaran sana, di Indonesia, juga ada shipper Bo Gum dan Irene. Gue berangkat ke lokasi tanpa spidol dan alat tulis apapun. Jadi gue minjem pulpen dari temen gue buat bikin coret-coretan itu. Pas jam dua tepat, ketika Bogum muncul dari pintu dan masuk ke ruangan, gue ngasih lihat tulisan itu dari bawah, dengan kondisi kamera ponsel yang on walaupun hasil rekamannya nggak sempurna. Tapi gue bisa lihat. Gue bisa lihat sekilas kalau dia melirik dan tersenyum waktu poster itu gue angkat.

Dia tersenyum sedikit.


Press conference artis Korea di Indonesia dan artis Korea di Korea itu beda banget. Waktu gue hadir untuk press conference drama ‘Saimdang – The Herstory’ di Korea tahun 2015 dulu, semua wartawan boleh bertanya. Bebas. Semerdeka mereka. Dari Jepang, Malaysia, Taiwan, Indonesia, semua boleh nanya ke Song Seung Hun dan Lee Young Ae. Sementara press conference artis Korea di Indonesia itu anomali.


Sebagai pers, kita nggak dibebaskan untuk bertanya. Semua pertanyaannya sudah diatur. Kalau menurut gue ini sih buat menghalau pertanyaan-pertanyaan yang “liar” dari para wartawan. Karena gue yakin, selain pertanyaan “Apa pendapatmu tentang Indonesia?” dan “Sudah makan makanan Indonesia apa saja?”, banyak juga yang penasaran tentang “Pacar lo siapa?” “Gimana hubungan lo dengan Song Joong Ki?” atau kalau gue “Gimana rasanya bisa nge-MC bareng Irene di Music Bank?”. Sebagai pembaca gue akan sangat tertarik untuk nge-klik itu.



Gue jadi inget waktu dulu liputan press conference-nya 2PM pas konser ‘Going Crazy’ di Jakarta tahun 2015 kalau nggak salah inget. Persis sama, pertanyaan press conference-nya sudah diatur. Sudah ada di list. Wartawan dibolehkan bertanya tapi pertanyaannya sudah disaring sama JYP. Sudah ada di kertas yang dibagikan ke wartawan atas persetujuan JYP. Gue dapat satu pertanyaan dan gue lupa persisnya apa. Tapi pertanyaan itu menurut gue nggak menarik. Sementara gue butuh angle yang menarik untuk ditulis di artikel waktu itu. Jadilah gue berusaha bikin “kegaduhan” karena gue mau gimmick. Sebelum membacakan pertanyaan boring yang ada di kertas, gue beranikan diri buat nge-teaser Nichkhun dulu dengan bilang “Hello 2PM, I have a question but before that, Taecyeon how are you? I’m your fan.” (karena Taecyeon bias gue dan seinget gue Taecyeon bales makasi atau apa gitu). “And Nichkhun, how are you? I hope you still have that lovey-dovey relationship with Tiffany.”

Dan statement itu bikin semua orang rusuh. Padahal gue belum nanya dan bacain apa yang tertulis di kertas pertanyaan. Muka Nichkhun langsung berubah. Dia pasti kesel banget sama gue. Tapi yang jelas dia bengong lama. Sebelum akhirnya pertanyaan yang sebenarnya dijawab sama member lain.

Dan gue pun bikin angle berita itu. Klik di sini untuk baca beritanya.


Kembali ke Bo Gum. Ketika dia sudah duduk di bagian depan ruangan, sesi foto pertama di mulai. Walaupun tanpa komando. Karena jumlah wartawan yang datang nggak terlalu banyak, jadi nggak terlalu berisik juga. Ketika kuping kiri gue mendengar suara jepretan kamera, otomatis gue juga naikin kameran dan motret. Gue berusaha buat angkat-angkat itu poster bertuliskan BOGUMIRENE yang gue bikin. Supaya dinotislah. Supaya dia at least senyum pas liat ke kamera gue. Tapi poster itu berujung diambil sama pihak promotor karena mungkin dinilai mengganggu.

WQWQWQWQWQUE

Gimmick gue gagal. Padahal kan gue mau bikin angle berita dari situ. Persis kayak yang gue lakukan pas 2PM. Yaudah sesi foto berlanjut dan Bo Gum masih senyum aja.

“Halo saya Park Bo Gum. Senang bertemu dengan kalian.”

Sapaan yang sudah bisa ketebak.

Dari press conference itu, walaupun mungkin cuma sebentar, tapi lo bisa menilai bahwa Bo Gum adalah sosok yang sangat rendah hati. Dia banyak senyum dan santai banget. Keliatan artis, tapi pembawaannya kayak orang asing yang tinggal di sebelah kamar lo yang pada suatu pagi yang mendung lo nggak sengaja ketemu di depan pintu kamar karena sama-sama ngeliatin langit yang mendung dan kompak komentar “Yah nggak bisa nyuci”. Terus lo berdua ketawa karena mengeluhkan hal yang sama.


Kalau dipikir-pikir, sejak dia belum terkenal sampai dia terkenal, jarang ada gosip soal Bo Gum. Sepanjang tiga tahun terakhir gue jadi wartawan KPop, gue cuma pernah baca artikel yang dia dicurigai jadi pengikut salah satu aliran sesat di Korea. Dan itupun sebenarnya bukan sebuah hal yang besar karena berita itu nggak kedengeran gaungnya. Hidup dia semacem lempeng aja. Nggak ada masalah.

“Pantesan ini orang bisa senyum lebar banget ya. Nggak ada image negatif sama sekali.” Dalam hati gue ngomong kayak gitu.


Gue jadi inget gimana awalnya dulu mulai ngeh ada aktor bernama Park Bo Gum ini. Awalnya dari drama ‘I Remember You’ yang ada D.O-nya itu. Sebagai fans EXO yang lagi panas-panasnya saat itu, gue nonton drama ini for the sake of Kyungsoo. Tapi kemudian gue menikmati ceritanya karena overall seru. Ini tentang psikopat dan psikopatnya D.O yang kemudian berubah jadi Bo Gum saat dewasa. Dan di situ, Bo Gum cocok banget (seperti halnya D.O) jadi orang jahat yang mentalnya rusak. Makanya waktu Bo Gum fix main di ‘Reply 1988’ (gue juga fans ‘Reply’ series) gue jadi makin excited nontonnya dan sudah jauh-jauh hari menentukan sikap: #TEAMTAEK.

Santai banget dia orangnya. Press conference berjalan menyenangkan. Kadang kita ketawa-ketawa sendiri sama jawabannya dia. Cara dia ngejawab. Sampai ekspresi dia ketika mendengar bahwa orang-orang di ruangan itu tahu Tteokpokki dan Bibimbab. Yang jelas Bo Gum bilang dia seneng bisa ke Jakarta untuk pertama kalinya. Karena dia sama sekali nggak tahu sebelumnya kalau banyak fans di Jakarta padahal dia nggak pernah ke sini.


Lagi-lagi jawaban yang normatif lah.

Foto dia lagi sama tukang sate dan di depan jual durian udah kesebar sejak semalam. Bo Gum juga dengan bersemangat membahas itu di press conference. Dia juga bilang dia makan makanan Indonesia: nasi goreng dan mie goreng.

Yah. Nggak Indonesia-Indonesia banget sih sebenarnya karena dua-duanya kan sebenarnya turunan Chinese food. Tapi gapapa. Ngeliat ekspresinya nyeritain makanan itu priceless banget.

Ada satu momen ketika dia nanya ke wartawan “Kira-kira kalian pengen aku meranin apa lagi nanti?” yang gue timpali dengan “Psikopat!”

Translator menerjemahkan teriakan gue ke Bo Gum dan dia kemudian menjawabnya dengan ekspresi antusias.

“Udah pernah ‘I Remember You’. Sudah nonton kan?” katanya.


“Ya sudah. Bareng Seo In Guk, kan.” Kata gue. Dia noleh ke gue dan tersenyum.

“Majayo. Bareng Seo In Guk sunbaenim.” Katanya lagi.

“Iya sama Do Kyungsoo juga.” Kata gue lagi tapi volume-nya agak kecil. Dia ternyata denger dan masih ngeliatin gue terus senyum ngangguk-ngangguk.

Ketika sesi foto kedua dimulai, gue mulai sibuk lagi dengan kamera dan waktu acara selesai, sebenarnya dia lewat di samping gue persis dan gue angkat ponsel dengan kamera yang on. Tapi tombol shutter-nya nggak kepencet. Jadi yaudah bye moment Park Bo Gum lewat sebelah gue.



Fanmeeting-nya ternyata lebih seru dari dugaan gue. Kata seru di sini mungkin karena ini bisa jadi fanmeeting artis Korea paling lama yang pernah gue datengin, dan yang pernah gue tahu. Gue nggak paham ya, apakah memang ini sudah konsep acaranya atau gimana. Atau ini pure karena Park Bo Gum emang mau lama-lama sama fans (which is good). Tapi fanmeeting dia tuh beneran yang lama banget.

LAMA BANGET.

L.A.M.A. B.A.N.G.E.T.

Jumat sore itu Jakarta pasti macet. Gue nggak tahu gimana jadinya kalau sore itu hujan. Pasti dunia akan sangat menyebalkan sekali. Tapi gue alhamdulillah dapet UBER yang baik dan mau diajak buat masuk-masuk jalan sempit. Akhirnya gue bisa sampai di lokasi sebelum acaranya mulai. Alhamdulillah masih sempat solat maghrib juga. Konser atau event KPop kan gitu. Nggak peduli waktu solat mereka mah.

Seperti biasa kalau liputan acara KPop gini posisinya nggak akan terlalu dekat ke panggung. Dan gue sudah give up dengan posisi dekat atau jauh itu sejak lama. Karena sebagai media, masuk ke acara ginian gratis aja itu udah sebuah previlege. Dan jangan pernah ngarep media dapat tempat VIP atau sejenisnya. Kalau ada 4 urutan terbaik sampai urutan ter-nggak baik, ada di nomor 3 aja udah alhamdulillah banget.

Makanya mending beli tiket. Bisa deh duduk paling depan.



Selama gue jadi wartawan KPop, gue cuma pernah dateng ke dua fanmeeting aktor: Kim Woo Bin dan Kim Soo Hyun. Dua-duanya ini beda banget acaranya. Dan dua-duanya punya aura yang juga beda banget di atas panggung.

Kim Woo Bin seperti penampilannya: antagonis. Di panggung dia masih ada kesan kaku. Nggak se-sweet ketika dia ada di drama. Pencitraannya berasa. Tapi da masih mau ngasih pelukan ke fans.
Kim Soo Hyun di sisi lain sangat santai dan suka bercanda. Walaupun candaannya nyampai telat di penonton karena proses terjemahan. Dia menyenangkan tapi nggak mau dipeluk sama fans. Ketika ada satu fans yang minta dipeluk, dia langsung mundur selangkah, mengangkat kedua tangannya dan menolak.

Park Bo Gum? Jangan ditanya: M.U.R.A.H. M.E.R.I.A.H.

He made this fanmeeting over the top and into the whole new level!

Biasalah kalau di fanmeeting kan pasti ada yang namanya main games, wawancara, ajak fans naik ke panggung dan sentuh-sentuhan di atas panggung, foto polaroid dan nyanyi-nyanyi. Hampir semua fanmeeting artis pasti ada gituannya. Tapi si Park Bo Gum ini luar biasa. Dia bikin semua rangkaian acara itu jadi semakin worth untuk dilihat, dinikmati, dan diteriaki. Dan acaranya lo tau nggak, berlangsung lebih dari 3 jam! NYARIS 4 JAM! LO BAYANGIN. Lebih lama dari konser solo artis KPop manapun di Jakarta yang kadang cuma bertahan nggak lebih dari 2,5 jam.


Di situ gue semakin percaya kalau ini orang memang nggak salah punya banyak fans. Dia bisa dan mau melakukan apa yang mungkin kebanyakan artis nggak mau lakukan. Dan yang lebih serunya lagi, dia sangat profesional dan terlihat 100 persen, nggak, 100000 persen bahagia. Bahkan yang gue yang masuk sebagai media dan nggak akan punya kesempatan buat main games bareng di atas panggung pun bisa menikmati apapun yang dia lakukan sama fans di sana. Bo Gum bisa membuat orang-orang yang datang juga menikmati aksi dia dan fans di panggung. Terlepas dari iri-irian karena nggak kepilih wkwkwkkwkw.

Konsep fanmeeting kemaren itu adalah bab demi bab dari "kehidupan" Park Bo Gum. Dan sesuai dengan temanya ‘Oh Happy Day’ ya hari itu bener-bener Happy. Kagum banget sama ini orang yang nggak ada capeknya dari awal sampai akhir. Semangatnya nggak abis-abis. Kayak abis minum doping sebotol. Gue aja yang teriak “AIRIN! AIRIN!” berkali-kali capek. Gimana dia yang bergelut dengan berbagai jenis permainan di panggung?

Sesi pertama yang biasanya membosankan jadi seru karena ekspresi Bo Gum yang kadang-kadang bengong. Ada ya orang sebahagia itu foto di Monas dan Bundaran HI? HAHAHAHAHAHAH Foto-foto yang sate sama duren kembali muncul. Beberapa foto lain juga ditampilkan di sini. Yang ganggu dari fanmeeting ini sebenarnya cuma karena layar kiri dan kanan suka mati. Sementara Bo Gum-nya sih ya semua orang juga pasti akan menikmati apapun yang dia lakukan di sana.

Bagian favorit gue waktu dia ngejelasin adegan-adegan di ‘Reply 1988’ sama ‘Love In The Moonlight’. Gue nggak nonton drama yang kedua jadi gue nggak bisa related ke semua adegan yang ditampilkan. Tapi sebagai penikmat drama Korea gue bisa sedikit-sedikit menikmatinyalah. Tapi gue histeris setiap ada adegan Choi Taek sama Deok Sun sih.



#TEAMTAEK #SAMPEMATI

Bo Gum ini orangnya bener-bener yang menyenangkan banget. Ada dua adegan yang dia sendiri gemes, menurut pengakuan dia, waktu syuting. Masing-masing satu di ‘Reply 1988’ sama di ‘Moonlight’. Waktu dia ceritain bagaimana dia baca skrip dan dia menjerit karena gemas, semua orang, termasuk gue, pengen ngelemparin dia pake kursi. Karena ekspresinya itu kayak fanboy yang lagi spazzing. Padahal itu kan drama dia peranin sendiri.

SEBEL.

Ngomong-ngomong soal fanboy, banyak juga fanboy malam itu. Bahkan ada satu yang lucky banget perkara dia teriak “HYUNG SARANGHAE!” kenceng banget dan Bo Gum denger terus dijawab sama Bo Gum. Gue teriak “AIRIN!!!” sampe mati nggak kedengeran.

#TETEP #USAHA

Favorit gue yang lain adalah setiap kali dia main games sama fans. Keliatan banget deh dia baiknya. Gue nggak pernah sih berada dalam posisi fans yang bisa naik ke atas panggung kayak gitu dan berinteraksi dengan Bo Gum langsung. Bisa salam sampai peluk-peluk langsung. Tapi entah kenapa semua fans ini keliatannya canggung dan bener-bener se-nervous itu. Apa emang nervous banget ya?

Kayaknya sih iya.

Karena gue pun waktu wawancara BTOB di Medan tahun 2015, padahal gue kayak baru tahu bener-bener nama mereka beberapa hari sebelumnya, kagok banget. Beneran deh, semua fans yang naik ke panggung kenapa kesannya kayak mendadak kaku. Kayak abis di Petrificus Totalus. Hahahaha sebegitu mendebarkannya kah bertemu idola? Gue gak pernah soalnya jadi masih nggak bisa ngebayangin. Waktu high touch sama Joshua sebenarnya juga udah berusaha santai sih guenya. Tapi ya kan cuma tos doang. Yang sama Bo Gum kan sampe peluk-peluk wkwkwkwk.


Bo Gum nggak keliatan capek sama sekali dari permainan awal sampai permainan akhir. Apalagi yang nangkap dan peluk bola tapi harus muter badan dulu itu. Gila sih. Itu sangat melelahkan karena melihatnya aja udah melelahkan. Tapi senyumnya nggak putus-putus. Nih orang luar biasa banget emang.


Dari satu game ke game yang lain membuat fanmeeting ini jadi lama banget. Sekali lagi beneran lama. Gue sampai yang HAH GILAK INI NGGAK KELAR-KELAR?!?!?!?!?!? Puas banget sih emang itu. Nggak rugilah kalau kata gue bayar mahal karena emang selama itu dan sememuaskan itu. Udah lewat jam 10 malam belum kelar, lo bayangin, mulainya persis setengah 8 malam padahal. Entah apakah emang itu kebanyakan acara di rundown atau ngaret karena kebanyakan improvisasi apa gimana. Tapi ya alhamdulillah sih kalau gue jadi fans gue juga pasti akan seneng banget.

Favorit gue selanjutnya adalah waktu Bo Gum nyobain nasi goreng kambing sama soto betawi. Baru kali ini gue nonton orang Korea makan langsung dan ikut laper. Dan emang itu kondisinya gue belum makan dan nyaris masuk angin. Ngeliat dia makan nasi goreng kambing dan nggak berenti ngunyah (sampai ngomong dengan mulut penuh gitu anjir kenapa sih ini orang?!?!?!??!) bikin gue makin laper. Dan dia beneran nggak berenti makan loh itu. Nyaris abis sepiring nasi goreng kambing dingin yang gue yakin lemaknya udah ganggu banget. Dan pas dia nyobain soto betawi sih…. Bye world. Ini orang nggak real. Ada orang kayak gini?




Ada sesi pas Bo Gum bikin sandwich buat fans dan itu bener-bener ya LAMA BANGET SAMPAI NGANTUK. Tapi karena ini Bo Gum jadi nggak apa-apa. Dimaafin.

Dari proses dia motong timun sampai itu sandwich jadi gue makin laper. Ini sebenarnya fanmeeting apa penyiksaan pribadi sih. Salah sendiri sih Ron kenapa nggak makan dulu padahal kan itu di mall. Ya anyway, dia udah nyiapin kayak semacem mashed potato gitu buat jadi isi sandwich-nya. Jadi dia bikin sendiri di hotel pake kentang yang katanya dia kupas sendiri. Karena ini Bo Gum yaudah percaya aja deh ya. Anehnya, itu sandwich bagian bawahnya pake kentang tumbuk bagian atasnya pake selai stroberi. Terus ada tomat sama ada timun. Nggak tau deh rasanya kayak gimana. Dan ada satu fans beruntung yang dapat kotak makan siang berisi sandwich bikinan Park Bo Gum.

Di acara ini Bo Gum juga ada nyanyi. Dia bawain lagu yang jadi OST-nya ‘Reply 1988’ yang juga jadi OST-nya ‘Hyung’. ‘Don’t Worry Dear’ kalau nggak salah judulnya. Dia nyanyi sambil main piano dan mostly semua fans hapal lagu itu. Gue mau spazzing teriak-teriak nggak bisa karena lagi syahdu. Mau ikutan nyanyi nggak bisa karena nggak hapal. Akhirnya gue cuma bisa nahan air mata karena kelaparan dan karena emang lagunya juga baper sih. Inget masa-masa di kantor lama kan jadinya baper.

Dan yang gue tunggu-tunggu sebenarnya pas dia nyanyi ‘Untukku’-nya Chrisye. Gue udah tahu ini momen pasti bakalan sangat lucu karena ini lagu Indonesia. Bo Gum nyanyinya live dan main piano juga. Pengucapan bahasa Indonesia-nya bener-bener deh lucu. Dan sempat dia salah nyanyi lirik juga. Gue sempat ketawa tapi nggak yang kenceng-kenceng karena lagi fancam. Momen langka jadi gue nggak mau juga merusak fancam gue sendiri. WKWKWKWKKWKWK.



Selama nyaris empat jam fanmeeting itu berlangsung. Ditutup dengan acara high touch.

Semua fans yang datang dapat high touch sama Bo Gum. Jadi sambil jalan keluar satu-satu nanti kita akan tos sama Bo Gum di lorong keluar di belakang pintu. Dia di sana udah nungguin sama beberapa orang staf. Mukanya masih seger. Padahal itu dia akan tos sama berapa ratus orang yang ada di hall.
Gue lupa bilang ya kalau gue bawa foto Bo Gum dan Irene?

Jadi sebelum berangkat ke fanmeeting ini, gue sempatin dulu buat nge-print foto Irene sama Bo Gum. Sederhana aja. Gue nggak suka bikin yang ribet-ribet. Tapi niatnya tuh gue pengen bikin kayak kuping kelinci gitu. Karena gue berhasil nyolong bando punya temen gue. Yaudahlah singkat cerita, belajar dari pengalaman bando Baekhyun meletot gue pas TLP, gue butuh sesuatu yang kaku untuk bikin fotonya berdiri tegak. Karena gue nggak bisa print di kertas yang tebel. Di dalam laci gue kebetulan ada garpu plastik dan sendok. Yaudah, kuping kanannya gue tempelin sendok, yang kiri gue tempelin garpu. Jadi itu kuping bisa tegak. Sayang sendoknya patah. Dan sayangnya lagi, sendok dan garpu plastik itu terlalu berat. Jadi tetap aja jadinya meletot.



Tapi gue bisa menggunakannya selama beberapa menit lah di fanmeeting. Dan sebelum keluar pintu buat high touch, gue berusaha cari cara supaya itu bisa diliat sama Bo Gum pas gue high touch sama dia nanti. Gue mutusin buat nyopot itu dari bando-nya karena kalau meletot ke depan atau ke belakang jelas Go Gum nggak akan liat. Gue memutuskan buat nempel itu foto di jidat gue. Karena akan keliatan dengan jelas.

Tapi sayangnya muka gue nggak cukup berminyak untuk menahan kertas dengan tempelan garpu dan sendok patah itu di jidat. Temen gue akhirnya ngasih masker bekas dan gue menggunakan itu untuk mengikat foto itu di jidat gue yang lebarnya udah kayak lapangan sepak bola ini. Nggak masalah diliatin orang dan dikira udah gila, itu udah biasa. Gue bukan fans Jepang yang bisa kalem walaupun idol-nya lewat depan dia.


Gue agak deg-degan sih sebelum keluar pintu buat high touch. Karena gue pengen bawa kamera juga. Pengen ngerekam gitu proses tos-nya. Siapa tau dapet juga ekspresi Bo Gum waktu ngeliat foto di jidat gue.

Gue pengen melakukan trik yang sama yang gue lakukan waktu ngerekam high touch sama Seventeen. Tapi gue mengurungkan niat karena kayaknya nggak akan seru. Kebetulan gue bawa Samsung Gear 360 (yang gue dapat dari ikutan kuis di Instagram Samsung, yay! yay!) dan merekam pake ini pasti akan lebih menyenangkan.

Bro, nggak boleh ngerekam waktu high touch. Itu udah peraturan. Nggak bole bawa hape apalagi kamera. Tapi bro, kalo lo nggak bandel, hidup lo nggak akan berwarna.

Gue nggak akan punya bahan untuk ditulis kalau gue nggak bandel kan. Jadi yaudah, gue ngeluarin kamera 360 yang cukup besar itu, gue taruh di kantong jaket dalam posisi sudah record. Dan gue sudah siap mau teriak “BOGUMMY!!!!!” pas di depan dia sebelum kita tos. Dalam bayangan sih bakalan berjalan superlancar. Tapi kenyataannya…. Ah….



Ketika gue lewat di depan dia, dia lagi nggak fokus karena sedang ngobrol sama staf di sebelahnya. Pas gue berdiri di depan dia dan berusaha untuk nyodorin jidat, dia lagi noleh ke kiri. Dia angkat dua tangannya karena dari tadi fans akan tos dengan dua tangan. Sementara tangan kiri gue ada kamera yang buru-buru gue keluarin pas udah deket dia. Jadi gue cuma available tangan kanan doang buat tos.

Dia lagi ngobrol sama staf sampai gue tos tangan kiri dia, baru dia noleh ke gue. Sepersekian detik gue berhasil teriak “BOGUMMY!!!!” dan dia noleh terus yang “Oh ya.” Gitu. Abis gue tos tangan kiri dia, tangan kanan dia tos dengan angin karena dia pun bahkan nggak merhatiin kalau gue tuh lagi pake satu tangan dan yang satu lagi bawa kamera.

WKWKWKWKWK

Tapi abis itu gue tos lagi ke tangan kanan dia dengan tangan kanan gue juga. Dan dia masih nggak merhatiin apapun karena setelah itu dia kembali ngobrol sama staf.

WKWKWKKWKWKW


Sebel. Tapi nggak apa-apa. Rekamannya lumayan.

Walaupun muka gue kepotong karena angle kameranya salah.

Walaupun jidat gue yang ditempelin muka Irene nggak keliatan di kamera dan nggak diliat juga sama dia.

Ikhlasin aja. Namanya juga gratisan. Jangan ngeluh lah.

Mungkin memang jodoh Irene bukan Bo Gum.

Mungkin, Irene memang jodohnya sama gue.

Eh, Suho.

Aamiin.

Dua-duanya.
 
Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Nggak Ada Alasan

$
0
0


Gue sedang berusaha untuk menyelesaikan laporan mingguan gue di kantor hari ini ketika gue iseng (sebenarnya dulu kegiatan ini gue jadwalkan setiap harinya) nge-search ‘kaoskakibau’ di Twitter. Dulu setiap kali gue mem-posting artikel baru (mostly tentang EXO atau review MV) gue selalu melakukan ini untuk nge-RT-in orang-orang yang nge-share artikel gue. Belakangan emang agak jarang karena konten gue yang tentang KPop sudah makin berkurang.

“Selamat datang di real life!” begitu kata gue pada diri gue setiap kali gue sadar tentang kenyataan bahwa spazzing sekarang bukanlah hal yang bisa gue lakukan setiap saat lagi, nggak seperti beberapa bulan yang lalu.

Lalu gue menemukan sebuah posting-an dari salah satu akun Twitter. Posting-an yang membawa gue tenggelam dalam ke pikiran-pikiran serius tentang kehidupan. Posting-an yang gue baca itu sebenarnya adalah “timehop” dari si pemilik akun yang ternyata 2013 lalu pernah nulis status di Facebook mengutip tulisan gue di blog.

“Pas bukain postingan lama di facebook, trus nemu ini, postingan thn 2013 ngutip dr kaoskakibau.” Tulis @nnMonti. Dia memotret posting-an Facebook-nya 2013 lalu dan mengunggahnya ke Twitter. Waktu gue baca isi posting-an itu, gue terdiam cukup lama. Emang gue pernah nulis kayak gitu?

Buru-buru gue menekan CTRL+T di browser dan mengetik ulang kalimat pertama di posting-an itu lalu menambahkan “, kaoskakibau” setelahnya. Kemudian gue menekan ENTER dan Google menempatkan kaoskakibau.com di urutan teratas pencarian. Lengkap dengan kutipan kalimat yang persis sama dengan yang ditulis @nnMonti.


Gue baca tulisan itu pelan-pelan dan gue ketawa. Sekali lagi gue meracau sendiri “Serius gue pernah bikin tulisan kayak gitu? 2013?” Apakah dulu gue pernah berada di fase serius seperti itu sampai-sampai gue menulis hal-hal yang juga serius banget kayak gitu?

Jadi apa sih yang gue baca? Apa sih yang gue tulis di tahun 2013 sampai-sampai bikin gue yang sudah ada di 2017 ini terbengong-bengong? Well… bukan sesuatu yang wow sih, tapi entah kenapa bikin gue agak tersenggol. Sedikit…

“Well, masa depan itu akan datang apapun yang terjadi. Toh gue pikir, gue nggak pernah menyia-nyiakan waktu gue untuk hal-hal yang tidak bermanfaat-bermanfaat banget. Gue tetap memikirkan gue akan hidup dengan apa, pekerjaan gue apa, darimana gue dapat uang, dan sebagainya. Gue masih memikirkan itu. Kecuali target menikah sih. Entah kenapa hal ini jadi semacem, “Oh well, let God do the rest. Let me just fanboying over my idol.””

Dan di sinilah gue hari ini. Di masa depan. Posting-an itu dibuat bulan Juli dengan judul ‘What’s Up July’, nyaris empat tahun yang lalu. Merasa aneh membaca tulisan gue sendiri. Bahkan gue udah lupa kalau gue pernah nulis kayak gitu. Tapi juga bikin mikir.



Di satu sisi, waktu berjalan begitu lambat belakangan ini. Di sisi lain bisa terasa cepet banget. Nggak kerasa gue sudah tujuh bulan meninggalkan jabatan reporter KPop itu dan gue masih merindukan setiap detiknya. Setiap kalimat yang selalu gue tulis di WordPad setiap harinya. Walaupun sekarang perasaan rindunya sudah reda, tapi basiannya masih berasa. Gue nggak akan bisa berada di posisi yang sama lagi setelah ini. Dan ya… inilah masa depan yang rupanya akan datang apapun yang terjadi. Kembali ke tulisan gue 2013 itu.

Gue nggak pernah meramalkan diri gue akan berani keluar dari zona nyaman. Dan ketika gue sudah keluar dari zona nyaman itu, gue juga nggak pernah menyangka kalau ternyata membuat kenyamanan di tempat yang baru itu butuh waktu. Yang sangat lama. Gue pikir tujuh bulan sudah cukup untuk membuat semuanya lebih baik. Untuk membuat sebuah dunia baru yang berbeda. Tapi ternyata rasanya masih kurang. Nyatanya gue masih terjebak di masa lalu. Ternyata beginilah masa depan itu.

Banyak hal yang bikin gue bingung belakangan ini. Salah satunya adalah menyikapi ketidakmampuan gue untuk berkomunikasi dengan baik dan lancar dengan teman sekamar gue. Sebagai orang yang kelamaan tinggal sendiri di kamar kosan, kedatangan teman sekamar adalah sebuah pengalaman baru. Sebuah tantangan baru. Bahkan jauh lebih menantang dari pekerjaan baru gue sendiri. Sesuatu yang juga nggak pernah bisa gue tebak di tahun 2013 lalu. Ya, ternyata beginilah masa depan itu.

Gue nggak membantah kalau hidup gue sekarang jauh lebih baik dari 2013. Secara emosi mungkin lebih stabil juga. Masalah-masalah keluarga yang banyak terjadi di 2010 – 2012 sekarang sudah jadi tumpukan kotoran kuda yang siap dijadikan kompos (EMANGNYA BISA YA?!). Masalah-masalah itu mendewasakan gue untuk menghadapi masalah-masalah baru. Dan hidup tuh emang ya, semenyebalkan itu. Ketika lo sudah akrab dengan masalah-masalah lama, masalah-masalah baru yang lebih rumit sudah siap datang di depan mata. Masalah-masalah yang nggak jarang bikin lo pengen ngeluh.

“Manusiawi kan? Ngeluh?” gue bertanya pada dinding kamar. Kebiasaan yang sudah gue lakukan sejak masih ngekos di Depok. Kelamaan hidup sendiri jadi gini. Yang diajak ngomong keseringan benda mati.

Gue sudah mulai menghilangkan kebiasaan mengeluh sejak 2011 atau 2012. Menurut gue, mengeluh itu bukan hal yang sehat untuk dilakukan. Manusiawi memang, tapi bukan hal yang positif. Sama sekali nggak positif.

Mengeluh pada akhirnya hanya akan membuat lo stuck pada satu kondisi yang akan bikin lo makin marah. Makin keki. Makin emosi. Mengeluh pada akhirnya akan bikin lo capek dan capeknya itu nggak ada hasil. Karena lo masih ada di tempat yang sama seperti ketika sebelum lo mengeluh.

“Tapi kan manusiawi!”

Iya memang. Mencintai juga manusiawi. Tapi bahkan perbuatan seindah mencintai pun bisa membuat lo lelah. Apalagi ngeluh.

Belakangan ini gue sedang berada di dalam sumur yang dinding-dindingnya terlalu licin untuk gue daki. Dan dinding-dinding yang memerangkap gue ini bertuliskan MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH MENGELUH. Nggak suka banget gue. Nggak suka banget ternyata masa depan itu kayak gini. Tuh kan bahkan gue mengakhiri paragraf ini dengan mengeluh.

Kalau 2013 itu gue pernah nulis“gue nggak pernah menyia-nyiakan waktu gue untuk hal yang tidak bermanfaat-bermanfaat banget” itu benar. Karena satu tahun sebelum itu dan tiga tahun setelahnya gue jarang banget mengeluh. Karena mengeluh itu nggak ada manfaatnya sama sekali. (LAH LALU FANBOYING BERMANFAAT??! OH JELAS. ITU PENGUSIR STRES. DARI PADA GUE NGELUH MENDING GUE SPAZZING DAN FANBOYING!) (Itu lagi ngomong sama diri sendiri). Dan terima kasih @nnMonti karena kalau lo nggak share tulisan itu gue mungkin nggak akan ingat untuk kembali ke mindset gue yang lama. Bahwa mengeluh nggak ada gunanya.



Nggak ada alasan untuk mengeluh. Selama lo masih bisa makan. Lo beli makan nggak mikir. Bayar kosan nggak pernah nunggak. Meski banyak yang nggak suka sama lo tapi lo masih baik-baik aja dan lo nggak bergantung sama siapa-siapa. Lo mungkin pernah bikin salah tapi lo selalu berusaha untuk jadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Nggak ada alasan untuk mengeluh. Toh lo masih punya pekerjaan tetap. Masih bisa jalan dengan kedua kaki lo. Masih bisa menikmati lagu ‘Rain’-nya Taeyeon di setiap perjalanan dari kosan ke kantor. Masih punya kantor. Masih bisa nyanyi di kosan dengan suara kenceng meski suara lo sejelek itu. Masih bisa ngetik dengan lancar meski sekarang pikiran lo sedang kalut.

Nggak ada alasan untuk mengeluh. Selama lo masih bisa berkomunikasi dengan orangtua lo. Dengan kakak lo. Masih bisa senyum dan berbuat baik. Masih bisa bicara sepatah dua patah kata sama teman sekamar lo meski rasanya superawkward (se-superawkward itu kalimat ini terbacanya). Masih bisa ketemu dengan temen-temen. Masih bisa berpikir jernih dalam menghadapi kejutan-kejutan yang diberikan Tuhan setiap harinya. Mash bisa menyelesaikan masalah. Masih dikasih masalah. Dikasih masalah berarti hidup lo nggak monoton.

Serius deh. Nggak ada alasan untuk mengeluh. Sama sekali.

Oke. Posting-an ini mungkin terdengar sangat menggurui. Tapi gue butuh melarikan diri dari semua isi kepala gue yang menjerumuskan gue makin dalam ke sumur bersama Sadako nih. Dan salah satu hal lain yang bikin gue sadar bahwa gue nggak seharusnya mengeluh dan mengeluh dan mengeluh adalah masih ada teman-teman yang setidaknya bisa bikin gue ketawa.

Beberapa hari yang lalu gue secara random kabur ke Bandung. Gue secara aneh sangat mencintai kota ini. Gue nggak tahu kenapa. Bandung, meski buat beberapa temen deket gue kayak, “KENAPA SIH LO SUKA BANGET KE SANA PADAHAL BIASA AJA?!” tapi buat gue tempat ini sangat istimewa. Bener kata Pidi Baiq yang kutipannya terpajang indah di Jalan Asia Afrika itu. Gue amini sejuta kali. Itu kondisi yang gue rasakan saat ini.

Tujuan gue ke Bandung sebenarnya karena emang gue butuh liburan. Dan ada beberapa orang teman yang pengen gue temui di sana. Beberapa di antaranya gue paksa untuk ketemu karena memang gue pengen ketemu.

Yang pertama Andi. Dia adalah salah satu kenalan gue karena pernah minta endorse untuk online shop yang dia rintis sama temennya beberapa waktu lalu. Dia juga pernah jadi sponsor untuk NOBAR ‘GLORY DAY’ yang gue adakan di Bandung dan Jakarta tahun lalu. Sebenarnya kita sudah lama berencana untuk kopi darat. Kenalan di dunia nyata setelah selama ini cuma chat di LINE dan Twitter-an doang. Tapi baru sempat kemaren. Dan lagi-lagi gue sangat berterima kasih pada KPop dan kegiatan fanboying gue di dunia maya selama ini. Karena tanpa itu gue nggak akan ketemu sama Andi.

Ngerti kan kenapa gue bilang fanboying lebih bermanfaat daripada mengeluh?

Itu pertemuan pertama kita tapi kita udah ngobrol soal banyak hal. Dan Andi insanely a good person. Satu hal lagi kenapa lo nggak ada alasan untuk mengeluh. Dan nggak ada alasan untuk nggak berbuat baik. Karena orang baik pasti akan dipertemukan dengan orang baik juga.



Orang kedua yang ingin gue temui di Bandung adalah Reysa. Gue udah kenal sama Reysa cukup lama. Tapi pertemuan dan obrolan kita nggak pernah memasuki ranah yang serius. Reysa adalah salah satu member grup cover dance yang pernah gue idolakan, anyway, kalau lo bertanya-tanya. Selama ini pertemuan kita hanya sekedar “Hai, keren banget tadi perform-nya!” sama “Boleh foto bareng nggak?”. Tapi setelah kita nonton SNSD bareng tahun lalu di ICE, obrolan kitapun nggak cuma di ranah basa basi dan KPop. Tapi di hal-hal yang lebih serius kayak kehidupan.

KEHIDUPAN. Ya Allah tua banget gue rasanya.

Reysa adalah orang baik lainnya yang gue kenal dari media sosial pada awalnya. Dan lagi-lagi jadi alasan bahwa nggak ada alasan untuk mengeluh. Gue masih dipertemukan dengan orang baik. Diizinkan bermalam di rumahnya dalam perjalanan random yang bahkan gue sendiri nggak tahu harus tidur di mana ketika itu (selain nebeng antara di Andi dan di Reysa).

Orang ketiga yang ingin gue temui adalah Nadya (Kiki). Orang baik lainnya yang juga gue kenal dari media sosial. Karena KPop. She is that kind of friend you can rely on everything. I owe her my whole life. Gue inget gimana Nadya sibuk nyariin kosan temennya yang bisa ditebengin untuk gue nginep di suatu hari di 2015 karena gue nggak punya uang lebih buat nyewa kamar hotel atau hostel di Bandung. Dan kemaren gue kembali merepotkan Nadya dengan urusan helm. Lagi-lagi, nggak ada alasan untuk mengeluh, ketika lo yang banyak dosa ini bahkan masih mau ditolongin sama orang lain dengan senang hati.

Orang keempat yang ingin gue temui (dan paling ingin gue temui weekend itu) adalah Ridwan. Sama seperti Reysa, Ridwan juga member grup cover dance yang sama yang pernah gue idolakan. Tapi sekarang dia udah nggak aktif lagi. Dan sama seperti kondisi gue belakangan ini, Ridwan lebih “real life”.

Gue terakhir ketemu Ridwan waktu dia wisuda tahun lalu. Entah Oktober atau November. Yang jelas gue datang ke Polban untuk pertama kalinya dan gue bawa bunga untuk dia. Ada tiga orang yang pernah gue datengin wisudanya di sepanjang hidup gue: Valdo, Dito dan Ridwan. Dan melihat Ridwan tersenyum dan tertawa lepas banget dengan toga hari itu bikin gue entah gimana merasa sangat bahagia juga dan bangga.

Pertemuan gue dengan Ridwan di wisudaannya itu membawa gue ke pertemuan kedua kami di Bandung di 2013 (pertemuan pertama kali di lomba cover dance di Jakarta di tahun yang sama dan waktu itu grupnya menang juara 3). Waktu itu dia nanya banyak banget tentang kuliah gue. Gimana kehidupan kampus. Jurusan apa yang sebaiknya dia ambil dan banyak lagi. Rasanya baru kemaren dan sekarang dia udah kerja aja. Topik obrolan kitapun jadi bergeser. Jauh bergeser.

Kita yang biasanya ngomongin Red Velvet sekarang lebih banyak ngebahas tentang “apa yang akan terjadi dengan kita di masa depan?”

Lagi-lagi topik tentang masa depan.

Rencana pernikahan. Mau tinggal di mana. Mau ngasih mas kawin apa. Dan obrolan-obrolan klise tentang kehidupan berumah tangga. Yang mana, kembali lagi ke posting-an gue di 2013 lalu, gue sama sekali masih nggak punya target untuk itu. Tahun ini pun nggak ada sama sekali.

Pertemuan dengan Ridwan nggak cuma mengingatkan gue bahwa di dunia ini masih ada orang baik. Masih ada orang yang mau mendengarkan keluh kesah gue. Masih ada orang yang bisa diajak ngobrol dan menghargai hal-hal kecil. Masih ada orang yang nggak nge-judge. Dan entah gimana Ridwan membuat gue menjadi semakin terpacu untuk berpikir lebih dewasa. Dan poin penting dari pertemuan itu: BERHENTI MENGELUH.



Hari itu gue juga ketemu sama Ima, salah satu “veteran” fans KPop di Bandung. Kita ngobrol ngalor ngidul tentang mas kawin dan segala macam. Tentang siapa yang akan duluan nikah di antara kita bertiga. Dan tentang Taeyeon.

Yah… posting-an di tahun 2013 itu bisa dibilang pondasi dari apa yang ada sekarang. Masa depan.

“Let God do the rest. Let me just fanboying over my idol.”

Dan itu benar-benar terjadi. Dan mungkin itu memang harus terjadi. Karena dengan itu mungkin gue bisa lebih santai. Lebih sering tersenyum. Dan bisa lebih banyak tertawa tanpa harus selalu mengeluh. Biarlah kusimpan semua keluhan dalam hati. Biar Tuhan yang mendengarnya.

WEDAN.

Karena sekali lagi, nggak ada alasan untuk mengeluh.

Nggak ada.

Terima kasih kalian! Dan oh! Terima kasih buat temen-temen yang nyamperin gue pas gue lagi di Panties Pizza tempo hari. Seneng banget ketemu kalian! Share fotonya ke gue dong wkwkwkwkkwkw
PS: Gue tahu posting-an ini sangat serius. Dan mumpung kita lagi serius, bisa kasih tahu gimana caranya membunuh ke-awkward-an? Thank you.
PS: Real Life di sini bermakna "melakukan sesuatu di luar KPop". Istilah untuk orang yang terlalu sibuk dengan hal-hal di luar KPop dan membuat waktu spazzing mereka berkurang. Kalau real life lo adalah KPop ya berarti di luar KPop itu hanyalah fantasi.
Dan oh! Gue baru aja bikin #VRON episode 8. Kemaren sebenarnya gue pengen bikin posting-an langsung di blog terkait ini. Tapi karena hectic dengan kehidupan pribadi dan rumah tangga (baca: cucian) jadi gue nggak sempat menyelesaikan tulisannya.


Singkatnya, gue mau berterima kasih karena sudah ada 400 lebih subscribers di YouTube gue. YAY! Yang belum subscribe bisa langsung klik di link di footnote paling bawah posting-an ini. Vlog kali ini bisa dibilang beda karena untuk pertama kalinya gue syuting di kamar. Nggak di jalanan lagi. WKWKWKWK. Dan ke depannya mungkin konsep ini akan gue terapkan dengan konten yang lebih beragam.

PRAY FOR ME. Semoga gue masih punya kesempatan untuk merealisasikan ide-ide vlog di kepala gue ini.

Dan yang ketiga, sebenarnya #vron kali ini sekaligus video pertama gue cover sing di depan kamera dan di YouTube. FOR THE SAKE OF KO FELIX'S GIVEAWAY! Gue nggak berharap banyak tapi gue berharap SUPERBANYAK. Semoga gue berhasil. LOL

TERAKHIR! Gue sekarang ada reguler live show di Instagram lho hihihi Jadwalnya setiap SENIN jam 8 MALAM WIB. Jadi yuk, mampir ke Instagram gue ya! Link ada di footnote di bawah.

Tonton videonya di bawah ini dan semoga hidup lo tenang sampai seminggu ke depan.

Love you all!

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram - kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)

Taenggasm

$
0
0
Gue dulu percaya banget sama cinta pada pandangan pertama. Seperti kebanyakan novel-novel romansa teenlit yang gue baca waktu SMP, cinta pada pandangan pertama ini selalu menjanjikan sesuatu yang indah dan magis buat yang mengalaminya. Pikiran melantur. Imajinasi melayang-layang nggak menentu.

Tapi itu dulu. Sekarang kalau ngomong soal cinta pada pandangan pertama gue jadi agak gimana gitu. Karena ternyata 90%-nya adalah nafsu dan 10%-nya mungkin beneran suka. Cinta pada pandangan pertama biasanya hanya melibatkan ketertarikan terhadap visual saja. Nggak sampai ke dalam-dalam—yah sebutlah hati. Pada pandangan pertama orang nggak akan langsung tahu isi hati orang yang ditaksir sebenarnya kan. Makanya 90%-nya bisa aja nafsu.

Ada cinta yang datang pelan-pelan. Yang tumbuh sedikit demi sedikit. Yang muncul mendadak setelah perkenalan setahun atau dua tahun dengan seseorang. Lewat obrolan-obrolan nggak menentu di Twitter yang berlanjut di curhatan semalam suntuk lewat KakaoTalk atau LINE. Cinta yang seperti ini biasanya udah nggak lagi mementingkan visual, tapi lebih ke kenyamanan.

Perasaan senang ketika lo sedang “bersama” orang ini. Perasaan menggebu-gebu setiap kali ada pesan masuk dari orang ini. Meledak-ledak yang luar biasa kalau tiba-tiba orang ini ngajakin nonton atau ketemuan. Yah syukur alhamdulillah kalau ternyata orang ini juga punya visual yang 90% bagus. Bonuslah. Apalagi kalau perasaannya mutual.

(tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan sambil meneteskan air mata)


Jatuh cinta sama lagu juga nggak jauh beda sama jatuh cinta sama manusia. Terkadang ada lagu-lagu yang ketika pertama kali mendengarkannya kita bisa langsung suka. Langsung jatuh cinta. Terlepas dari siapapun penyanyinya. Tapi ada juga lagu-lagu yang butuh waktu lama untuk kita sukai. Karena berbagai alasan. Entah karena kita punya pengalaman khusus yang kebetulan pas sama lagu itu atau memang karena momennya lagi klop aja.

Gue bukan orang yang gandrung sama lagu-lagu pop barat, fyi. Tapi gue suka beberapa lagu. Cuma nggak yang update banget seperti gue update KPop. Waktu gue masih jadi penyiar radio dulu, gue terbilang update banget loh sama semua lagu pop barat dan Indonesia. Sekarang udah enggak.

Berkebalikan sama roommate gue yang sekarang hidupnya 85% - 90% lagu barat dan Indonesia. Kalau ada satu lagu baru yang lagi hits di Billboard dia pasti tahu dan dia pasti sering mendengarkannya. Kebiasaan kita sama—walaupun gue nggak 100% yakin sih—yaitu suka memutar lagu yang sedang kita sukai di kamar lewat speaker ponsel (kadang gue pake speaker portabel buat laptop yang agak menggelegar). Entah maksudnya apakah memang untuk kesenangan pribadi atau memang untuk “meracuni” manusia lain yang ada di ruangan itu.

Walaupun gue nggak 100% suka dengan lagu-lagu barat, tapi ada beberapa lagu yang memang ternyata “Eh enak juga ya!”. Dan beberapa di antaranya gue tahu dari roommate gue ini.

Kayak suatu hari gue sering banget setiap pagi denger dia memutar satu lagu soloist cowok yang kayaknya pernah juga gue denger di beberapa tempat lain. Entah di tempat ngopi atau di mobil temen gue yang lain. Gue nggak pernah nanya (nggak pernah berani nanya, komunikasi kami sama sekali nggak bagus soalnya—aneh banget belakangan ini kayak orang nggak saling kenal) soal lagu-lagu yang dia putar. Gue hanya menebak-nebak saja judulnya dari lirik yang gue dengar. Sampai suatu hari gue lihat update-an temen gue yang lain di Path sedang dengerin lagu James Arthur.

“He’s a gem!” tulis temen gue ini. Gue penasaran lah sama si James Arthur ini karena kok kayaknya semua orang mendengarkan lagu ini di Path sementara saat itu update-an terakhir gue masih ‘23’-nya IU. Like seriously… gue tuh tiap hari dengerin KPop. Demi apa deh.


Akhirnya di suatu malam jelang tidur, ketika roommate gue menjadikan Isyana Sarasvati sebagai lullaby-nya, gue pun memutuskan untuk nge-search James Arthur ini di Spotify. Pas gue dengerin track pertama di album ‘Back from the Edge’ ada momen “DEG!” gitu. Tapi karena gue waktu itu udah mau tidur, nggak ada keinginan untuk spazzing berlebihan. Sampai akhirnya track kedua album itu keputer dan gue langsung “OALAH….. INI TOH LAGU YANG TIAP PAGI GUE DENGERIN DI KAMAR SECARA TERPAKSA ITU?!”

(Secara sarkasme memang gue dan teman sekamar gue selalu memaksa satu sama lain untuk mendengarkan lagu yang sedang suka kita dengerin. Kayak gue belakangan selalu nyanyiin dan kadang puter ‘Rain’-nya Taeyeon walaupun gue tahu dia nggak akan suka sama lagu ini atau suka sama Taeyeon at all. Toh dia pun selalu memutar lagu-lagunya Ed Sheeran yang mana nggak satupun gue suka because Ed is too overated. WKWKWK)

Kesukaan gue sama lagu-lagu di album James Arthur ini semacem cinta pada pandangan pertama. Karena semua lagu di albumnya nggak ada yang bikin gue senewen pengen sekip pas gue mendengarkan pertama kali.

Trus ada nggak lagu-lagu yang gue sukanya pas udah basi? Banyak.

Pada masanya, semua orang nyanyiin ‘Stitches’-nya Shawn Mendez dan ‘Blank Space’-nya Taylor Swift. Nggak tahu kenapa. Setiap kali gue pergi karokean sama inner circle gue (termasuk roommate gue juga) mereka selalu bersemangat menyanyikan lagu ini. Sementara gue yang “Errrr…??? Apa cuma gue yang nggak tahu lagu ini???” Tapi setelah beberapa bulan berselang, ketika entah gimana gue penasaran sama lagu ini saking semua orang nyanyiin, gue nonton videonya di YouTube dan baca liriknya. Barulah gue mulai suka. Dan itu kayak udah bentar lagi Shawn Mendez ngeluarin album baru. Supertelat.

Sama halnya kayak ‘Rookie’ dan ‘Roussian Roulette’-nya Red Velvet dan ‘BOOMBAYAH’-nya BLACKPINK. Waktu pertama kali dengerin, dua lagu pertama yang gue sebut di paragraf ini membuat gue flat face (kecuali pas nonton MV-nya karena Irene mintak dibacain dua kalimat syahadat). Tapi lama kelamaan gue jadi suka banget sama tiga-tiganya. ‘BOOMBAYAH’ jadi lagu karoke paling favorit gue sekarang FTW!

Faktanya ada banyak lagu-lagunya IU yang gue juga sukanya belakangan, nggak langsung pas pertama dirilis. Beberapa lagu IU memang bikin mikir saat mendengarkan musiknya. Walaupun pada akhirnya gue suka (banget) dan akan jadi track yang paling sering diputar di music player gue. Sejauh ini belum ada lagu IU yang bikin gue “jatuh cinta pada pandangan pertama” saat mendengarkan lagunya.

Tapi Taeyeon berhasil merebut hati gue sesegera itu. Secepat TransJakarta kecil jurusan Senen – Lebak Bulus melaju. Secepat The Flash menangkap meta-human.


Di LIVE Instagram reguler gue yang pertama kemaren gue kayak bikin perjanjian sama diri gue sendiri kalau gue nggak akan menonton MV dan mendengarkan lagunya sampai minggu depan. Sampai LIVE Instagram reguler gue episode 2. Karena di situ gue pengen nunjukkin ekspresi pertama gue ketika mendengarkan lagunya dan nonton MV-nya.

Gue berhasil. Ya selama beberapa hari setelah MV dan albumnya dirilis. Tapi di suatu siang entah kenapa Taeyeon berbisik-bisik di kuping gue untuk mendengarkan lagunya segera. Foto-foto yang dia upload ke Instagram bikin gue makin penasaran pengen dengerin album ini. Gue sudah nonton semua video teaser lagu-lagunya tapi nggak ada yang nempel sama sekali sebenarnya di kuping. Yah… maklum orang potongan lagunya aja kayak gitu. Kayak cuma dua detik. Tapi beneran siang itu gue kayak harus dengerin sekarang.

HARUS!

Yah namanya juga manusia biasa ya. Kadang janji-janji juga sekedar janji palsu. Kayak apa tuh grup KPop yang janji akan selalu ber-12 eh ujung-ujungnya ber-9 juga. Udah gitu labil lagi. Karena kadang perform ber-8. Gue pun langsung buka Spotify lewat laptop kantor berspek tinggi yang superlemot menyebalkan itu. Langsung search TAEYEON dan langsung buka folder album barunya.

Headset sudah nempel di kuping.

Musiknya mulai terdengar. Lima detik di awal gue kayak langsung pindah dunia. Kayak sedang berada di dalam adegan sebuah film yang pemeran utamanya lagi berkendara di jalan panjang tanpa ujung di antara gurun. Kayak adegan pas Logan sama Laura lagi mau pergi ke North Dakota (YOU SHOULD WATCH 'LOGAN' GUYS!). Laura dengan swag melihat ke luar jendela dengan posisi tangan terlipat dan dagu bertumpu manis di lengannya. Matahari sudah hampir terbenam. Membuat warna pasir di gurun itu makin berkilau. Suara gitar di awal lagu itu mengiringi mobil dalam imajinasi gue sampai akhirnya suara Taeyeon masuk dan shot berpindah ke wajah Taeyeon yang lagi menikmati rambutnya diterbangi angin di jendela mobil.

Masuk ke refrain gue mau marah. Padahal jarak dari intro ke awal lagu dan refrain pertama itu nggak jauh lho. Nggak ada hubungannya juga sih sama perasaan gue yang mendadak mau marah.

“나는 아니야~” (it’s not me)

WAH NAGINI KORENGAN!

“쉽지 않을 것 같아~” (It won’t be easy for me)

WAH KAMBING KUDISAN!

“여전하게도 넌 내 하루하루를 채우고~” (Still, you fill up my days)

WAH GABISA BEGINI DONG KIM TAEYEON! NGGAK BISA!


Untuk ukuran orang yang nggak pernah update apapun berita tentang comeback Taeyeon ini, gue cukup shock dengan title track-nya yang ternyata nggak dance. Tapi gue tahu ‘I Got Love’ bukan title track waktu lagu dan MV-nya dirilis beberapa waktu lalu. Karena menurut gue lagu itu kurang nendang untuk dijadikan title track. Tapi memang yang ada dalam bayangan gue sih lagunya bakalan dance lagi kayak ‘Why’.

Tapi nyatanya… YA ALLAH YA ALLAH YA ALLAH!!!!

Ini justru lebih nendang dan lebih bagus dari ‘Why’. Dan lagu-lagu kayak gini yang menurut gue bisa jadi media pamer vokalnya Taeyeon banget. Gue sebenarnya masih terjebak di ‘Rain’ karena sekarang lagi musim hujan dan belakangan ini gue lagi suka banget sama lagu itu. Padahal udah setahun juga lagu itu dirilis. Tapi waktu gue dengerin ‘Fine’, fix, ‘Rain’ udah bukan lagi most played song di Jeno (nama hape gue yang sekarang). Ini udah hari kesekian sejak gue pertama kali mendengarkan ‘Fine’ dan masih gue repeat one sampai gue menulis artikel ini.

Gue bersyukur karena SM nggak lagi memaksakan untuk nge-EDM di title track album full pertama Taeyeon ini. Feel ‘Fine’ kalau menurut gue sedikit banyak sama dengan ‘I’. Bedanya mungkin yang ini lebih emosional dan mencabik-cabik. Nggak ngerti gimana gue harus menjelaskan perasaan itu. Karena gue nggak pernah mengalami putus cinta yang sampai sebegitu hebatnya seperti yang Taeyeon utarakan dalam lagunya. Tapi secara aneh gue bisa related sama kondisi itu. Isn’t this a good thing?

Mungkin di situ hebatnya lagu ini.

Dalam 3 menit 29 detik Taeyeon membuat gue merasa ada di posisi itu. Bagaimana berantakannya perasaan waktu orang putus cinta. Bagaimana rasanya memalsukan senyuman di hadapan orang-orang. Bagaimana sepinya di tengah keramaian dan berusaha ikut tertawa padahal sebenarnya nggak ingin tertawa. Ya kecuali bagian “ngiket rambut ke atas” karena gue nggak punya rambut yang bisa diikat ke atas. Tapi bagian “cleaning up my messy room” sih gue banget. Soalnya gue anak kosan merangkap pembantu.

Ada lebih dari seratus umpatan yang pengen gue keluarkan setelah gue mendengarkan lagu ini dan membaca liriknya. Tapi karena mengumpat itu dosa dan buang-buang tenaga, jadi gue hanya bisa ikutan nyanyi aja. Sampai mungkin bikin temen sekamar gue eneg karena setiap hari gue cuma ber-“It’s not fine AAAAAAAAAAAH AAAAAAAAAAAAAAH (kayak dikejer serigala di tengah hutan jejeritan)” di kamar. Tapi nggak apa-apalah. Toh ketika dia dengerin Ed Sheeran yang ‘Shape of You’ setiap saat ketika lagu itu sedang hype di awal rilisnya juga kan gue merasakan ke-eneg-an yang sama.

Biar pak-pok gitu.

Kemaren ada yang nanya sama gue di LINE@ “Kenapa sih lagu ini judulnya ‘Fine’ tapi liriknya ‘It’s not fine’?”

Jawabannya ya seperti yang sudah gue jabarkan di beberapa paragraf sebelum ini. Lagu ini tentang bagaimana orang putus cinta yang dari luar ingin terlihat baik-baik saja tapi dari dalam sebenarnya hancur. This song is about faking your feeling to other people.

Terlepas dari lo pernah putus cinta atau nggak, lo pasti kan pernah dalam kondisi yang ingin terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya lo nggak sedang dalam kondisi yang baik? Kalau lo nggak pernah putus cinta, lihatlah lagu ini sebagai melodi sendu ketika apa yang lo harapkan nggak sesuai sama apa yang terjadi.

Kayak misalnya gue ngarep menang giveaway Ko Felix yang #TwiceInBKK tapi nggak menang sama sekali.



Kalau loe baca blog gue dari lama mungkin lo tahu betapa gue suka banget sama MV-MV yang tipe drama. Yang nggak sekedar ganti-ganti shot dance. Yang nggak sekedar jalan dari titik satu ke titik lain, mukul-mukul tongkat bisbol dan segala macam. Gue suka MV yang ada jalan ceritanya. Yang setiap adegannya ada hidden meaning gitu. Banyak sih MV KPop yang kayak gitu. Tapi kalau di luar SM, maaf aja nih, gue nggak terlalu ngikutin. Orang gue ngefans SMTOWN aja banyak kok MV yang nggak gue ikutin. Tapi nge-stan SMTOWN ini udah melelahkan. Nggak ada waktulah nge-stan yang lain.

#HALAH #IU #KAN #BUKAN #SM #LOVELYZ #JUGA #BUKA #SM

Bersyukur banget SM bikin MV album full Taeyeon ini jadi berkesan dan nggak cuma sekedar MV remeh-temeh. Makin yakin kalau Taeyeon disayang sama manajemen (puk puk f(x) puk puk). Pasti banyak ya uang yang kamu dapatkan ya Tae dari segala aktivitasmu dan itu pasti bikin kaya manajemen ya. 

Hamdalah. Puji Tuhan. Haleluya.

Untuk lebih mudah mengerti MV ini sih gue rasa lo harus baca dulu lirik lagunya. Kalo nggak ngerti bahasa Koreanya (sama, gue juga nggak ngerti) baca terjemahan Bahasa Inggris-nya. Karena kalau terjemahan Bahasa Indonesianya bikin geli.

Di atas lembaran kertas yang terkoyak
Aku menulis perasaanku yang sebenarnya
Dan jelas banget, sesuatu tentangmu
Yeah, kamu dan aku sama tapi kok beda
Kamu ngerasain hal yang sama nggak sih?
Aku udah ngarep tinggi banget
Saat satu hari, satu bulan, satu tahun berlalu
Akankah kita menjalani kehidupan yang berbeda?
Bukan aku
Ini nggak gampang buatku
Kamu masih mengisi hari-hariku
Belum
Aku memberitahu diriku seperti orang bodoh
Aku tidak bisa menelan kata-kata yang masih tertinggal di mulutnya
Ini nggak baik-baik aja
Ah ah ah ah ah ini nggak baik-baik aja.
Buyar udah semua kegalauan dan kemenusukan lagu ini kalo baca lirik Indonesia yang begitu. Mungkin gue yang menerjemahkannya nggak beres. Tapi sepengertian gue kalo gue baca lirik Inggris-nya ya semenggelikan itu kalau dialihbahasakan ke Indonesia. Bukan karena gue nggak mencintai bahasa Indonesia. Cuma agak geli aja kalo Taeyeon beneran nyanyi “AH AH AH INI NGGAK BAIK-BAIK AJA AH AH AH” gitu jadi kayak dangdut. Walaupun gue suka dangdut, tapi gue mungkin akan malu kalau Taeyeon joget dangdut.

Yang jelas membaca lirik terjemahannya akan membuat lo lebih mudah mengerti arti setiap shot dalam MV-nya.

MV ini diawali dengan Taeyeon yang melangkah masuk ke sebuah supermarket. Sambil menelepon pacarnya. Dari dialog itu terdengar cek-cok ringan. Tapi kita nggak dikasih denger suara cowoknya. Mungkin supaya kita bisa bebas berimajinasi seperti apa suara cowok itu. Dalam imajinasi gue, suara cowok itu seperti suara Baekhyun.

Dan ngomong-ngomong soal nelepon di supermarket, Baekhyun juga pernah ada adegan menelepon di supermarket di MV ‘Lightsaber’. Setelah itu dia marah-marah pulak sampai ngerusakin barang-barang yang ada di sana. Mungkin saat itu dia marah-marah karena dia emosi terus mutusin Taeyeon (jauh aja nyambungnya ke MV tahun 2015).


Taeyeon menutup teleponnya dengan perasaan yang begajulan. Okelah gue nggak pernah diputusin cewek apalagi diputusin cowok (EH GIMANA). Jadi gue mungkin hanya bisa menebak-nebak emosi Taeyeon saat itu. Tapi dari visual yang ditampilkan dalam MV-nya, pikirannya mendadak jadi kacau. Mata berkunang-kunang. Pandangan mulai berkabut dan kabur. Efek kalo kebanyakan minum parasetamol. Separo tenang, separo melayang. Nge-fly. Taeyeon nggak bisa melihat jalanan dengan jelas. Perasaannya udah kacau. Untung aja plang nama jalan itu nggak mendadak bertuliskan BAEKHYUN CABE-CABEAN gitu kan. Makin kacau perasaan dia.


Sedetik setelah itu dia melihat sepasang kekasih yang berpegangan tangan sedang berjalan. Tapi masing-masing wajah mereka juga blurred gitu. Seolah pengen memberikan gambaran bahwa Taeyeon nggak lagi percaya sama yang namanya cinta-cintaan macam itu. “PERSETAN DENGAN CINTA! MAKAN ITU CINTA!”

MEN, DIA BARU AJA DIPUTUSIN!

Sepanjang perjalanan pulang dia berasa sendiran banget. Baby I’m so lonely lonely lonely~~ (Eh salah lagu) (eh udah bubar grupnya).

Dan kenangan-kenangan tentang dirinya dan sang kekasih mendadak kepikiran lagi. Muncul satu per satu kayak slide pas zaman kuliah dulu. Nggak tahu deh Taeyeon pernah kuliah nggak atau pernah ngeliatin slide kuliah dari dosen nggak dia dulu. Bodo amat juga sih orang udah kaya raya sekarang.

Manis banget sih menurut gue penggambaran pacaran Taeyeon dan cowoknya di MV ini. Ngegambar di badan. Main-mainin kaki. Cuddling. Lempar-lemparan anduk. Main balon sabun. Foto-foto polaroid. Sampai yang kepret-kepretan deket wastafel itu. OMG TOO SWEET OMG OMG OMG!!!!!! ITU KENAPA YANG PAS KEPRET-KEPRETAN COWOKNYA JADI MIRIP BAEKHYUN GITU DARI SAMPING TAMPILANNYA?!



#DELUUUUUU #DELUUUUUU

Dan adegan yang palling menggemaskan sih menurut gue (SELAIN YANG TAEYEON TIDUR DI PUNDAK COWOKNYA DAN KEPRET-KEPRETAN) itu yang waktu gigitin gelas plastik. GEMAS!


Ah tapi sayang itu hanya kenangan-kenangan masa lalu.

Menjelang paruh ke dua MV kita makin diajak masuk ke Taeyeon yang sendiri. Taeyeon yang galau. Taeyeon yang baru merasakan patah hati. Sudut pandang kameranya pun nggak melulu dari Taeyeon. Karena ketika kita sedang kalut kan kadang-kadang benda-benda mati di sekitar kita tuh berbicara dan seolah-olah mau mendengarkan keluh kesah kita, begitu.

(Kebiasaan gue ngomong sama benda mati)

Gue suka banget sama POV (point of view) beberapa benda mati yang ada di MV ini (MR DIRECTOR, THIS IS SUPERGENIUS!). Mulai dari POV pintu kamar, POV pintu kulkas, POV kursi, sampai POV laptop. Shot-shot Taeyeon di adegan-adegan ini juga close up sampai extreme close up yang bikin kita makin ikut merasakan emosinya. Kegalauannya. Dan satu per satu adegan bahagia di paruh pertama MV tadi mulai ditampilkan kebalikannya.

Memasuki paruh kedua MV, sikat gigi yang tadinya dua jadi satu, bantal yang tadinya dua jadi satu, disusul sama shot-shot Taeyeon dari angle yang agak jauh untuk menampilkan kesendiriannya. Ada air mata stop motion yang lucu banget juga sebenarnya tapi karena adegannya lagi sedih yaudah ikutan sedih aja deh. Lampu-lampu yang tadinya menyala jadi mati seolah mau menegaskan bahwa hubungan mereka sudah berakhir. Dan adegan di supermarket kembali muncul karena itu adalah momen Taeyeon diputusin jadi dia teringat terus sama momen itu.

SHE’S NOT FINE!

Yang paling gue suka dari semua shot di paruh kedua MV ini sebenarnya sandwich crackers yang satu utuh dan yang satunya lagi hancur itu. Kan di awal kita udah dikasih lihat kalau dua-duanya utuh. Karena di awal kan tadi hubungannya manis-manis aja. Tapi setelah diputusin jadi ancur satu. Yang hancur ini bisa dipastikan adalah milik Taeyeon. Sebagai penggambaran kondisi hatinya saat itu.

Untung bukan Oreo. Kalo dua Oreo bisa nangis gue. Sampai ulang tahun gue tahun depan.



Kita tiba di bagian ketiga dari MV ini. Di sini Taeyeon sedang berusaha melupakan semuanya. Makanya di adegan-adegan yang tadi sempat muncul di awal kembali muncul tapi dalam kemasan yang berbeda. Semua muka cowoknya udah coreng-moreng kena pilox digital. Walaupun ada sih adegan yang masih jelas terlihat. Ya kan nggak semudah itu juga dilupakan 100%. Mana bisa lo ngelupain Baekhyun mainin dengkul Taeyeon segitu cepatnya kan.

#EAAAAA #DELU #TEROSSSSSS

Tapi overall di bagian ketiga MV ini Taeyeon sudah menuju momen dia mau ngelupain si cowok.

Jelas susah. SUSAH BANGET. Sampai-sampai pas di bagian “uri majimak geu sungani jakku tteoolla” yang berarti “I keep thinking about our last moment” tangis Taeyeon pecah. Dan tiba-tiba CUT!

EH.

EH BENTAR DULU.

EH LHO KOK INI JADI BEGINI?!?!?!?!?!?

Gue sempat bertanya-tanya kenapa MV yang dari awal udah serius banget itu menjelang akhir malah tiba-tiba masuk ke adegan behind the scene?! HAH KOK JADI MERUSAK MOMEN?!

Gue ulang lagi nonton dari awal. Gue puter lagi MV-nya dari adegan pertama. Dari adegan Taeyeon nelepon. Keluar supermarket. Nge-fly di pinggir jalan. Masuk ke rumah. Gigitin gelas plastik. Dimainin dengkulnya sama Baekhyun.


#EAAAAA #DELUUUUUUUUUUU #TEROOOSSSSS

Dan sampai lagi ke adegan “uri majimak geu sungani jakku tteoolla” yang berarti “I keep thinking about our last moment” itu. Gue diem. Lama banget. Sampai gue merasakan ada sesuatu yang nendang-nendang empedu gue. Pankreas gue rasanya berdenyut. Sampai usus dua belas jari gue linu. Lalu gue mengumpat dengan keras.

NGGAK GINI JUGA PLIS. NGGAK KAYAK GINI JUGA LO BIKIN GUE MAKIN DELU ANJIR! @SMTOWNGLOBAL!!!!!!!!

Lewat adegan sesingkat itu, Taeyeon (dan siapapun yang bikin MV ini) pengen bilang kalau cerita dalam MV ini memang benar terjadi. Memang pengalaman pribadinya Taeyeon. Sebel nggak? SEBEL NGGAK?!

Fix sih gue bete. Bete karena kok bisa kepikiran kayak gitu?! Bete karena merasa perasaan gue dipermainkan. Jadi kalau di film-film kan selalu ada plot twist nih. NAH INI PLOT TWIST-NYA TUH KAYAK GINI. Awalnya gue pikir yaudahlah ini mah Taeyeon cuma nyanyi doang. MV-nya juga ya sekedar MV drama doang. Tapi adegan yang sesingkat itu mengubah semuanya.

“Fix sih ini dari pengalaman pribadi dia sendiri!” ujar sisi sok tahunya Ron dengan percaya dirinya. “YA KAN KALO NGGAK GITU, KALAU EMANG DARI AWAL TAEYEON MEMERANKAN SOSOK WANITA LAIN YANG PATAH HATI BUKAN DIRINYA SENDIRI, KENAPA ADA ADEGAN DIA LAGI SYUTING MV DAN SUDDENLY BREAKDOWN AND CRY?!?!?!?!” sisi sok tahunya Ron kembali sotoy maksimal kali ini pakai capslock.


Tarik nafas. Hembuskan.

Tapi kalau memang ini dari pengalaman pribadi, pertanyaannya, pengalaman pribadi yang sama siapa? Cowok yang mana? Yang terakhir? Kalo bener yang terakhir berarti kalian udah putus dong? Berarti….. BaekYeon……………..

#KEMUDIANMINUMOBATNYAMUK

Yang bikin gue makin yakin bahwa cerita dalam MV ini adalah bagian dari hidup Taeyeon karena setelah dia breakdown and cry, syutingnya dilanjutkan. Berarti kan emang Taeyeon dalam MV ini sedang memerankan dirinya sendiri. Taeyeon. Artis SM Entertainment. Leader SNSD. Pacar—eh apa sudah mantan—Baekhyun.

Tarik nafas lagi.

Hembuskan.

Belum pernah gue segedeg ini sama MV bagusnya SM. Bahkan MV ‘4 Walls’ yang looping kayak gitu aja gue nggak sekesel ini loh. Berasa dipermainkan sama orang yang entah siapa.


Dan MV ini ditutup dengan manisnya tatapan Taeyeon yang sedang bersandar di dinding. Disusul tulisan Fin. yang lalu berubah jadi FINE. Ngerti gak sih. Bahkan sampai akhir pun tetep dibikin geregetan.

Fin berarti tamat. Kalo nyambungin ke cerita di MV-nya ya berarti hubungan Taeyeon dengan si laki-laki ini (BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN BUKAN BAEKHYUN) (WKWKWKWKWKWK) (TADI AJA MAUNYA BAEKHYUN) (WKWKWKKW) (KARENA GAK MAU HUBUNGAN MEREKA BERAKHIR) (WKWKWKWK) (DELU) (WKWKKW) sudah berakhir. Sudah tamat. Tapi lalu berubah jadi Fine. Yang jelas berarti bahwa walaupun mereka sudah tamat, tapi Taeyeon fine kok.

Walaupun fake sih.

Tapi fine-lah ya.


Ada 13 track di album full pertama Taeyeon ini. Track 13 sayangnya cuma ada di CD dan gue belom dengerin sampai saat ini. Sementara 11 track yang lain selain ‘Fine’ semuanya bagus-bagus kalau kata gue. Semuanya punya flow yang enak. Nggak ada lagu yang terlalu jomplang perpindahan beat-nya dari satu track ke track yang lain.

Banyak lagu-lagu bertempo pelan yang bikin lo seperti mendengarkan lagi suara Taeyeon di album mini ‘I’. Tapi banyak juga lagu bertempo medium sampai up yang bikin lo kangen style-nya dia pas nyanyi ‘Why’. Album ini adalah gabungan dari dua album mini Taeyeon itu. Feel lagu-lagu di ‘I’ masih terasa kok. Dan beberapa track bernuansa EDM seperti di ‘Why’ juga tetap bisa lo nikmati.

Dan di album ini ya, gue baru pertama kali bener-bener mendengarkan Taeyeon dan nggak berpikir kalau dia tuh member SNSD. Tapi bener-bener penyanyi solo yang memang debut solo, nggak debut dalam grup. Feel-nya sama kayak lo kalo dengerin lagu-lagunya IU di album full. Setiap lagu punya emosi yang berbeda dan gaya menyanyinya pun jadi berubah-ubah.

Walaupun lengkingan teriakan Taeyeon di sini nggak setinggi waktu di ‘I’, tapi masih dalam range yang akan bisa bikin lo bergidik. Ada lagu-lagu yang feel-nya kayak pop rock, ada yang pop banget, ada yang EDM, macem-macem. Tapi semuanya nyatu. Nggak ada kesan lagunya berdiri sendiri. Lagunya semacem satu kesatuan yang klop dan nyatu banget kalau lo dengar dari awal track sampai track terakhir. Bener-bener eargasm banget.

NO IT’S NOT EARGASM. IT’S TAENGGASM!

Semua lagu di album ini gue suka. Tapi selain ‘Fine’, obviously, yang paling gue suka adalah ‘When I Was Young’. Percaya nggak percaya beberapa hari yang lalu gue dengerin lagu ini sambil pulang naik TransJakarta. Duduk di deket jendela dan nyenderin kepala ke kaca lalu lagu ini mengalun mesra dari headset gue. ANJIR BERASA GALAU ABIS KAYAK UDAH GAK ADA HARAPAN HIDUP.

Untung TransJakarta-nya rame. Kalau sepi mungkin gue udah menari-nari kayak di film ‘La La Land’. Berdansa sama kondektur bus-nya. Gue masih merinding setiap dengerin refrain lagu ini.

Yang jelas satu lagu ke lagu yang lain sebenarnya nyambung dalam hal lirik. Gue nggak terlalu punya banyak waktu untuk membaca masing-masing liriknya. Tapi di lagu ‘Eraser’ gue yakin bahwa Taeyeon akhirnya sudah berubah dari ‘Not fine’ ke ‘Fine’ yang sebenarnya karena dia sudah berhasil menghapus bayang-bayang pria itu dari dalam hidupnya.

Well… karam sudah.

Lagu lain yang gue saranin untuk didengarkan lebih dari sekali sih ‘Time Lapse’ dan ‘Love In Color’. Dan personal favorite gue adalah ‘Eraser’ sama ‘Fire’. Jangan dengerin ‘I Got Love’ sambil tidur. Nanti lo mimpi menari bersama Nagini. Agak serem soalnya gue pernah.

Follow Me/KaosKakiBau in everywhere!
Watch my #vlog on YouTube: KaosKakiBauTV (#vron #vlognyaron)
Twitter: ronzzykevin
Facebook: fb.com/kaoskakibau
Instagram: ronzstagram
LIVE SETIAP SENIN JAM 8 MALAM 'GLOOMY MONDAY!'
Instagram lain: kaoskakibaudotcom
Line@: @kaoskakibau (di search pake @ jangan lupa)
Viewing all 341 articles
Browse latest View live